Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN DIARE

NAMA :
MIFTAHUL
ILA
SYADIAH
D3

KEPERAWATAN 2019
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

A . KONSEP DASAR PENYAKIT


1. Pengertian
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cairan atau
setengah cairan, dengan demikian kandungan air pada tinja lebih banyak dari
keadaan normal yakni 100-200 ml sekali defekasi (Hendarwanto, 1999).
Menurut WHO (1992) diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari
tiga kali sehari.
Diare ialah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan
lebih dari 3 kali pada anak dengan konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau
atau dapat bercampur lendir dan darah (Ngastiyah, 2002).

2. Anatomi dan Fisiologi


1) Anatomi sistem pencernaan
a. Mulut
Mulut adalah permulaan saluran pencernaan yang terdiri atas 2 bagian :
1) Bagian luar yang sempit atau vestibula yaitu diruang antara gusi, bibir
dan pipi.
2) Rongga mulut/bagian dalam yaitu rongga mulut yang dibatasi sisinya
oleh tulang maksilaris, palatum dan mandi bilaris disebelah belakang
bersambung dengan faring.
b. Faring
Faring merupakan organ yang menghubungkan rongga mulut dengan
kerongkongan, merupakan persimpangan jalan nafas dan jalan makanan,
letaknya dibelakang rongga mulut dan didepan ruas tulang belakang.
c. Esofagus (kerongkongan)
Panjangnya ± 25 cm, mulai dari faring sampai pintu masuk kardiak
dibawah lambung. Esofagus terletak dibelakang trakea dan didepan tulang
punggung setelah melalui thorak menembus diafragma masuk kedalam
abdomen ke lambung.

d. Gaster (lambung)
Merupakan bagian dari saluran pencernaan yang dapat mengembang
paling banyak terutama didaerah epigaster. Bagian-bagian lambung, yaitu :
1) Fundus ventrikularis, bagian yang menonjol keatas terletak disebelah kiri
osteum kardium biasanya berisi gas.
2) Korpus ventrikuli, setinggi osteum kardium, suatu lekukan pada bagian
bawah notura minor.
3) Antrum pilorus, berbentuk tebing mempunyai otot tebal membentuk
spinkter pilorus.
4) Kurtura minor, terletak disebelah kanan lambung, terdiri dari osteum kordi
samapi pilorus.
5) Kurtura mayor, lebih panjang dari kurtura minor terbentang dari sisi kiri
osteum kardium melalui fundus kontrikuli menuju kekanan sampai ke
pilorus anterior.
e. Usus halus
Usus halus merupakan bagian dari sistem pencernaan makanan yang
berpangkal pada pilorus dan berakhir pada sekum panjangnya ± 6cm, merupakan
saluran paling panjang tempat proses pencernaan dan obstruksi hasil pencernaan
makanan.
Usus halus terdiri dari :
1) Duodenum
Disebut juga usus 12 jari, panjangnya ± 25 cm, berbentuk sepatu kuda
melengkung kekiri, pada lengkungan ini terdapat pankreas. Pada bagian
kanan duodenum terdapat selaput lendir yang nambulir disebut papila vateri.
2) Yeyunum
Usus kosong atau jejunum adalah bagian kedua dari usus halus, di
antara usus dua belas jari (duodenum) dan usus penyerapan (ileum). Pada
manusia dewasa panjangnya ± 2-3 meter.
3) Ileum
Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus.
Pada sistem pencernaan manusia panjangnya sekitar ± 4-5 m dan terletak
setelah duodenum dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum
memiliki pH antara 7 dan 8 (netral atau sedikit basa) dan berfungsi
menyerap vitamin B12 dan garam-garam empedu.
f. Usus besar/interdinum mayor
Panjangnya ± 1 meter, lebar 5-6 cm, fungsinya menyerap air dari makanan,
tempat tinggal bakteri koli, tempat feces. Usus besar terdiri atas 8 bagian:
1) Sekum.
2) Kolon asenden.
Terletak diabdomen sebelah kanan, membujur keatas dari ileum sampai
kehati, panjangnya ± 13 cm.
3) Appendiks (usus buntu)
Sering disebut umbai cacing dengan panjang ± 6 cm.
4) Kolon transversum.
Membujur dari kolon asenden sampai ke kolon desenden dengan panjang ±
28 cm.
5) Kolon desenden.
Terletak dirongga abdomen disebelah kiri membujur dari anus ke bawah
dengan panjangnya ± 25 cm.
6) Kolon sigmoid.
Terletak dalam rongga pelvis sebelah kiri yang membentuk huruf "S" ujung
bawah berhubungan dengan rektum.
7) Rektum.
Terletak dibawah kolon sigmoid yang menghubungkan intestinum mayor
dengan anus.
8) Anus.
Anus adalah bagian dari saluran pencernaan yang menghubungkan rektum
dengan dunia luar.

