Anda di halaman 1dari 4

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

POKOK BAHASAN        : Stunting pada Anak


SASARAN                           : Masyarakat
JADWAL KEGIATAN       : Senin, 13 Desember 2021 - 10.00 WITA
TEMPAT                      : Kampus STIKES NANI HASANUDDIN
NAMA PENYULUHAN : :

A. TUJUAN
I. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)
Setelah selesai mengikuti penyuluhan tentang Stunting pada
masyarakat selama 30 menit, masyarakat dapat memahami apa saja cara
pencegahan stunting pada anak.

II. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)


a. Mengerti tentang pengertian Stunting
b. Mengerti tentang penyebab stunting
c. Mengerti tentang ciri anak dengan stunting
d. Mengerti pengaruh stunting pada anak
e. Mengerti pencegahan stunting pada anak

B. METODE PENYULUHAN
Ceramah

C. ALAT YANG DIGUNAKAN


1. Poster
2. Leaflet

D. KEGIATAN PENYULUHAN

NO Kegiatan Penyuluhan Waktu Kegiatan Peserta


1. Mengucapkan salam, 5 menit Menjawab salam,
memperkenalkan diri dan kontrak mendengarkan
waktu

2. Penyampaian Materi :
a. Menjelaskan tujuan penyuluhan
b. Menjelaskan tentang pengertian
stunting
c. Menjelaskan tentang ciri anak
15 menit
dengan stunting Mendengarkan
d. Menjelaskan tentang pengaruh
stunting pada anak
e. Menjelaskan pencegahan
stunting pada anak

3. Penutup
10 menit Menjawab pertanyaan
Sesi Tanya Jawab
JUMLAH 30 ¢

E. SUMBER
Putri, A. (2017). Satuan Acara Penyuluhan Stunting. Jakarta.

Lampiran Materi
1. Pengertian Stunting
Stunting adalah keadaan dimana tinggi badan berdasarkan umur
rendah, atau keadaan dimana tubuh anak lebih pendek dibandingkan
dengan anak-anak lain seusianya (MCN, 2009). Stunting ditandai dengan
terlambatnya pertumbuhan anak yang mengakibatkan kegagalan dalam
mencapai tinggi badan yang normal dan sehat sesuai usia anak. Stunting
merupakan kekurangan gizi kronis atau kegagalan pertumbuhan dimasa
lalu dan digunakan sebagai indicator jangka panjang untung gizi kurang
pada anak
2. Penyebab Stunting
Menurut beberapa penelitian, kejadian stunting pada anak merupakan
suatu proses kumulatif yang terjadi sejak kehamilan, masa kanak-kanak
dan sepanjang siklus kehidupan. Pada masa ini merupakan proses
terjadinya stunted pada anak dan peluang peningkatan stunted terjadi
dalam 2 tahun pertama kehidupan.
a. Faktor gizi ibu sebelum dan selama kehamilan merupakan penyebab
tidaklangsung yang memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan dan
perkembangan janin. Ibu hamil dengan gizi kurang akan menyebabkan
janin mengalami intrauterine growth retardation (IUGR), sehingga bayi
akan lahir dengan kurang gizi, dan mengalami gangguan pertumbuhan
dan perkembangan.
b. Anak-anak yang mengalami hambatan dalam pertumbuhan disebabkan
kurangnya asupan makanan yang memadai dan penyakit infeksi yang
berulang, dan meningkatnya kebutuhan metabolic serta mengurangi
nafsu makan, sehingga meningkatnya kekurangan gizi pada anak.
Keadaan ini semakin mempersulit untuk mengatasi gangguan
pertumbuhan yang akhirnya berpeluang terjadinya stunted

3. Ciri-Ciri Stunting pada Anak


a. Anak yang stunted, pada usia 8-10 tahun lebih terkekang/tertekan (lebih
pendiam, tidak banyak melakukan eye-contact) dibandingkan dengan
anak non-stunted jika ditempatkan dalam situasi penuh tekanan.
b. Anak dengan kekurangan protein dan energi kronis (stunting)
menampilkan performa yang buruk pada tes perhatian dan memori
belajar, tetapi masih baik dalam koordinasi dan kecepatan gerak.
c. Pertumbuhan melambat, batas bawah kecepatan tumbuh adalah
5cm/tahun decimal
d. Tanda tanda pubertas terlambat (payudara, menarche, rambut pubis,
rambut ketiak, panjangnya testis dan volume testis
e. Wajah tampak lebih muda dari umurnya
f. Pertumbuhan gigi yang terlambat

4. Pemeriksaan Dan Diagnosis


Riwayat Antenatal, Natal dan Postnatal, adanya keterlambatan
pertumbuhan dan masurasi dalam keluarga (pendek, menarche), penyakit
infeksi kongential, KMK (kecil masa kehamilan), penyakit kronis pada
organ-organ (saluran cerna, kaardiovaskular, organ pernafasan dan ginjal)

5. Pencegahan
a. Pemberian ASI secara baik dan tepat disertai dengan pengawasan
berat badan secara teratur dan terus menerus
b. Menghindari pemberian makanan buatan kepada anak untuk
mengganti ASI sepanjang ibu masih mampu menghasilkan ASI,
terutama pada usia dibawah empat bulan
c. Meningkatkan pendapatan keluarga yang dapat dilakukan dengan
upaya mengikutsertakan para anggota keluarga yang sudah cukup
umur untuk bekerja dengan diimbangi dengan penggunaan uang yang
terarah dan efisien. Cara lain yang dapat ditempuh ialah
pemberdayaan melalui peningkatan keterampilan dan kewirausahaan
d. Meningkatkan intensitas komunikasi informasi edukasi (KIE) kepada
masyarakaat, terutama para ibu mengenai pentingnya konsumsi zat
besi yang diatur sesuai kebutuhan. Hal ini dapat dikoordinasikan
dengan kegiatan posyandu.

Anda mungkin juga menyukai