Anda di halaman 1dari 2

Shayla S. S.

– XI IPA
Tugas Prakarya.

1. Produk yang saya pilih:


- Zat warna alami.
- Briket arang.
- Asap cair.
2. Teknologi proses pembuatan:
- Zat warna alami = Cara mengolahnya adalah melalui proses ekstraksi (perebusan).
Bagian tanaman tersebut terlebih dulu dikeringkan dan dihaluskan, bisa dengan
dipotong, diiris, diremas, ditumbuk, atau dihaluskan dengan mixer. Hasilnya lalu
direbus dengan air pada suhu mendidih selama kurang lebih 1 jam. Larutan warna
yang terbentuk kemudian disaring beberapa kali hingga tidak ada endapan. Hasilnya
lalu didinginkan. Rangkaian proses ini tidak berlaku untuk nila/indigofera. Cara
mendapatkan warna dari nila adalah melalui perendaman dan peragian.
- Briket arang = Cara membuat briket tempurung kelapa tradisional cukup sederhana,
yakni membakar tempurung lalu menumbuknya sampai halus. Setelah diayak, hasil
ayakan dicampur dengan adonan tepung kanji. Briket lalu dicetak sesuai ukuran yang
dikehendaki dan dijemur hingga kering
- Asap cair = Proses pembuatan asap cair melalui beberapa tahapan yaitu pirolisis,
kondensasi, dan redestilasi. Pirolisis adalah proses pemecahan polimer menjadi
molekul yang lebih kecil dengan menggunakan pembakaran. Suhu yang digunakan
pada proses pirolisis ini tergantung dari jenis bahan baku kayu. Kayu atau serbuk
kayu dipirolisis pada suhu tertentu hingga menghasilkan asap, kemudian asap yang
dihasilkan dikondensasikan menjadi bentuk asap cair. Asap cair hasil kondensasi ini
masih memiliki kandungan tar yang tinggi dan berwarna keruh sehingga perlu
didestilasi berulang-ulang. Asap cair yang sudah mengalami redistilasi dapat
langsung diaplikasikan dalam produk pangan seperti ikan dan belut.
3. Inovasi teknologi tepat guna yang dapat dikembangkan dalam proses produksi:
- Zat warna alami. Pengembangan inovasi teknologi tepat guna dalam proses produksi
zat warna alami adalah dengan menggunakan Spray Aerator. Spray aerator dapat
dibagi menjadi empat bagian yaitu penyediaan sprayer, pompa, pemipaan dan
tangki penampung. Prisip dasar dari proses ini adalah aerasi yaitu mengkontakkan
cairan dengan udara. Sprayer bisa disubtitusi/diganti dengan pipa paralon yang
diberi beberapa lubang. Spray aerator digunakan untuk mengaerasi cairan hasil
rendaman.
- Briket arang. Pengembangan inovasi teknologi tepat guna dalam proses produksi
briket arang dapat menggunakan alat pencetak briket atau kempa yang berfungsi
mencetak tepung arang dengan ukuran mesh tertentu yang telah dicampur dengan
perekat kanji sehingga menjadi briket arang dengan ukuran dan bentuk beragam
seperti kubus, bulat tabung, dan atau bulat pepat. 
- Asap cair. Pengembangan inovasi teknologi tepat guna dalam proses produksi asap
cair yaitu dengan memasukkan tempurung kelapa ke tungku terbuat dari stainless
dengan sistem pirolisis. Tungku tersebut ditutup rapat-rapat tanpa ada udara keluar.
Kemudian tungku dipanaskan dengan menggunakan kompor bertekanan tinggi, asap
melalui satu pipa berubah menjadi zat semacam ter. Zat semacam ini melalui
destilasi tahap II, menjadi uap cair berwarna bening yang disebut uap asap atau
liquid smoke. Dalam hal ini, peneliti ingin merekayasa limbah tempurung kelapa
dengan teknik sistem pembuatan arang sebagai uap asap atau liquid smoke. Cara ini
lebih efisien dan lebih aman, dalam arti tidak perlu bantuan kompor bertekanan
tinggi dan aman dari ledakan. Sejauh mana alat prosessing asap cair ini, perlu ada
perlakuan dengan dilengkapi blower dan tanpa blower (secara deskriptif). Selain itu
perlu diketahui tingkat ketuaan tempurung kelapa sebagai bahan baku terhadap
kandungan senyawa fenol, karbonil dan asam (secara diskriptif)

Anda mungkin juga menyukai