Anda di halaman 1dari 4

Nama : Amalia Fajrin

NIM : 171011201242
Kelas : 07SAKE030

Jawaban UTS Akuntansi Sosial

1. Apa yang anda ketahui tentang Kebijakan Sosial dan Lingkungan ?


Jawab :
Suatu ketetapan yang telah diatur di dalam perundang-undangan dalam rangka
pendayagunaan sumber daya alam untuk proses pembangunan sehingga menjamin
kemampuan, kesejahteraan dan mutu hidup generasi kini dan mendatang.
Kebijakannya itu sendiri merupakan instrumen yang diharapkan mampu meningkatkan
kinerja perusahaan dan mengukur ketaatan pelaksanaan kegiatan pembangunan terhadap
semua peraturan lingkungan yang ada di suatu negaranya.
Kebijakan sosial hadir sebagai cara untuk memecahkan masalah sosial dan memenuhi
kebutuhan sosial bagi semua golongan masyarakat untuk mempermudah dan meningkatkan
kemampuan mereka dalam menanggapi perubahan sosial.
2. Berikan 5 contoh implementasi akuntansi sosial lingkungan di Indonesia! dan jelaskan
keterkaitannya ?
Jawab :
1. Keterlibatan sosial, merupakan respon terhadap keinginan dan harapan masyarakat
terhadap peranan perusahaan. Dalam jangka panjang, hal ini sangat menguntungkan
perusahaan.
2. Hal-hal yang negatif dari sistem akuntansi saat ini perlu diidentifikasikan, seperti masalah
penilaian investasi yang belum mempertimbangkan masalah lingkungan.
3. Sistem akuntansi perlu memandang jauh kedepan dan lebih peka terhadap munculnya isu-
isu lingkungan yang selalu berkembang.
4. Menghindari campur tangan pemerintah dalam melindungi masyarakat. Campur tangan
pemerintah cenderung membatasi peran perusahaan. Sehingga jika perusahaan memiliki
tanggungjawab sosial mungkin dapat menghindari pembatasan kegiatan perusahaan.
5. Akuntansi yang baru dari sistem informasi memerlukan pengembangan seperti pemikiran
tentang kemungkinan adanya “eco balance sheet”.
3. Apa yang anda ketahui tentang Akuntansi Sosial dan Lingkungan ?
Jawab :
Akuntansi sosial dan lingkungan merupakan alat bagi perusahaan menyampaikan informasi
mengenai aktivitas sosial dan perlindungan terhadap lingkungan kepada stakeholder
perusahaan. Perusahaan tidak hanya menyampaikan informasi mengenai keuangan kepada
investor dan kreditor perusahaan yang sudah ada, tetapi juga perlu memperhatikan
kepentingan sosial dimana perusahaan tersebut beroperasi, sehingga perusahaan akan
berupaya untuk menyampaikan laporan yang menyajikan informasi mengenai upaya
perusahaan untuk memenuhi tanggung jawab sosial dan lingkungan.
Akuntansi sosial dan lingkungan yang dikenal selama ini berbentuk corporate social
responsibility (CSR) dan sustainability reporting (SR). Selain itu, akuntansi sosial dan
lingkungan juga dapat diterapkan dalam bidang akuntansi manajemen dan auditing.
4. Analisis Kasus Ini dengan metode 5W dan 1 H (What, Why, Who, When, Where + How) :
Jawab :
a. What (Peristiwa apa yang terjadi) – PT GC melakukan kejahatan lingkungan/
pencemaran lingkungan dengan sengaja melakukan pembuangan limbah atau zat ke
aliran sungai.
b. Why (Mengapa kasus ini terjadi) -- Kasus ini terjadi karena temuan satu alat bukti
penelitian yang dilakukan Bappedalda, bahwa tingkat keasaman air sungai (ph)
mencapai 2,97 padahal tingkat ph normal menurut Pergub Kalsel senilai 6 hingga 9.
Selain itu, PT GC juga membuang limbah timbal mencapai 0,84, padahal sesuai
