Anda di halaman 1dari 17

PERLINDUNGAN

HUKUM

HUKUM ADMINISTRASI
NEGARA - 12
HAK DAN KEWAJIBAN KEMAMPUAN (BEKWAAM) dan
SUBJEK HUKUM KEWENANGAN (BEVOEGHEID) →→
ADMINISTRASI HUBUNGAN HUKUM (RECHTSBETREKKING)
NEGARA ------------------------------perlindungan hukum------------------------------------
SUBJEK HUKUM Sebagai wakil dari badan hukum publik,( tindakannya diatur dan
tunduk pada ketentuan hukum keperdataan).
Manusia (natuurlijk sebagai pejabat dari jabatan pemerintahan (tindakan itu diatur dan
persoon) tunduk pada ketentuan hukum administrasi negara).
Baik tindakan hukum Keperdataan maupun publik dari pemerintah
Badan Hukum dapat menjadi peluang munculnya perbuatan yang bertentangan
(Rechtpersoon) dengan hukum yang melanggar hak-hak warga negara. oleh karena itu
hukum harus memberikan perlindungan hukum bagi warga negara.
Pejabat Secara umum ada tiga macam perbuatan pemerintahan yang dapat
memungkinkan lahirnya kerugian bagi masyarakat dan atau bagi
(ambstdrager) seseorang atau badan hukum perdata yaitu:
JENIS TINDAKAN PEMERINTAH
 Melakukan Perbuatan Materiil / Faktual (Meteriil Daad): tindakan
pemerintah berupa perbuatan materiil. Cirinya adalah perbuatan
tersebut Tampak dan nyata atau bisa dikatakan dapat dilihatsecara
kasat mata, contoh perbaikan jalan, pemotongan pohon, pembuatan
TERJADI DALAM BIDANG
gorong-gorong dan pembangunan jembatan
PERDATA, TUNDUK DAN DIATUR
 Mengeluarkan Peraturan (regelling): tidakan pemerintah yang bersifat BERDASAR HUKUM PERDATA
mengatur dan bersifat umum. Cirinya adalah perbuatan ini merupakan
suatu keputusan yang mengatur dan ditujukan untuk umum, contohnya
adalah mengeluarkan peraturan-peraturan yang bersifat umum
TERJADI DALAM BIDANG
 Mengeluarkan Keputusan (Beschikking): tindakan pemerintah yang PUBLIK, TUNDUK DAN DIATUR
bersifat konkret, individual dan final. Cirinya adalah perbuatan ini BERDASAR HUKUM PUBLIK
merupakan suatu keputusan yang ditujukan kepada pihak-pihak
tertentu, contoh izin mendirikan bangunan dan surat keputusan
pemecatan pegawai negeri sipil.
“KEMUNGKINAN UNTUK MEMBERIKAN PERLINDUNGAN
HUKUM ADALAH PENTING KETIKA PEMERINTAH
BERMAKSUD UNTUK MELAKUKAN ATAU TIDAK MELAKUKAN
TINDAKAN TERTENTU PADA SESUATU, YANG OLEH KARENA
TINDAKAN ATAU KELALAIANNYA ITU MELANGGAR {HAK}
ORANG-ORANG ATAU KELOMPOK TERTENTU”
F.H. VAN DER BURG
PENGUASA DAPAT DIANGGAP MELAKUKAN PERBUATAN
MELAWAN HUKUM KARENA MELANGGAR HAK SUBJEKTIF
ORANG LAIN, APABILA:
1. PENGUASA MELAKUKAN PERBUATAN YANG BERSUMBER
PADA HUBUNGAN HUKUM PERDATA SERTA MELANGGAR
KETENTUAN DALAM HUKUM TERSEBUT
2. PENGUASA MELAKUKAN PERBAUATAN YANG BERSUMBER
PADA HUKUM PUBLIC SERTA MELANGGAR KETENTUAN KAIDAH
HUKUM TERSEBUT
MUSCHAN, SYSTEM PENGAWASAN TERHADAP PERBUATAN APPARAT PEMERINTAH DAN PERADILAN TATA USAHA
NEGARA DI INDONESIA.
PERLINDUNGAN HUKUM
DALAM BIDANG
PERDATA
PERSOALAN MENGGUGAT PEMERINTAH DI MUKA HAKIM TIDAK DAPAT DISAMAKAN DENGAN MENGGUGAT RAKYAT
BIASA, SEHINGGA DIANGGAP SEBAGAI SALAH DATU BAGIAN YANG SULIT DARI ILMU HUKUM PERDATA DAN HAN.
1) Konsep negara sebagai lembaga kekuasaan dikaitkan dengan konsep
hukumsebagai keputusan kehendak yang diwujudkan oleh kekuasaan,
menyatakan bahwa tidak ada tanggung gugat negara
2) Konsep yang membedakan negara sebagai penguasa dan Negara sebagai
fiscus.Sebagai penguasa, negara tidak dapat digugat dan sebaliknya sebagai
KRANENBUG fiscus Negara dapat digugat
3) Konsep yang mengetengahkan kriteria sifat hak, yakni apakah suatu
7 Konsep hakdilindungi oleh hukum publik ataukah hukum perdata
4) Konsep yang mengetengahkan kriteria kepentingan hukum yang dilanggar
Negara di 5) Konsep yang mendasarkan pada perbuatan melawan hukum sebagai dasar

