Disusun Oleh :
Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang maha Esa atas Rahmat
dan Kerunia-Nya yang telah dilimpahkan sehingga penulis dapat menyelesaikan
Proposal Penelitian yang berjudul “Pengaruh Pendidikan Kesehatan terhadap
Pengetahuan Siswa Remaja Putri tentang Disminore” yang merupakan salah satu
syarat Tugas Akhir. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan proposal
penelitian ini masih terdapat beberapa kekurangan, hal ini tidak lepas dari
terbatasnya pengetahuan dan wawasan yang penulis miliki. Oleh karena itu,
penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang konstruktif untuk
perbaikan di masa yang akan datang, karena manusia yang mau maju adalah orang
yang mau menerima kritikan dan belajar dari suatu kesalahan.
Akhir kata dengan penuh harapan penulis berharap semoga makalah yang
berjudul “Pengaruh Pendidikan Kesehatan terhadap Pengetahuan Siswa Remaja
Putri tentang Disminore” mendapat ridho dari Allah SWT, dan dapat bermanfaat
bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya. Aamiin.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang..............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................5
1.3 Tujuan Penelitian..........................................................................................5
1.4 Manfaat Penelitian........................................................................................6
1.5 Ruang Lingkup Penelitian.............................................................................7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................8
2.1 Pendidikan Kesehatan...................................................................................8
2.2 Pengetahuan..............................................................................................15
2.3 Dismenorea...................................................................................................24
BAB III METODOLOGI PENELITIAN..............................................................34
3.1 Jenis Penelitian ............................................................................................34
3.2 Variable Penelitian.......................................................................................34
3.3 Populasi dan Sample ...................................................................................35
3.5 Lokasi dan Waktu Penelitian........................................................................36
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................39
A. HASIL.........................................................................................................37
B. PEMBAHASAN.........................................................................................38
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................iii
3
BAB I
PENDAHULUAN
Masa ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak-kanak yang
dan budaya masa remaja dimulai pada usia 10-13 tahun dan berakhir pada usia
mandiri.
Pada masa ini remaja pasti akan mengalami suatu keadaan yang
dinamakan menstruasi. Menstruasi atau datang bulan merupakan salah satu ciri
(berakhirnya masa menstruasi) (Pieter dkk. 2011 dalam Yuniyanti dkk. 2014).
Salah satu masalah yang sering dihadapi oleh remaja adalah dismenorea.
4
Berdasarkan data dari berbagai negara, angka kejadian dismenorea di
dunia cukup tinggi. Rata-rata lebih dari 50% perempuan di setiap negara
pada nyeri haid dan itu adalah umum di kalangan remaja dan wanita muda.
Insiden ini dilaporkan berkisar antara 40 sampai 80% di berbagai negara termasuk
seperti yang direkomendasikan oleh WHO, karena adanya konflik antara nilai
tahun yang melahirkan pada tahun 2002- 2007 mencapai 52 per 1000 orang, dan
sejak April hingga Juni 2011, jumlah kasus Acquired Immune Deficiency
5
kabupaten/kota di 19 propinsi, 4 Kota Semarang sendiri menjadi kota dengan
jumlah penderita HIV/AIDS terbanyak di seluruh Jawa Tengah selama lima tahun
kegiatan atau aktivitas apapun. Angka kejadian disminorea 64,25% terdiri dari
mengalami dismenorea mengalami keluhan seperti kram, sakit, dan tidak dapat
Banyak remaja yang beranggapan, nyeri haid merupakan hal yang sangat
wajar dan dapat terjadi pada perempuan yang mengalami mentruasi khususnya
pada remaja putri, namun tidak sedikit remaja yang mengalami nyeri yang
berkepanjangan dan terus menerus hingga mengalami rasa sakit bahkan tidak
dapat melakukan aktifitas selama menstruasi karena rasa nyeri yang tidak
yang tidak nyaman pada remaja yang menstruasi seperti, cepat tersinggung,
6
suasana hati yang buruk, mudah marah dan lain–lain. Kurangnya pengetahuan
turut menjadi faktor penyebab remaja putri mengalami derajat desmenorea berat.
media elektronik seperti internet. Jarang remaja putri yang pergi ke petugas
sekolah. Oleh karena itu remaja putri sering meminta izin pada saat jam pelejaran
untuk beristirahat ke ruang unit kesehatan sekolah bahkan ada yang minta izin
dari tenaga kesehatan mengenai cara penanganan dismenore dengan baik agar
dismenorea ”
7
Untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan terhadap
dismenore pada remaja wanita dan sebagai bahan informasi untuk upaya
8
dismenorea pada remaja dan sebagai bahan bacaan di pustakaan.
