. Tujuan
Secara umum antenatal care bertujuan untuk menjaga agar ibu hamil dapat melalui masa kehamilan, persalinan, dan
nifas dengan baik dan selamat serta menghasilkan bayi yang sehat. Secara rinci tujuan antenatal care adalah:
Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang janin
Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu.
Mengenali dan mengurangi sedini mungkin adanya penyulit/komplikasi yang dapat muncul selama kehamilan,
termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan.
Mempersiapkan persalinan cukup builan dan persalinan yang aman dengan trauma seminimal mungkin.
Mempersiapkan ibu agar nifas berjalan dengan normal dan mempersiapkan ibu agar dapat memberi asi secara eksklusif.
Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran janin agar tumbuh kembang secara normal
Mengurangi angka kematian bayi prematur, kelahirran mati dan kematian neonatal. (Bobak, 2004).
Timbang badan dan ukur badan, tujuannya adlah untuk mengetahui sesuai tidaknya berat badan ibu. Pemeriksaan
berat badan dilakukan setiap berkunjung ke tempat pelayanan kesehatan. Selama triwulan I berat badan ibu harus naik
0,5 sampai dengan 0,75 kg setiap bulan, pada triwulan ketiga harus naik 0,25 kg setiap minggunya. Dan pada
trisemester III berat badan ibu harus naik sekitar 0,5 kg setiap minggunya, atau secara umum berat badan meningkat
sekitar 8 kg selama kehamilan.
Ukur tekanan darah. Tujuannya untuk mendeteksi apakah tekanan darah normal atau tidak. Pemeriksaan ini juga
dilakukan pada setiap kunjungan. Tekanan darah yang tinggi dapat membuat ibu keracunan kehamilan, baik ringan
maupun berat bahkan sampai kejang-kejang. Sementara tekanan darah yang rendah menyebabkan pusing dan lemah.
Skrinin status imunisasi Tetanus Toxoid (TT). Tujuannya untuk melindungi ibu dan bayi yang dilahirkan nanti dari
tenanus neonatorum. Imunisasi TT diberikan pada kunjungan antenatal I, TT2 deberikan empat minggu setelah TT1,
TT3 diberikan setelah enam bulan TT2, TT4 diberikan 1 Tahun setelah TT3, dan TT5 diberikan setelah setahun TT4.
Ukur tinggi fundus uteri. Tujuannya untuk melihat pembesaran rahim, dilakukan dengan cera meraba perut dari luar,
selain itu untuk mengetahui presentasi janin, serta mengetahui posisi janin dalam rahim. Pada pemeriksaan ini juga
dilakukan pngukuran tinggi puncak rahim untuk kemudian disesuaikan dengan umur kehamilan. Jika diperoleh
besarnya rahim tidak sesuai dengan umur kehamilan maka direncanakan pemeriksaan lanjutan.
Pemberian tablet besi (90 Tablet) selama kehamilan. Pemberian tablet besi diberikan sesuai dengan kebijakan
nasional yang berlaku diseluruh puskesmas di Indonesia. Pemberian satu tablet besi sehari sesegera mungkin setelah
rasa mual hilang pada awal kehamilan.
Temu wicara/ pemberian komunikasi interpersonal atau konseling. Untuk menghindari kesalahan penanganan
kehamilan, komunikasi dengan suami dan keluarga diperlukan gunan mempersiapkan rujukan nantinya. Dengan
manajemen rujukan yang benar, cepat, dan tepat maka ibu dan janin akan memperoleh pelayanan persalinan dan
kelahiran yang benar sehingga membantu menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Program ini lebih diutamakan
pada tempat pelayanan kesehatan terpencil dan jauh dari akses transfortasi yang memadai.
Test laboratorium sederhana (Hb,Protein, dan Urine) berdasarkan indikasi (HbsAg, sifilis, HIV, malaria,
tuberkulosis paru (TBC) , PMS). Wanita yang sedang hamil merupakan kelompok dengan risiko tinggi terhadap
penyakit menular seksual yang dapat menimbulkan kematian pada ibu dan janin yang dikandungnya (Bobak, 2004).