Muka Hakim untukmenggugat Negara.


6) Konsep yang memisahkan fungsi dan pelaksanaan
Perdata 7) Konsep yang mengetengahkan suatu asumsi dasar bahwa negara dan alat-
alatnya berkewajiban dalam tindak-tanduknya, apapun aspeknya (hukum
publik atauhukum perdata) memperhatikan tingkah laku menusiawi yang
normala
PASAL 1365 KUHPERDATA, YANG BERBUNYI: “
TIAP PERBUATANMELANGGAR HUKUM, YANG
MEMBAWA KERUGIAN KEPADA ORANG LAIN,
MEWAJIBKAN ORANG YANGKARENA SALAHNYA
MENERBITKAN KERUGIAN ITU, MENGGANTI
KERUGIAN TERSEBUT
.

PERBUATAN MELANGGAR HUKUM BW


YURISPRUDENSI MA

 Perkara Kasum (Putusan No. 66K/Sip/1952)→ perbuatan melawan hukum terjadi apabila ada
perbuatan sewenang-wenang dari pemerintah atau merupakan Tindakan yang tiada cukup anasir
kepentingan umum.
 Perkara Josopando (Putusan No. 838K/Sip/1970)→ Kriteria onrechmatife overheidsdaad adalah
undang-undang dan peraturan formal yang berlaku, kepatutan dalam masyarakat yang harus
dipatuhi oleh penguasa, dan perbuatan kebikalan dari pemerintah tidak termasuk kompetensi
pengadilan.
 Putusan MA ini menjelaskan kriteria perbuatan melawan hukum oleh penguasa adalah: a)
perbuatan penguasa itu melanggar UU dan peraturan formal yang berlaku, b) perbuatan
penguasa melanggar kepentingan dalam masyarakat yang seharusnya dipatuhi.
KEPUTUSAN SEBAGAI INSTRUMEN HUKUM PEMERINTAH DALAM
MELAKUKAN TINDAKAN HUKUM SEPIHAK, DAPAT MENJADI PENYEBAB
TERJADINYA PELANGGARAN HUKUM TERHADAP WARGA NEGARA.
DALAM RANGKA PERLINDUNGAN HUKUM, KEBERADAAN ASAS-ASAS
UMUM PEMERINTAHAN YANG BAIK MEMILIKI PERANAN PENTING
SEHUBUNGAN DENGAN ADANYA LANGKAH MUNDUR
PEMBUATUNDANG-UNDANG, YANG MEMBERIKAN KEWENANGAN
KEPADA PEMERINTAH UNTUK MEMBUAT PERATURAN PEUNDANG-
UNDANGAN, DAN ADANYA FREIE ERMESSEN PADA PEMERINTAH.

