Anda di halaman 1dari 29

Criminal LAW 2021

Meeting 1
EKA NANDA RAVIZKI, S.H., LL.M

1
Study Contract
NO MINGGU DAN DOSEN MATERI
TANGGAL
1 Minggu I Eka Nanda Ravizky, SH.,LLM Kontrak Perkuliahan

30 Agst – 3 Sept 2021 Pengertian hukum pidana;

sifat, maksud dan tujuan, hukum pidana;

hubungan ilmu lain di luar hukum pidana dengan hukum pidana;

jenis-jenis hukum pidana

2 Minggu II M. Tholib, S.H., M.H. Asal muasal / Sejarah KUHP;

6 Sept – 10 Sept 2021   Riwayat KUHP dari masa ke Masa;

Sistematika KUHP
3 Minggu III Yana Indawati, SH.,M.Kn pengertian “asas-asas yang ada dalam hukum pidana

13 Sept – 17 Sept 2021 asas legalitas dan perkembangannya

asas-asas berlakunya hukum pidana

tempus delictie dan locus delictie


4 Minggu IV Maria Novita Apriyani, S.H., M.H. pengertian tindak pidana

20 Sept – 24 Sept 2021   menjelaskan unsur-unsur tindak pidana

jenis-jenis tindak pidana


5 Minggu V Dr. Hervina Puspitosari, S.H., M.H. pengertian dan fungsi hakekat sanksi pidana,

27 Sept – 01 Okt 2021   Tujuan Pemidanaa

jenis-jenis sanksi pidana


6 Minggu VI M. Arief Syahroni, SH.,MH pengertian melawan hukum

4 Okt – 8 Okt 2021 beberapa tentang sifat melawan

hakekat dan sifat melawan hukum sebagai unsur dalam tindak pidana

7 Minggu VII Eka Nanda Ravizky, SH.,LLM ruang lingkup kesalahan;

11 Okt – 15 Okt 2021 pertanggungjawaban pidana

kemampuan bertanggungjawab;

kesengajaan dan kealpaan;

kausalitas dalam hukum pidana


8 Minggu VIII M. Tholib, S.H., M.H. alasan penghapus pidana dalam KUHP

  macam-macam alasan penghapus pidana yang terdapat dalam


KUHP

menganalisis kasus dari adanya alasan penghapus pidana


tersebut

9 Minggu IX Yana Indawati, SH.,M.Kn pengertian dan jenis percobaan dan unsur-unsurnya dalam KUHP

  menjelaskan kasus-kasus pidana percobaan dalam beberapa

putusan pengadilan

10 Minggu X Maria Novita Apriyani, S.H., M.H. pengertian penyertaan dan perbantuan dalam KUHP;

    menganalisis kasus-kasus tindak pidana penyertaan dan


perbantuan

11 Minggu XI Dr. Hervina Puspitosari, S.H., M.H. pengertian concursus dan macam-macam concursus yang ada
dalam KUHP
   
menganalisis kasus-kasus tindak pidana yang ada kaitannya
dengan concursus dan macam-macam concursus yang ada

12 Minggu XII M. Arief Syahroni, SH.,MH alasan penghapus Kewengan menuntut dan menjalankan pidana
yang ada dalam KUHP
 
membedakan masing-masing alasan penghapus kewenangan
untuk menuntut perkara pidana dalam KUHP.