FISIOLOGI KEHAMILAN
Selama kehamilan banyak sekali ibu mengalami perubahan psikologis dan emosional. Emosional ibu hamil dipengaruhi oleh
peningkatan produksi hormon progesteron dan estrogen dan perubahan hormon mempengaruhi tingkat neurotransmitter, yaitu
bahan kimia otak yang fungsinya untuk mengatur emosi. Reaksi yang ditunjukkan terhadap kehamilan dapat berlebihan dan
mudah berubah-ubah. Ibu hamil sangat sensitif dan cenderung labil. Perubahan Psikologis yang dialami kebanyakan wanita hamil
adalah : (Rukiah,2014).
1. Trimester Pertama
Pada trimester ini atau biasa disebut periode Adaptasi, ibu hamil
cenderung menglami perasaan tidak enak, seperti kekecewaan, penolakan, kecemasan, kesedihan, dan merasa benci akan
kehamilanya. Hal ini disebabkan oleh peningkatan hormon progesteron dan estrogen yang menyebabkan ibu mengalami mual dan
muntah dan memengaruhi perasaan ibu. Pada masa ini juga ibu berusaha meyakinkan bahwa dirinya memang mengalami
kehamilan (Mandriwati,2017). Pada trimester awal ini juga terjadi fase Organogenesis yaitu proses pembentukan organ-organ
utama bayi seperti hati, tangan dan kaki, jantung, tabung saraf, plasenta mulai terbentuk.( Wisudanti,2013)
Keluhan pada triwulan I (usia kehamilan 1 – 3 bulan)
Mual dan muntah : Terutama terjadi pada pagi hari dan akan hilang menjelang tengah hari (morning sickness).
) Perasaan neg atau mual: Terutama bila mencium bau yang menyengat.
Pusing terutama bila akan bangun dari tidur, hal ini terjadi karena adanya gangguan keseimbangan, perut kosong.
) Sering kencing: Karena tekanan uterus yang membesar dan menekan pada kandung kencing.
Keputihan (lekorea): Pengaruh peningkatan hormon kehamilan (estrogen dan progesteron) yang mempengaruhi mukosa
serviks dan vagina.
Pengeluaran darah pervaginam: Bila terjadi perdarahan pervaginam perlu diwaspadai adanya abortus.
2. Trimester Kedua
Pada trimester Kedua sering kali dikatakan periode pencatatan Kesehatan.
Pada trimester ini ibu hamil mulai mencari perhatian dari pasangannya (Pantiawati,2017). Pada trimester ini juga ibu hamil
merasa mulai menerima kehamilannya dan menerima keadaan janinnya karena pada masa ini ibu mulai dapat merasakan gerakan
(Mandriwati,2017). Pengencerah darah (Hemodilusi)
pada ibu hamil sering terjadi pada trimester ini dengan peningkatan volume plasma 30%-40%, peningkatan sel darah merah 18%-
30% dan hemoglobin 19%.
Keluhan pada triwulan II (usia kehamilan 4 – 6 bulan).
Pada masa ini keluhan yang bersifat subyektif sudah berakhir, sehingga bila ada ibu hamil masih mendapatkan
keluhan seperti pada trimester I, perlu diwaspadai kemungkinan adanya faktor psikologis.
Pada triwulan ini sering ditandai adanya adaptasi ibu terhadap kehamilannya, perasaan ibu cenderung lebih
stabil, karena keluhan yang terjadi pada triwulan I sudah terlewati. Ibu merasakan pengalaman baru, mulai merassakan
gerakan bayi, terdengarnya DJJ, melalui alat doptone atau melihat gambar/posisi melalui pemeriksaan USG. Triwulan II
juga dikatakan fase aman untuk kehamilan, sehingga aktifitas ibu dapat berjalan tanpa gangguan
3. Trimester Ketiga
Trimester ketiga sering disebut sebagai periode penantian. Pada trimester
ini ibu akan mengalami hemokonsentrasi artinya darah ibu mulai mengental lagi setelah sebelumnya mengalami
hemodilusi (pengenceran). Pada trimester akhir ini juga, ibu hamil mulai merasa takut dan waspada. Hal ini karena ibu
memikirkan keadaan bayinya, perkiraan waktu bayinya akan lahir, juga merasa takut kehilangan perhatian khusus yang diterima
selama hamil. Oleh sebab itu, ibu sangat memerlukan dukungan dari suami, keluarga, dan petugas kesehatan. Masa ini juga sangat
perlu dipersiapkan secar aktif sehingga persalinan dapat ditangani secara optimal ( Mandriwati,2017).
