Anda di halaman 1dari 54

PENERAPAN SANHAY (Sanitation and Hygiene) DI UKM DESA_KITARA

Oleh : Stephanie Bija


Peserta Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III
Angkatan XI
NDH. 35

PUSAT PELATIAN DAN PENGEMBANGAN DAN


KAJIAN DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA
SAMARINDA 2020
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karuniaNya
sehingga Laporan Aktualisasi dengan judul “Penerapan SANHAY (Sanitation and Hygiene)
di UKM Desa_Kitara dapat terlaksana dengan baik dan tepat waktu. Kegiatan Aktualisasi
ini merupakan salah satu kewajiban untuk menyelesaikan Latihan Dasar CPNS 2020 di
KDOD LAN Samarinda. Ucapan terimakasih ditujukan kepada pihak-pihak yang telah
berpartisipasi dalam pelaksanaan aktualisasi ini, diantaranya:

1. Bapak Dr. Mariman Darto, M.Si selaku Kepala Puslatbang KDOD LAN Samarinda
atas penyambutannya kepada para peserta Latsar CPNS 2020.
2. Bapak Dr.-Ing. Daud Nawir, S.T., M.T selaku Mentor yang senantiasa sabar dalam
membimbing selama proses pelaksanaan kegiatan aktualisasi ini.
3. Bapak Itcianday S.H., M.H selaku Coach atas arahan dan sarannya dalam
penyusunan laporan aktualisasi.
4. Seluruh Widyaiswara atas materi yang telah diberikan selama pelaksanaan
Latihan Dasar.
5. Bapak dan Ibu dosen di Lingkungan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan atas
bantuan yang diberikan, baik berupa tenaga maupun pikiran.
6. Segenap Keluarga yang telah memberikan dukungan dalam bentuk doa.
7. Seluruh rekan-rekan peserta Latsar CPNS KDOD LAN Samarinda Angkatan XI atas
kebersamaannya selama ini.

Semoga laporan aktualisasi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Atas
perhatiannya, saya ucapkan Terimakasih.

Tarakan, Agustus 2020


Penulis,

Stephanie Bija

iv
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN…………………………………………………………………………………………….. ii
LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………………………………………………………… iii
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………………………………….. iv
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………………………………….. v
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………………………………………………… vi
DAFTAR TABEL………………………………………………………………………………………………………….. vii
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………………………………………………… viii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………………………………. 1
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………………………………. 1
1.2 Tujuan Aktualisasi…………………………………………………………………………………….. 2
1.3 Manfaat Aktualisasi………………………………………………………………………………….. 2
1.4 Ruang Lingkup………………………………………………………………………………………….. 3
BAB II DESKRIPSI ORGANISASI…………………………………………………………………………… 4
2.1 Profil Organisasi……………………………………………………………………………………….. 4
2.2 Struktur Organisasi…………………………………………………………………………………… 5
2.3 Visi dan Misi Organisasi…………………………………………………………………………….. 8
2.4 Tugas dan Fungsi……………………………………………………………………………………… 9
BAB III LANDASAN TEORI……………………………………………………………………………………… 11
3.1 Nilai Dasar ASN………………………………………………………………………………………... 11
3.2 Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI……………………………………………………. 17
BAB IV RANCANGAN AKTUALISASI……………………………………………………………………….. 19
4.1 Identifikasi Isu………………………………………………………………………………………..... 19
4.2 Penetapan Isu………………………………………………………………………………………..... 20
4.3 Uraian Rancangan Kegiatan Aktualisasi…………………………………...................... 22
BAB V PELAKSANAAN AKTUALISASI…………………………………......................................... 27
5.1 Pelaksanaan Kegiatan 1…………………………………................................................. 27
5.2 Pelaksanaan Kegiatan 2…………………………………................................................. 30
5.3 Pelaksanaan Kegiatan 3…………………………………................................................. 35
5.4 Pelaksanaan Kegiatan 4…………………………………................................................. 38
5.5 Kontribusi Kegiatan Aktualisasi Terhadap Visi-Misi……………………………………. 41
5.6 Dampak Tidak Diterapkannya Nilai Aneka Pada Kegiatan Aktualisasi.......... 41
5.7 Kendala-Kendala yang Dialami Selama Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi 42
BAB VI PENUTUP…………………………………............................................................................ 43
6.1 Kesimpulan…………………………………........................................................................ 43
6.2 Saran………………………………….................................................................................. 43
ROLE MODEL…………………………………........................................................................................ 44
DAFTAR PUSTAKA…………………………………................................................................................ 45
LAMPIRAN…………………………………............................................................................................. 46

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Struktur Organisasi Universitas Borneo Tarakan………………………………... 6


Gambar 2. Struktur Organisasi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan……............... 8
Gambar 3. Mencari referensi di internet………………………………...................................... 26
Gambar 4. Menentukan tipe konstruksi alat sanitasi yang sesuai………………………. 27
Gambar 5. Merancang desain alat sanitasi…………………………….................................... 27
Gambar 6. Mendiskusikan Hasil Rancangan Bersama Anggota Tim Pengabdian… 28
Gambar 7. Koordinasi dengan UKM Desa_Kitara…………………………….......................... 29
Gambar 8. Melakukan observasi terkait jenis dan sumber kontaminan di 30
Lingkungan UKM…………………………….............................................................
Gambar 9. Mencari referensi terkait standar sanitasi dan higiene……………………….. 31
Gambar 10. Diskusi Rancangan Buku Sanitasi……………………………………………………… 31
Gambar 11. Pembuatan sinopsis prinsip sanitasi dan higiene……………………………….. 32
Gambar 12. Membuat buku pedoman…………………………………………………………………… 32
Gambar 13. Mencetak buku pedoman………………………………………………………………….. 33
Gambar 14. Pemberian sinopsis dan buku pedoman kepada UKM……………………….. 34
Gambar 15. Membuat jadwal rencana sosialisasi………………………………………………….. 35
Gambar 16. Koordinasi dengan UKM…………………………………………………………………….. 35
Gambar 17. Bahan dan Materi untuk Sosialisasi……………………………………………………. 36
Gambar 18. Memberikan edukasi terkait higiene personalia…………………………………. 37
Gambar 19. Diskusi bersama karyawan UKM………………………………………………………… 37
Gambar 20. Diskusi teknis pelaksanaan kegiatan…………………………………………………. 38
Gambar 21. Koordinasi kepada UMKM………………………………………………………………….. 39
Gambar 22. Peralatan dan bahan yang akan digunakan……………………………………….. 39
Gambar 23. Mengolah produk sesuai standar sanitasi higiene……………………………... 40
Gambar 24. Dokumentasi simulasi melalui video…………………………………………………... 40

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Nilai-nilai dasar ANEKA………………………………………………………………………… 16


Tabel 2. Penetapan Isu Prioritas………………………………………………………………………… 19
Tabel 3. Rancangan Kegiatan Aktualisasi………………………………………………………….. 21
Tabel 4. Jadwal Kegiatan Aktualisasi…………………………………………………………………. 25

vii
DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN I Surat Keterangan Pelaksanaan Aktualisasi


LAMPIRAN II Surat Tugas Sosialisasi SSOP
LAMPIRAN III Surat Tugas Pendampingan Penanganan dan Pengolahan Produk
LAMPIRAN IV Draft Desain Alat Sanitasi dan Higiene
LAMPIRAN V Sinopsis Penerapan Sanitasi dan Higiene
LAMPIRAN VI Buku Penerapan Sanitasi dan Higiene Di Industri Perikanan
LAMPIRAN VII 8 Kunci SSOP Penerapan Sanitasi dan Higiene
LAMPIRAN VIII Bahan Sosialisasi/Materi dalam Bentuk PPT
LAMPIRAN IX Lembar Konsultasi Mentor
LAMPIRAN X Lembar Konsultasi Coach

viii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara menyatakan bahwa Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN
adalah profesi bagi pegawai negeri sipil (PNS) dan pegawai pemerintah dengan
perjanjian kerja (PPPK) yang bekerja pada instansi pemerintah. Pegawai ASN berfungsi
sebagai pelaksana kebijakan, pelayan publik, perekat dan pemersatu bangsa. Setiap
warga negara Indonesia mempunyai kesempatan yang sama untuk melamar menjadi
PNS setelah memenuhi persyaratan. Penyelenggaraan seleksi pengadaan PNS oleh
Instansi Pemerintah melalui penilaian secara objektif berdasarkan kompetensi,
kualifikasi, dan persyaratan lain yang dibutuhkan oleh jabatan. Peserta yang lolos
seleksi diangkat menjadi calon PNS atau CPNS. Selanjutnya, Calon PNS wajib
menjalani masa percobaan melalui proses pendidikan dan pelatihan terintegrasi untuk
membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan
kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab, dan
memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang sehingga dapat diangkat
menjadi PNS.
Instansi Pemerintah wajib memberikan pendidikan dan pelatihan kepada calon
PNS. Lembaga Administrasi Negara berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 57 tahun
2013 mempunyai fungsi dalam menyelenggarakan pembinaan, penjaminan mutu dan
penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya aparatur negara. Pelatihan
dasar CPNS merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kompetensi CPNS
sebagai bagian dari ASN yang profesional. Pelatihan dasar ini mempunyai orientasi
hasil agar CPNS dapat mengaktualisasikan nilai-nilai dasar profesi PNS yaitu
akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan anti korupsi di dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, khususnya di lingkungan kerja,
yaitu Universitas Borneo Tarakan.
Nilai-nilai dasar profesi PNS yang diperoleh pada pelatihan ini akan
diaktualisasikan ke dalam beberapa kegiatan untuk menjawab pemecahan isu yang
terjadi di lingkungan kerja, khususnya dalam pelaksaan Tri Darma Perguruan Tinggi.
Isu yang terjadi saat ini, terutama pada Pengabdian Masyarakat yakni tidak adanya
penerapan sanitasi higiene di UKM. Penerapan sanitasi dan higiene dalam industri
perikanan adalah suatu hal yang mutlak dan wajib. Diperlukan kesadaran,
pengetahuan, dan sarana bagi semua pihak yang berkecimpung dalam bidang
perikanan, harus ada peraturan-peraturan yang mengatur penerapan sanitasi dan
higiene dalam industri perikanan, dan lain-lainnya. Penerapan prinsip-prinsip sanitasi

1
dan higiene selain akan mempunyai pengaruh langsung terhadap kesehatan
masyarakat konsumen, juga akan meningkatkan mutu dan harga ikan dan berarti pula
memperbaiki pendapatan nelayan, dan akan meningkatkan devisa negara, karena
produk yang berkualitas akan memberikan harga yang lebih baik dan tidak adanya
tuntutan dari pembeli di luar negeri.
Salah satu upaya nyata menghadapi tantangan yang sekaligus merupakan
peluang tersebut, adalah dengan meningkatkan kualitas mutu hasil perikanan yang
diperdagangkan di Indonesia. Untuk itu diperlakukan manajemen yang terpadu dalam
pengawasan mutu penanganan dan pengolahan hasil perikanan. ”Hanya dari bahan
baku yang bermutu baik, yang ditangani, diolah, didistribusikan dengan cara-cara yang
baik dan benar akan dapat dihasilkan produk akhir yang bermutu pula. Oleh karena
itu, penerapan prinsip-prinsip Sanitasi dan Higiene yang baik dalam semua tahapan
penanganan dan pengolahan hasil perikanan dilakukan untuk dapat mewujudkan
filosofi tersebut.