  Minggu XIII Eka Nanda Ravizky, SH.,LLM Pengertian Recidive

13   Macam-macam Recidive

menghitung Sistem pemberatan pidana dalam recidive

14 Minggu XIV M. Tholib, S.H., M.H. pembaruan hukum pidana Indonesia

  konsep RUU KUHP dan perkembangannya


References
◦ KUHP, (a). Prof Moelyatno, S.H atau (b). Prof.R.Soesilo, S.H
◦ Asas-asas HK Pidana, Prof., Dr. Bambang Poernomo, S.H.
◦ Hukum Pidana Bagian 1, Prof. Satochid Kartanegara, S.H.
◦ Asas-asas Hukum Pidana di Indonesia, Prof, Dr Wiryono Prodjodikoro,
S.H
◦ Asas-asas Hukum Pidana Prof, Moelyatno, S.H.
◦ Hukum Pidana, Komentar atas Pasal-pasal terpenting dari KUHP Belanda
dan Padanannya dalam KUHP.
◦ Hukum Pidana Prof Dr D Schaffmeister, Prof, Dr N Keijzer, Mr E PH
Sutorius
◦ Hukum pidana (kodifikasi), Prof.,Dr. Bambang Peornomo, Aruan Sakidjo,
S.H, M.H
◦ Seri kuliah HK Pidana, Prof., Moelyatno, S.H.
◦ Teori-teori dan Kebiajakan Pidana, Prof., Dr. Muladi S.H., Prof.,Barda
Nawawi,S.H.
◦ Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana, Prof., Barda Nawawi,S.H.
◦ Hukum dan Hukum Pidana, Prof. Sudarto, S.H
◦ Hk Pidana dan Perkembangan Masyarakat, Prof. Sudarto,S.H
◦ Asas-asas HK Pidana Bagian Pertama, Prof., Andi Zaenal Abidin, S.H
◦ Rancangan KUHP
Chapter 1
Introduction
1. Criminal Law Science Tasks
2. Definition of Criminal Law
3. Target of Criminal Law
4. Character of Criminal Law
5. Fungsion of Criminal Law
6. Achievement/Goals of Criminal Law
1. Criminal Law Science Tasks

◦ Mempejari hukum pidana positif (ius constitutum) dan kaitaannya


dengan asas-asas yang menjadi dasar berlakunya hukum pidana.
◦ Zevenbergen menyatakan sifat Ilmu pengetahuan hukum pidana
dogmatis. Norma hukum Pidana hanya tersusun dalam beberapa
kata, oleh karena itu perlu dicari metode untuk menfsirankan
maksud dalam kata-kata supaya diketahui maksudnya.
◦ Ilmu hukum pidana tidak hanya bersifat dogmatis, hukum pidana
juga dikaitkan dengan kebutuhan masyarakat supaya tidak kaku
(hukum yang responsif). Hukum pidana juga mengakomodisai
perubahan masyarakat untuk perubahan norma hukum (ius
constituendum).
◦ Simons dan Van Hamel menyatakan, bahwa ilmu hukum pidana
tidak cukup apabila hanya bersifat dogmatis, hukum pidana
terkait dengan kebutuhan masyarakat untuk menanggulangi
kejahatan.
2. Definition Criminal Law
Prof. Mr. Dr. WIRJONO PRODJODIKORO
◦ PERATURAN HUKUM MENGENAI PIDANA
◦ PIDANA : HAL YANG DIPIDANAKAN >> HAL
YANG OLEH INSTANSI BERKUASA
DILIMPAHKAN KEPADA SEORANG OKNUM
YANG TIDAK ENAK DIRASAKANNYA DAN
JUGA HAL YANG TIDAK SEHARI-HARI
DILIMPAHKAN
Prof. Mr. MOELJATNO
◦ HUKUM PIDANA MERUPAKAN BAGIAN DARI
KESELURUHAN HUKUM YANG BERLAKU DI SUATU
NEGARA YANG MENGADAKAN DASAR-DASAR DAN
ATURAN-ATURAN HUKUM UNTUK
▫ MENENTUKAN PERBUATAN MANA YANG TIDAK BOLEH
DILAKUKAN/DILARANG DAN DAPAT DIKENAKAN ATAU
DIJATUHI PIDANA SEBAGAIMANA YANG TELAH
DIANCAMKAN
▫ MENENTUKAN KAPAN DAN DALAM HAL APA MEREKA
YANG TELAH MELANGGAR LARANGAN-LARANGAN ITU
DAPAT DIKENAKAN ATAU DIJATUHI PIDANA YANG TELAH
DIANCAMKAN
▫ MENENTUKAN DENGAN CARA BAGAIMANA PENGENAAN
PIDANA ITU DAPAT DILAKSANAKAN APABILA ADA
OPRANG YANG TELAH DISANGKA MENANGGAR
LARANGAN TERSEBUT
SAWER

◦ TIGA (TRIAS) MASALAH POKOK DALAM


HUKUM PIDANA :
▫ PERBUATAN YANG MEMENUHI SYARAT-
SYARAT TERTENTU
▫ ORANG YANG MELAKUKAN
PERBUATAN
▫ PIDANA
Prof. D. SIMONS

◦ KESELURUHAN LARANGAN ATAU PERINTAH YANG


OLEH NEGARA DIANCAM DENGAN NESTAPA
APABILA SUATU PIDANA APABILA TIDAK DITAATI
◦ KESELURUHAN PERATURAN YANG MENETAPKAN
SYARAT-SYARAT UNTUK MENJATUHKAN PIDANA,
DAN
◦ KESELURUHAN KETENTUAN YANG MEMBERIKAN
DASAR UNTUK PENJATUHAN PENERAPAN PIDANA
Prof. POMPE