3. Bagi Perawat
4. Bagi Peneliti
Ruang lingkup bisa diartikan secara lebih khusus pada materi atau hal
tertentu. Dalam sebuah penelitian ruang lingkup bisa berarti pembatasan
variable yang digunakan, berapa banyak subjek yang akan diteliti, luas
lokasi penelitian, materi yang dikaji, dan sebagainya.pada judul “Pengaruh
Pendidikan Kesehatan terhadap Pengetahuan Siswa Remaja Putri tentang
Disminore” . Jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan
atau desain Quasi Eksperimen, dan variable dependen pengetahuan Remaja
Putri dan variable independent yaitu pendidikan kesehatan . Dengan jumlah
populasi 30 responden.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
10
kesehatan merupakan suatu bentuk intervensi keperawatan yang
mandiri untuk membantu klien baik individu, kelompok, maupun
masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatannya melalui kegiatan
pembelajaran, yang didalamnya perawat berperan sebagai perawat
pendidik (Suliha, 2012).
11
meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pemeliharaan dan
peningkatan kesehatan bagi dirinya sendiri, keluarganya, maupun
masyarakatnya. Disamping itu dalam konteks promosi kesehatan
juga memberikan pegertian tentang tradisi kepercayaan masyarakat
dan sebagainya, baik yang merugikan maupun yang
menguntungkan kesehatan. Bentuk promosi ini dilakukan dengan
penyuluhan, pameran, iklan layanan kesehatan, dan sebagainya.
2. Promosi kesehatan dalam faktor-faktor enabling (penguat) Bentuk
promosi kesehatan dilakukan agar dapat memberdayakan
masyarakat dan mampu mengadakan sarana dan prasarana
kesehatan dengan cara bantuan teknik, memberikan arahan, dan
cara-cara mencari dana untuk pengadaan sarana dan prasarana.
3. Promosi kesehatan dalam faktor reinforcing (pemungkin) promosi
kesehatan ini ditujukan untuk mengadakan pelatihan bagi tokoh
agama, tokoh masyarakat, dan petugas kesehatan sendiri dengan
tujuan agar sikap dan perilaku petugas dapat menjadi teladan,
contoh atau acuan bagi masyarakat tentang hidup sehat.
12
promosi kesehatan. Berdasarkan sasarannya, metode dan teknik
pendidikan kesehatan dibagi menjadi 3 yaitu:
13
2) Metode dan teknik pendidikan kesehatan untuk kelompok
besar, misalnya metode ceramah yang diikuti atau tanpa diikuti
dengan tanya jawab, seminar, loka karya, dan sebagainya.
Untuk memperkuat metode ini perlu dibantu pula dengan alat
bantu misalnya, overhead projector, slide projector, film, sound
system, dan sebagainya.
3. Metode pendidikan kesehatan massa, apabila sasaran pendidikan
kesehatan misal atau publik, maka metode-metode dan teknik
pendidikan kesehatan tersebut tidak akan efektif, karena itu harus
digunakan metode pendidikan kesehatan massa. Metode dan teknik
pendidikan kesehatan untuk massa yang sering digunakan adalah:
1) Ceramah umum, misalnya dilapangan terbuka dan
tempattempat umum
2) Penggunaan media massa elektronik, seperti radio dan televise.
Penyampaian pesan melalui radio atau TV ini dapat dirancang
dengan berbagai bentuk, misalnya talk show, dialog interaktif,
simulasi, dan sebagainya.
3) Penggunaan media cetak, seperti koran, majalah, buku, leaflet,
selebaran poster, dan sebagainya. Bentuk sajian 17 dalam
media cetak ini juga bermacam-macam, antara lain artikel
tanya jawab, komik, dan sebagainya.
4) Penggunaan media di luar ruang, misalnya billboard, spanduk,
umbul-umbul, dan sebagainya.
2.1.5.1 Pengertian
14
Metode ceramah ini hanya mengandalkan indera pendengaran sebagai
alat belajar yang paling dominan. Dengan kata lain metode ini adalah
sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan
pengetahuan secara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya
mengikuti secara pasif (Hisyam, 2012). Dalam metode ini, yang perlu
diperhatikan adalah, hendaknya ceramah yang diberikan mudah
dimengerti oleh siswanya, mudah diterima serta mampu menstimulasi
pendengar (peserta didik) untuk melakukan hal-hal yang baik dan
benar dari isi ceramah yang diberikan tadi (Hisyam, 2012).