1.2 Tujuan Aktualisasi


1.2.1 Tujuan Umum
Aktualisasi ini memiliki tujuan umum, meliputi :
1. Menerapkan nilai-nilai dasar ASN, yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi dalam setiap pelaksanaan kegiatan
dari isu prioritas.
2. Mengaitkan isu yang terjadi pada pelaksanaan Pengabdian dan Masyarakat
terhadap peran dan kedudukan ASN yakni Manajemen ASN, Whole of
Government, dan Pelayan Publik.
1.2.2 Tujuan Khusus
Selain tujuan umum, aktualisasi ini juga memiliki tujuan khusus, yakni
mendukung Universitas Borneo Tarakan di dalam meningkatkan kegiatan
Pengabdian kepada Masyarakat melalui penerapan IPTEKS.

1.3 Manfaat Aktualisasi


1.3.1 Manfaat Umum
Manfaat umum dari kegiatan aktualisasi ini adalah terciptanya ASN yang
profesional dan berkualitas dalam bekerja dengan menerapkan nilai-nilai dasar
ASN yakni Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti
Korupsi di Lingkungan Kerja.

2
1.3.2 Manfaat Khusus
Manfaat khusus yang diperoleh dari kegiatan aktualisasi, yaitu:
1. Bagi Penulis
Timbulnya kesadaran untuk mengimplementasikan nilai-nilai dasar ASN di
Lingkungan Kerja dan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Bagi Instansi
Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat melalui penerapan IPTEKS di
Universitas Borneo Tarakan meningkat.
3. Bagi Masyarakat
Penerapan prinsip Sanitasi dan Higiene di UKM Desa_Kitara untuk
menghasilkan produk yang bersih, sehat, dan aman.

1.4 Ruang Lingkup


Ruang lingkup kegiatan aktualisasi meliputi bimbingan dengan mentor dan
coach terkait pelaksanaan aktualisasi yang dilaksanakan selama 1 bulan, yaitu
pada tanggal 01 Juli sampai 01 Agustus 2020 sesuai Tri Darma Perguruan Tinggi yaitu
Pengabdian kepada Masyarakat.

3
BAB II
DESKRIPSI ORGANISASI

2.1 Profil Organisasi


Universitas Borneo Tarakan (UBT) merupakan Perguruan Tinggi Negeri di
Kalimantan Utara yang terletak pada wilayah perbatasan Indonesia dengan Malaysia-
Sabah, yang secara geo-politik dan geo-ekonomi memiliki peranan penting. Universitas
Borneo Tarakan (UBT) lahir dan berkembang sejalan dengan perkembangan ilmu dan
teknologi serta tuntutan masyarakat yang selalu ingin meningkatkan kemampuan
agar dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan tersebut. Universitas Borneo
Tarakan juga berada dalam kawasan dengan potensi kekayaan sumberdaya pesisir
dan kelautan, sumberdaya alam darat baik hayati maupun non-hayati yang sangat
beragam, hutan tropis, serta letak geografis yang strategis dengan ciri-ciri khususnya,
menuntut adanya pengelolaan secara optimal dan berkelanjutan. Maka dalam
penyelenggaraan Tridharma Perguruan Tinggi, berdirinya Universitas Borneo Tarakan
menentukan tujuan yaitu :
1. Membantu Pemerintah dalam menyelenggarakan Pendidikan Tinggi dengan rasa
penuh tanggung jawab demi masa depan bangsa dan negara;
2. Menyiapkan peserta didik menjadi sumberdaya manusia yang siap pakai untuk
mengelola potensi sumberdaya yang ada, serta menjadikan peserta didik sebagai
anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan profesional yang
dapat menerapkan, mengembangkan dan menciptakan ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, dan budaya;
3. Meningkatkan mutu manusia indonesia sebagai manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Allah SWT, berbudi pekerti yang luhur, berwatak, berdisiplin,
bekerja keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cerdas, terampil, kreatif,
sehat jasmani dan rohani, cinta tanah air, dan memiliki rasa kesetiakawanan.
Adapun Asas dan Landasan Organisasi, yaitu:
1. Asas ideologi UBT adalah Pancasila.
2. Landasan konstitusional UBT adalah Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
3. Landasan operasional UBT adalah tata nilai yang meliputi:
a. Iman dan Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Berwawasan akademik, mandiri, profesional, serta bertanggung jawab.
c. Kualitas, inovatif, dinamis, dan efisien.
d. Terbuka dan berwawasan kebangsaan serta berwawasan global.

4
2.2 Struktur Organisasi
Pada pelaksanaan organisasi dan tata kerja UBT, organ UBT terdiri dari Senat,
Rektor, Satuan Pengawas Internal, dan Dewan Pertimbangan. Rektor sebagai organ
pengelola, terdiri atas; Rektor dan Wakil Rektor, Biro, Fakultas, Lembaga, dan Unit
Pelaksana Teknis. Wakil Rektor UBT terdiri dari :
1. Wakil Rektor Bidang Akademik;
2. Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan; dan
3. Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Perencanaan, dan Kerjasama
Biro terdiri atas Biro Akademik, Kemahasiswaan, dan Kerjasama (BAKK) dan Biro
Perencanaan, Keuangan, Kepegawaian, dan Umum. Fakultas terdiri atas:
1. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan;
2. Fakultas Pertanian;
3. Fakultas Teknik;
4. Fakultas Ekonomi;
5. Fakultas Hukum;
6. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan; dan
7. Fakultas Ilmu Kesehatan.
Fakultas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 terdiri atas:
1. Dekan dan Wakil Dekan;
2. Senat Fakultas;
3. Bagian Tata Usaha;
4. Jurusan; dan
5. Laboratorium/Bengkel/Studio.
Jurusan terdiri atas:
1. Ketua Jurusan;
2. Sekretaris Jurusan;
3. Program Studi; dan
4. Kelompok jabatan fungsional dosen.
Lembaga terdiri atas:
1. Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat; dan
2. Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Penjaminan Mutu.
UPT sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf e terdiri atas:
1. UPT Perpustakaan;
2. UPT Teknologi Informasi dan Komunikasi;
3. UPT Bahasa; dan
4. UPT Kawasan Sains dan Teknologi.

5
Berdasarkan Peraturan Menteri Ristekdikti Nomor 43 Tahun 2018 Tentang Organisasi
dan Tata Kerja Universitas Borneo Tarakan, berikut struktur organisasi Perguruan Tinggi.

Gambar 1. Struktur Organisasi Universitas Borneo Tarakan

Program Studi Teknologi Hasil Perikanan (Prodi THP) merupakan salah satu
program studi yang berada di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas
Borneo Tarakan. Prodi THP berdiri sejak tanggal 23 Oktober 2017 melalu Surat
Keputusan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi No SK 598/KPT/I/2017.
Prodi THP pertama kali menerima mahasiswa pada tahun ajaran 2018, sehingga
sampai saat ini masih terdapat dua angkatan mahasiswa.
Berikut merupakan tujuan dari Prodi THP :
1. Membentuk tenaga pendidik dan staf kependidikan yang berkualitas.
2. Menciptakan proses dan suasana akademik yang berkualitas.
3. Membentuk lulusan yang dapat bersaing secara regional, nasional, maupun
internasional serta memiliki kompetensi bidang ilmu dan teknologi hasil
perikanan.
4. Menghasilkan riset berskala nasional dan internasional serta terpublikasi melalui
jurnal-jurnal ilmiah terakreditasi.
5. Mendorong peningkatan inovasi teknologi hasil perikanan untuk meningkatkan
taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat di wilayah perbatasan Kalimantan
Utara.

6
6. Berkerjasama dengan berbagai stakeholder dalam rangka mempercepat
peningkatan mutu kelembagaan, ilmu pengetahuan dan teknologi yang
berkelanjutan.
Lulusan Program Studi Teknologi Hasil Perikanan diharapkan menjadi seorang
sarjana yang memiliki profil sebagai berikut ini :
1. Entrepreneur
Lulusan dari Teknologi Hasil Perikanan mampu melihat peluang, membuat produk,
dan memanajemen sistem pemasaran dibidang hasil perikanan.
2. Penyuluh Perikanan
Lulusan Teknologi Hasil Perikanan mempunyai kemampuan komunikasi yang baik
dalam memberikan informasi terkait bidang hasil perikanan kepada pelaku utama
dan pelaku usaha perikanan.
3. Quality Control
Lulusan Teknologi Hasil Perikanan dapat menjamin produk yang dihasilkan
berkualitas baik, memverifikasi kualitas produk, memonitor setiap proses dalam
pengolahan produk, dan memastikan produk dari standar perusahaan memenuhi
standar mutu yang ada, khususnya Quality Control pada pengolahan dan
pengemasan hasil perikanan.
4. Supervisior
Lulusan Teknologi Hasil Perikanan mandiri dalam menyelesaikan masalah yang
terjadi di perusahaan, mampu mengarahkan setiap pekerja/bawahan,
merencanakan kegiatan, mengkoordinasikan, mengarahkan, mengontrol, dan
memastikan setiap pekerja terlibat dalam setiap kegiatan dibidang pengolahan
hasil perikanan.
5. Research and Development (RND)
Lulusan Teknologi Hasil Perikanan mampu melakukan riset dan formulasi terhadap
hasil perikanan, terampil dalam mendesain serta melakukan pengembangan
terhadap teknologi untuk peningkatan kualitas produk.

7
Struktur Organisasi Prodi THP, mengikuti struktur organisasi Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan (Gambar 2)

Gambar 2. Struktur Organisasi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

2.3 Visi Dan Misi Universitas Borneo Tarakan


Visi :
Menjadi Pusat Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi Berbasis Riset Untuk
Mendukung Pembangunan Dan Pengembangan Potensi Kawasan Perbatasan Dan
Sumber Daya Laut Tropis Yang Berkelanjutan.
Misi :
1. Menyelenggarakan pendidikan tinggi berstandar nasional yang berorientasi
pada kewirausahaan.
2. Mengembangkan riset yang berfokus pada potensi kawasan perbatasan dan
sumberdaya laut tropis yang bermanfaat bagi pembangunan nasional.
3. Mengembangkan kegiatan pengabdian kepada masyarakat melalui penerapan
IPTEKS untuk kesejahteraan masyarakat.
4. Mendorong terwujudnya kekuatan moral dalam pembentukan masyarakat
madani dan pembangunan berkelanjutan.

