Disusun Oleh :
Cici Arinih
331510096
NIM : 331510096
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian
hari terdapat penyimpangan dan ketidak benaran dalam pernyataan ini, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik dan sanksi lain sesuai dengan peraturan yang
berlaku di Sekolah Tinggi Teknologi Pelita Bangsa.
Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar tanpa paksaan dari pihak
manapun.
CICI ARINIH
NIM. 331510096
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun Oleh :
CICI ARINIH
NIM : 331510096
Dosen Penguji,
Mengetahui,
Kepala Program Studi Teknik Lingkungan
Dodit Ardiatma,S.T.,M.Sc.
NIDN: 0403029201
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
banyak kenikmatan, kesabaran dan ketabahan kepada penulis, sehingga penulis
dapat menyusun Laporan Kerja Praktek ini yang berjudul “Kajian Pengelolaan
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) PT. YTK Indonesia”. Penulis
menyadari bahwa laporan kerja praktek ini tidak terlepas dari bantuan berbagai
pihak, baik dalam bentuk pikiran, materil dan non materil, dukungan dan motivasi
sehingga penulis dapat menyusun laporan kerja praktek ini. Dengan kerendahan
hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dodit Ardiatma, S.T., M.Sc. selaku Kaprodi Teknik Lingkungan STT
Pelita Bangsa.
2. Ibu Nisa Nurhidayanti, S. Pd,. M. T. Selaku dosen pembimbing, yang telah
memberikan arahan dalam penyusunan laporan kerja praktek ini.
3. Kepada keluarga saya, terutama ibu dan bapak saya yang telah menjadi
penyemangat hidup saya dan selalu mendoakan agar menjadi manusia yang
bermanfaat bagi sesama.
4. Pimpinan dan seluruh teman-teman di PT. YTK Indonesia yang telah
memberikan data-data untuk keperluan penyusunan laporan kerja praktek
ini.
5. Teman-teman Teknik Lingkungan STT Pelita Bangsa yang telah bersama-
sama berjuang, hingga saat ini untuk menyelesaikan laporan kerja praktek
ini.
Demikian Laporan kerja praktek ini saya buat. Saran dan kritik yang
bersifat membangun dari pembaca sangat saya harapkan demi kebaikan
kedepannya.
Cici Arinih
iv
DAFTAR ISI
v
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 41
4.1 Limbah B3 PT. YTK Indonesia ...................................................................... 41
4.2 Pengelolaan Limbah B3 PT. YTK Indonesia .................................................. 44
4.3 Kesesuaian Pengelolaan Limbah B3 dengan Peraturan Pemerintah Nomor 101
Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
.................................................................................................................................................51
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 56
5.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 56
5.2 Saran ................................................................................................................ 57
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 58
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
Gambar 4.5 Pemanfaatan Limbah Padat B3 PT. YTK Indonesia ........................ 50
Gambar 4.6 Diagram Alir Pengelolaan Limbah Padat PT. YTK Indonesia.........51
viii
DAFTAR LABEL
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
BAB I
PENDAHULUAN
1
Oleh karena itu dalam kesempatan kerja praktek ini akan
dilaksanakan suatu kajian mengenai Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya
dan Beracun (B3) PT. YTK Indonesia. Diharapkan dapat memahami
seluruh pengelolaah limbah B3 yang ada di PT. YTK Indonesia.
2
1.5 Tujuan Kerja Praktek
Adapun tujuan dari Kerja Praktek ini adalah:
1. Untuk mengetahui limbah B3 yang dihasilkan oleh PT. YTK Indonesia.
2. Untuk mengetahui pengelolaan limbah B3 PT. YTK Indonesia.
3. Untuk mengetahui pelaksanaan pengelolaan limbah B3 yang dilakukan
PT. YTK Indonesia apakah sudah sesuai dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 101 Tahun 2014 Tentang Pengelolahan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3).
3
1. Dapat meningkatkan kerja sama antara institusi akademik dengan
Perusahaan.
2. Perusahaan dapat melibatkan mahasiswa kerja praktek dalam
pelaksanaan pengelolaan limbah B3.
3. Adanya improvement yang membangun dari mahasiswa yang
melakukan Kerja Praktek.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
Indonesia serta memberikan laporan langsung kepada Yutaka Jepang dan
presiden direktur yang sebagian lama selalu ada di Jepang. Meskipun
demikian, presiden direktur tetap aktif memantau kegiatan PT. YTK
Indonesia dengan sekali-sekali melakukan audit dan kunjungan ke PT. YTK
Indonesia sendiri dan memastikan perusahaan dalam keadaan baik-baik saja
termasuk menekankan hubungan dengan pelanggan.
7
Penjelasan menggunakan diagram dapat dilihat pada gambar berikut :
8
Rolling Oil
Burnishing Oil
Press
9
Machining Iron Scrap, Oil, Majun.
Treatment*
10
2.2 Dasar Hukum
a. Undang-Undang 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
b. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).
c. Keputusan Kepala Bapedal Nomor 01 Tahun 1995 Tentang Tata Cara
dan Persyaratan Teknis Penyimpanan dan Pengumpulan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun. Badan Pengendalian Dampak Lingkungan
Republik Indonesia.
d. Keputusan Kepala Bapedal Nomor 2 Tahun 1995 Tentang Dokumen
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. Badan Pengendalian Dampak
Lingkungan Republik Indoneisa.
e. Keputusan Kepala Bapedal Nomor 03 Tahun 1995 Tentang Persyaratan
Teknis Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. Badan
Pengendalian Dampak Lingkungan Republik Indonesia.
f. Keputusan Kepala Bapedal Nomor 04 Tahun 1995 Tentang Tata Cara
dan Persyaratan Penimbunan Hasil Pengolahan, Persyaratan Lokasi
Bekas Pengolahan dan Lokasi Bekas Penimbunan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun.
Selain menghasilkan produk yang bermanfaat bagi masyarakat,
industri juga menimbulkan dampak negatif antara lain dihasilkannya limbah
bahan berbahaya dan beracun (B3) yang apabila dibuang ke dalam media
lingkungan hidup dapat mengancam lingkungan hidup, kesehatan,
kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lain (UU RI No. 32
Tahun 2009).