15
Menurut Abdul Majid (2012) metode ceramah
digunakan berdasarkan pertimbangan:
16
yang bersifat kritis karena guru / pemateri dianggap selalu
benar.
3. Siswa akan lebih bosan dan merasa mengantuk, karena
dalam metode ini, hanya guru / pemateri yang aktif dalam
proses belajar mengajar, sedangkan para peserta didik
hanya duduk diam mendengarkan penjelasan yang telah
diberikan oleh guru / pemateri.
2.2 Pengetahuan
17
terjadi setelah orang melakukan penginderaan sebuah objek
tertentu (Suliha, 2012).
18
5. Adoption, sunjek telah berprilaku baru sesuai dengan
pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.
(Notoatmodjo, 2018)
19
organisasi tersebut
5. Sintesis (Synthesis) /C5
Kemampuan menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu
bentuk keseluruhan yang baruuntuk menyusun suatu
formulasiformulasi.
6. Evaluasi (Evaluation) /C6
Kemampuan melakukan justifikasi atau penilaian terhadap
suatu objek atau materi. Penilaian-penilaian ini berdasarkan
pada suatu criteria yang ditentukan sendiri atau criteria-
kriteria yang telah ada.
2.2.3 Pengukuran Pengetahuan
20
Menurut skinner seperti yang dikutip notoatmodjo bila
seseorang dapat menjawab pertanyaa-pertanyaan mengenai
suatu bidang tertentu dengan lancar, baik lisan maupun
tulisan maka dia dikatakan menguasai bidang tersebut.
Penafsiran hasil penelitian dapat dipergunakan dan
pendekatan penilaian acuan patokan dan pendekatan
penilaian acuan norma,yaitu :
1. Penilaian acuan patokan
Merupakan proses penilaian yang membandingkan
perolehan nilai,skor dengan suatu ukuran atau kriteria
tertentu yang ditetapkan sebelum proses penilaian
berlangsung.
2. Penilaian acuan norma
Merupakan pendekatan yang membandingkan hasil
yang dicapai kelompoknya dengan cara membandingkan
hasil yang didapat dengan hasil responden lainnya.
2.2.4 Cara memperoleh pengetahuan
21
otoritas pimpinan agama, mapun ahli
pengetahuan.
3) Berdasarkan pengalaman pribadi
22
fasilitas-fasilitas atau saransaran kesehatan, mislanya
puskesmas, obat-obatan, alat-alat kontrasepsi, jamban dan
sebagainya.
1. Pendidikan
Pendidikan adalah proses perubahan sikap dan perilaku
seseorang atau kelompok dan merupakan usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan
pelatihan.
2. Informasi/ Media Massa
Informasi adalah suatu teknik untuk mengumpulkan,
menyiapkan, menyimpan, memanipulasi, mengumumkan,
menganalisis dan menyebarkan informasi dengan tujuan
tertentu. Informasi diperoleh dari pendidikan formal
maupun nonformal dapat memberikan pengaruh jangka
pendek sehingga menghasilkan perubahan dan peningkatan
pengetahuan. pengetahuan seseorang jika sering
mendapatkan informasi tentang suatu pembelajaran maka
akan menambah pengetahuan dan wawasannya, sedangkan
seseorang yang tidak sering menerima informasi tidak akan
23
menambah pengetahuan dan wawasannya.
3. Sosial, Budaya dan Ekonomi Tradisi atau budaya seseorang
yang dilakukan tanpa penalaran apakah yang dilakukan
baik atau buruk akan menambah pengetahuannya walaupun
tidak melakukan. Status ekonomi juga akan menentukan
tersedianya fasilitas yang dibutuhkan untuk kegiatan
tertentu sehingga status ekonomi akan mempengaruhi
pengetahuan seseorang. Seseorang yang mempunyai sosial
budaya yang baik maka pengetahuannya akan baik tapi jika
sosial budayanya kurang baik maka pengetahuannya akan
kurang baik.
4. Lingkungan
5. Pengalaman
24
dijadikan sebagai pengetahuan apabila medapatkan
masalah yang sama.
6. Usia
Semakin bertambahnya usia maka akan semakin
berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya sehingga
pengetahuan yang diperoleh juga akan semakin membaik
dan bertambah.
2.2.7 Tingkat Pengeta huan
25
menganalisis, mensintesis dan mengevaluasi. Tingkat
pengetahuan dikatakan kurang apabila seseorang
mempunyai <56% pengetahuan.