8
2.4 Tugas Dan Fungsi

Berdasarkan UU No. 14 Tahun 2009 Tentang Guru dan Dosen, dosen mempunyai
kedudukan sebagai tenaga profesional pada jenjang pendidikan tinggi yang diangkat
sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Berdasarkan UU No. 12 Tahun 2012
tentang Pendidikan Tinggi, dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas
utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi melalui Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian kepada Masyarakat.
Sebagai bagian dari suatu civita akademika, maka berdasarkan Pasal 12 dalam UU No.
12 Tahun 2012, seorang dosen memiliki peran antara lain :
1) Mentransformasikan Ilmu Pengetahuan dan/atau Teknologi yang dikuasainya kepada
Mahasiswa dengan mewujudkan suasana belajar dan pembelajaran sehingga
Mahasiswa aktif mengembangkan potensinya.
2) Mengembangkan suatu cabang Ilmu Pengetahuan dan/atau Teknologi melalui
penalaran dan penelitian ilmiah serta menyebarluaskannya
3) Menulis buku ajar atau buku teks baik secara perseorangan atau berkelompok wajib,
yang diterbitkan oleh Perguruan Tinggi dan/atau publikasi ilmiah sebagai salah satu
sumber belajar dan untuk pengembangan budaya akademik serta pembudayaan
kegiatan baca tulis bagi Sivitas Akademika.
Adapun tugas dan fungsi pegawai khususnya Dosen mengacu pada Permen PAN & RB
Nomor 46 Tahun 2013 dan Perubahan Nomor 17 Tahun 2013 sebagai berikut:
1. Dosen merupakan pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama
melaksanakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat,
2. Kedudukan dosen sebagai tenaga profesional berfungsi untuk meningkatkan
martabat dan peran dosen sebagai agen pembelajaran, pengembang ilmu
pengetahuan, dan teknologi serta pengabdi kepada masyarakat dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan nasional.
Berikut uraian jabatan dosen berdasarkan Permen PAN Nomor 17 Tahun 2013 dan telah
disesuaikan dengan SKP tahun 2016 sebagai berikut:
1. Melaksanakan Pendidikan dan Pengajaran
a. Perkuliahan/Tutorial/ Membimbing
b. Membimbing seminar mahasiswa tiap semester
c. Membimbing Kuliah Kerja Nyata, Praktik Kerja Lapangan
d. Membina kegiatan mahasiswa akademik/kemahasiswaan
e. Mengembangkan bahan pengajaran.
2. Melaksanakan Penelitian.
a. Bentuk monografi, buku referensi

9
b. Majalah Ilmiah Internasional, Nasional Terakreditasi, Nasional tidak
terakreditasi.
c. Membuat makalah untuk seminar : Internasional atau Nasional
d. Membuat Poster Internasional atau Nasional.
e. Menulis dimuat dalam koran/majala populer/umum.
f. Menerjemahkan/menyadur buku ilmiah untuk diterbitkan dan diedarkan
secara nasional.
g. Mengedit /menyunting Karya Ilmiah ; diterbitkan dan diedarkan secara
nasional.
h. Membuat rancangan dan karya teknologi yang dipatenkan baik Internasional
maupun Nasional.
3. Melaksanakan pengabdian kepada masyarakat
a. Melaksanakan pengembangan hasil pendidikan dan penelitian yang dapat
dimanfaatkan oleh masyarakat.
b. Memberi pelatihan / penyuluhan / penataran / ceramah pada masyarakat.
c. Memberi pelayanan kepada masyarakat atau kegiatan lain yang menunjang
pelaksanaan tugas umum pemerintahan dan pembangunan.
d. Membuat / menulis karya pengabdian pada masyarakat yang dipublikasikan
4. Penunjang Tugas Dosen terdiri atas:
a. Menjadi anggota dalam suatu panitia/badan pada perguruan tinggi;
b. Menjadi anggota panitia/badan pada lembaga pemerintah;
c. Menjadi anggota organisasi profesi dosen;
d. Mewakili perguruan tinggi/lembaga pemerintah;
e. Menjadi anggota delegasi nasional ke pertemuan internasional;
f. Berperan serta aktif dalam pertemuan ilmiah;
g. Mendapat penghargaan/tanda jasa;
h. Menulis buku pelajaran SLTA kebawah yang diterbitkan dan diedarkan secara
nasional;
i. Mempunyai prestasi di bidang olahraga/humaniora;
j. Keanggotaan dalam tim penilai jabatan Akademik Dosen.

10
BAB III
LANDASAN TEORI

2.1 Nilai Dasar ASN


Nilai dasar ASN yang disingkat ANEKA antara lain : 1) Akuntabilitas, 2)
Nasionalisme, 3) Etika Publik, 4) Komitmen Mutu dan 5) Anti Korupsi. Berikut uraian
kelima nilai dasar tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Akuntabilitas (Kusumasari et al. 2015)
Akuntabilitas sering disamakan dengan responsibilitas atau tanggung jawab.
Namun pada dasarnya, kedua konsep tersebut memiliki arti yang berbeda.
Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab, sedangkan
akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai.
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi
untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya.
a. Kepemimpinan
Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah dimana pimpinan
memainkan peranan yang penting dalam menciptakan lingkungannya.
Pimpinan mempromosikan lingkungan yang akuntabel dapat dilakukan dengan
memberikan contoh pada orang lain (lead by example), adanya komitmen yang
tinggi dalam melakukan pekerjaan sehingga memberikan efek positif bagi
pihak lain untuk berkomitmen pula, terhindarnya dari aspek-aspek yang dapat
menggagalkan kinerja yang baik yaitu hambatan politis maupun keterbatasan
sumber daya, sehingga dengan adanya saran dan penilaian yang adil dan
bijaksana dapat dijadikan sebagai solusi.
b. Transparansi
Tujuan dari adanya transparansi adalah mendorong komunikasi yang lebih
besar dan kerjasama antara kelompok internal dan eksternal; memberikan
perlindungan terhadap pengaruh yang tidak seharusnya dan korupsi dalam
pengambilan keputusan; meningkatkan akuntabilitas dalam keputusan-
keputusan; dan meningkatkan kepercayaan dan keyakinan kepada pimpinan
secara keseluruhan.
c. Integritas
Dengan adanya integritas menjadikan suatu kewajiban untuk menjunjung tinggi
dan mematuhi semua hukum yang berlaku, Undang-undang, kontrak,
kebijakan, dan peraturan yang berlaku. Dengan adanya integritas institusi,
dapat memberikan kepercayaan dan keyakinan kepada publik dan/atau
stakeholders.

11
d. Tanggungjawab (Responsibilitas)
Responsibilitas institusi dan responsibilitas perseorangan memberikan
kewajiban bagi setiap individu dan lembaga, bahwa ada suatu konsekuensi dari
setiap tindakan yang telah dilakukan, karena adanya tuntutan untuk
bertanggungjawab atas keputusan yang telah dibuat.
e. Keadilan
Keadilan adalah landasan utama dari akuntabilitas. Oleh karena itu,
ketidakadilan harus dihindari karena dapat menghancurkan kepercayaan dan
kredibilitas organisasi yang mengakibatkan kinerja akan menjadi tidak optimal.
f. Kepercayaan
Rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan. Kepercayaan ini
yang akan melahirkan akuntabilitas.
g. Keseimbangan
Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja, maka diperlukan
adanya keseimbangan antara akuntabilitas kewenangan, serta harapan dan
kapasitas.
h. Kejelasan
Kejelasan juga merupakan salah satu elemen untuk menciptakan dan
mempertahankan akuntabilitas. Fokus utama untuk kejelasan adalah
mengetahui kewenangan, peran dan tanggungjawab, misi organisasi, kinerja
yang diharapkan organisasi, dan sistem pelaporan kinerja baik individu maupun
organisasi.
i. Konsistensi
Konsistensi menjamin stabilitas. Penerapan yang tidak konsisten dari sebuah
kebijakan, prosedur, sumber daya akan memiliki konsekuensi terhadap
tercapainya lingkungan kerja yang tidak akuntabel, akibat melemahnya
komitmen dan kredibilitas anggota organisasi.

2. Nasionalisme (Latief et al. 2015)


Nasionalisme sangat penting dimiliki oleh setiap pegawai ASN. Bahkan
tidak hanya sekedar wawasan saja tetapi kemampuan mengaktualisasikan
nasionalisme dalam menjalankan fungsi dan tugasnya merupakan hal yang lebih
penting. Diharapkan dengan nasionalisme yang kuat, maka setiap pegawai ASN
memiliki orientasi berpikir mementingkan kepentingan publik, bangsa, dan negara.
Ada lima indikator dari nilai-nilai dasar nasionalisme yang harus
diperhatikan, yaitu :

12
a. Sila pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa
Sila pertama berarti Pancasila bukan agama, tetapi Pancasila justru mendorong
nilai-nilai ketuhanan mendasari kehidupan masyarakat dan berpolitik.
Implementasi sila pertama dapat ditunjukkan melalui tersedianya ruangan
untuk ibadah.
b. Sila kedua : Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Sila kedua ini mempunyai dua arti yaitu ke dalam bermakna menjadi pedoman
negara dalam memuliakan nilai-nilai kemanusiaan dan hak asasi manusia,
sedangkan ke luar artinya menjadi pedoman politik luar negeri bebas aktif
dalam rangka ikut serta melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Contoh implementasinya
adalah pelayanan khusus untuk lansia dan difabel di Rumah Sakit.
c. Sila ketiga: Persatuan Indonesia
Persatuan Indonesia berarti bahwa adanya pengakuan terhadap hak-hak asal
usul daerah. Semangat kebangsaan adalah mengakui manusia dalam
keragaman dan terbagi dalam golongan-golongan. Keberadaan bangsa
Indonesia terjadi karena memiliki satu nyawa, satu asal akal yang tumbuh
dalam jiwa rakyat sebelumnya, yang menjalani satu kesatuan riwayat, yang
membangkitkan persatuan karakter dan kehendak untuk hidup bersama dalam
suatu wilayah geopolitik nyata.
d. Sila keempat : Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan / Perwakilan
Demokrasi Indonesia dicirikan dengan penghormatan terhadap suara rakyat,
semangat musyawarah kekeluargaan, dan landasan etis dalam berdemokrasi.
Demokrasi permusyawaratan mempunyai dua fungsi. Fungsi pertama, badan
permusyawaratan/perwakilan bisa menjadi ajang memperjuangkan asprasi
beragam golongan yang ada di masyarakat. Fungsi kedua, semangat
permusyawaratan bisa menguatkan negara persatuan, bukan negara untuk
satu golongan atau perorangan.
e. Sila kelima : Keadilan Sosial Bagi Seluruh rakyat Indonesia
Indonesia mempunyai peran dalam mewujudkan keadilan sosial dalam rangka
perwujudan relasi yang adil di semua tingkat sistem kemasyarakatan,
pengembangan struktur yang menyediakan kesetaraan tempat, proses fasilitasi
akses atau informasi, layanan dan sumberdaya yang diperlukan, serta
dukungan atas partisipasi bermakna atas pengambilan keputusan bagi semua
orang.

13
3. Etika Publik (Kumorotomo et al. 2015)
Etika dapat dipahami sebagai sistem penilaian perilaku serta keyakinan
untuk menentukan perbuatan yang pantas guna menjamin adanya perlindungan
hak-hak individu, mencakup cara-cara pengambilan keputusan untuk membantu
membedakan hal-hal yang baik dan buruk serta mengarahkan apa yang
seharusnya dilakukan sesuai nila-nilai yang dianut.
Etika Publik merupakan refleksi tentang standar/norma yang menentukan
baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan
kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik.
Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang ASN,
yakni sebagai berikut:
a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila.
b. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik
Indonesia 1945.
c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
e. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
g. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik.
h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah.
i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat,
berdaya guna, berhasil guna, dan santun.
j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
k. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.
m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
n. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai
perangkat sistem karir.
4. Komitmen Mutu (Yuniarsih T dan Taufiq M. 2015)
Komitmen mutu adalah pemahaman konsep mengenai efektivitas, efisiensi,
inovasi, dan mutu penyelenggaraan pemerintah. Komitmen mutu adalah
pelaksanaan pelayanan publik yang orientasinya pada kualitas hasil. Adapun nilai-
nilai dasar komitmen mutu, diantaranya adalah:
a. Efektivitas layanan
Efektivitas layanan menunjukkan ketepatan capaian target layanan dilihat dari
jadwal kerja, durasi, biaya, dan harapan.

14
b. Efisiensi layanan
Efisiensi layanan adalah proses layanan yang tidak berdampak pada
pemborosan, diukur dari penggunaan waktu kerja, biaya yang harus dibayar,
tenaga yang dikeluarkan untuk mencapai target dan mewujudkan harapan.
c. Inovasi layanan
Inovasi layanan menunjukkan adanya kreativitas untuk mengembangkan
sesuatu yang baru dan berbeda dari sebelumnya.
d. Mutu layanan
Mutu layanan menunjukkan kinerja aparatur yang optimal dan pelayanan
sepenuh hati sehingga masyarakat merasa puas.