Pergub Kalsel hanya dibolehkan 0,1.
c. Where (Dimana kasus ini terjadi) -- Tempat kasus ini terjadi di Desa Palam, Guntung
Manggis dan Cempaka Kalsel.
d. When (Kapan kasus ini terjadi) -- Kasus ini terjadi pada September 2008.
e. Who (Siapa yang terlibat dalam kasus tersebut) -- Dalam kasus ini yang terlibat adalah
terdakwa PT GC itu sendiri. Hal ini juga secara langsung diakui oleh Walhi Kalsel dan
organisasi non pemerintah yang berfokus pada persoalan lingkungan.
f. How (Bagaimana pelaku melakukan kejahatan) -- Terdakwa PT GC dalam beberapa
tahun kebelakang telah merusak dan mengganggu aktivitas pertanian masyarakat,
material pasir pun sebagai sisa dari aktivitas pertambangan intan dijual dengan
ketidakjelasan hasilnya, serta telah melakukan kejahatan lingkungan yaitu dengan
sengaja melakukan pembuangan limbah atau zat ke aliran sungai yang dapat
membahayakan kesehatan dan keselamatan orang banyak, Terbukti dengan temuan
tingkat keasaman air sungai (ph) mencapai 2,97 padahal ph normal seharusnya sekitar
6 - 9, selain itu PT GC juga membuang limbah timbal sehingga ph sungai mencapai
0,84 padahal sesuai Pergub Kalsel hanya dibolehkan 0,1. Ini membuktikan bahwa
aktivitas pertambangan PT GC dan tindakannya tersebut telah mencemari lingkungan.
5. Analisis Kasus ini dengan metode 5W dan 1 H (What, Why, Who, When, Where + How)
disertai asumsi ganti rugi pencemaran lingkungan
Jawab :
a. What (Peristiwa apa yang terjadi) -- Perairan sekitar Pulau Pabelokan di Kepulauan
Seribu tercemar limbah yang mengandung kadar minyak. Namun CNOOC diduga
telah bertanggung jawab atas permasalahan ini.
b. Why (Mengapa kasus ini terjadi) --Kasus ini terjadi karena terdapat fakta yang
terungkap bahwa ditemukannya gumpalan-gumpalan minyak mentah berwarna hitam
pekat pada saat konferensi pers oleh tim LSMEP (Lembaga Swadaya Masyarakat
Environmental Preservation di Jakarta).
c. Where (Dimana kasus ini terjadi) -- Kasus ini terjadi di Perairan sekitar Pulau
Pabelokan di Kepulauan Seribu, Pulau Pabelokan.
d. When (Kapan kasus ini terjadi) -- Kasus ini terungkap dalam konferensi pers LSMEP
pada tanggal 29 Desember 2003.
e. Who (Siapa yang terlibat dalam kasus ini) -- Dalam kasus ini yang terlibat adalah
CNOOC sendiri, sebab dampak dari pencemaran tersebut dapat merusak biota laut
maupun terumbu karang di sekitar perairan Kepulauan Seribu serta menurunkan
pendapatan nelayan sampai lebih dari 60%.
f. How (Bagaimana yang terjadi dari kasus ini) -- Pihak CNOOC dikatakan sebagai
pihak yang bertanggungjawab karena merujuk pada indikasi-indikasi yang ditemukan
di lapangan. Diduga pihak CNOOC telah memberikan uang ganti rugi 35.000 kepada
masyarakat setempat yang berprofesi sebagai nelayan, CNOOC juga telah
mengeluarkan uang ganti rugi sebesar 800 juta rupiah kepada pemda Kepulauan Seribu
serta langsung melakukan penyemprotan (pembersihan) di kawasan yang tercemar
(Pulau Pabelokan).
Asumsi dari ganti rugi pencemaran lingkungan yang telah dilakukan pihak CNOOC, yaitu
mereka telah memberikan dan melakukan hak hukumnya atas pencemaran limbah yang telah
dilakukan. Namun masih terdapat ketidakjelasan pihak mana yang paling bertanggung jawab
atas pengeluaran ganti rugi sebesar 800 juta rupiah tersebut.

Anda mungkin juga menyukai