◦ ATURAN HUKUM YANG MENENTUKAN


TERHADAP PERBUATAN-PERBUATAN APA
SEHARUSNYA DIJATUHI PIDANA DAN
APAKAN MACAMNYA PIDANA ITU
KESIMPULAN DARI BEBERAPA DEFINISI PARA AHLI

PIDANA ADALAH PENDERITAAN/NESTPA YANG


SENGAJA DIBEBANKAN KEPADA ORANG YANG
MELAKUKAN PERBUATAN YANG MEMENUHI
SYARAT-SYARAT TERTENTU/PERBUATAN YANG
DIANCAM PIDANA

14
Hukum pidana dapat dibagi:

◦ HUKUM PIDANA DALAM ARTI OBJEKTIF (IUS POENALE)


sejumlah peraturan yang mengandung larangan-larangan atau keharusan-keharusan
yang disertai ancaman-ancaman pidana terhadap orang yang melanggarnya

HKM PIDANA MATERIIL (HK Pidana In Abstracto): aturan


hk. yg mengatur ttg macam-macam perbuatan pidana &
IUS POENALE
sangksi pidananya

HKM PIDANA FORMIL (HK Pidana In Concreto) : aturan


hk. Yg mengatur ttg tata cara /prosedur penegakan hk.
pidana materiil

◦ HUKUM PIDANA DALAM ARTI SUBYEKTIF (IUS PUNIENDI)


Menyangkut tata cara/mengatur bagaimana negara dgn alat-alat kelengkapannya
melaksanakan haknya untuk mengenakan Pidana
 ATAS DASAR PADA SIAPA BERLAKUNYA
HUKUM PIDANA

 hukum pidana umum dan hukum pidana khusus


 Hukum Pidana Umum: memuat aturan hukum
pidana yang berlaku untuk semua Warga Negara
(subyek Hukum)
 Hukum Pidana Khusus: memuat aturan hukum
pidana yang berlaku bagi golongan
tertentu/berkenaan dgn jenis-jenis perbuatan
tertentu
ex: KUHPT yang berlaku khusus anggota TNI
 ATAS DASAR SUMBERNYA
 HUKUM PIDANA DIKODIFIKASI & HUKUM
PIDANA YANG TIDAK DIKODIFIKASI
 CODEX: pembukuan hukum undang-undang
secara lengkap oleh suatu negara
 BERDASARKAN TEMPAT BERLAKU

 HUKUM PIDANA UMUM (DIBENTUK OLEH


PEMBENTUK UNDANG-UNDANG PUSAT)

 HUKUM PIDANA LOKAL (DIBENTUK OLEH


PEMBENTUK UNDANG-UNDANG DAERAH)
 HUKUM PIDANA TERTULIS & HUKUM PIDANA
TIDAK TERTULIS (HUKUM ADAT)
 Tertulis: semua ketentuan hukum pidana yang
dirumuskan dalam UU, baik yang dikodifikasikan
maupun tidak
 Tidak tertulis (adat): diakui sepanjang
kenyataanya masih ada
*bertentangan dengan asas legalitas

 HUKUM PIDANA INTERNASIONAL DAN HUKUM


PIDANA NASIONAL
 Hukum pidana internasional: diberlakukan di
banyak negara berdasarkan konvensi
internasional
ex persetujuan London yang menjadi dasar
MAHKAMAH MILITER INTERNASIONAL
PERBEDAAN HUKUM PIDANA DENGAN
CABANG HUKUM LAINNYA

HUKUM PUBLIK HUKUM PRIVAT


 mengatur kepentingan perorangan

publik
 Kedudukan para pihak  sejajar
bersifat subordinair
 yg berhak
orang yg langsung
mempertahankan : alat berkepentingan
perlengkapan negara
PERBEDAAN HUKUM PIDANA
DENGAN KRIMINOLOGI
ILMU HUKUM PIDANA KRIMINOLOGI
 Obyek : hk pidana  Obyek : kejahatan sbg

positif yg berlaku pd suatu gejala masy, kejahatan yg


saat di suatu negara scr konkrit terjadi dlm
masy & orang yg
melakukan kejahatan
 Tujuan : para penegak  Tujuan : memahami

hukum dpt menerapkan sebab terjadinya


hk pidana scr adil & tepat kejahatan serta upaya
penanggulangan
SIFAT HK PIDANA

◦ Ultimum remedium : baru digunakan bila upaya hukum lain tdk


mampu / tdk mempan
◦ Mengiris daging sendiri / pedang bermata dua : hk pidana
bertujuan melindungi kepentingan hukum, tapi dalam
pelaksanaannya justru menyerang kepentingan hukum tersebut
◦ Accessoir : bergantung pd bidang hukum lain, tdk menetapkan
norma baru, hanya menguatkan norma dalam bidang hukum lain
dengan ancaman sangsi pidana
SASARAN HUKUM PIDANA