5. Anti Korupsi (Tim Penulis Komisi Pemberantasan Korupsi. 2015)


Korupsi berarti tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ketentuan
peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang tindak pidana korupsi. Ada
9 (sembilan) indikator dari nilai-nilai dasar anti korupsi yang harus diperhatikan,
yaitu :
a. Jujur
Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan utama bagi
penegakan integritas diri seseorang. Tanpa adanya kejujuran mustahil
seseorang bisa menjadi pribadi yang berintegritas. Seseorang dituntut untuk
bisa berkata jujur dan transparan serta tidak berdusta baik terhadap diri
sendiri maupun orang lain, sehingga dapat membentengi diri terhadap godaan
untuk berbuat curang.
b. Peduli
Kepedulian sosial kepada sesama menjadikan seseorang memiliki sifat kasih
sayang. Individu yang memiliki jiwa sosial tinggi akan memperhatikan
lingkungan sekelilingnya. Pribadi dengan jiwa sosial tidak akan tergoda untuk
memperkaya diri sendiri dengan cara yang tidak benar tetapi ia malah
berupaya untuk menyisihkan sebagian penghasilannya untuk membantu
sesama.
c. Mandiri
Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri seseorang menjadi
tidak bergantung terlalu banyak pada orang lain. Mentalitas kemandirian yang
dimiliki seseorang memungkinkannya untuk mengoptimalkan daya pikirnya
guna bekerja secara efektif. Pribadi yang mandiri tidak akan menjalin
hubungan dengan pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab demi mencapai
keuntungan sesaat.

15
d. Disiplin
Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang. Seseorang yang mempunyai
pegangan kuat terhadap nilai kedisiplinan tidak akan terjerumus dalam
kemalasan yang mendambakan kekayaan dengan cara yang mudah.
e. Tanggung Jawab
Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan menyadari bahwa
keberadaan dirinya di muka bumi adalah untuk melakukan perbuatan baik
demi kemaslahatan sesama manusia. Segala tindak tanduk dan kegiatan yang
dilakukannya akan dipertanggungjawabkan sepenuhnya kepada Tuhan Yang
Maha Esa, masyarakat, negara, dan bangsanya. Dengan kesadaran seperti ini
maka seseorang tidak akan tergelincir dalam perbuatan tercela dan nista.
f. Kerja Keras
Individu beretos kerja akan selalu berupaya meningkatkan kualitas hasil
kerjanya demi terwujudnya kemanfaatan publik yang sebesar-besarnya. Ia
mencurahkan daya pikir dan kemampuannya untuk melaksanakan tugas dan
berkarya dengan sebaik-baiknya. Ia tidak akan mau memperoleh sesuatu
tanpa mengeluarkan keringat.
g. Sederhana
Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang menyadari
kebutuhannya dan berupaya memenuhi kebutuhannya dengan semestinya
tanpa berlebih-lebihan. Ia tidak tergoda untuk hidup dalam gelimang
kemewahan. Kekayaan utama yang menjadi modal kehidupannya adalah ilmu
pengetahuan. Ia sadar bahwa mengejar harta tidak akan pernah ada habisnya
karena hawa nafsu keserakahan akan selalu memacu untuk mencari harta
sebanyak-banyaknya.
h. Berani
Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki keberanian untuk
menyatakan kebenaran dan menolak kebathilan. Ia tidak akan mentolerir
adanya penyimpangan dan berani menyatakan penyangkalan secara tegas. Ia
tidak takut dimusuhi dan tidak memiliki teman kalau ternyata mereka
mengajak kepada hal-hal yang menyimpang.
i. Adil
Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa apa yang dia terima
sesuai dengan jerih payahnya. Ia tidak akan menuntut untukmendapatkan
lebih dari apa yang ia sudah upayakan. Bila ia seorang pimpinan maka ia akan
memberi kompensasi yang adil kepada bawahannya sesuai dengan kinerjanya.
Ia juga ingin mewujudkan keadilan dan kemakmuran bagi masyarakat dan
bangsanya.

16
Tabel 1. Nilai-nilai dasar ANEKA
Akuntabilitas Nasionalisme Etika Publik Komitmen Mutu Anti Korupsi
Kepemimpinan Cinta tanah air Jujur Inovasi Jujur
Transparan Rela Disiplin Efektivitas Kerja keras
Tanggung jawab berkorban Taat perintah Efesiensi Peduli
Integritas Tidak atasan Berorientasi Mandiri
Keadilan diskriminatif Sopan santun mutu Berani
Kejelasan Demokrasi Menjaga Sederhana
Konsitensi Tenggang rasa rahasia Adil
Kepercayaan Musyawarah
Keseimbangan Religi

2.2 Kedudukan Dan Peran PNS Dalam NKRI


1. Pelayanan Publik (Purwanto et al. 2017)
Pelayanan publik adalah segala bentuk kegiatan pelayanan umum yang
dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah di Pusat dan Daerah, dan di Lingkungan
BUMN/BUMD dalam bentuk barang dan/atau jasa, baik dalam pemenuhan kebutuhan
masyarakat (Lembaga Administrrasi Negara: 1998). Tiga unsur penting dalam pelayanan
publik,yaitu pertama, organisasi penyelenggara pelayanan publik, kedua, penerima
layanan (pelanggan) yaitu orang, masyarakat atau organisasi yang berkepentingan, dan
ketiga, kepuasan yang diberikan dan atau diterima oleh penerima layanan (pelanggan).
Sembilan prinsip pelayanan publik yang baik untu kmewujudkan pelayanan prima adalah:
Partisipatif, Transparan, Responsif, Non Diskriminatif, Mudah dan Murah, Efektif dan
Efisien, Aksesibel, Akuntabel, dan Berkeadilan.

2. WoG (Whole of Government) (Suwarno Y dan Sejati TA. 2017)


WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan
upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup
koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan,
manajemen program dan pelayanan publik. Nilai nilai dasar yang ada dalam WoG adalah
Kepastian Hukum, Kepentingan Umum, Proporsional, Profesional, Keterbukaan, dan
Efisien (Suwarno dan Sejati, 2017). Praktek WoG dalam pelayanan publik dlakukan
dengan menyatukan seluruh sektor yang terkait dengan pelayanan publik. Jenis pelayanan
publik yang dikenal yang dapat didekati oleh pendekatan WoG adalah pelayanan yang
bersifat administratif, pelayanan jasa, pelayanan barang, dan pelayanan regulatif.

17
3. Manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN) (Fatimah E dan Irawati E, 2017)
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang
professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari
praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan kepada
pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya
aparatur sipil Negara yang unggul selaras dengan perkembangan jaman. Berdasarkan
jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah
dengan Perjanjian Kerja (PPPK) (Fatimah dan Irawati, 2017). Di dalam Manajemen ASN
juga dikenal sistem merit yaitu kebijakan dan manajemen ASN yang berdasarkan pada
kualifikasi, kompetensi, dan kinerja secara adil dan wajar dengan tanpa membedakan
latar belakang politik, ras, warna kulit, agama, asal usul jenis kelamin, status pernikahan,
umur, atau kondisi kecacatan.

18
BAB IV
RANCANGAN AKTUALISASI

4.1 Identifikasi Isu


Isu yang diangkat di Universitas Borneo Tarakan pada rancangan aktualisasi ini ada 3,
meliputi:

1. Kurangnya pemahaman UKM terkait standar sanitasi dan higiene untuk olahan
hasil perikanan melalui pengabdian dosen di Universitas Borneo Tarakan.
 Deskripsi Isu : UKM di Tarakan khususnya yang bergerak di bidang
pengolahan hasil perikanan belum menerapkan standar sanitasi higiene di
lingkungan industrinya. Saat ini, banyak UKM yang masih melakukan pengolahan
secara tradisional, tetapi belum memperhatikan kebersihan dan kesehatan
lingkungan kerjanya.
 Sumber Isu : Realitas yang terjadi di UKM yang ada di Kota Tarakan.
 Analisis Dampak : Apabila permasalahan ini tidak diselesaikan, maka akan
berdampak terhadap kualitas, mutu, dan keamanan produk yang dihasilkan.

2. Kurangnya minat baca mahasiswa FPIK di Perpustakaan Fakultas.


 Deskripsi isu : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan mempunyai 1 Perpustakaan.
Perpustakaan ini menyediakan buku-buku pembelajaran terkait dunia perikanan,
buku ilmu pengetahuan umum, kamus, majalah, laporan PKL, hingga skripsi.
Ruangan ini juga telah dilengkapi dengan Air Conditioner (AC) untuk membuat
mahasiswa merasa nyaman ketika berada di dalam. Tetapi, fakta memperlihatkan
bahwa perpustakaan ini sangat sepi dari mahasiswa. Hanya ada 2 hingga 3 orang
saja mahasiswa tingkat akhir yang terkadang berada disini, itupun tidak tiap hari.
 Sumber isu : Realitas yang terjadi di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK)
Universitas Borneo Tarakan (UBT)
 Analisis dampak : Apabila permasalahan ini tidak diselesaikan, maka
dampaknya adalah kurangnya pengetahuan yang akan diperoleh oleh mahasiswa.

3. Kurangnya minat mahasiswa Program Studi Teknologi Hasil Perikanan untuk


mengikuti kompetisi di bidang akademik.
 Deskripsi isu : Teknologi hasil perikanan adalah jurusan yang baru 3 tahun berdiri
di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Borneo Tarakan dengan
jumlah mahasiswa sebanyak 90 orang. Minat mahasiswa dalam mengikuti
kompetisi di bidang akademik sangat memprihatinkan, terbukti pada tahun 2020
hanya 1 orang mahasiswa yang mengikuti Olimpiade Sains Nasional.

19
 Sumber isu : Realitas yang terjadi di Program Studi Teknologi Hasil Perikanan
Universitas Borneo Tarakan (UBT)
 Analisis dampak : Apabila permasalahan ini tidak diselesaikan, maka
berdampak terhadap prestasi mahasiswa sekaligus berimplikasi pada akreditasi
Program Studi Teknologi Hasil Perikanan.

4.2 Penetapan Isu


Proses penetapan isu menggunakan analisis Urgency, Seriousness, Growth (USG)
untuk menentukan skala prioritas. Penentapan isu tersaji pada Tabel 2.

Tabel 2. Penetapan Isu Prioritas

No Isu Urgency Seriousness Growth Total Rangk


1 Kurangnya pemahaman UKM
terkait standar sanitasi dan
higiene untuk olahan hasil
5 4 5 14 1
perikanan melalui pengabdian
dosen di Universitas Borneo
Tarakan.
2 Kurangnya minat baca
mahasiswa FPIK di 4 3 3 10 3
Perpustakaan.
3 Kurangnya minat mahasiswa
Program Studi Teknologi Hasil
5 3 3 11 2
Perikanan mengikuti Kompetisi
di bidang akademik.

Penetapan isu prioritas dilakukan dengan metode USG , yaitu:

Urgency : Seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas, dianalisis, dan


ditindaklanjuti.
Seriousness : Seberapa serius isu tersebut harus dibahas terkait dengan akibat yang
akan ditimbulkan.
Growth : Seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani.