2.3 Dismenorea
2.3.1 Definisi Menstruasi
26
Dismenore atau nyeri haid merupakan suatu rasa tidak
enak di perut bawah sebelum dan selama menstruasi dan sering
kali disertai mual (Sastrawinata,2008). Dismenore adalah nyeri
haid yang sedemikian hebatnya sehingga memaksa penderita
untuk istirahat dan meninggalkan pekerjaan atau cara hidupnya
sehari-hari, untuk beberapa jam atau beberapa hari
(Simanjuntak,2008). Nyeri ini berlangsung selama satu sampai
beberapa hari selama menstruasi. Dismenore merupakan nyeri
menstruasi yang dikarakteristikan sebagai nyeri singkat
sebelum awitan atau selama menstruasi yang merupakan
permasalahan ginekologikal utama yang sering dikeluhkan
wanita (Lowdermik et al, 2011)
1. Nyeri spasmodic
2. Nyeri kongestif
Penderita dismenorea kongestif biasanya akan
mengetahui sejak berhari-hari sebelumnya bahwa masa
27
haidnya akan segera datang. Mereka biasanya akan
mengalami pegal pada paha, payudara terasa sakit, sakit
punggung, sakit kepala, mudah lelah, mudah tersinggung.
Gejala tersebut akan berlangsung 2 atau 3 hari. Perempuan
yang menderita dismenorea kongestif akan merasa lebih
baik setelah hari pertama haid.
Sarwono (2011) menjelaskan bahwa nyeri haid dapat
dibagi menjadi dua yaitu:
1. Dismenorea Primer
2. Dismenorea Sekunder
28
Menurut Astarto, et all (2011) penyebab pasti dari
dismenorea belum diketahui, pada dismenorea primer nyeri 12
timbul akibat tingginya kadar prostaglandin. Sedangkan pada
dismenorea sekunder diduga penyebab terbanyak karena
endometriosis. Menurut Andriani (2015) faktor- faktor risiko
dari dismenorea primer yaitu :
29
4. Wanita yang belum menikah
Wanita yang sudah menikah mempunyai resiko lebih
kecil untuk mengalami nyeri saat menstruasi, karena
keberadaan sperma suami dalam organ reproduksi yang
memiliki manfaat alami untuk mengurangi produksi
prostaglandin atau zat seperti hormon yang menyebabkan
otot rahim berkontraksi dan merangsang nyeri saat
menstruasi. Selain itu pada saat wanita melakukan
hubungan seksual otot rahim mengalami kontraksi yang
mengakibatkan leher rahim menjadi lebar (Novia, 2008).
2.3.5 Tanda dan gejala dismenorea
1. Dismenorea Primer
Menurut Sari (2012) gejala dismenorea primer adalah
nyeri berupa kram dan tengang pada perut bagian bawah,
nyeri pinggang, pegal-pegal pada paha, Pada sebagian
orang dapat disertai mual, muntah, nyeri kepala, dan diare.
2. Dismenorea Sekunder
Menurut Sari (2012) gejala dismenorea sekunder adalah
darah yang keluar dalam jumlah yang banyak, nyeri saat
berhubungan seksual, nyeri pada perut bagian bawah yang
muncul di luar waktu terjadinya menstruasi, nyeri tekan
pada panggul, teraba adanya benjolan pada rahim atau
rongga panggul.
2.3.6 Patofisiologi Dismenorea
30
dismenorea memiliki tekanan intrauteri yang lebih tinggi dan
memiliki kadar prostaglandin yang lebih banyak dalam darah
(menstruasi) dibandingkan wanita yang tidak mengalami nyeri.
Akibat peningkatan aktivitas uterus yang abnormal, aliran
darah menjadi berkurang sehingga terjadi hipoksia uterus yang
menyebabkan timbulnya nyeri. Mekanisme nyeri lainnya dapat
disebabkan oleh prostaglandin dan hormon lain yang membuat
saraf sensori nyeri di uterus menjadi hipersensitif terhadap
kerja bradikinin serta stimulus nyeri fisik dan kimiawi lainnya
(Reeder, 2013).
31
patogenesis dismenorea sekunder adalah endometriosis, pelvic
inflammatory disease, kista dan tumor ovarium, adenomiosis,
fibroid, polip uteri, adanya kelainan kongenital (Karim,2013).