Gambar 2.1 Anatomi Sistem Pencernaan

2) Fisiologi sistem
pencernaan
Usus halus
mempunyai dua
fungsi utama,
yaitu :
pencernaan dan
absorpsi bahan nutrisi dan air. Proses pencernaan dimulai dalam mulut dan
lambung oleh kerja ptialin, asam klorida, dan pepsin terhadap makanan masuk.
Proses dilanjutkan di dalam duodenum terutama oleh kerja enzim-enzim
pankreas yang menghidrolisis karbohidrat, lemak, dan protein menjadi zat-zat
yang lebih sederhana. Adanya bikarbonat dalam sekret pankreas membantu
menetralkan asam dan memberikan pH optimal untuk kerja enzim-enzim.
Sekresi empedu dari hati membantu proses pencernaan dengan mengemulsikan
lemak sehingga memberikan permukaan lebih luas bagi kerja lipase pankreas
(Price & Wilson, 1994).
Isi usus digerakkan oleh peristaltik yang terdiri atas dua jenis gerakan, yaitu
segmental dan peristaltik yang diatur oleh sistem saraf autonom dan hormon
(Sjamsuhidajat Jong, 2005). Pergerakan segmental usus halus mencampur zat-
zat yang dimakan dengan sekret pankreas, hepatobiliar, dan sekresi usus, dan
pergerakan peristaltik mendorong isi dari salah satu ujung ke ujung lain dengan
kecepatan yang sesuai untuk absorpsi optimal dan suplai kontinu isi lambung
(Price & Wilson, 1994).
Absorpsi adalah pemindahan hasil-hasil akhir pencernaan karbohidrat,
lemak dan protein (gula sederhana, asam-asam lemak dan asa-asam amino)
melalui dinding usus ke sirkulasi darah dan limfe untuk digunakan oleh sel-sel
tubuh. Selain itu air, elektrolit dan vitamin juga diabsorpsi. Absoprpsi berbagai
zat berlangsung dengan mekanisme transpor aktif dan pasif yang sebagian
kurang dimengerti (Price & Wilson, 1994).
Usus besar mempunyai berbagai fungsi yang semuanya berkaitan dengan
proses akhir isi usus. Fungsi usus besar yang paling penting adalah
mengabsorpsi air dan elektrolit, yang sudah hampir lengkap pada kolon bagian
kanan. Kolon sigmoid berfungsi sebagai reservoir yang menampung massa feses
yang sudah dehidrasi sampai defekasi berlangsung (Preice & Wilson, 1994).
Kolon mengabsorpsi air, natrium, khlorida, dan asam lemak rantai pendek serta
mengeluarkan kalium dan bikarbonat. Hal tersebut membantu menjaga
keseimbangan air dan elektrolit dan mencegah terjadinya dehidrasi. (Schwartz,
2000)
Gerakan retrograd dari kolon memperlambat transit materi dari kolon kanan
dan meningkatkan absorpsi. Kontraksi segmental merupakan pola yang paling
umum, mengisolasi segmen pendek dari kolon, kontraksai ini menurun oleh
antikolinergik, meningkat oleh makanan dan kolinergik. Gerakan massa
merupakan pola yang kurang umum, pendorong antegrad melibatkan segmen
panjang 0,5-1,0 cm/detik, tekanan 100-200 mmHg, tiga sampai empat kali
sehari, terjadi dengan defekasi. (Schwartz, 2000)
Gas kolon berasal dari udara yang ditelan, difusi dari darah, dan produksi
intralumen. Nitrogen, oksigen, karbon dioksida, hidrogen, metan. Bakteri
membentuk hidrogen dan metan dari protein dan karbohidrat yang tidak
tercerna. Normalnya 600 ml/hari. (Schwartz, 2000)