Kejadian yang sering timbul saat trimester III adalah
Pusing disertai pandangan berkunang-kunang. Hal ini dapat menunjukkan kemungkinan terjadi anemia dengan Hb < 10
gr%.
) Pandangan mata kabur disertai pusing. Hal ini dapat digunakan rujukan kemungkinan adanya hipertensi.
Kaki edema. Edema pada kaki perlu dicurigai karena sebagai salah satu gejala dari trias klasik eklamsi. Sesak napas
pada triwulan III perlu dicurigai kemungkinan adanya kelainan letak (sungsang).
) Perdarahan. Pada triwulan III bisa terjadi perdarahan pervaginam perlu dicurigai adanya placenta praevia atau solusio
plasenta.
Keluar cairan di tempat tidur pada siang atau malam hari, bukan pada saat kencing, perlu diwaspadai adanya ketuban
pecah dini.
Sering kencing. Akibat penekanan pada kandung kencing akibat masuknya kepala ke pintu atas panggul.
Psikologis: Kegembiraan ibu karena akan lahirnya seorang bayi (Purwaningsih, dkk, 2010)
Pembesaran perut
Setelah bulan ke-3 rahim dapat diraba dari luar dan mulai membesarkan perut.
Keluarnya colostrums
Hyperpigmentasi
Terjadi pada kulit wajah disebut chloasma gravidarum (topeng kehamilan), areola dan papilla mammae, linea alba
(putih) menjadi linea fusca (coklat) atau linea nigra (hitam).
Tanda-tanda chadwicks
Warna selaput lendir vulva dan vagina menjadi ungu.
Tanda-tanda subjektif
Adanya amenorrhoe
Mual dan muntah
Ibu merasa pergerakan anak
Sering kencing akibat pembesaran rahim yang menekan kandung kencing
Perasaan dada berisi dan agak nyeri. (Kusmiyati, et al, 2008).
. Adaptasi Fisiologi
Perubahan fisiologis
Uterus
Uterus bertambah besar, dari alat yang beratnya 30 gram menjadi 1000 gram, dengan ukuran panjang 32 cm, lebar
24 cm, dan ukurang muka belakang 22 cm. Pertumbuhan uterus tidak rata, uterus lebih cepat tumbuh di daerah
implantasi dari ovum dan di daerah insersi placenta. Pembesaran ini disebabkann oleh hypertrophy dari otot-otot rahim,
tetapi pada kehamilan muda juga terbentuk sel-sel otot yang baru.
Uterus pada wanita hamil sering berkontraksi tanpa perasaan nyeri. Juga saat disentuh, misalnya pada
pemeriksaan dalam, pemeriksa dapat meraba bahwa sewaktu pemeriksaan konsistensi rahim yang semula lunak dapat
menjadi keras dan kemudian lunak kembali (Kusmiyati, et al, 2008).
. Cervix
Perubahan penting yang terjadi pada cervix dalam kehamilan adalah menjadi lunaknya cervix. Perubahan ini
sudah dapt ditemukan sebulan setelah konsepsi.
Pelunakan cervis terjadi karena pembuluh darah dalam cervix bertambah dan karena timbulnya oedema dari
cervix dan hyperplasia kelenjar-kelenjar servix.
. Vagina
Pembuluh darah dinding vagina bertambah, hingga warna selaput lendirnya membiru, kekenyalan vagina
bertambah yang berarti daya regangnya bertambah sebagai persiapan persalinan. Getah dalam vagina biasanya
bertambah dalam masa kehamilan, reaksinya asam dengan pH 3,5-6,0. reaksi asam ini disebabkan terbentuknya acidum
lacticum sebagai hasil penghancuran glycogen yang berada dalm sel-sel epitel vagina oleh basil-basil doderlein. Reaksi
asam ini mempunyai sifat bekterisida.
. Ovarium
Pada salah satu ovarium dapat ditemukan corpus lutheum graviditatis, teapi setelah bulan ke-4 corpus lutheum
ini akan mengisut.
. Dinding perut
Pada kehamilan lanjut pada primi gravida sering timbul garis-garie memanjang atau serong pada perut. Garis-
garis ini disebut striae gravidarum. Kadang-kadang garis-garis itu terdapat juga pada buah dada dan paha. Pada seorang
primi gravida warnanya menbiru disebut striae lividae.