Dalam pasal-pasal yang disebutkan dapat dijelaskan bahwa
penanggung jawab usaha dan atau kegiatan yang usaha dan kegiatannya
yang menimbulkan dampak besar penting menggunakan B3, bertanggung
jawab secara mutlak atas kerugian yang ditimbulkan dengan kewajiban
membayar ganti rugi secara langusng dan seketika pada saat terjadinya
pencemaran dan atau perusakan lingkungan. Apabila penanggung jawab
11
usaha dan/atau kegiatan tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 49 Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009, maka
Menteri dapat melaksanakan atau menugasi pihak ketiga yang independen
untuk melaksanakan audit lingkungan hidup atas beban biaya penanggung
jawab usaha dan/atau kegiatan yang bersangkutan, sebagaimana di atur
dalam Pasal 50 ayat (1) Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Di samping itu, bagi
pelaku usaha industri yang akan melakukan usaha dan/ atau kegiatan yang
berdampak penting terhadap lingkungan diwajibkan juga memiliki Amdal
(ditetapkan juga dalam Pasal 22 UU Nomor 32 tahun 2009).
12
sebelum dikirim ke tempat pemanfaatan, pengolahan, dan/atau penimbunan
limbah B3. Pengangkut limbah B3 adalah badan usaha yang berbadan
hukum yang melakukan kegiatan pengangkutan limbah B3. Simbol limbah
B3 adalah gambar yang menunjukkan karakteristik limbah B3. 10. Label
limbah B3 adalah setiap keterangan mengenai limbah B3 yang berbentuk
tulisan yang berisi informasi penghasil, alamat penghasil, waktu
pengemasan, jumlah, dan karakteristik limbah B3. Pelabelan limbah B3
adalah proses penandaan atau pemberian label yang dilekatkan atau
dibubuhkan ke kemasan langsung dari suatu limbah B3 (PP No. 1 Tahun
1999).
Limbah yang berbahaya juga dapat dilihat dari karakteristik dan sifat
toksikologinya. Setiap negara memiliki peraturan yang berbeda-beda dalam
mengkarakterisasi limbah B3, Selain itu juga limbah harus diidentifikasi
apakah termasuk ke dalam limbah B3 atau limbah non-B3, agar dapat
disesuaikan pengelolaannya (PP No. 101/2014 ).
Ketentuan tentang pengemasan dan pewadahan di Indonesia
mengacu kepada Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2014 dan Kep–
01/Bapedal/09/1995. Pada Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2014
dijelaskan bahwa pengemasan limbah B3 dilakukan dengan menggunakan
kemasan yang sesuai dengan karakteristik Limbah B3, mengukung limbah
B3, Memiliki penutup yang kuat dan berada dalam kondisi yang baik.
Sedangkan berdasarkan Kep–01/Bapedal/09/1995 alat pengemas yang
umum digunakan adalah drum baja, kotak kayu, drum fiber, botol gelas dan
sebagainya, keterangan alat pengemas ini perlu dicantumkan dalam surat
pengangkutan (Laksana dan Zaman, 2015).
Kemasan yang digunakan untuk pengemasan limbah B3 yang
berbentuk drum atau tong umumnya memiliki ukuran 50 liter, 100 liter, dan
200 liter. Sedangkan yang berbentuk bak kontainer berpenutup memiliki
kapasitas 2 m³, 4 m³, dan 8 m³. Dan juga kemasan dapat terbuat dari bahan
plastik (HDPE, PP, atau PVC) atau bahan logam (teflon, baja karbon,
Stainless Steel 304, Stainless Steel 316, atau Stainless Steel 440) dengan
13
syarat bahan kemasan yang dipergunakan tersebut tidak bereaksi dengan
limbah B3 yang disimpannya (Keputusan Kepala BAPEDAL No. 01 Tahun
1995).
Setiap kemasan limbah B3 wajib diberi simbol dan label yang
menunjukkan karakteristik dan jenis limbah B3, maka dari itu dibutuhkan
standar bagi pelabelan dan simbol agar dapat dimengerti secara luas oleh
pihak – pihak yang terkait dengan pengelolaannya yang mengacu pada
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 14 Tahun 2013 tentang
Simbol dan Label Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Laksana dan
Zaman, 2015).
14
pengelolaan lingkungan Indonesia. Hanya memang perlu menjadi perhatian
bahwa implementasi dari Peraturan masih sangat kurang di negara ini.
16
a. Simbol Limbah B3 Mudah Meledak
Simbol limbah B3 mudah meledak warna dasar bahan jingga
atau oranye, memuat gambar berupa suatu materi Limbah yang meledak
berwarna hitam terletak di bawah sudut atas garis ketupat bagian dalam.
Pada bagian tengah terdapat tulisan MUDAH MELEDAK berwarna
hitam yang diapit oleh 2 (dua) garis sejajar berwarna hitam sehingga
membentuk 2 (dua) bangun segitiga sama kaki pada bagian dalam belah
ketupat. Blok segilima berwarna merah (Permen LH No. 14 tahun
2013).
17
menyala berwarna putih. Blok segilima berwarna putih (Permen LH No.
14 Tahun 2013).
18
Bahan dasar berwarna kuning, memuat gambar berupa lingkaran
hitam dengan asap berwarna hitam mengarah ke atas yang terletak pada
suatu permukaan garis berwarna hitam. Di sebelah bawah gambar
terdapat tulisan REAKTIF berwarna hitam. Blok segilima berwarna
merah (Permen LH No. 14 Tahun 2013).
19
4. Simbol Limbah B3 Korosif
Belah ketupat terbagi pada garis horisontal menjadi dua bidang
segitiga. Pada bagian atas yang berwarna putih terdapat 2 (dua) gambar,
yaitu di sebelah kiri adalah gambar tetesan limbah korosif yang merusak
pelat bahan berwarna hitam, dan di sebelah kanan adalah gambar telapan
tangan kanan yang terkena tetesan Limbah B3 korosif. Pada bagian
bawah, bidang segitiga berwarna hitam, terdapat tulisan KOROSIF
berwarna putih, serta blok segilima berwarna merah (Permen LH No. 14
Tahun 2013).
20
Gambar 2.16 Simbol Limbah B3 Infeksius.
Sumber : Permen LH No. 14 Tahun 2013
21
2.5.2 Label Limbah B3
Label limbah B3 merupakan penandaan pelengkap yang berfungsi
memberikan informasi dasar mengenai kondisi kualitatif dan kuantitatif dari
suatu limbah B3 yang dikemas. Terdapat 3 (tiga) jenis label limbah B3 yang
berkaitan dengan system pengemasan limbah B3 yaitu:
a. Label Limbah B3 untuk Wadah dan/atau Kemasan Limbah B3
Label limbah B3 adalah keterangan mengenai limbah B3 yang
berbentuk tulisan yang berisi informasi mengenai penghasil limbah B3,
alamat penghasil limbah B3, waktu pengemasan, jumlah, dan
karakteristik limbah B3 (PP No 101 Tahun 2014). Label limbah B3
berukuran paling rendah 15 cm x 20 cm (lima belas centimeter kali dua
puluh centimeter), dengan warna dasar kuning serta garis tepi berwarna
hitam, dan tulisan identitas berwarna hitam serta tulisan PERINGATAN
! dengan huruf yang lebih besar berwarna merah (Permen LH No. 14
Tahun 2013).