3. Etiologi
1. Faktor infeksi
a. Infeksi enteral; infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama
diare pada anak, meliputi infeksi bakteri (Vibrio, E. coli, Salmonella,
Shigella, Campylobacter, Yersinia, Aeromonas, dsb), infeksi virus
(Enterovirus, Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus, dll), infeksi parasit (E.
hystolytica, G.lamblia, T. hominis) dan jamur (C. albicans).
b. Infeksi parenteral; merupakan infeksi di luar sistem pencernaan yang dapat
menimbulkan diare seperti: otitis media akut, tonsilitis, bronkopneumonia,
ensefalitis dan sebagainya.
2. Faktor Malabsorbsi
 Malabsorbsi karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan
sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa).
Intoleransi laktosa merupakan penyebab diare yang terpenting pada bayi
dan anak. Di samping itu bisa terjadi malabsorbsi lemak dan protein.
3. Faktor Makanan
 Diare dapat terjadi karena mengkonsumsi makanan basi, beracun dan alergi
terhadap jenis makanan tertentu.
4. Faktor Psikologis
 Diare dapat terjadi karena faktor psikologis (rasa takut dan cemas), jarang
terjadi tetapi dapat ditemukan pada anak yang lebih besar.
4. Tanda dan Gejala
 Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer.
 Pada anak cengeng, gelisah, suhu tubuh mungkin meningkat, nafsu makan
berkurang.
 Warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena bercampur empedu.
 Daerah sekitar anus kemerahan dan lecet karena seringnya difekasi dan tinja
menjadi lebih asam akibat banyaknya asam laktat.
 Ada tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelek (elistitas kulit menurun),
ubun-ubun dan mata cekung membran mukosa kering dan disertai penurunan
berat badan.
 Perubahan tanda-tanda vital, nadi dan respirasi cepat tekan darah turun, denyut
jantung cepat, pasien sangat lemas hingga menyebabkan kesadaran menurun.
 Diuresis berkurang (oliguria sampai anuria).

5. Patofisiologi
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare ialah:
1. Gangguan osmotic
Adanya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan
tekanan osmotik dalam lumen usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air
dan elektroloit ke dalam lumen usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan
merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.
2. Gangguan sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan
terjadi peningkatan sekresi, air dan elektrolit ke dalam lumen usus dan
selanjutnya timbul diare kerena peningkatan isi lumen usus.
3. Gangguan motilitas usus
Hiperperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan usus untuk
menyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik usus
menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan, selanjutnya dapat
timbul diare pula.