Keterangan :
Angka 1 : Sangat rendah
Angka 2 : Rendah
Angka 3 : Sedang
Angka 4 : Tinggi
Angka 5 : Sangat tinggi

Isu yang terpilih telah didiskusikan bersama coach dan mentor. Pemilihan isu prioritas
didasarkan beberapa pertimbangan:

a) Dilihat dari aspek Urgency nya, UKM belum optimal di dalam proses penanganan dan
pengolahan bahan baku produk. Misalnya, pada proses penjemuran, UKM menaruh
bahan baku/bahan mentah olahannya di ruang terbuka tanpa adanya pelindung,
bahan baku dibiarkan tergeletak diluar sehingga dapat tercemar oleh kotoran hewan
maupun sumber kontaminan lainnya.

20
b) Dilihat dari aspek seriousness nya, ikan dikenal sebagai bahan makanan yang cepat
menjadi busuk (perishable food) sehingga perlu tindakan pencegahan yang benar-
benar menerapkan prinsip-prinsip sanitasi dan higiene. Ikan segar yang baru
ditangkap secepat mungkin dilakukan tindakan penyiangan, selanjutnya dilakukan
usaha pencucian, yang dikerjakan secara hati-hati, dan dilakukan proses lebih
lanjut (pendinginan, pembekuan, dan lain-lain) agar ikan awet. Prinsip sanitasi dan
higiene sangat perlu diimplementasikan agar bahan baku/mentah dapat
dipertahankan mutu kesegarannya.
c) Dilihat dari aspek Growth nya, prinsip sanitasi dan higiene apabila tidak segera
diterapkan dapat mengakibatkan produk yang dihasilkan mempunyai kualitas mutu
yang kurang bagus, seperti aroma tengik, cita rasa kurang, warna dan tekstur tidak
menarik, bahkan lebih fatalnya dapat menghasilkan produk yang tidak aman sehingga
menyebabkan keracunan makanan. Hal ini juga akan berimplikasi terhadap
kepercayaan konsumen untuk membeli produk tersebut.

21
4.3 Uraian Rancangan Kegiatan Aktualisasi

Unit Kerja : Universitas Borneo Tarakan


Identifikasi Isu : 1. Kurangnya pemahaman UKM terkait standar sanitasi dan higiene untuk olahan hasil perikanan melalui pengabdian
dosen di Universitas Borneo Tarakan.
3. Kurangnya minat baca mahasiswa FPIK di Perpustakaan.
4. Kurangnya minat mahasiswa Program Studi Teknologi Hasil Perikanan mengikuti Kompetisi di bidang akademik.
Isu yang diangkat : Kurangnya pemahaman UKM terkait standar sanitasi higiene untuk olahan hasil perikanan melalui pengabdian dosen di
Universitas Borneo Tarakan
Gagasan Pemecahan Isu : Adanya pemahaman UKM terkait standar sanitasi higiene untuk olahan hasil perikanan melalui pengabdian dosen di
Universitas Borneo Tarakan.

Tabel 3. Rancangan Kegiatan Aktualisasi

No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai
Pelatihan Visi-Misi Organisasi Organisasi

1 2 3 4 5 6 7

1 Mendesain Alat Sanitasi 1. Mencari referensi alat Rancangan desain 1. Akuntabilitas: Penerapan standar Kegiatan ini
sanitasi yang dipakai pada alat sanitasi referensi yang dipakai sanitasi higiene memperkuat
Industri Perikanan dapat untuk olahan hasil
2. Menentukan tipe konstruksi nilai organisasi,
dipertanggungjawabkan. perikanan melalui
alat sanitasi yang sesuai yaitu : inovatif
2. Nasionalisme: pengabdian dosen
dengan produk olahan UKM
menerima tanggapan sesuai dengan Misi
3. Merancang desain alat
sanitasi anggota tim. UBT yaitu
4. Mendiskusikan hasil 3. Etika Publik: mengembangkan
rancangan bersama sopan didalam
kegiatan pengabdian
anggota tim pengabdian memberikan maupun
kepada masyarakat
5. Berkoordinasi dengan UKM menanggapi pendapat.
melalui penerapan
terkait hasil desain alat 4. Komitmen Mutu:
IPTEKS untuk
sanitasi Kreatif di dalam

22
merancang desain alat kesejahteraan
sanitasi. masyarakat.
5. Anti Korupsi:
Jujur didalam
menggunakan anggaran
yang telah ditetapkan.

WoG :
koordinasi dengan UKM.
Pelayanan Publik:
merancang desain alat
sanitasi.
2 Penyusunan Pedoman 1. Melakukan observasi terkait Buku pedoman 1. Akuntabilitas: Penerapan standar Kegiatan ini
Standar Sanitasi dan jenis dan sumber standar sanitasi Tegas dan mempunyai sanitasi higiene memperkuat
Higiene kontaminan di lingkungan dan higiene target yang jelas di dalam untuk olahan hasil
UKM nilai organisasi,
mendiskusikan rancangan perikanan melalui
2. Mencari referensi terkait yaitu :
penyusunan pedoman. pengabdian dosen
standar sanitasi dan higiene profesional dan
dalam industri perikanan 2. Nasionalisme: sesuai dengan Misi
menghargai pendapat berkualitas
(teknik sanitasi terhadap UBT yaitu
bahan baku, peralatan, semua anggota tim. mengembangkan
ruang pengolahan dan 3. Etika Publik: kegiatan pengabdian
pekerja) mencantumkan sumber
kepada masyarakat
3. Mendiskusikan rancangan referensi yang digunakan.
melalui penerapan
kepada anggota tim 4. Komitmen Mutu:
4. Membuat sinopsis prinsip IPTEKS untuk
inovasi pembuatan
sanitasi dan higiene. kesejahteraan
pedoman standar sanitasi
5. Membuat buku pedoman masyarakat
dan higiene.
6. Mencetak pedoman
7. Memberikan sinopsis dan 5. Anti Korupsi:
buku pedoman kepada UKM. jujur dalam menggunakan
anggaran yang telah
ditetapkan.

23
WoG :
koordinasi dengan UKM.
Pelayanan Publik:
memberikan buku
pedoman kepada UKM.
3 Sosialisasi kepada 1. Membuat jadwal rencana Teredukasinya 1. Akuntabilitas: Penerapan standar Kegiatan ini
Karyawan Terkait Higiene sosialisasi standar higiene Bertanggung jawab sanitasi dan higiene memperkuat
Personalia 2. Berkoordinasi dengan UKM personalia kepada terhadap penyediaan untuk olahan hasil
terkait rencana kegiatan nilai organisasi,
karyawan bahan dan materi perikanan melalui
3. Menyiapkan bahan dan yaitu : peduli dan
sosialisasi . pengabdian dosen,
materi yang akan digunakan sehat.
untuk sosialisasi 2. Nasionalisme: sesuai dengan Misi
4. Memberikan edukasi musyawarah dengan UBT yaitu
mengenai higiene personalia karyawan UKM. mengembangkan
5. Melakukan diskusi bersama 3. Etika Publik: kegiatan pengabdian
karyawan UKM sopan santun di dalam
kepada masyarakat
pemberian edukasi.
melalui penerapan
4. Komitmen Mutu:
IPTEKS untuk
sosialiasi efektif dan
kesejahteraan
efisien di dalam
masyarakat.
memberikan edukasi
kepada karyawan UKM.
5. Anti Korupsi:
Peduli terhadap
ketercapaian pelaksanaan
sosialisasi.

WoG :
koordinasi dengan
Fakultas dan UKM .
Pelayanan Publik:
Memberikan edukasi
kepada karyawan UKM.

24
4 Simulasi Penanganan dan 4.1.1 Mendiskusikan teknis Realisasi 1. Akuntabilitas: Penerapan standar Kegiatan ini
Pengolahan produk pelaksanaan kegiatan penanganan dan Koordinasi pembagian sanitasi dan higiene memperkuat
Sesuai Standar Sanitasi bersama anggota tim pengolahan produk tugas dengan jelas kepada untuk olahan hasil
pengabdian. nilai organisasi,
dan Higiene sesuai standar semua anggota tim untuk perikanan melalui
4.1.2 Berkoordinasi kepada yaitu : peduli
sanitasi dan higiene melaksanakan simulasi. pengabdian dosen,
UKM terkait penentuan dan sehat
jadwal kegiatan. 2. Nasionalisme: sesuai dengan Misi
4.1.3 Menyiapkan peralatan semua karyawan UBT yaitu
dan bahan yang akan mendapatkan kesempatan mengembangkan
digunakan. yang sama untuk kegiatan pengabdian
4.1.4 Mengolah produk hasil berpartisipasi di dalam kepada masyarakat
perikanan sesuai standar proses simulasi. melalui penerapan
sanitasi higiene. 3. Etika Publik:
4.1.5 Mendokumentasikan IPTEKS untuk
komunikasi dan kerjasama kesejahteraan
simulai melalui video.
yang baik untuk
masyarakat.
mensejahterakan UKM.
4. Komitmen Mutu:
sabar dan senang hati
melatih masyarakat UKM.
5. Anti Korupsi:
disiplin memulai kegiatan
dengan on time.

WoG :
koordinasi dengan UKM.
Pelayanan Publik:
pelatihan praktik
pengolahan produk sesuai
standar sanitasi dan
higiene.

25
Tabel 4. Jadwal Kegiatan Aktualisasi

Juli 2020 Agustus 2020


No Kegiatan Keterangan
1 2 3 4 1 2 3 4
1 Mendesain Alat Sanitasi Notulen hasil diskusi dan
Draft desain alat sanitasi
2 Penyusunan Pedoman Notulen hasil diskusi, dan
Standar Sanitasi dan Buku pedoman
Higiene
3 Sosialisasi kepada Dokumentasi alat dan bahan
Karyawan Terkait Higiene
Personalia
4 Simulasi Penanganan dan Surat tugas, Dokumentasi
Pengolahan produk Sesuai alat dan bahan, Link youtube
Standar Sanitasi Higiene

26
BAB V
PELAKSANAAN AKTUALISASI

5.1 Pelaksanaan Kegiatan 1


Judul Kegiatan Mendesain Alat Sanitasi
Tanggal Pelaksanaan 1 – 14 Juli 2020
Output Kegiatan Rancangan desain alat sanitasi
Uraian Kegiatan :
Kegiatan Mendesain Alat Sanitasi dilakukan dengan beberapa tahapan kegiatan
sebagai berikut:
1. Mencari Referensi Alat Sanitasi yang Dipakai Pada Industri Perikanan
Sebelum mulai mendesain alat sanitasi yang akan dipakai oleh UKM
Desa_Kitara, terlebih dahulu mencari referensi alat sanitasi yang akan dipakai.
Pada tahap ini, referensi diperoleh melalui internet. Referensi yang diperoleh
berasal dari sumber-sumber terpercaya dan sesuai dengan alat sanitasi untuk industri
perikanan (akuntabilitas). Selanjutnya, referensi yang diperoleh lalu didiskusikan
dengan anggota tim Pengabdian kepada Masyarakat untuk UKM Desa_Kitara.

Gambar 3. Mencari referensi di internet

26
2. Menentukan Tipe Konstruksi Alat Sanitasi yang Sesuai
Setelah memperoleh beberapa referensi terkait alat sanitasi yang akan
digunakan pada Industri Perikanan, khususnya di UKM Desa_Kitara, maka dilanjutkan
dengan menentukan tipe konstruksi alat sanitasi yang sesuai. Alat sanitasi yang akan
didesain yaitu alat penjemuran untuk bahan baku produk. Ada 4 tipe konstruksi alat
yang didiskusikan bersama anggota tim Pengabdian kepada Masyarakat untuk UKM
Desa_Kitara. Diskusi dilakukan melalui aplikasi Zoom.
Pada diskusi ini, semua anggota tim dipersilahkan untuk menyampaikan
pendapatnya masing-masing dan diberi kebebasan untuk menanggapi pendapat
lainnya. Setelah semua anggota tim menyampaikan opininya, maka dilakukan
musyawarah mufakat untuk memperoleh keputusan bersama (musyawarah sebagai
pengamalan sila ke-4 Nasionalime). Hasil diskusi diperoleh bahwa tipe konstruksi alat
sanitasi yang disepakati adalah jenis pertama (Referensi A) dengan catatan akan
dilakukan modifikasi.

