- Zat warna alami. - Briket arang. - Asap cair. 2. Teknologi proses pembuatan: - Zat warna alami = Cara mengolahnya adalah melalui proses ekstraksi (perebusan). Bagian tanaman tersebut terlebih dulu dikeringkan dan dihaluskan, bisa dengan dipotong, diiris, diremas, ditumbuk, atau dihaluskan dengan mixer. Hasilnya lalu direbus dengan air pada suhu mendidih selama kurang lebih 1 jam. Larutan warna yang terbentuk kemudian disaring beberapa kali hingga tidak ada endapan. Hasilnya lalu didinginkan. Rangkaian proses ini tidak berlaku untuk nila/indigofera. Cara mendapatkan warna dari nila adalah melalui perendaman dan peragian. - Briket arang = Cara membuat briket tempurung kelapa tradisional cukup sederhana, yakni membakar tempurung lalu menumbuknya sampai halus. Setelah diayak, hasil ayakan dicampur dengan adonan tepung kanji. Briket lalu dicetak sesuai ukuran yang dikehendaki dan dijemur hingga kering - Asap cair = Proses pembuatan asap cair melalui beberapa tahapan yaitu pirolisis, kondensasi, dan redestilasi. Pirolisis adalah proses pemecahan polimer menjadi molekul yang lebih kecil dengan menggunakan pembakaran. Suhu yang digunakan pada proses pirolisis ini tergantung dari jenis bahan baku kayu. Kayu atau serbuk kayu dipirolisis pada suhu tertentu hingga menghasilkan asap, kemudian asap yang dihasilkan dikondensasikan menjadi bentuk asap cair. Asap cair hasil kondensasi ini masih memiliki kandungan tar yang tinggi dan berwarna keruh sehingga perlu didestilasi berulang-ulang. Asap cair yang sudah mengalami redistilasi dapat langsung diaplikasikan dalam produk pangan seperti ikan dan belut. 3. Inovasi teknologi tepat guna yang dapat dikembangkan dalam proses produksi: - Zat warna alami. Pengembangan inovasi teknologi tepat guna dalam proses produksi zat warna alami adalah dengan menggunakan Spray Aerator. Spray aerator dapat dibagi menjadi empat bagian yaitu penyediaan sprayer, pompa, pemipaan dan tangki penampung. Prisip dasar dari proses ini adalah aerasi yaitu mengkontakkan cairan dengan udara. Sprayer bisa disubtitusi/diganti dengan pipa paralon yang diberi beberapa lubang. Spray aerator digunakan untuk mengaerasi cairan hasil rendaman. - Briket arang. Pengembangan inovasi teknologi tepat guna dalam proses produksi briket arang dapat menggunakan alat pencetak briket atau kempa yang berfungsi mencetak tepung arang dengan ukuran mesh tertentu yang telah dicampur dengan perekat kanji sehingga menjadi briket arang dengan ukuran dan bentuk beragam seperti kubus, bulat tabung, dan atau bulat pepat. - Asap cair. Pengembangan inovasi teknologi tepat guna dalam proses produksi asap cair yaitu dengan memasukkan tempurung kelapa ke tungku terbuat dari stainless dengan sistem pirolisis. Tungku tersebut ditutup rapat-rapat tanpa ada udara keluar. Kemudian tungku dipanaskan dengan menggunakan kompor bertekanan tinggi, asap melalui satu pipa berubah menjadi zat semacam ter. Zat semacam ini melalui destilasi tahap II, menjadi uap cair berwarna bening yang disebut uap asap atau liquid smoke. Dalam hal ini, peneliti ingin merekayasa limbah tempurung kelapa dengan teknik sistem pembuatan arang sebagai uap asap atau liquid smoke. Cara ini lebih efisien dan lebih aman, dalam arti tidak perlu bantuan kompor bertekanan tinggi dan aman dari ledakan. Sejauh mana alat prosessing asap cair ini, perlu ada perlakuan dengan dilengkapi blower dan tanpa blower (secara deskriptif). Selain itu perlu diketahui tingkat ketuaan tempurung kelapa sebagai bahan baku terhadap kandungan senyawa fenol, karbonil dan asam (secara diskriptif)