Secara skematis, patofisiologi diare dapat digambarkan sebagai berikut :

faktor infeksi Faktor malabsorbsi Faktor makanan Faktor Psikologi


KH,Lemak,Protein

Masuk Tek. Osmotik meningkat toksin


cemas
& berkembang dlm usus
Hipersekresi air Pergeseran air dan hiperperistaltik
dan elektrolit elektrolit ke rongga
( isi rongga usus) usus Menurunya kesempatan
usus
menyerap makanan

Hipertermi DIARE

Frekuensi BAB meningkat Distensi abdomen

Kehilangan cairan & Gg. integritas kulit


Elektrolit berlebihan perianal

gg. kes. cairan & elektrolit Asidosis Metabolik Mual, muntah

Resiko hipovolemi syok sesak Nafsu


makan menurun

Gagguan Oksigenasi Perubahan nutrisi

6 Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan tinja
a. Makroskopis dan mikroskopis
b. PH dan kadar gula dalam tinja
c. Bila perlu diadakan uji bakteri
2. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah, dengan
menentukan PH dan cadangan alkali dan analisa gas darah.
3. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal.
4. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar Na, K, Kalsium dan Posfat.

7. Komplikasi
 Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik atau hipertonik).
 Renjatan hipovolemik.
 Hipokalemia (dengan gejala mekorismus, hiptoni otot, lemah, bradikardi,
perubahan pada elektro kardiagram).
 Hipoglikemia.
 Introleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim laktase karena
kerusakan vili mukosa, usus halus.
 Kejang terutama pada dehidrasi hipertonik.
 Malnutrisi energi, protein, karena selain diare dan muntah, penderita juga
mengalami kelaparan.

8. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan diare akut adalah sebagai berikut :
1. Rehidrasi sebagai prioritas utama terapi.
Ada 4 hal yang penting diperhatikan agar dapat memberikan rehidrasi
yang cepat dan akurat, yaitu:
1) Jenis cairan yang hendak digunakan.
Pada saat ini cairan Ringer Laktat merupakan cairan pilihan karena
tersedia cukup banyak di pasaran meskipun jumlah kaliumnya rendah bila
dibandingkan dengan kadar kalium tinja. Bila RL tidak tersedia dapat
diberiakn NaCl isotonik (0,9%) yang sebaiknya ditambahkan dengan 1
ampul Nabik 7,5% 50 ml pada setiap satu liter NaCl isotonik. Pada keadaan
diare akut awal yang ringan dapat diberikan cairan oralit untuk mencegah
dehidrasi dengan segala akibatnya.
2) Jumlah cairan yang hendak diberikan.
Pada prinsipnya jumlah cairan pengganti yang hendak diberikan harus
sesuai dengan jumlah cairan yang keluar dari badan. Derajat dehidrasi
ringan, sedang, berat dapat dinilai dengan Skor Mourice King.

Menilai tingkat dehidrasi ringan sedang berat dengan menggunakan


Skor Maurice King, sebagai berikut :
Keterangan:
 Nilai 0-2 : dehidrasi ringan
 Nilai 3-6 : dehidrasi sedang
 Nilai 7-12: dehidrasi berat

2. Dietetik
Untuk anak dibawah 1 tahun dan anak diatas 1 tahun dengan berat badan
kurang dari 7 kg, jenis makanan :
a. Susu (ASI, susu formula yang mengandung laktosa rendah dan lemak tak
jenuh.
b. Makanan setengah padat (bubur atau makanan padat (nasi tim).
c. Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan misalnya
susu yang tidak mengandung laktosa dan asam lemak yang berantai sedang
atau tak jenuh.
3. Obat-obatan yang diberikan pada anak diare adalah:
a. Obat anti sekresi (asetosal, klorpromazin)
b. Obat spasmolitik (papaverin, ekstrakbelladone)
c. Antibiotik (diberikan bila penyebab infeksi telah diidentifikasi)