Pada seorang multigravida, di samping strie lividae, terdapat juga garis-garis putih agak mengkilat ialah parut
(cicatrick) dari strie gravidarum yang disebut strie albicans.
Kulit
Pada kulit terdapat hyperpigmentasi antara lain pada areolla mammae, papilla mammae, dan linea alba. Pada
umumnya setelah partus, gejala hyperpigmentasi ini akan menghilang.
Payudara
Payudara biasanya membesar disebabkan karena hypertophi olveoli. Di bawah kulit payudara sering tampak
gambaran-gambaran dari vena yang meluas. Putting susu biasanya membesar dan lebih tua warnanya dan acapkali
mengeluarkan colostrum. Perubahan-perubahan pada payudara disebabkan karena pengaruh hormonal.
Pertukaran zat
Metabolisme basal naik pada kehamilan, terjadi penimbunan protein sedangkan dalam darah kadar zat lemak
naik dan ada kecenderungan pada ketosis. Kebutuhan akan calcium dan phosphor bertambah untuk pembuatan tulang-
tulang janin begitu pula akan ferum untuk pembentukan Hb janin.
. Darah
Volume darah bertambah, baik plasmanya maupun erytrosyt, tetapi penambahan volume plasma yang
disebabkan oleh hydramia lebih menonjol hingga biasanya kadar Hb turun.
Gastrointestinal
Sekresi asam lambung dan gerakan lambung berkurang, hal tersebut mungkin menyebabkan muntah dan
kembung pada masa kehamilan. Tonus usus kurang, yang menimbulkan obstipasi.
Urinarius
Kegiatan ginjal semakin bertambah berat karena harus juga mengeluarkan racun-racun dari peredaran darah
janin.
Ureter jelas melebar dalam kehamilan teruatam yang kanan. Hal ini disebabkan karena pengaruh hormon
progesterone, walaupun mungkin ada juga factor tekanan pada ureter oleh rahim yang membesar.
Kapasitas kandung kencing juga mengalami penurunan kapasitas karena desakan oleh rahim yang membesar
pada akhir kehamilan oleh kepala janin yang yang turun ke dalam rongga panggul.
erubahan Psikologis
Konsepsi dan implantasi sebagai titik awal kehamilan menimbulkan perubahan status emosional seorang calon ibu.
Bagi pasangan dengan perkawinan yang dilandasi oleh rasa cinta dan saling mencintai, keterlambatan datang bulan
merupakan salah satu tanda yang menggembirakan, karena ikatan batin antara keduanya semakin kokoh dengan adanya
kehamilan yang didambakan.
Keterlambatan datang bulan diikuti perubahan subjektif seperti perasaan mual, ingin muntah, sebah di bagian perut
atas, pusing kepala, dan nafsu makan berkurang mendesak keluarga untuk melakukan pemeriksaan.
Setelah terbukti terjadi kehamilan perasaan cinta dan gembira semakin bertambah, diikuti pula oleh perasaan
cemas karena kemungkinan keguguran. Disamping itu perubahan fisiologis kehamilan juga dapat mempengaruhi
kelabilan mental, hingga menimbulkan ngidam dan perubahan kelakuan. (Masriroh, 2013).
E. Komplikasi Kehamilan
da beberapa komplikasi pada kehamilan, antara lain (Masriroh, 2013) :
Hiperemisis gravidarum.
Hipertensi dalam kehamilan.
Perdarahan trimester I (abortus).
Perdarahan antepartum.
Kehamilan ektopik.
Kehamilan kembar.
Molahydatidosa.
Inkompatibilitas darah.
I. Pemeriksaan Penunjang
ABORATORIUM
Darah ( Hb, Gol darah, Glukosa, VDRL).
Urine (Tes kehamilan, protein, glukosa, analisis).
Pemeriksaan Swab (Lendir vagina & servik).
U S G(Jenis kelamin.)
Taksiran kelahiran, TBJ, Jumlah cairan amnion. (Masriroh, 2013)
B. Tesgolongan darah untuk mempersiapkan donor bagi ibu hamil bila diperlukan
C Tes haemoglobin untuk mengetahui apakah ibu kekurangan darah (Anemia).
D. Tes pemeriksaan urine (air kencing).
E Tes pemeriksaan darah lainnya, seperti HIV dan sifilis,
sementara pemeriksaan malaria dilakukan di daerah endemis (Buku KIA 2016).