Label limbah B3 diisi dengan huruf cetak yang jelas terbaca dan
tidak mudah terhapus serta dipasang pada setiap kemasan limbah B3,
dan yang disimpan di tempat penyimpanan. Pada label limbah B3 wajib
dicantumkan identitas sebagai berikut:
22
1. Penghasil, nama perusahaan yang menghasilkan Limbah B3
dalam kemasan.
2. Alamat, alamat jelas perusahaan di atas, termasuk kode wilayah.
3. Telepon, nomor telepon penghasil, termasuk kode area.
4. Fax, nomor faksimile penghasil, termasuk kode area.
5. Nomor Penghasil, nomor yang diberikan Kementerian
Lingkungan Hidup kepada penghasil ketika melaporkan.
6. Tanggal. Pengemasan, data tanggal saat pengemasan dilakukan.
7. Jenis Limbah, keterangan limbah berkaitan dengan fasa atau
kelompok jenisnya (cair, padat, sludge anorganik, atau organik,
dll).
8. Kode Limbah, kode limbah yang dikemas, didasarkan pada daftar
Limbah B3 dalam Lampiran I PP 85 tahun 1999.
9. Jumlah Limbah, jumlah total kuantitas limbah dalam kemasan
(ton, kg, atau m3).
10. Sifat Limbah, karakteristik Limbah B3 yang dikemas (sesuai
simbol limbah B3 yang dipasang).
11. Nomor, nomor urut pengemasan.
23
Gambar 2.19 Simbol Kemasan Limbah B3 Kosong.
Sumber : Permen LH No. 14 Tahun 2013
24
Tabel 2.1 Jenis Limbah B3
No. Jenis Limbah B3
1. Mudah Meledak
4. Limbah B3 Reaktif
25
5. Limbah B3 Beracun
6. Limbah B3 Korosif
7. Limbah B3 Infeksius
27
b. Modifikasi proses dapat dilakukan melalui pemilihan dan penerapan
proses produksi yang lebih efisien.
c. Pengunaan teknologi ramah lingkungan.
2. Penyimpanan Limbah B3
Penyimpanan Limbah B3 merupakan kegiatan menyimpan
Limbah B3 yang dilakukan oleh penghasil limbah B3 dengan maksud
menyimpan sementara limbah B3 yang dihasilkannya. Setiap orang
yang menghasilkan Limbah B3 wajib melakukan penyimpanan limbah
B3 dan dalam penyimpanan dilarang melakukan pencampuran limbah
B3 yang disimpan. Untuk dapat melakukan kegiatan penyimpanan,
setiap orang harus memiliki izin pengelolaan limbah B3 untuk kegiatan
penyimpanan limbah B3 atau izin TPS. Persyaratan izin lingkungan
meliputi:
a. Identitas pemohon.
b. Akta pendirian badan usaha.
c. Nama, sumber, karakteristik, dan jumlah limbah B3 yang akan
disimpan.
d. Dokumen yang menjelaskan tentang tempat penyimpanan limbah
B3.
e. Dokumen yang menjelaskan tentang pengemasan limbah B3.
f. Dokumen lain sesuai peraturan perundang-undangan.
28
f. Bentuk lainnya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
29
Dalam hal penyimpanan limbah B3 melampaui jangka waktu,
pemegang izin pengelolaan limbah B3 untuk kegiatan penyimpanan
limbah B3 wajib:
1. Melakukan Pemanfaatan Limbah B3, pengolahan limbah B3,
dan/atau penimbunan limbah B3.
2. Menyerahkan limbah B3 kepada pihak lain yaitu :
a) Pengumpul Limbah B3.
b) Pemanfaat Limbah B3.
c) Pengolah Limbah B3.
d) Penimbun Limbah B3.
b) Penempatan Tangki
Di sekitar tangki harus dibuat tanggul dengan dilengkapi
saluran pembuangan yang menuju bak penampung. Bak
penampung harus kedap air dan menampung cairan minimal 11%
dari kapasitas maksimum volume tangki. Tangki harus diatur agar
apabila terguling akan terjadi di daerah tanggul dan tidak akan
menimpa tangki lain. Tangki harus terlindung dari sinar matahari
31
dan masuknya air hujan secara langsung (Keputusan Kepala
BAPEDAL No. 1/1995).
3. Pengumpulan Limbah B3
Pengumpulan limbah B3 merupakan kegiatan mengumpulkan
limbah B3 dari penghasil limbah B3 sebelum diserahkan kepada
pemanfaat limbah B3, pengolah limbah B3, dan/atau penimbun limbah
B3. Sebelum memperoleh izin pengelolaan limbah B3 untuk kegiatan
pengumpulan limbah B3, pengumpul limbah B3 wajib memiliki izin
lingkungan. pengumpulan limbah B3 dilakukan dengan:
a. Segregasi Limbah B3.
b. Penyimpanan Limbah B3.
Untuk dapat melakukan pengumpulan limbah B3, pengumpul
limbah B3 wajib memiliki izin pengelolaan limbah B3 untuk
pengumpulan limbah B3. pengumpul limbah B3 dilarang:
a. Melakukan pemanfaatan limbah B3 dan/atau pengolahan limbah B3
terhadap sebagian atau seluruh limbah B3 yang dikumpulkan.
b. Menyerahkan limbah B3 yang dikumpulkan kepada pengumpul
limbah B3 yang lain.
33
c. Melakukan pencampuran limbah B3.
4. Pengangkutan Limbah B3
Pengangkutan limbah B3 adalah suatu kegiatan pengangkutan,
pemindahan dan pengiriman limbah dari Pelaku Pengelola Limbah B3
ke Pelaku Pengelola limbah B3 lainnya. Pengangkutan limbah B3 wajib
dilakukan dengan menggunakan alat angkut yang tertutup untuk limbah
B3 kategori 1 dan pengangkutan limbah B3 menggunakan alat angkut
terbuka untuk limbah B3 kategori 2. Pengangkutan limbah B3 wajib
memiliki:
a. Rekomendasi Pengangkutan limbah B3. menjadi dasar
diterbitkannya izin pengelolaan limbah B3 untuk kegiatan
pengangkutan limbah B3. Rekomendasi sebagaimana paling sedikit
memuat:
1. Kode manifest pengangkutan limbah B3.
2. Nama dan karakteristik limbah B3 yang diangkut.
3. Masa berlaku rekomendasi
b. Izin Pengelolaan Limbah B3 untuk kegiatan Pengangkutan Limbah
B3.