B. Dampak Penyakit Terhadap Kebutuhan Dasar Manusia


1. Kebutuhan Oxygenasi
Meningkatnya frekuensi buang air besar memungkinkan terjadinya
kekurangan cairan dan elektrolit yang berat sehingga menimbulkan intoleransi
metabolisme dalam tubuh dan tubuh menjadi asidosis metabolic untuk
mempertahankan tubuh tetap seimbang maka nafas menjadi lebih cepat (sesak).
2. Kebutuhan cairan dan elektrolit
Diare mengakibatkan pengeluaran air dan elektrolit berlebih, dengan adanya
hipokalemi, hiponatremi dan sebagainya, meka perlu adanya koreksi dengan
rehidrasi cairan elektrolit secara instan.
3. Kebutuhan sirkulasi
Pada keadaan hipovolemia menyebabkan penurunan tekanan darah,
tachycardia sebagai respon untuk meningkatakan perfusi jaringan. Adanya deklasi
kalium dapat menimbulkan disritmia jantung.
4. Kebutuhan Eliminasi
Peningkatan frekuensi BAB menyebabkan dehidrasi, maka ginjal menahan
Na+ dan air sehingga urin menjadi pekat dan produksinya menurun.
5. Kebutuhan nutrisi
Diare dapat menyebabkan anorexia dan peningkatan rasa haus. Penurunan
berat badan 2% pada diare ringan, 5% pada diare sedang ,dan 8% pada diare berat
sebagai akibat menurunya absorbsi usus terhadap nutrient.
DAFTAR PUSTAKA

1. Bates. B, 1995. Pemeriksaan Fisik & Riwayat Kesehatan. Ed 2. EGC. Jakarta

2. Carpenitto.LJ. 2000. Diagnosa Keperawatan Aplikasi Pada Praktek Klinis. Ed


6. EGC. Jakarta.

3. Lab/ UPF IKA, 1994. Pedoman Diagnosa dan Terapi . RSUD Dr. Soetomo.
Surabaya.

4. Markum.AH. 1999. Ilmu Kesehatan Anak. Balai Penerbit FKUI. Jakarta.

5. Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak sakit. EGC. Jakarta

6. Suryanah,2000. Keperawatan Anak. EGC. Jakarta

7. Doengoes,2000. Asuhan Keperawatan Maternal/ Bayi. EGC. Jakarta


FORMAT PENGKAJIAN ANAK

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH MALANG
STASE : KEPERAWATAN ANAK

Nama mahasiswa : Miftahul ila s Tanggal Praktek


: 27/12/21
NIM : 201910300511016 Paraf :
Ruang : Anak
Tanggal Pengkajian :27/12/21

I. IDENTITAS DATA.
- Nomer Rekam Medis : Tanggal masuk RS : 27/12/21
- Nama Klien : An G
- Nama Panggilan : Gibran
- Tempat/tgl lahir : Batu ,
- Umur : 3 tahun 2 bulan
- Jenis Kelamin :l
- Suku : Jawa
- Bahasa yang dimengerti: jawa , bahasa indonesia

- Orang tua / wali : ibu


- Nama Ayah/Ibu/Wali : findy atika
- Pekerjaan Ayah/Ibu/wali : karyawan swasta
- Pendidikan : S1
- Alamat ayah/ibu/wali : Jl min suwarso no 20 RT 01 RW 13 Kel sisir kec batu prov
jawa timur

II. KELUHAN UTAMA:


Diare 8 kali , mual muntah , bab lendir cair , ruam pada pantat
III. RIWAYAT KELUHAN SAAT INI
Pasien mengatakan anak G Diare + mual muntah saat dirumah dari jam 00-13.00
diare 8 muntah 2x dan mual .makan minum susah , ruam pada pantat

IV. KEADAAN KESEHATAN SAAT INI :


anak G nampak lemas masih BAB sedikit cair terahir jam 19.00 , mual muntah
berkurang , mau makan hanya sedikit

a. Diagnosa medis :
diarhoea & gastroenteritis

b. Tindakan/kebutuhan operasi saat ini (jika ada) :


Tidak ada

c. Tindakan pemberian nutrisi saat ini :


Makanan dari rumah sakit , dan dari rumah An G

d. Tindakan pemberian cairan saat ini :


Infus kaen 3B ( 12 TPM )

e. Tindakan pemberian Obat-obatan saat ini :


Injeksi ranitidin 25 mg
ondansentron 2 mg
injeksi santagesic 200 Mg

f. Tindakan terhadap Aktifitas saat ini (cth ; terpasang strain? Dll) :