Gambar 4. Menentukan tipe konstruksi alat sanitasi


yang sesuai

3. Merancang Desain Alat Sanitasi


Setelah menentukan tipe konstruksi alat sanitasi yang sesuai, selanjutnya
merancang desain alat sanitasi. Desain yang dibuat merupakan modifikasi dari referensi
alat sanitasi yang telah disepakati bersama anggota tim lainnya (komitmen mutu). Hasil
dari rancangan desain alat sanitasi lalu dikirim di Grup Whatsapp untuk didiskusikan
bersama. Setiap anggota tim sangat sopan di dalam memberikan maupun menanggapi
pendapat (etika publik).
Pada tahap ini, modifikasi dilakukan pada bagian pintu dan bagian dalam alat.
Pada referensi, terdapat beberapa tingkat/lapisan dengan ukuran yang tidak begitu
lebar dan terdapat 1 pintu dibagian depan. Sedangkan pada modifikasinya, pintu dibuat
dibagian belakang dan depan, selanjutnya lapisan dalam tempat menaruh bahan
baku/bahan mentah produk dibuat 3 tingkat/berlapis dengan ukuran panjang 3,00 m,
lebar 1,00 cm, dan tinggi 1,80 m.

Gambar 5. Merancang desain alat sanitasi

27
4. Mendiskusikan Hasil Rancangan Bersama Anggota Tim Pengabdian
Desain alat sanitasi yang telah dimodifikasi, selanjutnya dipresentasikan di depan
seluruh anggota tim yang bertujuan untuk meng-fix-kan rancangan desain alat sanitasi
sebelum diperlihatkan ke UKM. Desain awal dilakukan secara manual (a), setelah
diperoleh desain yang sesuai berdasarkan hasil musyarawah di dalam tim, maka desain
dibuat kembali menggunakan aplikasi autocad (b).
Pada tahap ini, semua anggota tim telah sepakat dengan desain yang telah dibuat.
Untuk bahan yang akan digunakan dalam pembuatan alat penjemur bahan baku/bahan
mentah produk ini adalah jenis hollow.

Gambar 6. Mendiskusikan Hasil Rancangan


Bersama Anggota Tim Pengabdian

5. Berkoordinasi dengan UKM Terkait Hasil Desain Alat Sanitasi


Hasil desain alat sanitasi yang telah diperlihatkan kepada semua anggota tim
pengabdian, selanjutnya dibawa ke UKM Desa_Kitara. Disana, desain alat diperlihatkan
kepada karyawan tetap UKM Desa_Kitara karena owner tidak berada dilokasi/Tarakan
saat itu. Tanggapan yang diberikan sangat baik dan UKM Desa_Kitara berharap bahwa
bantuan berupa alat penjemuran dapat segera direalisasikan karena alat penjemur yang
ada disana sudah rusak sehingga sangat dibutuhkan untuk keberlanjutan produksi.
Pengadaan alat sanitasi direncanakan tetap berlanjut meskipun Kegiatan Aktualisasi ini
telah berakhir. Desain alat sanitasi akan diberikan kepada tukang yang ahli di dalam
membuat alat tersebut. Tentunya, dana yang akan dipakai berasal dari dana Hibah
Simlibtamas RISTEK_BRIN tahun 2020. Secara Jujur, Dana pembuatan alat sanitasi
mengacu pada anggaran yang telah ditetapkan di dalam proposal pengajuan untuk
program Pengabdian kepada Masyarakat (Anti Korupsi).

28
Gambar 7. Koordinasi dengan UKM Desa_Kitara

29
5.2 Pelaksanaan Kegiatan 2
Judul Kegiatan Penyusunan Pedoman Standar Sanitasi dan Higiene
Tanggal Pelaksanaan 15 – 27 Juli 2020
Output Kegiatan Buku Pedoman Standar Sanitasi dan Higiene
Uraian Kegiatan :
Kegiatan Penyusunan Pedoman Standar Sanitasi dan Higiene dilakukan dengan
beberapa tahapan kegiatan sebagai berikut:
1. Melakukan Observasi Terkait Jenis dan Sumber Kontaminan di Lingkungan UKM
Pada tahap ini, saya dan anggota tim pengabdian menuju lokasi sementara UKM
yang berada di daerah Tanjung Batu. Disana, saya berdialog dengan salah satu
karyawan UKM Desa_Kitara. Terlihat beliau sedang mengumpulkan kepiting keraca
yang telah dikeringkan. Lokasi produksi awalnya berada di daerah Juwata Permai,
tetapi sementara dipindahkan ke daerah Tanjung Batu. Pada Gambar 1,
pengeringan kepiting keraca dilakukan di tempat penjemuran Rumput Laut (gambar
kiri) untuk sementara waktu. Hal ini disebabkan tempat pengeringan kepiting
keraca yang biasa digunakan (gambar kanan) telah rusak. Menurut prinsip sanitasi
dan higiene, sanitasi peralatan yang digunakan dalam setiap proses produksi perlu
dijaga kebersihannya. Namun kenyataannya, UKM Desa_Kitara masih
menggunakan alat penjemuran yang terbuka. Ini bisa memicu terjadinya
kontaminasi dari kotoran serangga yang hinggap pada saat kepiting keraca dijemur.

Gambar 8. Melakukan observasi terkait jenis


dan sumber kontaminan di Lingkungan UKM

2. Mencari Referensi Terkait Standar Sanitasi dan Higiene dalam Industri Perikanan
(teknik sanitasi terhadap bahan baku, peralatan, ruang pengolahan, dan pekerja)
Setelah melakukan observasi, saya pun lalu mencari referensi terkait standar
sanitasi dan higiene dalam Industri Perikanan, meliputi teknik sanitasi terhadap
bahan baku, peralatan, ruang pengolahan, dan pekerja. Sumber referensi yang saya
gunakan adalah jurnal-jurnal ilmiah dan e-book. Ada beberapa referensi yang saya
jadikan acuan di dalam pembuatan buku pedoman ini. Saya mencantumkan (Etika
Publik) sumber referensi yang digunakan dengan jelas. Saya menuliskan nama
penulis, tahun penerbitan jurnal, judul jurnal, nama jurnal, volume dan nomor jurnal
untuk pustaka yang bersumber dari Artikel ilmiah. Sedangkan referensi buku,
tertera nama penulis, tahun cetak, judul buku, nama dan tempat penerbit buku.
Semua referensi ini saya tuliskan ke dalam Daftar Pustaka. Artikel ilmiah yang saya
jadikan acuan merupakan jenis Jurnal Nasional. Dokumentasi pencarian referensi
disajikan pada Gambar 2.

30
Gambar 9. Mencari referensi terkait standar sanitasi dan
higiene

3. Mendiskusikan Rancangan kepada Anggota Tim


Setelah referensi terkait standar sanitasi dan higiene diperoleh, saya lalu
mendiskusikan rancangan kepada anggota tim secara virtual melalui Zoom meeting.
Pada tahap ini, semua anggota tim menyampaikan pendapat. Saya lalu menuliskan
tanggapan setiap anggota ke dalam power point untuk menghargai pendapat semua
anggota tim (Nasionalisme) dan diperoleh hasil diskusi berupa outline dalam
pembuatan pedoman buku sanitasi dan higiene yang terdiri dari 3 Bab. Pada BAB
pertama terkait higiene dan sanitasi secara umum, BAB kedua mengenai sumber
kontaminan dan upaya pencegahannya, serta BAB ketiga membahas penerapan konsep
sanitasi dan higiene. Pada diskusi ini, juga dibahas bahwa akan dibuat sinopsis dari
buku pedoman tersebut untuk memudahkan UKM dalam memahami isinya. Diperlukan
sikap Tegas dan mempunyai target yang jelas di dalam mendiskusikan rancangan
penyusunan pedoman (Akuntabilitas) sehingga diperoleh hasil yang memuaskan.

Gambar 10. Diskusi Rancangan Buku Sanitasi

31
4. Membuat Sinopsis Prinsip Sanitasi dan Higiene
Tidak hanya buku pedoman sanitasi dan higiene yang akan dibuat, tetapi saya juga
membuat sinopsisnya. Hal ini dilakukan sebagai bentuk Inovasi dalam pembuatan buku
pedoman agar UKM lebih mudah memahami informasi terkait sanitasi dan higiene serta
tidak jenuh ketika membacanya (Komitemen Mutu). Konten yang terdapat di dalam
sinopsis ini dibuat sangat sederhana sehingga isinya dapat mudah dimengerti oleh UKM
dan tidak bosan untuk mau membacanya.

Gambar 11. Pembuatan sinopsis prinsip sanitasi dan higiene

5. Membuat Buku Pedoman


Buku pedoman yang dibuat mengacu pada beberapa referensi yang telah diperoleh.
Buku ini berisi 29 halaman yang terdiri dari 3 Bab pokok pembahasan. Pada Bab
Petama tentang Pengertian sanitasi dan higiene, Prinsip sanitasi dan higiene di
Industri Perikanan, serta Persyaratan sanitasi dan higiene hasil perikanan. BAB
kedua, terkait Kontaminasi berdasarkan jenisnya, Faktor Penyebab Kontaminasi,
dan Sanitasi untuk mencegah kontaminasi. Selanjutnya, pada BAB ketiga yaitu
Sanitasi air, Sanitasi personalia, Sanitasi peralatan, Sanitasi tempat pengolahan,
Sanitasi bahan baku, Sanitasi pengepakan dan pengemasan produk, Sanitasi
penyimpanan produk, dan Sanitasi distribusi.

Gambar 12. Membuat buku pedoman

32
6. Mencetak Pedoman
Sinopsis dan Buku yang telah dibuat, selanjutnya di print menggunakan EPSON
L355 menjadi beberapa rangkap. Hasilnya, lalu saya bagikan kepada beberapa
teman untuk mengetahui respon terhadap buku dan sinopsis yang telah saya buat.
Hasil diskusi dengan beberapa teman sejawat bahwa perlu dibuat SSOP (Sanitation
Standard Operating Procedure) yang berisi gambar-gambar, kemudian di tempelkan
pada dinding ruang produksi di UKM Desa_Kitara agar lebih menarik dan
memudahkan karyawan untuk memahaminya. SSOP yang dibuat, dilaminating
terlebih dahulu sebelum ditempelkan. Secara Jujur, pengeluaran dana untuk biaya
laminating berasal dari anggaran hibah yang telah ditetapkan pada proposal
Simlibtamas RISTEK_BRIN tahun 2020 (Anti Korupsi). Buku Pedoman dan Sinopsis
yang telah dicetak juga di konsultasikan kepada Mentor agar hasil yang dicapai
sesuai dengan target yang dibutuhkan pembaca, khususnya UKM Desa_Kitara.