Kehamilan
Trimester I
Trimester III
Mual/muntah kapasitas VU
Trimester III
Perubahan nutrisi kurang Perubahan pola
ari kebutuhan eliminasi
Uterus semakin Perubahan tubuh
membesar semakin tampak
membesar
Diafragma terdorong
ke atas Penekanan pada
saluran kemih (ureter)
Body image
Distensi paru-paru
Urin terhambat
usu
n
n 1) Inspeksi
I - Leopold II
l
mentasi : Tidak ada
a bekas operasi, terdapat linea nigra
cm / TBJ: (35-13) x 155 = 3.410 gram
n teratas perut ibu teraba bagian janin agak bulat, lunak, tidak melenting
kiri perut ibu teraba tahanan, datar, memanjang seperti papan.
55cm : 28 cm
Menthis
t : 36,50C
cat dan tidak ada edema
va merah muda, sclera tidak ikhterik, tidak ada
rabun jauh/dekat
merah muda, tidak ada karies pada gigi
pembesaran kelenjar tiroid
nan perut ibu teraba bagian terkecil janin
erbawah perut ibu teraba satu bagian janin bulat dan keras
Belum Masuk PAP DJJ : 146x/menit
varises : -/-
ia : Tidak ada edema, tidak ada varises,
akan kelenjar bartholini, pembengkakan kelenjar skene, tidak ada keputihan.
tas
MENT
bu Diagnosa Janin Masalah Potensial Kebutuhan Segera
hamil 37 Minggu 5 hari
ggal hidup intrauterine presentasi kepala : Tidak ada
a
III :
IV : Aukultasi :
a ka/ki
ka/ki
C. ASSASMENT
Diagnosa Ibu Diagnosa Janin Masalah Potensial Kebutuhan Segera
: G4P3A0 hamil 37 Minggu 5 hari
: Janin tunggal hidup intrauterine presentasi kepala : Tidak ada
: Tidak ada
- Leopold III :
- Leopold IV : Aukultasi :
1) Atas
a) Varises
b) Oedema ka/ki
2) Bawah
a) Oedema ka/ki
D. PENATALAKSANAAN
1. Menginformasikan keadaan umum ibu dan hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu dan janin saat ini baik baik saja.
ibu mengerti dan senang dengan kondisinya saat ini.
2. Memberitahu ibu untuk istirahat yang cukup dan menyarankan ibu untuk tidak terlalu lelah dalam malakukan pekerjaan rumah.
Ibu mengerti dan akan menjaga pola istirahatnya
:Tidak ada varises
tidak ada tidak ada
49
keluar air – air, dan meminta ibu untuk datang ke Puskesmas bila
mengalami tanda – tanda persalinan.
4. Mengevaluasi persiapan persalinan yang meliputi perlengkapan
persalinan, psikologi ibu dalam menghadapi persalinan serta rencana
persalinan.
5. Mengajarkan ibu cara menghitung pergerakan janin dan meminta ibu
untuk menghitung pergerakan janin
6. Memberikan konseling kepada ibu mengenai alat kontrasepsi
7. Meminta ibu untuk melakukan pemeriksaan penunjang seperti USG
dan cek darah ulang pada trimester 3
8. Menjadwalkan pemeriksaan kehamilan dan kunjungan rumah
- 16 Maret 2019
- 18 Maret 2019
- 24 Maret 2019
- 27 Maret 2019
Catatan Perkembangan Kehamilan
Tanggal Hasil pemeriksaan
: Kunjungan rumah : ANC di Puskesmas : Kunjungan rumah : ANC di Puskesmas
Daftar Pustaka
Manuaba. 2000. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. EGC : Jakarta.
urwaningsih, Wahyu dkk. 2010. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jogjakarta: Nuha Medika.
ohmah, Nikmatur dkk. 2009. Proses Keperawatan Teori dan Aplikasi. Jogjakarta : Ar-ruzz Media.
Sue Moorhead, at all, 2017. Nursing Outcomes Classivication (NOC), Edisi Bahasa Indonesia. Editor : Intisari
Nurjannah, Roxana D. Tumanggor. Cetakan Asli Dprogramkan dengan RFID
T. Heather Herdman, Shigemi Kamitsuru, 2015-2017. Diagnosis Keperawatan (NANDA). Defenisi dan Klasifikasi,
Edisi 10. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta:EGC
Buku KIA, Direktorat Kesehatan Keluarga Tahun 2016