Anak G terpasang infus mikro dengan cairan Kasn 3B ( 12 TPM )

g. Tindakan Keperawatan lain-lain yang dijalani :

h. Tindakan /kebutuhan Px. Radiologi yang dijalani saat ini :


Tidak ada

V. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU


a. Riwayat Prenatal :
Anak g lahir kembar dengan kelahiran Sc (sectio caesaria)!

c. Riwayat Penyakit yang pernah diderita :


Tidak ada

d. Riwayat Hospitalisasi/tindakan operasi:


Tidak ada

e. Riwayat Injury/kecelakaaan:
Tidak ada
f. Riwayat Alergi
makanan : ALergi udang
g. Riwayat Imunisasi
No Jenis Imunisasi Usia frekwensi pemberian Reaksi pasca imunisasi
1. Hepatitis bbl 24 1x -
jam
2. Polio 1 bulan 1x -
3. BCG 2 bulan 1x -
4 Pentabio 2,3,4 3x demam ringan
bulan
5. Campak 9 bulan 1x demam ringan
6. Lain-lain
(sebutkan)
h. Riwayat Pengobatan
Anak G diberikan obat.
Injeksi ranitidin 25 mg : Ranitidin adalah obat yang digunakan untuk menurunkan
asam lambung , akibat mual muntah
ondansentron 2 mg : ondansentron adalah obat yang digunakan untuk pereda mual
muntah
injeksi santagesic 200 Mg : santagesic adalah obat yang diberikan untuk pereda nyeri
sanmol 2x1 : adalah obat yang digunkan untuk meredakan panas dan nyeri nyeri
zamel 2x1 : adalah vitamin untuk anak dengan sediaan sirup yang membantu proses
metabolisme
obat topikal ( micronazol) 2x1 : adalah obat yang digunakan untuk meredakan ruam
lacto b kid 1x1 : obat yang digunakan untuk meredakan diare

i. Riwayat pertumbuhan Riwayat perkembangan Psikososial :


anak g aktif dan sering bermain , tetapi malu jika bertemu dengan orang asing

j Riwayat Perkembangan Psikoseksual :


tahap anal : anak g sudah mampu meminta untuk bab

k. Riwayat Perkembangan kognitif dan moral:


Tahap preoperasional anak g mampu bermain mencocokan warna , menggambar dan
berhitung

l. Riwayat pemenuhan nutrisi/cairan


Susu formula
makanan tinggi serat
snack ( roti )

VI. RIWAYAT SOSIAL


a. Yang mengasuh :
Orang tua dan baby sitter dan keluarga anak G

b. Hubungan social dengan anggota keluarga:


Dekat dan harmonis

c. Hubungan social dengan teman sebaya:


Dekat dan akrab , sering bermain

d. Pembawaan secara umum :


pemalu bila pertemu dengan orang asing untuk pertama kalinya
ceria dan suka bermain

VII. RIWAYAT KELUARGA


a. Sosial Ekonomi:
keluarga ini termasuk pada keluarga menengah ke Atas dikarenakan
orang tua bekerja sebagai karyawan swasta dan polisi

b. Penyakit keluarga:
Tidak ada

c. Genogram (Gambarkan minimal 3 generasi) :


VIII. PENGKAJIAN TINGKAT PERKEMBANGAN (DDTK) SAAT INI ( maks < 6
tahun)
a. Personal social
An G aktif dan suka bermain dengan keluarga dan temanya

b.Adaptif Motorik halus: Anak G suka mewarna , menggambar dan mencoret coret
kertas

c. Bahasa :
bahasa indonesia dan jawa

d.Motorik kasar : suka bermain lari larian dan bermain bola

IX. PENGKAJIAN KEBUTUHAN DASAR (saat ini) :


a. Kebutuhan Cairan saat ini :
diberikan terapi infus kaen 3B 12 Tpm
minum air putih
minum susu formula

b. Kebutuhan Nutrisi saat ini :