Gambar 13. Mencetak buku pedoman

33
7. Memberikan Sinopsis dan Buku Pedoman kepada UKM
Sinopsis serta Buku Pedoman Standar Sanitasi dan Higiene yang telah dicetak,
kemudian telah melalui hasil revisi pada teman sejawat dan mentor, diberikan langsung
ke UKM Desa_Kitara. Terlihat pada gambar, Ibu Nofianti Reski selaku Owner
menyambut dengan baik adanya buku ini. Beliau sangat berterimakasih atas informasi-
informasi yang disajikan di dalam Buku. Lebih lanjut, Ibu Kiki menuturkan bahwa saat
ini UKM Desa_Kitara sedang berupaya untuk mendapatkan sertifikat Halal dari MUI dan
salah satu penilaiannya adalah penerapan sanitasi dan higiene di UKM Desa_Kitara.
Keberadaan buku ini membantu UKM untuk lebih mudah dalam mengimplementasikan
prinsip sanitasi dan higiene.

Gambar 14. Pemberian sinopsis dan buku pedoman kepada UKM

34
5.3 Pelaksanaan Kegiatan 3
Judul Kegiatan Sosialisasi kepada Karyawan Terkait Higiene Personalia
Tanggal Pelaksanaan 19 - 25 Juli 2020
Output Kegiatan Teredukasinya standar higiene personalia kepada karyawan
Uraian Kegiatan :
Kegiatan Sosialisasi kepada Karyawan Terkait Higiene dan Personalia dilakukan
dengan beberapa tahapan kegiatan sebagai berikut:
1. Membuat Jadwal Rencana Sosialisasi
Pada Kegiatan ini dilakukan Sosialisasi kepada karyawan UKM Desa_Kitara
terkait Higiene Personalia. Sebelum melakukan sosialisasi, terlebih dahulu membuat
jadwal rencana sosialisasi. Jadwal yang dibuat didiskusikan bersama anggota tim via
Whatsapp untuk menentukan hari pelaksanaan. Pada tahap ini juga didiskusikan teknis
pelaksanaan sosialisasi. Hal ini sebagai bentuk Peduli agar tujuan dari pelaksanaan
sosialisasi dapat tercapai (Anti Korupsi).

Gambar 15. Membuat jadwal rencana sosialisasi

2. Berkoordinasi dengan UKM Terkait Rencana Kegiatan


Koordinasi dengan UKM terkait rencana kegiatan sosialisasi dilakukan via
Whatsapp. Hal ini bertujuan agar pihak UKM juga dapat bersedia untuk mengikuti
sosialisasi ini. Saya menginformasikan kepada UKM untuk mendatangkan beberapa
karyawannya karena materi sosialisasi terkait dengan Higiene Personalia. Materi ini
sangat bermanfaat untuk menumbuhkan kesadaran diri pada Karyawan agar
menerapkan Higiene Personalia di UKM.

Gambar 16. Koordinasi dengan UKM

35
3. Menyiapkan Bahan dan Materi yang akan Digunakan untuk Sosialisasi
Pada tahap ini, saya bertanggung jawab terhadap penyediaan bahan dan materi
sosialisasi (Akuntabilitas). Bahan dan materi untuk sosialisasi dibuat dalam bentuk slide
power point. Hal ini saya lakukan untuk mempermudah dalam penyampaian materi
kepada pihak UKM Desa_Kitara. Power point nya terdiri dari 20 slide berisi informasi
higiene personalia. Saya juga membuat 8 Kunci SSOP penerapan sanitasi dan higiene
dalam bentuk selebaran yang telah dilaminating dan akan ditempelkan di ruang
produksi.

Gambar 17. Bahan dan Materi untuk Sosialisasi

4. Memberikan Edukasi Mengenai Higiene Personalia


Pada sosialisasi ini, saya menginformasikan kepada karyawan UKM Desa_Kitara
mengenai istilah higiene dan sanitasi, higiene personalia, proses kontaminasi, hingga 8
kunci SSOP penerapan sanitasi dan higiene. Penyampaian materi dilakukan dengan
menjaga sopan santun dan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti (Etika
Publik). Edukasi ini diberikan dengan tujuan agar para karyawan memiliki
upaya/kesadaran diri untuk selalu memelihara kebersihan dirinya. Pengenalan
mengenai sanitasi dan higiene melalui sosialisasi ini sangat efektif dan efisien di dalam
memberikan edukasi terhadap karyawan UKM Desa_Kitara (Komitmen Mutu).

36
Gambar 18. Memberikan edukasi terkait higiene personalia

5. Melakukan Diskusi Bersama Karyawan UKM


Pada kegiatan sosialisasi ini, saya mempersilahkan setiap karwayan yang hadir
untuk bertanya atau memberikan tanggapan. Sebagai tambahan informasi bahwa
karyawan tetap di UKM Desa_Kitara hanya 1 orang sedangkan selebihnya bukan
karyawan tetap. Diskusi ini juga merupakan salah satu bentuk musyawarah dengan
karyawan UKM (Nasionalisme).

Gambar 19. Diskusi bersama karyawan UKM

37
5.4 Pelaksanaan Kegiatan 4

Judul Kegiatan Simulasi Penanganan dan Pengolahan Produk Sesuai Standar


Sanitasi dan Higiene
Tanggal Pelaksanaan 26 Juli – 1 Agustus 2020
Output Kegiatan Realisasi penanganan dan pengolahan produk sesuai standar
sanitasi dan higiene
Uraian Kegiatan :
Kegiatan Simulasi Penanganan dan Pengolahan Produk Sesuai Standar Sanitasi
dan Higiene sebagai berikut:
1. Mendiskusikan Teknis Pelaksanaan Kegiatan Bersama Anggota Tim Pengabdian
Kegiatan terakhir dari pelaksanaan aktualisasi saya yaitu Simulasi penanganan dan
pengolahan produk sesuai standar sanitasi dan higiene. Setelah memperoleh
sosialisasi terkait sanitasi dan higiene, diharapkan karyawan UKM Desa_Kitara dapat
langsung mengimplementasikannya. Sebelum melakukan simulasi langsung, saya
mendiskusikan teknis pelaksanaan kegiatan bersama anggota tim terlebih dahulu
secara daring lewat aplikasi Zoom meeting. Pada diskusi tersebut, setiap anggota
memaparkan ide mereka terkait pelaksanaan dan dilakukan koordinasi pembagian
tugas dengan jelas kepada semua anggota tim untuk melaksanakan simulasi
(Akuntabilitas). Hasilnya diperoleh bahwa teknis pelaksanaan memuat :
a. Bahan berupa masker, gloves, apron, dan penutup kepala/head cap akan
disediakan oleh tim.
b. Bahan berupa bumbu-bumbu masak untuk pembuatan produk “Savory crabs”
disedikaan oleh tim dan akan diberikan kepada UKM sehari sebelum
pelaksanaan.
c. Pembuatan surat tugas terkait pendampingan penanganan dan pengolahan
produk sesuai standar dan higiene pada UKM Desa_Kitara Kota Tarakan dibuat di
FPIK UBT.

Gambar 20. Diskusi teknis pelaksanaan kegiatan

2. Berkoordinasi kepada UKM Terkait Penentuan Jadwal Kegiatan


Pada tahap ini dilakukan koordinasi dengan UKM terkait penentuan jadwal
pelaksanaan kegiatan. Saya menawarkan jadwal yang telah disepakati bersama
anggota tim. Ternyata, jadwal tersebut juga disetujui oleh pihak UKM Desa_Kitara.
Saya berkomunikasi kepada UKM lewat aplikasi Whatsapp guna mengurangi
intensitas pertemuan secara langsung sesuai dengan anjuran pemerintah agar tetap
menjaga social distancing selama masa Pandemi Covid-19. Selain koordinasi terkait
jadwal, saya juga membahas peralatan dan bahan yang akan digunakan dalam

38
pelaksaan kegiatan. Hasilnya disepakati bahwa untuk bahan akan disiapkan oleh
saya sedangkan peralatan oleh pihak UKM Desa_Kitara. Pada tahap ini, perlu
komunikasi dan kerjasama yang baik untuk mensejahterakan UKM (Etika Publik).

Gambar 21. Koordinasi kepada UKM

3. Menyiapkan Peralatan dan Bahan yang akan Digunakan


Bahan utama yang saya siapkan untuk melaksanakan kegiatan simulasi
penanganan dan pengolahan produk ini, yaitu masker, apron, penutup kepala, dan
gloves. Bahan ini akan dipakai oleh karyawan UKM Desa_Kitara untuk menerapkan
Higiene personalia. Sedangkan, bahan yang dipakai untuk pembuatan produk
“Savory Crabs” terdiri dari tepung beras, gula, garam, bawang putih, kaldu bubuk,
dan kemiri.

Gambar 22. Peralatan dan bahan yang akan digunakan

4. Mengolah Produk Hasil Perikanan Sesuai Standar Sanitasi Higiene


Pada tahap ini, proses pembuatan produk “Savory Crabs” menerapkan standar
sanitasi dan higiene. Terlihat, penggunaan penutup kepala, masker, gloves, apron,
serta pakaian yang dipakai berlengan panjang. Peralatan yang dipakai pun tidak
berkarat. Kegiatan dilakukan secara disiplin, terbukti dari pelaksanaan yang on time
yakni pada pukul 10.00 WITA (Anti Korupsi). Di dalam pelatihan ini, semua karyawan
mendapatkan kesempatan yang sama untuk berpartisipasi (Nasionalisme).
Dibutuhkan sikap sabar dan senang hati dalam melatih masyarakat UKM (Komitmen
Mutu) agar informasi melalui pelatihan yang diberikan dapat terserap dengan baik
sehingga ter implementasikan untuk seterusnya.

39
Gambar 23. Mengolah produk sesuai standar sanitasi higiene

5. Mendokumentasikan Simulasi Melalui Video


Pelaksaan kegiatan Simulasi ini didokumentasikan melalui video. Video yang dibuat
menggunakan aplikasi Filmora. Hasilnya, lalu di upload di Website Program Studi
Teknologi Hasil Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Borneo
Tarakan. Harapannya, Video ini dapat memberikan informasi kepada setiap viewers,
khususnya UKM mengenai penerapan sanitasi dan higiene di Industri Perikanan. Video
lengkapnya dapat dilihat pada Link YouTube dibawah ini:
https://www.youtube.com/watch?v=FhbebTuLCxg

Gambar 24. Dokumentasi simulasi melalui video

40
5.5 Kontribusi Kegiatan Aktualisasi Terhadap Visi-Misi
Pelaksanaan kegiatan aktualisasi ini mendukung Universitas Borneo Tarakan
dalam menjalankan Visi yaitu menjadi Pusat penyelenggaraan Pendidikan Tinggi
Berbasis Riset untuk mendukung pembangunan dan pengembangan potensi
kawasan perbatasan dan sumberdaya laut tropis berkelanjutan dan Misi nya yaitu
mengembangkan kegiatan pengabdian kepada masyarakat melalui penerapan
IPTEKS untuk kesejahteraan masyarakat.
Adanya kegiatan Penerapan SANHAY (Sanitation and Hygiene) di UKM
Desa_Kitara menjadi salah satu bentuk implementasi Tri Darma Perguruan Tinggi
untuk melaksanakan Pengabdian kepada Masyarakat. Kegiatan ini membantu
UKM Desa_Kitara dalam memproduksi produk perikanan yang bersih, sehat, dan
aman untuk dikonsumsi. Tidak hanya itu, adanya kegiatan ini juga dapat
meningkatkan kepercayaan konsumen untuk membeli produk yang dihasilkan.
Keberlanjutan dari penerapan SANHAY sekaligus dapat memfasilitasi UKM untuk
pengurusan sertifikat halal dari MUI.