32
mengganggu aktivitas dan masih bisa
berkonsentrasi saat belajar)
4-6 : nyeri sedang (terasa kram pada perut bagian
bawah, nyeri menyebar ke pinggang, tidak nafsu
makan, mengganggu aktivitas dan sulit
berkonsentrasi saat belajar)
7-9 : nyeri berat (terasa kram pada perut bagian
bawah, nyeri menyebar ke pinggang,paha, atau
punggung, tidak nafsu makan, mual, badan
lemas, tidak kuat beraktivitas)
10 : nyeri sangat berat (terasa kram pada perut
bagian bawah yang sangat berat, nyeri
menyebar ke pinggang, kaki, punggung, tidak
nafsu makan, mual, muntah, sakit kepala, lemas,
tidak dapat berdiri atau bangun dari tempat
tidur, tidak dapat beraktivitas, terkadang sampai
pingsan).
2.3.8 Pencegahan Dismenorea
a. Menghindari stres
b. Pola makan yang teratur
c. Hindari makanan yang pedas saat menjelang menstruasi
d. Istirahat yang cukup
e. Lakukan olahraga ringan secara teratur
2.3.9 Penatalaksanaan Dismenorea
33
Menurut Herri (2011) penatalaksanaan untuk
dismenorea adalah sebagai berikut :
a. Keperawatan
a) Kompres menggunakan botol berisi air hangat pada
bagian yang terasa kram
penelitian yang dilakukan oleh Mitha (2015)
menyatakan bahwa kompres hangat dapat menurunkan
nyeri haid (dismenorea) yang dirasakan.
b) Minum banyak air, hindari konsumsi garam dan
minuman yang berkafein untuk mencegah
pembengkakan dan retensi air
c) Olahraga secara teratur bermanfaat untuk mengurangi
dismenorea karena akan memicu keluarnya hormon
endorfin sebagai pembunuh alamiah untuk rasa nyeri
penelitian yang dilakukan oleh Istiqomah
(2009) menyatakan bahwa olahraga secara teratur
seperti jogging, senam dapat mengatasi dan
mengurangi dismenorea.
penelitian yang dilakukan oleh Salbiah (2012)
menyatakan bahwa latihan abdominal stretching dapat
mengurangi ketegangan otot (kram) dan dapat
mengurangi nyerir haid (dismenorea).
d) Konsumsi makanan yang kaya akan zat besi, kalsium,
dan vitamin B kompleks
e) Istirahat dan relaksasi dapat membantu meredakan
nyeri
34
Penelitian yang dilakukan oleh Itamegawati
(2012) menyatakan bahwa relaksasi dengan
aromaterapi dapat mengurangi intensitas dismenorea.
35
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
36
Menurut Sugiyono (2018) variabel dependen adalah variabel yang
pengetahuan Remaja .
3.3.1 Populasi
3.3.2 Sample
Dalam penelitian ini adalah semua siswi kelas 12 SMAN 6 Cimahi yang
37
3.5 Lokasi dan waktu Penelitian
38
BAB IV
4.1 Hasil
Berdasarkan pengambilan data yang dilaksanakan di SMAN 6 Cimahi,
data yang dikumpulkan berjumlah 135 responden. Hasil penelitiannya yaitu
sebagai berikut :
39
4.2 Pembahsan
Dari hasil penelitian dapat dilihat peningkatan nilai minimum sebelum
diberi pendidikan kesehatan dan setelah diberi pendidikan kesehatan yakni
dari 3 meningkat menjadi 6. Hasil uji statistik dengan menggunakan uji
wilcoxon menghasilkan nilai significancy 0,000 (p value< 0,05) maka dapat
disimpulkan terdapat perbedaan pengetahuan yang bermakna antara sebelum
dan sesudah dilakukan pendidikan kesehatan. Pengetahuan (knowledge)
adalah suatu proses dengan menggunakan pancaindra yang dilakukan
seseorang terhadap objek tertentu dapat menghasilkan pengetahuan dan
keterampilan.7 Pendidikan kesehatan tentang dismenorea pada hakikatnya
adalah usaha menyampaikan pesan kesehatan kepada mahasiswi dengan
harapan bahwa dengan adanya pesan tersebut mahasiswi dapat memperoleh
pengetahuan tentang dismenorea yang lebih baik dan mempunyai kesiapan
dalam menghadapi dismenorea. Salah satu strategi untuk memperoleh
perubahan pengetahuan adalah dengan pemberian informasi untuk
meningkatkan pengetahuan sehingga menimbulkan kesadaran yang pada
akhirnya orang itu Pengetahuan Mean SD Median Min Max Pretest 6,19 1,21
6 3 9 Postest 7,59 0,74 8 6.
40
DAFTAR PUSTAKA
41