Makanan tinggi serat
susu formula

c. Kebutuhan Pola Tidur :


saat dirumah sakit tidur 2 kali / hari siang dan malam selama 8 jam

d. Kebutuhan Personal hygiene (Mandi, gosok gigi dll): Mandi 2x pagi sore gosok gigi 2
kali pagi dan sore , keramas 1x sehari

e. Kebutuhan Aktifitas / bermain :

X. PENGKAJIAN POLA KESEHATAN (sesuai usia dan saat sakit saat ini)
a. Pola Pemeliharaan kesehatan dan persepsi terhadap kesehatan selama ini
memberikan anjuran makanan yang tidak tinggi serat , anak G sering memakan
roti

b. Pola pemenuhan Nutrisi selama ini : makanan yang tinggi serat ( sayur dan buah )
pemberian susu formula

c. Pola pemenuhan Cairan selama ini : diberikan terapi infus Kaen 12 TpM Air putih ,
susu formula
d. Pola Aktivitas selama ini : anak g tidak se aktif dirumah , lebih banyak tidur dan
duduk serta menonton film lewat handphone

e. Pola Tidur dan istirahat selama ini: anak g tidur selama dua kali siang dan malam. saat
siang tidak menentu , saat malam tidur 8 jam

f. Pola Eliminasi selama ini : selama ini anak g masih menggunakan pampers karena
masih diare , biasanya ke kamar mandi sendiri

g. Pola hubungan social selama ini : baik cenderung malu jika bertemu orang asing

Pola Koping atau temperamen dan disiplin yang diterapkan selama ini : anak g jika
dinerikan obat tampak tenang tidak menangis tidak memberontak

h. Pola perkembangan Kognitif dan persepsi selama ini: anak g pada tahap
preoprasional yaitu sudah dapat menggunakan ide ide ( selama di rs diberikan
pertanyaan seputar warna sudah bisa menjawab )

i. Pola perkembangan Seksual dan menstruasi selama ini : (-)

j. Pola perkembangan Moral (Nilai-nilai/values yang dimiliki selama ini) : anak g jika
dinasehati menurut , saat perawat selesai tindakan anak g mengucapkan
terimakasih

XI. PEMERIKSAAN FISIK


a. Keadaan umum
 Tingkat kesadaran : Composmentis , GCS 456
 Nadi : 112 Suhu : 36.5 RR : 24 TD :
 Respon nyeri : skala 2
 BB : 16 kg TB : 110 LK : 47

b. Kulit. : bersih ,warna kulit kuning langsat


c. Kepala : teraba tidak ada lesi warna rambut hitam sedikit ikal
d. Mata. : simetris
e. Telinga : bersih simetris
f. Hidung : bersih tidak ada sumbatan /polip
g. Mulut : bersih
h. Leher. : bersih tidak ada kalenjar tiroid
i. Dada. : flat chest tidak ada roncki , wheezing
j. Payudara : normal ,
k. Paru-paru : normal spo2 99
l. Jantung : normal tidak ada masalah
m. Abdomen : merasa nyeri skala 2 , suara peristaltik usus lebih sering
n. Genetalia: normal tidak ada masalah
o. Punggung : normal tidak ada masalah
p. Anus dan rectum: terdapat ruam kemerahan pada area anus
q. Musculoskeletal : normal tidak ada masalah
r. Neurology: normal tidak ada masalah

XII. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK PENUNJANG


ANALISA DATA PASIEN………
No DATA ETIOLOGI MASALAH
(Tanda Mayor & Minor) KEPERAWATAN
Ds : ibu px mengatakan anaknya proses infeksi Diare ( D0020)
1) diare 8x saat dirumah
dan di rs sudah 3 kali
Do : suara bising usus abnormal 12
kali permenit
mata tidak cekung ( tidak
disertai dehidrasi )
anak g tampak lemas