5. Pemanfaatan Limbah B3
Pemanfaatan limbah B3 merupakan kegiatan penggunaan
kembali, daur ulang, dan/atau perolehan kembali yang bertujuan untuk
mengubah limbah B3 menjadi produk yang dapat digunakan sebagai
substitusi bahan baku, bahan penolong, dan/atau bahan bakar yang aman
bagi kesehatan manusia dan lingkungan hidup. Pemanfaatan limbah B3
sebagaimana dimaksud dalam meliputi:
a. Pemanfaatan Limbah B3 sebagai substitusi bahan baku.
b. Pemanfaatan Limbah B3 sebagai substitusi sumber energi.
c. Pemanfaatan Limbah B3 sebagai bahan baku.
d. Pemanfaatan Limbah B3 sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
34
6. Pengolahan Limbah B3
Pengolahan limbah B3 adalah proses untuk mengurangi dan/atau
menghilangkan sifat bahaya dan/atau sifat racun. Pengolahan limbah B3
dilakukan dengan cara termal, stabilisasi dan solidifikasi dan/atau cara
lain sesuai perkembangan teknologi dengan mempertimbangkan
ketersediaan teknologi dan standar lingkungan hidup.
Jenis perlakuan terhadap limbah B3 tergantung dari
karakteristik dan kandungan limbah. Tidak keseluruhan proses harus
dilakukan terhadap satu jenis limbah B3, tetapi proses dipilih
berdasarkan cara terbaik melakukan pengolahan sesuai dengan jenis
dan materi limbah. Perlakuan limbah B3 untuk pengolahan dapat
dilakukan dengan proses sebagai berikut (Fiar, 2017) :
1. Proses secara kimia, meliputi: redoks, elektrolisa, netralisasi,
pengendapan, stabilisasi, adsorpsi, penukaran ion dan pirolisa.
2. Proses secara fisika, meliputi: pembersihan gas, pemisahan cairan
dan penyisihan komponen-komponen spesifik dengan metode
kristalisasi, dialisa, osmosis balik, dll.
3. Proses stabilisasi/solidifikasi, dengan tujuan untuk mengurangi
potensi racun dan kandungan limbah B3 dengan cara membatasi
daya larut, penyebaran, dan daya racun sebelum limbah dibuang
ke tempat penimbunan akhir.
4. Proses insinerasi, dengan cara melakukan pembakaran materi
limbah menggunakan alat khusus insinerator dengan efisiensi
pembakaran harus mencapai 99,99% atau lebih. Artinya, jika suatu
materi limbah B3 ingin dibakar (insinerasi) dengan berat 100 kg,
maka abu sisa pembakaran tidak boleh melebihi 0,01 kg atau 10 gr.
7. Penimbunan Limbah B3
Penimbunan limbah B3 merupukan kegiatan menempatkan
limbah B3 pada fasilitas penimbunan dengan maksud tidak
membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan hidup. Fasilitas
Penimbun limbah B3 berupa:
35
a. Penimbunan akhir.
b. Sumur injeksi.
c. Penempatan kembali di area bekas tambang.
d. Dam tailing.
e. Fasilitas penimbunan limbah B3 lain sesuai perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
36
BAB III
b. Data Sekunder
Pengumpulan data sekunder meliputi kegiatan pengumpulan
sekunder, literatur, jurnal, makalah, laporan kerja praktek terdahulu, data
keterangan berupa bagan alir proses produksi dan dampak yang mungkin
timbul serta data pendukung lainnya seperti metode pengumpulan data
37
informasi dengan cara membaca dan mempelajari literatur yang berkaitan
dengan objek studi.
2. Metode Analisis
Analisis data yang dilakukan yaitu melakukan studi literature
terhadap obyek kerja praktek dan konsep dasar sistem pengelolaan limbah
B3. Kemudian dilanjutkan dengan proses administrasi sampai diperoleh
persetujuan pelaksanaan kerja praktek pada obyek tersebut. kajian pustaka
terus dilakukan untuk melihat hubungan antara observasi lapangan dan
teori. Data yang diperoleh lalu diolah berdasarkan referensi yang ada dan
dimasukkan kemudian disusun ke dalam hasil kerja praktek. Selanjutnya
dilakukan pembahasan dengan cara membandingkan dengan Tata Cara
Perizinan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun dan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 101 Tahun 2014 Tentang
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.
38
Gambar 3.1. Lokasi PT. YTK Indonesia
Sumber : Google Maps, 2018
39
Berikut jadwal rencana kerja praktek yang direncanakan pada tablel 3.1 :
Januari Februari
No. Kegiatan
I II III IV I II
1. Studi Literatur
2. Survey Pendahuluan
3. Penyusunan Data Awal Sebagai Gambaran
4. Pengecekan Aktual Lapangan
5. Studi Literatur Lanjutan
6. Pengambilan dan Penyusunan Data
7. Analisa dan pengesahan
8. Penyusunan Laporan
Tabel 3.1 Alokasi Waktu Perencanaan Kerja Praktek
40
BAB IV
2. Ember Bekas
3. Tong Bekas
41
4. Sarung Tangan Bekas
5 Majun Bekas
6. Sludge Grinding
7. Iron Scrap
8. Serbuk Aluminium
42
9. Part NG
43
Jenis limbah yang dihasilkan dari proses produksi PT. YTK Indonesia
berupa limbah padat dan cair. Adapun penjelasannya sebagai berikut :
a. Limbah Padat
Limbah padat yang dihasilkan oleh PT. YTK Indosnesia merupakan
hasil dari proses produksi juga sisa material.
b. Limbah Cair
Limbah cair yang dihasilkan oleh PT. YTK Indonesia berasal dari proses
produksi.
Adapun daftar limbah padat dan cair terdapat pada PT. YTK
Indonesia serta penanganannya dan kapasitas yang dihasilkan dalam satuan
waktu terlampir pada (Lampiran 2).
44
3. Menghidari tumpahan ceceran limbah B3 yang disimpan.
4. Tidak menyimpan limbah B3 lebih dari 90 (sembilan puluh) hari.
5. Limbah B3 yang dihasilkan bekerja sama dengan pihak ketiga yaitu
PT. Menembus Batas Langit dan PT. Karya Nusa Bumi Persada
yang telah mempunyai izin dari Kementrian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan.
6. Lokasi penyimpanan Limbah B3 bebas dari hujan, sinar matahari,
banjir atau bencana alam lainnya yang berukuran 5 m x 10 m dengan
titik koordinat E 07°05'82,10" S 06°19'58,90".
45
PT. YTK Indonesia adalah pengumpulan yang bersifat intern pabrik,
artinya limbah B3 yang dihasilkan dari area produksi, office, gudang dan
area lainnya diangkut untuk kemudian dikumpulkan ke penyimpanan
sementara limbah B3.
1. Drum bekas minyak disusun rapih pada area tempat drum bekas
untuk selanjutnya diambil oleh pihak ke tiga PT. Menembus
Batas Langit.
2. Ember bekas minyk disusun rapih pada area tempat ember bekas
untuk selanjutnya diambil oleh pihak ke tiga PT. Menembus
Batas Langit.
3. Tong bekas minyk disusun rapih pada area tempat ember bekas
untuk selanjutnya diambil oleh pihak ke tiga PT. Menembus
Batas Langit.
4. Majun bekas pakai yang telah terkontaminasi dikumpulkan
dalam drum terbuka kapasitas 200 L kemudian menunggu
mengangkutan oleh PT. Karya Nusa Bumi Persada.
5. Sarung tangan bekas pakai yang telah terkontaminasi
dikumpulkan dalam drum terbuka kapasitas 200 L kemudian
menunggu mengangkutan oleh PT. Karya Nusa Bumi Persada.
6. Glovees bekas pakai yang telah terkontaminasi dikumpulkan
dalam drum terbuka kapasitas 200 L kemudian menunggu
mengangkutan oleh PT. Karya Nusa Bumi Persada.
7. Skrap yang telah terkontaminasi dikumpulkan dalam kontainer
terbuka ukuran 2m x 1m x 2m kemudian menunggu
mengangkutan oleh PT. Menembus Batas Langit.
8. Sludge Grinding dibungkus dalam plastik dikumpulkan dalam
drum terbuka kapasitas 200 L kemudian menunggu
mengangkutan oleh PT. Menembus Batas Langit.
9. Serbuk kayu terkontaminasi dikumpulkan dalam tong kapasitas
200 L kemudian menunggu mengangkutan oleh PT. Menembus
Batas Langit.
46
10. Serbuk Aluminium disimpan dalam drum kapasitas 200 L
kemudian menunggu mengangkutan oleh PT. Menembus Batas
Langit.
11. Sisa Material dikumpulkan dalam ember besi kapasitas 25 L
kemudian menunggu mengangkutan oleh PT. Menembus Batas
Langit.
12. Part NG dikumpulkan dalam ember besi kapasitas 25 L
kemudian menunggu mengangkutan oleh PT. Menembus Batas
Langit.
13. Minyak Kotor disimpan dalam drum kapasitas 200 L kemudian
menunggu mengangkutan oleh PT. Karya Nusa Bumi Persada.
14. Limbah Cair disimpan dalam bak penampungan ukuran 2 m x 2
m x 3 m kemudian menunggu mengangkutan oleh PT. Karya
Nusa Bumi Persada.
a) Pengangkutan
Pengangkutan limbah B3 yang ada di PT. YTK Indonesia
terbagi menjadi dua yaitu :
47
1. Pengangkutan Internal
Pengangkutan Internal merupakan pengangkutan limbah B3 dari
sumber limbah B3 ke tempat TPS PT. YTK Indonesia. Limbah
B3 diangkut dengan menggunakan hand lift dan juga forklift.
48
angkut yang akan dipakai, mempunyai surat ijin kerja, telah
mengikuti kepelatihan keselamatan kerja.
2. Pengangkutan Eksternal
Pengangkutan ekternal merupakan pengangkutan limbah
B3 dari TPS PT. YTK Indonesia menuju lokasi pihak ketiga
untuk dilakukan pengolahan limbah B3. Pengangkutan eksternal
dilakukan oleh pihak ketiga menggunakan kendaraan truk
pengangkut atau disebut dengan transporter yang dilengkapi
dengan kartu izin pengangkutan (Lampiran 5).
Setiap kegiatan penyerahan limbah B3 kepada pihak
ketiga disertai dengan Manifest yang berisi informasi mengenai
penghasil limbah B3, informasi lengkap mengenai limbah B3
yang diangkut, instruksi penanganan limbah B3, tanggal dan
tujuan pengangkutan, informasi mengenai pihak pengangkut
limbah B3, dan informasi mengenai peusahaan
pengolah/pengumpul/pemanfaat limbah B3. Dokumen ini harus
diisi lengkap saat melakukan kegiatan pengangkutan dan
dibawa dari tempat asal pengangkutan hingga ke tempat tujuan
akhir (Lampiran 6).
b) Pemanfaatan
PT. YTK Indonesia dalam kegiatan produksinya
menghasilkan limbah antara lain yaitu ember bekas, tong bekas,dan
drum bekas. Ember-ember bekas tersebut digunakan kembali untuk
tempat oil. Begitu juga dengan tong bekas dan drum bekas yang
dimanfaatkan untuk tempat minyak anti rust disajikan pada Gambar
4.6 sebagai berikut :
49
Gambar 4.5 Pemanfaatan Limbah Padat B3 PT. YTK Indonesia
Sumber : Hasil Pengamatan, 2019
50
Limbah B3
Pewadahan Pewadahan
Bak Penampung Drum
Pengangkutan Pengangkutan
Dengan Troli Dengan Troli
Penyimpanan Penyimpanan
Di TPS Di TPS
Pengolahan Pengolahan
Pihak Ke-3 Pihak Ke-3
PT. Karya Nusa Bumi PT. Menembus Batas
Persada Langit
51
Tabel 4.2 Kesesuaian Pengelolaan Limbah B3 dengan Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2014
52
Tidak ada label dan simbol pada tempat Kemasan Limbah B3 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib
penyimpanan limbah B3. Simbol hanya dilekati Label Limbah B3 dan Simbol Limbah B3 (Pasal 19 ayat
Tidak Sesuai
ditempel di dinding dekat tempat 2).
penyimpanan limbah B3.
Limbah B3 Paling lama disimpan 90 hari Melakukan Penyimpanan Limbah B3 paling lama 90 (sembilan
sebelum nantinya akan di angkut pihak ke puluh) hari sejak Limbah B3 dihasilkan, untuk Limbah B3 yang
Sesuai
tiga. dihasilkan sebesar 50 kg (lima puluh kilogram) per hari atau lebih
(Pasal 28 Ayat 1d1).
PT. YTK Indonesia bekerja sama dengan Dalam hal Penyimpanan Limbah B3 melampaui jangka waktu
pihak ke tiga yaitu PT. Menembus Batas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (1) huruf b,
Langit dan PT. Karya Nusa Bumi Persada. pemegang izin Pengelolaan Limbah B3 untuk kegiatan Sesuai
Penyimpanan Limbah B3 wajib: Menyerahkan Limbah B3
kepada pihak lain (Pasal 29 Ayat 1b).
4. Pengangkutan limbah B3 yang ada di PT. Pengumpulan Limbah B3
YTK Indonesia terbagi menjadi dua yaitu Pengumpulan Limbah B3 dilakukan dengan :
Pengangkutan Internal dimana merupakan a. Segregasi Limbah B3
pengangkutan limbah B3 dari sumber limbah b. Penyimpanan Limbah B3
B3 ke tempat TPS dan pengangkutan Sesuai
(Pasal 31 ayat 3)
ekternal yaitu pengangkutan limbah B3 dari
TPS PT. YTK Indonesia menuju lokasi
pihak ketiga untuk dilakukan pengolahan
limbah B3.
Setiap penyerahan limbah B3 kepada pihak Penyerahan Limbah B3 kepada Pengumpul Limbah B3
ketiga disertai dengan Manifest. sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disertai dengan bukti Sesuai
penyerahan Limbah B3 (Pasal 32 Ayat 2).
53
5. Pengangkutan dilakukan oleh pihak ketiga Pengangkutan Limbah B3
menggunakan kendaraan truk pengangkut Pengangkutan Limbah B3 wajib dilakukan dengan menggunakan
terbuka dan tertutup atau disebut dengan alat angkut yang tertutup untuk Limbah B3 kategori 1 dan
Sesuai
transporter yang dilengkapi dengan kartu izin terbuka untuk kategori 2 (Pasal 47 ayat 1 dan 2)
pengangkutan.
Metode penilaian yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan menggunakan scaling penskalaan. Penskalaan
dilaksanakan dengan memberikan angka skala 1 – 5. Angka skala 1 yaitu angka yang menunjukan bahwa suatu parameter
kondisinya sangat jelek atau melalampaui standar. Skala 2 hsil pengolahan suatu parameter masih belum berhasil, hal itu
ditunjukan bahawa suatu parameter masih jelek. Skala 3 hasil pengolahan terhadap parameter sudah agak baik atau sedang.
Demikian seterusnya hingga skala 5 yaitu parameter yang dinilai kondisinya sangat bagus . penilaian terhadap parameter ini
didasarkan pada standar yaitu PP No. 101 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
(Fanedy. Utami dan Nurmasyah, 2019).
54
Tabel 4.3 Penilaian Kesesuaian Pengelolaan Limbah B3
Parameter Skala Parameter yang Dinilai
PP No. 101 Tahun 1 2 3 4 5
No. Aspek
2014 Tentang (Sangat (Jelek) (Sedang) (Baik) (Sangat
Pengelolaan Limbah B3 Jelek) Baik)
1. Tempat pengelolaan sementara. Pasal 3 ayat 1 √
2. Pengurangan limbah B3. Pasal 10 ayat 2 √
3. peralatan penanggulangan keadaan darurat Pasal 12 ayat 6 d d √
4. Lokasi penyimpanan limbah B3 tidak banjir Pasal 16 Ayat 1
√
atau terkena bencana lainnya.
5. Wadah penyimpanan limbah B3. Pasal 19 Ayat 1 d √
6. Label dan simbol pada tempat penyimpanan Pasal 19 ayat 2
√
limbah B3.
7. Waktu penyimpanan limbah B3 sebelum Pasal 28 Ayat 1d1
√
diserahkan kepada pihak ketiga.
8. Menyerahkan Limbah B3 kepada pihak lain. Pasal 29 Ayat 1b √
9. Pengangkutan limbah B3 terbagi menjadi dua Pasal 31 ayat 3
yaitu pengangkutan internal dan pengangkutan √
eksternal.
10. Penyerahan limbah B3 kepada pihak ketiga. Pasal 32 Ayat 2 √
11. Pengangkutan dilakukan oleh pihak ketiga Pasal 47 ayat 1 dan 2
menggunakan kendaraan truk. √
55
BAB V
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil kerja praktek tentang Kajian Pengelolaan Limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) PT. YTK Indonesia, maka dapat
disimpulkan bahwa :
a. Limbah B3 yang dihasilkan PT. YTK Indonesia antara lain drum bekas,
ember bekas, majun terkontaminasi, sarung tagan kain terkontaminasi,
iron scrab, sludge grinding, serbuk kayu terkontaminasi, serbuk
alumunium, part NG, sisa material, gloves terkontaminasi, oil bekas,
serta limbah B3 domestik.
b. Pengelolaan Limbah bahan berbaya dan beracun (B3) yang dilakukan
oleh PT. YTK Indonesia meliputi pengurangan, penyimpanan,
pewadahan, pengangkutan internal, pengangkutan ekternal, dan
pemanfaatan. Tidak ada proses pengolahan limbah B3 yang dilakukan
oleh PT. YTK Indonesia, semua limbah B3 diserahkan kepada pihak
ketiga yaitu PT. Menembus Batas Langit dan PT. Bina Karya Bumi
Persada.
c. Semua proses pengelolaan limbah B3 yang ada di PT. YTK Indonesia
secara keseluruhan telah memenuhi peraturan pemerintah, namun
terdapat ketidaksesuaian dengan PP No. 101 Tahun 2014 yaitu tentang
kemasan limbah B3 yang tidak terdapat label dan simbol serta terdapat
tempat penyimpanan limbah B3 yang sudah karat.
56
5.2 Saran
Dengan melihat kegiatan pengelolaan limbah berbahaya dan
beracun (B3) yang telah dijalankan oleh PT. YTK Indonesia adapun saran
yang dapat diberikan antara lain :
a. Sebaiknya semua tempat penyimpanan limbah B3 diberikan label dan
simbol B3 agar meminimalisir tercampurnya limbah B3.
b. Sebaiknya dibuatkan dokumen dalam pengangkutan dari produksi ke
tempat penampungan sementara yang mencamtumkan identitas jenis,
jumlah dan sumber limbah B3, atau dokumen berita acara serah terima
limbah.
c. Sebaiknya dilakukan pengecekan secara berkala agar merawat serta
mengganti tempat penyimpanan limbah B3 yang sudah rusak atau karat.
d. Sebaiknya memeriksa semua kegiatan pengelolaan limbah B3 yang
sudah berjalan agar tidak ada ketidaksesuaian dengan peraturan
pemerintah.
e. Sebaiknya perusahaan menguji limbah cair B3 sehingga dapat
disimpulkan untuk penyimpanannya apakah bisa disatukan dalam satu
bak penampung atau tidak.
f. Sebaiknya perusahaan memeriksa kembali limbah domestik sebelum
diambil oleh pihak ketiga, karena ada beberapa limbah B3 seperti baterai
bekas, cartridge, tempat thinner dan tempat alkohol yang masih
tercampur.
57
DAFTAR PUSTAKA
Kepala Bapedal. 1995. Keputusan No. 1: Tata Cara dan Persyaratan Teknis
Penyimpanan dan Pengumpulan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.
Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Republik Indonesia.
Kepala Bapedal. 1995. Keputusan No. 2: Dokumen Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun. Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Republik Indoneisa.
Kepala Bapedal. 1995. Keputusan No. 4: Tata Cara dan Persyaratan Penimbunan
Hasil Pengolahan, Persyaratan Lokasi Bekas Pengolahan dan Lokasi
Bekas Penimbunan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. Badan
Pengendalian Dampak Lingkungan Republik Indonesia.
Menteri Lingkungan Hidup. 2008. Peraturan No. 03: Tentang Tata Cara Perizinan
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. Republik Indonesia
Menteri Lingkungan Hidup. 2013. Peraturan No. 14: Tentang Simbol dan Label
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. Republik Indonesia.
58
LAMPIRAN
59
Lampiran 1
Stuktur Organisasi PT. YTK Indonesia
60
Lampiran 2
Data Limbah B3 Padat dan Cair PT. YTK Indonesia
Kapasitas Limbah Waktu
No. Jenis Limbah B3 Sumber Limbah B3 Penanganan Dampak
B3 Pengelolaan
Limbah Padat
1 Drum Bekas Oil Storage 6 buah/bulan Diambil oleh Pihak Menurunkan
Setiap hari
Ketiga PT. Menembus estetika
kerja
Batas Langit lingkungan
2. Ember Bekas Oil Storage 7 buah/bulan Diambil oleh Pihak Menurunkan
Setiap hari
Ketiga PT. Menembus estetika
kerja
Batas Langit lingkungan
3. Tong Bekas Oil Storage 9 buah/bulan Diambil oleh Pihak Menurunkan
Setiap hari
Ketiga PT. Menembus estetika
kerja
Batas Langit lingkungan
4. Majun Terkontaminasi Proses Produksi 76 kg/bulan Diambil oleh Pihak Menurunkan
Setiap hari
Ketiga PT. Karya Nusa estetika
kerja
Bumi Persada lingkungan
4. Sarung Tangan Kain Proses Produksi 64 kg/bulan Diambil oleh Pihak Menurunkan
Setiap hari
Terkontaminasi Ketiga PT. Karya Nusa estetika
kerja
Bumi Persada lingkungan
5. Iron Scrap Proses Produksi 30,396 ton/bulan Diambil oleh Pihak Menurunkan
Setiap hari
Ketiga PT. Menembus estetika
kerja
Batas Langit lingkungan
61
6. Sludge Grinding Proses Produksi 1,267 ton/bulan Diambil oleh Pihak Menurunkan
Setiap hari
Ketiga PT. Karya Nusa estetika
kerja
Bumi Persada lingkungan
7. Serbuk Kayu Proses Produksi 2,5 kg/bulan Diambil oleh Pihak Menurunkan
Setiap hari
Terkontaminasi Ketiga PT. Menembus estetika
kerja
Batas Langit lingkungan
8. Serbuk Aluminium Proses Produksi 78 kg/bulan Diambil oleh Pihak Menurunkan
Setiap hari
Ketiga PT. Menembus estetika
kerja
Batas Langit lingkungan
9. Part NG Proses Produksi 109 kg/bulan Diambil oleh Pihak Menurunkan
Setiap hari
Ketiga PT. Menembus estetika
kerja
Batas Langit lingkungan
10. Sisa Material Proses Produksi 19 kg/bulan Diambil oleh Pihak Menurunkan
Setiap hari
Ketiga PT. Menembus estetika
kerja
Batas Langit lingkungan
11. Glooves Terkontaminasi Proses Produksi 38 kg/bulan Diambil oleh Pihak Menurunkan
Setiap hari
Ketiga PT. Karya Nusa estetika
kerja
Bumi Persada lingkungan
62
Limbah Cair
1. Oil Bekas
P-313
FGC-823
W-80
MIC-2500
P-307-N
CG-18K
EC-50M
FGE-201-MZK Diambil oleh Pihak
Mencemari Setiap hari
MAGPLUS SLA-10 Proses Produksi 350 L/bulan Ketiga PT. Karya Nusa
lingkungan kerja
Super Multi Oil-68 Bumi Persada
Super Multi Oil-32
Super Multi Oil 10
Super Multi Oil 2M
Super Gear GR-480
Super Gear Oil 150
Super Gear Oil 320
PN-301
Minyak Tanah
Sumber : Data Primer, 2019
63
Lampiran 3
Layout PT. YTK Indonesia
TPS
64
Lampiran 4
Neraca Limbah B3 dalam 1 (satu) Bulan PT. YTK Indonesia
65
6. Glooves 04/01/2019 8 kg 04/04/2019
Terkontaminasi 11/01/2019 Proses 5 kg 11/04/2019 PT. Karya Nusa
08/01/2019 38 kg 0006221 0
18/01/2019 Produksi 7 kg 18/04/2019 Bumi Persada
25/01/2019 8 kg 25/04/2019
7. Iron Skrap 02/01/2019 1,425 ton 02/04/2019 04/01/2019 4,289 ton 0000027
03/01/2019 1,382 ton 03/04/2019
04/01/2019 1,482 ton 04/04/2019 09/01/2019 4,147 ton 0000028
07/01/2019 1,278 ton 07/04/2019
08/01/2019 1,198 ton 08/04/2019
09/01/2019 Proses 1,671 ton 09/04/2019 11/01/2019 2,666 ton 0000029
10/01/2019 Produksi 1,329 ton 10/04/2019
11/01/2019 1,337 ton 11/04/2019 15/01/2019 2,803 ton 0000030