5.6 Dampak Tidak Diterapkannya Nilai Aneka Pada Kegiatan Aktualisasi


Kegiatan aktualisasi Penerapan SANHAY (Sanitation and Hygiene) di UKM
Desa_Kitara menerapkan nilai-nilai dasar ASN meliputi Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi. Jika kelima nilai
dasar ini tidak diterapkan pada kegiatan yakni desain alat sanitasi, penyusunan
pedoman standar sanitasi dan higiene, sosialisasi kepada karyawan terkait
higiene personalia, serta simulasi penanganan dan pengolahan produk sesuai
standar sanitasi dan higiene, maka akan memberikan dampak yang buruk
sebagai berikut:
1. Jika Nilai Akuntabilitas tidak ada pada kegiatan pertama yaitu desain alat
sanitasi maka referensi yang digunakan dalam menentukan tipe konstruksi
alat sanitasi yang sesuai dengan produk olahan UKM tidak dapat
dipertanggungjawabkan. Pada kegiatan kedua yakni penyusunan pedoman
standar sanitasi dan higiene, apabila nilai ini tidak diimplementasikan maka
tidak akan ada target yang jelas didalam mendiskusikan rancangan
penyusunan pedoman. Di kegiatan ketiga yaitu sosialisasi dapat menyebabkan
tidak adanya pertanggungjawaban terhadap penyediaan bahan dan materi
sosialisasi. Terakhir, tidak adanya nilai Akuntabilitas pada kegiatan keempat
yakni simulasi penanganan dan pengolahan produk dapat mengganggu proses
pelaksanaan kegiatan karena tidak adanya koordinasi terkait pembagian
tugas kepada semua anggota untuk melaksanakan simulasi.
2. Jika Nilai Nasionalime tidak diterapkan pada kegiatan pertama dan kedua,
maka kegiatan ini tidak akan terlaksana dengan optimal karena semua ide
hanya berasal dari satu sumber (tidak ada tanggapan/masukan dari rekan
kerja/pihak lain). Selain itu, apabila nilai Nasionalisme ini dihilangkan pada
kegiatan ketiga dan keempat, yaitu pada proses sosialisasi maupun simulasi
maka akan menyebabkan kegiatan berjalan satu arah karena pihak UKM tidak
diberi kesempatan untuk bermusyawarah dan melibatkan semua karyawannya
dalam simulasi.
3. Jika Nilai Etika Publik tidak dimplementasikan pada kegiatan pertama, maka
tanggapan terhadap pendapat yang diberikan oleh pihak lain akan direspon
dengan cara yang kurang tepat. Pada kegiatan kedua, tidak akan
mencantumkan referensi yang digunakan. Di kegiatan ketiga, tidak adanya
nilai Etika Publik menyebabkan peserta tidak nyaman menerima materi
karena kurangnya sopan santun didalam memberikan edukasi (tutur kata dan
sikap kurang berkenan). Pada kegiatan keempat, komunikasi dan kerjasama
tidak akan terjalin dengan baik sehingga kesejahteraan UKM melalui kegiatan
ini tidak dapat tercapai.
4. Jika Nilai Komitmen Mutu tidak diterapkan pada kegiatan pertama dan kedua,
maka kreatifitas dan inovasi untuk mendesain alat sanitasi serta pembuatan
pedoman standar sanitasi tidak ada. Pada kegiatan ketiga, sosialisasi menjadi
tidak efektif dan efisien saat memberikan edukasi kepada karyawan UKM. Di

41
kegiatan keempat, tidak adanya Nilai Komitmen Mutu dapat menyebabkan
kurangnya kesabaran dan perasaan tidak senang ketika melatih masyarakat
UKM.
5. Jika Nilai Anti Korupsi tidak ada pada kegiatan pertama dan kedua, maka
dapat terjadi ketidakjujuran dalam mengelola anggaran/dana hibah yang telah
ditetapkan. Pada kegiatan ketiga, tidak adanya Nilai Anti Korupsi
menyebabkan kurangnya kepedulian terhadap ketercapaian pelaksanaan
sosialisasi dan tidak disiplin waktu dalam pelaksanaan simulasi di kegiatan
keempat.

5.7 Kendala-Kendala yang Dialami Selama Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi


Pelaksanaan kegiatan aktualisasi ini tentunya tidak luput dari kendala-kendala
yang terjadi. Pada kegiatan pertama, proses desain alat yang dimodifikasi lebih
lama selesai dari waktu yang telah dijadwalkan karena kesulitan di dalam
penentuan ukuran dan bahan yang akan digunakan. Selain itu, desain alat yang
telah dibuat secara manual, didesain ulang menggunakan aplikasi Autocad,
selanjutnya dilakukan pembuatan 3 Dimensinya untuk mendapatkan hasil
rancangan alat yang optimal. Pada kegiatan kedua, pembuatan buku pedoman
sanitasi terkendala di sumber referensi, khususnya bagian sanitasi distribusi. Sulit
menemukan referensi yang membahas sanitasi distribusi. Kegiatan ketiga dan
keempat yakni sosialisasi dan pelatihan terkendala dengan kehadiran karyawan
UKM yang berstatus karyawan tidak tetap sangat kurang. Kehadiran kurang
karena pelaksanaan aktualisasi ini di masa Pandemi Covid-19 sehingga ada
larangan untuk tidak berkumpul dalam jumlah banyak. Oleh karena itu, pada
pelaksanaan kegiatan ketiga dan keempat jumlah karyawan yang hadir dibatasi.

42
BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Kegiatan aktualisasi Penerapan SANHAY (Sanitation and Hygiene) Di UKM
Desa_Kitara menjadi alternatif dalam pemecahan isu kurangnya pemahaman UKM terkait
standar sanitasi dan higiene untuk olahan hasil perikanan melalui pengabdian dosen di
Universitas Borneo Tarakan. Adanya kegiatan ini membantu UKM untuk menghasilkan
produk yang bersih, sehat, dan aman untuk dikonsumsi. Kesatu dilakukannya desain alat
sanitasi membantu UKM untuk menyiapkan alat pengeringan yang sesuai standar sanitasi
dan higiene. Kedua, adanya buku pedoman standar sanitasi dan higiene membantu UKM
dalam menerapkan prinsip sanitasi dan higiene. Ketiga, sosialisasi dapat memberikan
gambaran secara lebih mudah kepada UKM untuk memahami proses penanganan bahan
baku/mentah hingga distribusi produk yang diproduksi. Terakhir, pelatihan penanganan
dan pengolahan produk sesuai standar sanitasi dan higiene membantu UKM dalam
menghasilkan produk yang bersih, aman, dan bergizi. Adanya kegiatan aktualisasi ini
menguatkan nilai organisasi yaitu Inovatif, profesional, berkualitas, peduli, dan sehat.
Rangkaian kegiatan Aktualisasi ini mengajarkan saya sebagai seorang peserta Latsar
CPNS untuk dapat menerapkan nilai-nilai dasar Aparatur Sipil Negara, meliputi
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi di dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawab saya sebagai seorang Dosen di Lingkungan
Universitas Borneo Tarakan. Selain itu, saya juga belajar untuk mengimplementasikan
kedudukan dan peran PNS dalam NKRI, yaitu Pelayanan Publik dengan merancang desain
alat sanitasi, memberikan buku pedoman kepada UKM, memberikan edukasi terhadap
karyawan UKM, dan pelatihan praktik pengolahan produk sesuai standar sanitasi dan
higiene. Selanjutnya, WoG (Whole of Government) dilakukan melalui koordinasi dengan
FPIK UBT dan UKM Desa_Kitara dalam memberikan informasi maupun pelatihan terkait
penerapan sanitasi dan higiene.

6.2 Saran
Saran yang dapat saya berikan untuk kegiatan ini adalah desain alat sanitasi untuk
proses penjemuran segera dibuat sehingga dapat dipakai untuk mendukung penerapan
sanitasi dan higiene di UKM Desa_Kitara. Penerapan Sanitasi dan Higiene ini juga dapat
mempermudah UKM dalam mengusulkan produk untuk mendapatkan sertifikat halal dari
MUI. Kegiatan ini perlu ditindaklanjuti untuk memastikan bahwa UKM tetap menerapkan
prinsip sanitasi dan higiene ini.

43
ROLE MODEL

Bapak Dr.-Ing. Daud Nawir, S.T., M.T merupakan Wakil


Rektor Bidang Umum dan Keuangan di Universitas
Borneo Tarakan. Beliau juga adalah dosen aktif di
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik. Lahir di
Tarakan pada tanggal 5 Agustus 1978, beliau aktif di
sejumlah organisasi, diantaranya Persatuan Insinyur
Indonesia (PII), Ikatan Nasional Tenaga Ahli Konsultan
Indonesia (INTAKINDO), Ikatan Surveyor Indonesia (ISI),
Lembaga Adat Ulun Pagun Kota Tarakan, Pengurus
Provinsi Taekwondo Indonesia Kalimantan Utara,
Dosen Nasional Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia, dan masih banyak
lagi.

Beliau mempunyai kepribadian yang sabar dan pekerja keras.


Terbukti dari keaktifannya dalam memenuhi Tri Darma
Perguruan Tinggi serta bertanggung jawab dalam melaksanakan
tugas tambahannya di struktural. Sifat sabar juga beliau
tunjukkan dalam membimbing dan mengarahkan saya
dan teman-teman lainnya pada pelaksanaan kegiatan
aktualisasi. Saya juga melihat beliau menerapkan fungsi
dan peran PNS di dalam pekerjaannya. Beliau sangat patuh
dan tegas di dalam menjalankan kebijakan-kebijakan yang ada di
Perguruan Tinggi UBT. Pelayanan publik yang diberikan pun sangat
maksimal. Meskipun jam kerja sudah selesai, namun bila masih ada
tamu yang ingin berkonsultasi, beliau masih bersedia memberikan
pelayanannya. Selama bimbingan di masa habituasi, saya melihat beliau
sangat ramah dan tidak membeda-bedakan siapapun yang datang
menemuinya. Semuanya diperlakukan dengan adil tanpa memandang
status jabatan, dan sebagainya. Inilah alasan saya menjadikan beliau
sebagai Role Model.

44
DAFTAR PUSTAKA

Fatimah, E. dan Irawati, E. 2017. Modul Pendidikan dan Pelatihan Dasar Calon PNS
Manajemen Aparatur Sipil Negara. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik
Indonesia.

Kumorotomo W, Wirapradja NRD, Imbaruddin A. 2015. Etika Publik. Modul Pendidikan


dan Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara
Republik Indonesia.

Kusumasari B, Dwiputrianti S, Allo EL. 2015. Akuntabilitas, Modul Pendidikan dan


Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik
Indonesia.

Latief Y, Suryanto A, Muslim AA. 2015. Nasionalisme. Modul Pendidikan dan Pelatihan
Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik
Indonesia.

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 57 Tahun 2013 Tentang Lembaga


Administrasi Negara.

Purwanto, EA, Tyastianti D, Taufiq A, Novianto W. 2017. Modul Pendidikan dan Pelatihan
Dasar Calon PNS Pelayanan Publik. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara
Republik Indonesia.

Suwarno, Y. dan Sejati, T.A. 2017. Modul Pendidikan dan Pelatihan Dasar Calon PNS
Whole Of Government. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.

Tim Penulis Komisi Pemberantasan Korupsi. 2015. Anti Korupsi. Modul Pendidikan dan
Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik
Indonesia.

Yuniarsih T dan Taufiq M. 2015. Komitmen Mutu. Modul Pendidikan dan Pelatihan
Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik
Indonesia.

45

Anda mungkin juga menyukai