◦ WARGA MASYARAKAT
▫ DIHARAPKAN UNTUK BERTINDAK
SEPERTI APA YANG DIPANDANG PATUT
OLEH NORMA ITU ATAU SEBALIKNYA
◦ ALAT PERLENGKAPAN
MASYARAKAT/NEGARA
▫ NORMA HUKUM YANG BERBENTUK
PERATURAN HUKUM MENJADI
PEDOMAN ALAT PERLENGKAPAN
NEGARA
FUNGSI HUKUM PIDANA

◦ UMUM : MENGATUR HIDUP


KEMASYARAKATAN / KETERTIBAN DLM
MASYARAKAT
◦ KHUSUS : MELINDUNGI KEPENTINGAN HUKUM
TERHADAP PERBUATAN YANG
MEMPERKOSANYA DENGAN SANKSI YG BERUPA
PIDANA YG SIFATNYA LEBIH TAJAM BILA
DIBANDING SANKSI LAINNYA
◦ KEPENTINGAN HUKUM : NYAWA, KEHORMATAN,
KEMERDEKAAN & HARTA BENDA
Tujuan HK Pidana :
1. Klasik : Melindungi anggota masyarakat dari tindakan negara
yang sewenang-wenang, Dasar pijakan aliran klasik :
a. Asas legalitas, tiada pidana dan tuntutan pidana tanpa
peraturan perundangan yang telah berlaku sebelumnya.
b. Asas kesalahan, orang hanya dapat dikenai sanksi pidana
karena kesengajaan atau kealpaan.
c. Pembalasan, pidana dijatuhkan sebagai balasan atas
perbuatan yang telah dilakukan.
2. Modern : Melindungi anggota masyarakat dari kejahatan,
dasar pijakan aliran modern :
a. Fungsi HK Pidana untuk memerangi kejahatan sebagai
gejala masyarakat.
b. HK Pidana harus memperhatikan ilmu lainnya, seperti
sosiologi, kriminologi, antropologi hukum, ekonomi, dll.
c. Pidana bukan satu-satunya untuk memerangi kejahatan,
(Pidana sebagai ultimum remidium, bukan sebagai primum
remidium).
Tujuan Pidana berdasarkan teori pembalasan

1. Kejahatan merupakan ketidak adilan, oleh sebab itu harus


dibalas dengan ketidak adilan pula (Pembalasan subyektif).
2. Kejahatan menimbulkan rasa tidak puas dalam kehidupan
masyarakat, oleh sebab itu harus dijatuhi pidana, sebagai
upaya pengembalian kepuasaan dalam masyarakat
(Pembalasan obyektif).
3. Keadilan merupakan kenyataan/kebutuhan, oleh sebab itu
penjahat pantas untuk di hukum, karena telah menyangkal
adanya kenyataan/kebutuhan setiap orang dan atau
masyarakat.
4. Kejahatan merupakan bentuk perlawanan terhadap negara,
oleh sebab itu penjahat perlu dihukum untuk menjaga,
menciptakan ketertiban.
Tujuan Pidana berdasarkan teori tujuan (prevensi)

1. Prevensi khusus (supaya menimbulkan efek jera


kepada pelaku)
2. Prevensi umum (supaya menimbulkan efek jera
kepada masyarakat pada umumnya).
3. Memperbaiki pelaku.
4. Memulihkan kerugian.
5. Menyingkirkan pelaku.
Teori Gabungan (antara pembalasan dan prevensi)

1. Menitik beratkan pembalasan, dengan maksud


melindungi masyarakat.
2. Menitik beratkan perlindungan masyarakat,
dengan tanpa meninggalkan unsur pembalasan.
3. Keduanya diletakan pada posisi yang seimbang.
Tujuan Pidana Berdasarkan Sistem Pemasyarakatan

1. Mencegah perbuatan pidana, demi pengayoman


penduduk, masyarakat dan kelangsungan kehidupan
negara.
2. Membimbing terpidana agar menjadi anggota
masyarakat yang baik.
3. Pidana tidak untuk menderitakan dan merendahkan
martabat manusia.
4. Menghilangkan noda-noda akibat perbuatan pidana.
5. Menyelesaikan konflik yang ditimbulkan oleh
perbuatan pidana.
6. Memulihkan keseimbangan dan mendatangkan rasa
damai dalam masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai