ualitas Udara Dalam Ruangan yang selanjutnya disingkat KUDR
adalah kualitas udara di ruangan Tempat Kerja, yang dalam
kondisi yang buruk yang disebabkan oleh pencemaran atau kontaminasi udara Tempat Kerja, yang dapat menimbulkan gangguan kenyamanan kerja sampai pada gangguan kesehatan Tenaga Kerja. DEFINISI • Kualitas Udara Dalam Ruangan yang selanjutnya disingkat KUDR adalah kualitas udara di ruangan Tempat Kerja, yang dalam kondisi yang buruk yang disebabkan oleh pencemaran atau kontaminasi udara Tempat Kerja, yang dapat menimbulkan gangguan kenyamanan kerja sampai pada gangguan kesehatan Tenaga Kerja. Komponen Standar Penilaian Kualitas Udara dalam Ruang • Suhu/Temperatur UdaraSuhu/Temperatur Udara • Suhu udara sangat berperan terhadap kenyamanan kerja. • tubuh manusia menghasilkan panas yang digunakan untuk metabolisme basal dan muscular • semua energi yang dihasilkan tubuh hanya 20 % saja dipergunakan dan sisanya akan dibuang ke lingkungan. • Variasi suhu udara tubuh dengan ruangan memungkinkan terjadinya pelepasan suhu tubuh, sehingga tubuh merasa nyaman. Kelembaban udara • Kombinasi suhu dan kelembaban udara yang tepat akan menciptakan kenyamanan ruangan, sebaliknya kombinasi keduanya dapat pula memperburuk kondisi udara ruangan. • kelembaban 65% – 95% dengan kisaran suhu 26°C – 30°C. • Sedangkan menurut ASHRAE (1981) zona kenyamanan 55% – 74% berada pada kisaran suhu 22°C – 26°C dan kelembaban 20% – 70%. Kecepatan Aliran Udara • Kecepatan aliran udara mempengaruhi gerakan udara dan pergantian udara dalam ruang. • Besar kecepatan aliran udara yang nyaman, sekitar 0,15 – 1,5 m /detik. • Sedangkan kecepatan udara kurang dari 0,1 m/dtk atau lebih rendah menjadikan ruangan tidak nyaman • Karena ada gerakan udara, sebaliknya kecepatan udara terlalu tinggi akan menyebabkan tarikan dingin dan atau kebisingan di dalam ruangan. Kebersihan udara • Kebersihan udara berkaitan dengan keberadaan kontaminasi udara baik kimia maupun mikrobiologi. • Sistem ventilasi AC umumnya diperlengkapi dengan saringan udara untuk mengurangi atau menghilangkan kemungkinan masuknya zat-zat berbahaya ke dalam ruangan. • Untuk ruangan pertemuan atau gedung- gedung dimana banyak orang berkumpul dan ada kemungkinan merokok, dibuat suatu perangkat hisap udara pada langit-langit ruangan sedangkan lubang hisap jamur dibuat dilantai dengan cenderung menghisap debu. Bau • Bau dapat menjadi petunjuk keberadaan suatu zat kimia berbahaya • Bau juga dihasilkan oleh berbagai proses biologi oleh mikroorganisme. • Kondisi ruangan yang lembab dengan suhu tinggi dan aliran udara yang tenang biasanya menebarkan bau kurang sedap karena proses pembusukan oleh mikroorganisme Kualitas Ventilasi • satu faktor yang penting dalam menyebabkan terjadinya Sick Building Syndrome. • luas ventilasi ruangan yang kurang dari 10% atau ventilation rate kurang dari 20 CFM Out Air memberikan risiko yang besar untuk terjadinya gejala SBS. • Ventilation rate yang baik untuk suatu gedung atau ruangan adalah 25 -50 CFM Out Air per penghuni. • Ventilasi yang paling ideal untuk suatu ruangan apabila ventilasi dalam keadaan bersih, luas memenuhi syarat, sering dibuka, adanya cross ventilation sehingga tidak menyebabkan adanya dead space dalam ruangan. Pencahayaan • Sistem pencahayaan ruangan terdiri dari dua macam yaitu pencahayaan alami (sinar matahari) dan pencahayaan buatan (lampu). • Faktor pencahayaan penting berkaitan dengan perkembangbiakan mikro organisme dalam ruangan. • Sinar matahari yang mengandung ultra violet dapat membunuh kuman-kuman sehingga pertumbuhan mikroorganisme terhambat. • Kadar Debu / Partikulat (Respirable Suspended Perticulate) • partikulat atau fiber yang melayang-layang diudara, • mempunyai ukuran cukup kecil untuk dapat dihirup oleh manusia. • meliputi semua materi baik fisik maupun kimia, dan dalam bentuk cair maupun padat, atau kedua-duanya. gas buangan kendaraan Kegiatan Masuknya bermotor, cerobong Penghuni pencemar asap dapur karena dari luar penempatan lokas i Sumber pencemaran udara dalam gedung lubang ventilasi ruangan yang tidak tepat; asap rokok, pestisida, bahan pembersih Bahan formaldehid, lem, ruangan; bagunan asbestos, dalam fibreglass , dan ruangan bahan lainnya;
Saluran udara bakteri, jamur,
dan system virus atau pendingin protozoa gangguan ventilasi udara Kurang dan kurangnya perawatan masukan sistem peralatan ventilasi. udara segar DAMPAK KESEHATAN BURUKNYA KUALITAS UDARA DALAM RUANG
• Iritasi mata, hidung dan
Dampak tenggorokan Segera • Sakit kepala, pusing dan kelelahan
Dampak • Penyakit saluran pernafasan,
sakit jantung dan kanker Jangka Panjang Penerapan Higiene dan Sanitasi • Pasal 39 • (1) Kebutuhan atas udara yang bersih dan sehat harus dipenuhi pada setiap Tempat Kerja. • (2) Pemenuhan kebutuhan udara di Tempat Kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui: • a. KUDR; • b. ventilasi; dan • c. ruang udara • Pasal 40 • (1) Tempat Kerja untuk melakukan jenis pekerjaan administratif, pelayanan umum dan fungsi manajerial harus memenuhi KUDR yang sehat dan bersih. • (2) KUDR sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan oleh suhu, kelembaban, kadar oksigen dan kadar kontaminan udara. Standar • (3) Suhu ruangan yang nyaman harus dipertahankan dengan ketentuan: • a. Suhu Kering 230C – 260C dengan kelembaban 40% – 60% • b. perbedaan suhu antar ruangan tidak melebihi 5oC • (4) Kadar oksigen 19,5% - 23,5% dari volume udara. • (5) Kadar kontaminan atau polutan tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. • Pasal 41 • (1) Pengurus dan/atau Pengusaha wajib menyediakan sistem ventilasi udara untuk menjamin kebutuhan udara Pekerja dan/atau mengurangi kadar kontaminan di Tempat Kerja. • (2) Sistem ventilasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat bersifat alami atau buatan atau kombinasi keduanya. • (3) Dalam hal menggunakan ventilasi buatan maka ventilasi tersebut harus dibersihkan secara berkala paling sedikit 3 (tiga) bulan sekali atau sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. • Pasal 42 • (1) Setiap orang yang bekerja dalam ruangan harus mendapat ruang udara (cubic space) paling sedikit 10 (sepuluh) m3 • (2) Ruangan harus memenuhi ketentuan: • a. tinggi Tempat Kerja diukur dari lantai sampai daerah langit-langit paling sedikit 3 (tiga) meter; dan • b. tinggi ruangan yang lebih dari 4 (empat) meter tidak dapat dipakai untuk memperhitungkan ruang udara Standar KUDR