2) Ds : Ibu px mengatakan anaknya Faktor mekanis Gangguan integritas


terdapat ruam pada daerah anus ( Defekasi berlebih) kulit/jaringan ( D 0129)
DO : ruam ruam kemerahan pada
area anus anak g
ruam terasa ketika anak g defekasi
wajah tampak meringis
Prioritas Diagnosa Keperawatan

1) diare b.d proses infeksi d.d ibu px mengatakn diare 8x saat dirumah , 3x di Rumah sakit

2) 2 .Gangguan integritas kulit dan jaringan b.d faktor mekanis ( defekasi berlebih )
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN………
No Diagnosa Luaran Intervensi Hari/ Implementasi Hari/ Evaluasi
Keperawatan Tgl Tgl
1) diare b.d proses setelah dilakukan manajemen diare ( 1.03101) 20/12 Memeriksa bising usus 20/12 Evaluasi
infeksi d.d ibu px intervensi 1x24 jam observasi /21 pasien /21 S : ibu pasien mengatakan
mengatakn diare 8x ditemukan kriteria indentifikasi penyebab diare menganjurkan pasien makan anaknya sudah tidak diare
saat dirumah , 3x di hasil identifikadi riwayat pemberian makanan rendah serat dan sudah beraktifitas
Rumah sakit 1)kontrol pengeluaran makanan memeriksa turgor kulit , dan seperti biasa
feses menurun monitor warna frekuensi tinja keadaan mata ( tidak o : anak nampak tidak
2) nyeri abdomen monitor jumlah pengeluaran didapatkan dehidrasi merasakan nyeri seperti
menurun diare sebelumnya
3) peristaltik usus terapeutik pemberian obat diare lacto b anak sudah mau makan
menurun berikan asupan cairan peroral ( dan kolaborasi obat obatan anak
frekuensi defekasi lacto b kid 1x1 ) lainya nampak mulai aktif
menurun pasang jalur intravena beraktifitas
edukasi Injeksi ranitidin 25 mg A : masalah teratasi
makan porsi kecil tapi ondansentron 2 mg P : intervensi dihentikan
bertahap injeksi santagesic 200Mg
anjurkan pemberian susu sanmol 2x1
formula zamel 2x1
kolaborasi obat topikal ( micronazol)
kolaborasi pemberian obat 2x1
lacto b kid 1x1

2) Gangguan integritas setelah dilakukan Perawatan integritas kulit 1) menyuruh keluarga px S : ibu pasien mengatakan
kulit dan jaringan intervensi 1x24 jam ( 1.11353) untuk mengompres area ruam anak g sedikit
b.d faktor mekanis ( ditemukan kriteria Observasi yang ruam pada kulit anak g berkurang
defekasi berlebih ) hasil identifikasi penyebab 2) menganjurkan keluarga O : anak g lebih aktif dan
1) kemerahan gangguan integritas kulit untuk memakai kan celana sudah tidak diare lagi
menurun Terapeutik dengan lembut terhadap A : masalah teratasi
2) pigmentasi ubah posisi tirah baring tiap 2 20/12 anak g 20/12 sebagian
abnormal menurun jam /21 3) menganjurkan anak g /21 p : lanjutkan intervensi
3) nyeri Cukup membersihkan area kulit makan yang banyak ( dengan pemberian obat
menurun menggunakan air hangat 4) memberikan salep /( obat topikal / micronazol pada
gunakan produk berbahan topikal ) pada anak g area yang ruam)
ringan / alami pada kulit ( micronazol ) digunakan
sensitif 2kali / hari
Edukasi
ajarkan menggunakan
pelembab ( micronazol)
ajurkan meningkatkan asupan
nutrisi
ajurkan meningkatkan makan
ajarkan mandi menggunakan
sabun secukupnya
Perintah Menghitung tetesan Infus per 24 jam

Anda mungkin juga menyukai