14/01/2019 1,421 ton 14/04/2019
15/01/2019 1,382 ton 15/04/2019 17/01/2019 2,626 ton 0000031
16/01/2019 1,507 ton 16/04/2019 PT. Menembus
0
17/01/2019 1,119 ton 17/04/2019 22/01/2019 4,059 ton Batas Langit 0000032
18/01/2019 1,462 ton 18/04/2019
21/01/2019 1,245 ton 21/04/2019
22/01/2019 1,352 ton 22/04/2019 24/01/2019 3,031 ton 0000033
23/01/2019 1,39 ton 23/04/2019
24/01/2019 1,641 ton 24/04/2019 29/01/2019 4,16 ton 0000034
25/01/2019 1,501 ton 25/04/2019
28/01/2019 1,361 ton 28/04/2019
29/01/2019 1,298 ton 29/04/2019 31/01/2019 2,615 ton 0000035
30/01/2019 1,422 ton 30/04/2019
31/01/2019 1,193 ton 31/04/2019
66
8. Slugde 03/01/2019 10 kg 03/04/2019 0
Grinding 09/01/2019 11 kg 09/04/2019
Proses PT. Karya Nusa
16/01/2019 14 kg 16/04/2019 08/01/2019 1,267 ton 0006221
Produksi Bumi Persada
23/01/2019 17 kg 23/04/2019
30/01/2019 13 kg 30/04/2019
9. Serbuk Kayu 10/01/2019 0,5 kg 10/04/2019 0
Proses PT. Menembus
Terkontaminasi 18/01/2019 1 kg 18/04/2019 28/01/2019 2,5 kg 0000121
Produksi Batas Langit
24/01/2019 1 kg 24/01/2019
10. Serbuk 02/01/2019 4 kg 02/04/2019 04/01/2019 9 kg
Aluminium 03/01/2019 3 kg 03/04/2019
04/01/2019 2 kg 04/04/2019 09/01/2019 11 kg 0000028
07/01/2019 4 kg 07/04/2019
08/01/2019 5 kg 08/04/2019
09/01/2019 3 kg 09/04/2019 11/01/2019 6 kg 0000029
10/01/2019 2 kg 10/04/2019
11/01/2019 Proses 4 kg 11/04/2019 15/01/2019 10 kg PT. Menembus 0000030
0
14/01/2019 Produksi 6 kg 14/04/2019 Batas Langit
15/01/2019 4 kg 15/04/2019 17/01/2019 8 kg 0000031
16/01/2019 5 kg 16/04/2019
17/01/2019 3 kg 17/04/2019 22/01/2019 9 kg 0000032
18/01/2019 4 kg 18/04/2019
21/01/2019 5 kg 21/04/2019
22/01/2019 5 kg 22/04/2019 24/01/2019 7 kg 0000033
23/01/2019 4 kg 23/04/2019
67
24/01/2019 3 kg 24/04/2019 29/01/2019 9 kg 0000034
25/01/2019 4 kg 25/04/2019
28/01/2019 Proses 3 kg 28/04/2019 PT. Menembus
0
29/01/2019 Produksi 2 kg 29/04/2019 31/01/2019 9 kg Batas Langit 0000035
30/01/2019 4 kg 30/04/2019
31/01/2019 5 kg 31/04/2019
11. Sisa Material 04/01/2019 6 kg 04/04/2019 09/01/2019 6 kg 0000028
18/01/2019 Proses 4 kg 18/04/2019 22/01/2019 4 kg PT. Menembus 0000032
0
25/01/2019 Produksi 5 kg 25/04/2019 29/01/2019 5 kg Batas Langit 0000034
31/01/2019 4 kg 31/04/2019 31/01/2019 4 kg 0000035
12. Part NG 02/01/2019 6 kg 02/04/2019 04/01/2019 10 kg 0000027
03/01/2019 4 kg 03/04/2019
04/01/2019 5 kg 04/04/2019 09/01/2019 19 kg 0000028
07/01/2019 7 kg 07/04/2019
08/01/2019 4 kg 08/04/2019
09/01/2019 8 kg 09/04/2019 11/01/2019 9 kg 0000029
10/01/2019 4 kg 10/04/2019
11/01/2019 Proses 5 kg 11/04/2019 15/01/2019 8 kg PT. Menembus 0000030
0
14/01/2019 Produksi 3 kg 14/04/2019 Batas Langit
15/01/2019 6 kg 15/04/2019 17/01/2019 7 kg 0000031
16/01/2019 4 kg 16/04/2019
17/01/2019 3 kg 17/04/2019 22/01/2019 16 kg 0000032
18/01/2019 5 kg 18/04/2019
21/01/2019 5 kg 21/04/2019
22/01/2019 6 kg 22/04/2019 24/01/2019 11 kg 0000033
23/01/2019 7 kg 23/04/2019
68
24/01/2019 4 kg 24/04/2019 29/01/2019 17 kg 0000034
25/01/2019 5 kg 25/04/2019
Proses
28/01/2019 7 kg 28/04/2019 PT. Menembus
Produksi 0
29/01/2019 5 kg 29/04/2019 31/01/2019 12 kg Batas Langit 0000035
30/01/2019 6 kg 30/04/2019
31/01/2019 6 kg 31/04/2019
12. Limbah Cair 02/01/2019 10 L 02/04/2019
03/01/2019 13 L 03/04/2019
04/01/2019 11 L 04/04/2019
07/01/2019 12 L 07/04/2019
08/01/2019 14 L 08/04/2019
09/01/2019 12 L 09/04/2019
10/01/2019 13 L 10/04/2019
11/01/2019 12 L 11/04/2019
14/01/2019 Proses 10 L 14/04/2019 PT. Karya Nusa
08/01/2019 60 L 0006221 0
15/01/2019 Produksi 11 L 15/04/2019 Bumi Persada
16/01/2019 9L 16/04/2019
17/01/2019 13 L 17/04/2019
18/01/2019 12 L 18/04/2019
21/01/2019 10 L 21/04/2019
22/01/2019 11 L 22/04/2019
23/01/2019 8L 23/04/2019
24/01/2019 10 L 24/04/2019
25/01/2019 14 L 25/04/2019
69
28/01/2019 12 L 28/04/2019
29/01/2019 Proses 13 L 29/04/2019 PT. Karya Nusa
31/01/2019 290 L 0006221 0
30/01/2019 Produksi 13 L 30/04/2019 Bumi Persada
31/01/2019 10 L 31/04/2019
70
Lampira 5
Izin Pengangkutan Limbah B3
71
Lampiran 6
Manifest Pengelolaan Limbah B3 (PT. Menembus Batas Langit)
72
Lampiran 7
Manifest Pengelolaan Limbah B3 (PT. Karya Nusa Bumi Persada)
73
Lampiran 8
Surat Keterangan Kerja Praktek
74
Lampiran 9
Lembar Asistensi Kerja Praktek
75
76