PERLINDUNGAN HUKUM DALAM BIDANG


PUBLIK
ALASAN WARGA NEGARA HARUS MENDAPAT PERLINDUNGANHUKUM
DARI TINDAKAN PEMERINTAH

 Karena dalam berbagai hal warga negara dan badan hukum perdata tergantung pada keputusan-
keputusan pemerintah, seperti kebutuhan terhadap izin yang diperlukan untuk usaha
perdagangan, perusahaan atau pertambangan. Karena itu warga negara dan badan hukum
perdata perlu mendapat perlindungan hukum.
 Hubungan antara pemerintah dan warga negara tidak berjalan dalam posisisejajar, dan warga
negara berada di pihak lemah dalam hal ini.
 Berbagai perselisihan warga negara dengan pemerintah berkenan dengankeputusan, sebagai
instrumen pemerintah yang bersifat sepihak dalammenentukan intervensi terhadap kehidupan
warga negara
PERLINDUN  Perlindungan hukum Preventif yaitu memberikan rakyat
kesempatan untuk mengajukan keberatan atau
GAN HUKUM pendapatnya sebelum suatu keputusan pemerintah

DALAM
mendapat bentuk yang defintif. (bersifat mencegah
terjadinya sengketa)

BIDANG  Perlindungan hukum Represif, bertujuan untuk


menyelesaikan sengketa. Prinsip perlindungan hukum
PUBLIK terhadap tindakan pemerintah ini bertumpu dan
bersumber dari konsep tentang pengakuan dan
perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia dan
pengakuan dari negara tersebut.
1. Preventif

2. Represif
PERLINDUNGAN
 Pasal 5 ayat (2) Tap MPR No. III/MPR/2000 tentang Sumber
HUKUM Hukum dan Tata Urutan Peraturan Perundang-undangan, yang
PERATURAN menegaskan bahwa “Mahkamah Agung berwenang menguji
peraturan perundang-undangan di bawah undang-undang”.
PERUNDANG-
UNDANGAN  Terdapat pula dalam Pasal 26 UU No. 14 Tahun 1970 yang telah
diubah dengan UU No. 35 Tahun 1999 tentang Ketentuan-
Ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman, yang berbunyi,

HAK UJI “Mahkamah Agung berwenang untuk menyatakan tidak sah semua
peraturan perundang-undangan dari tingkat yang lebih rendah dari
undang-undang atas alasan bertetangan dengan peraturan
MATERIIL perundang-undangan yang lebih tinggi.”
 Pasal 31 ayat (1) UU No. 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah
Agung. Dalam rangka perlindungan hukum, terdapat tolok ukur
OLEH untuk menguji secara materiil suatu peraturan perundang-
undangan yaitu bertentangan atau tidak dengan peraturan yang

MAHKAMAH lebih tinggi dan bertentangan atau tidak dengan kepentingan


umum.

AGUNG
PERLINDUNGAN
 Khusus mengenai peraturan perundang-undangan tingkat
HUKUM
daerah, pembatalan sering diartikandalam pembatalan secara
PERATURAN spontan, yakni pembatalan atas dasar inisiatif dari organ
PERUNDANG- yang berwenang menyatakan pembatalan, tanpa melalui
UNDANGAN proses peradilan.
 UU Perda 23/2014 → Pasal 251

PERATU Pasal 251 (1) Perda Provinsi dan peraturan gubernur yang
bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang lebih tinggi, kepentingan umum, dan/atau

RAN
kesusilaan dibatalkan oleh Menteri.
(2) Perda Kabupaten/Kota dan peraturan bupati/wali kota yang
bertentangan dengan ketentuan peraturan

DAERAH
perundangundangan yang lebih tinggi, kepentingan umum,
dan/atau kesusilaan dibatalkan oleh gubernur sebagai wakil
Pemerintah Pusat. Putusan Nomor 137/PUU-XIII/2015
Baca putusan
https://www.mkri.id/public/con
tent/persidangan/putusan/137
_PUU-XIII_2015.pdf. Manakah
opini yang tepat menurut
saudara, sesuai amar putusan
THANK YOU!
atau dissenting opinion dari
beberapa hakim?

Anda mungkin juga menyukai