0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
3 tayangan6 halaman
Paragraf pertama memberikan penjelasan tentang pengertian Covid-19 sebagai penyakit pernapasan yang disebabkan virus SARS-CoV-2 dan gejalanya seperti batuk kering, demam, dan sesak napas. Paragraf kedua membahas dampak negatif pandemi Covid-19 terhadap bidang ekonomi Indonesia meliputi UMKM, pariwisata, dan manufaktur akibat physical distancing. Paragraf ketiga menyarankan cara menanggulangi dampak negatif dengan merelokasi ang
Paragraf pertama memberikan penjelasan tentang pengertian Covid-19 sebagai penyakit pernapasan yang disebabkan virus SARS-CoV-2 dan gejalanya seperti batuk kering, demam, dan sesak napas. Paragraf kedua membahas dampak negatif pandemi Covid-19 terhadap bidang ekonomi Indonesia meliputi UMKM, pariwisata, dan manufaktur akibat physical distancing. Paragraf ketiga menyarankan cara menanggulangi dampak negatif dengan merelokasi ang
Paragraf pertama memberikan penjelasan tentang pengertian Covid-19 sebagai penyakit pernapasan yang disebabkan virus SARS-CoV-2 dan gejalanya seperti batuk kering, demam, dan sesak napas. Paragraf kedua membahas dampak negatif pandemi Covid-19 terhadap bidang ekonomi Indonesia meliputi UMKM, pariwisata, dan manufaktur akibat physical distancing. Paragraf ketiga menyarankan cara menanggulangi dampak negatif dengan merelokasi ang
Covid-19 merupakan penyakit pernapasan yang disebabkan oleh infeksi virus SARS- Cov-2. Pertama kali diidentifikasi di Kota Wuhan, di provinsi Hubei Cina pada Desember 2019. Covid-19 telah menyebar ke berbagai negara di dunia, termasuk negara Indonesia. Covid-19 sebelumnya dikenal sebagai Novel 201 Coronavirus (2019-nCoV), kemudian Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan nama resmi sebagai Covid- 19 pada bulan Februari 2020. Ketika pertama kali diumumkan sebagai pendemi global pada 11 Maret lalu oleh WHO, jumlah infeksi di seluruh dunia telah mencapai lebih dari 121.000. Awalnya negara Indonesia masih merasa aman dari wabah virus yang sudah menyebar di sebagian negara-negara di dunia. Namun, pada awal Maret lalu, harus mengakui kekalahan dengan adanya laporan kasus Covid-19 yang disebabkan oleh virus SARS- Cov-2 atau yang lebih dikenal dengan sebutan virus corona. Jumlah kasus positif virus corona (Covid-19) di Indonesia semakin hari terus bertambah. Gejala Covid-19 yang paling umum adalah batuk kering, demam, dan sesak napas. Diperkirakan bahwa gejala dapat muncul antara 2-14 hari setelah paparan walaupun ada kasus terisolasi yang menunjukkan ini mungkin lebih lama. Jika mengalami gejala, kita harus tinggal di rumah untuk mencegah penyebaran penyakit ke orang lain. Menurut penelitian terbaru yang diterbitkan dalam Annals of Internal Medicine (10 Maret 2020), periode inkubasi rata-rata diperkirakan 5 hari, dan hampir semua (98%) pasien yang telah terinfeksi akan mengalami gejala dalam 12 hari. Virus SARS-Cov-2 diperkirakan menyebar dari orang ke orang melalui: 1) Transmisi tetesan yaitu tetesan pernapasan besar orang yang bersin atau batuk, 2) Transmisi aerosol yaitu ketika seseorang batuk atau bersin di dalam ruangan, 3) Transmisi kontak yaitu menyentuh permukaan yang terkontaminasi kemudian menyentuh mulut, hidung atau mata, 4) Transmisi langsung yaitu ciuman, berjabat tangan, dan sebagainya. Cara terbaik untuk mencegah infeksi yaitu dengan menghindari paparan virus. Cuci tangan secara teratur dan menyeluruh dengan sabun dan air (busa selama 20 detik) atau gunakan pembersih tangan berbasis alkohol (setidaknya 60%). Tindakan lain yang dapat membantu mencegah penyebaran Covid-19 antara lain: 1) Hindari kontak dengan orang lain yang sedang sakit. 2) Hindari menyentuh mulut, hidung, mata atau wajah. 3) Tutup batuk dan bersin dengan tisu atau ke siku. 4) Menggunakan masker wajah saat keluar rumah. Untuk diketahui, masker wajah tidak melindungi kita dari Covid-19, tetapi akan membantu mencegah penyebaran penyakit ke orang lain. 5) Lakukan sosial distancing (jaga jarak sosial) kurang lebih 1-2meter antar orang per orang saat berada di kerumunan. Jika telah terpapar pada seseorang yang dites positif Covid-19, atau seseorang yang menunjukkan gejala Covid-19, mungkin diperlukan waktu hingga dua minggu untuk mengetahui gejala tersebut muncul. Agar kita dan orang lain aman, kita harus mengisolasi diri dari orang lain selama 14 hari. Mengisolasi diri sendiri merupakan menjauhkan diri dari situasi di mana kita dapat menulari orang lain. Ini berarti situasi apa pun di mana kita dapat melakukan kontak dekat dengan orang lain, seperti pertemuan sosial, pekerjaan, sekolah, universitas, dan pendidikan lainnya. Termasuk tempat ibadah, perawatan lansia dan fasilitas perawatan kesehatan, penjara, pertemuan olahraga, restoran, dan semua pertemuan publik. Kita tidak boleh berbagi piring, gelas minum, peralatan makan, handuk, bantal atau barang-barang lainnya dengan orang lain di rumah. Setelah menggunakan barang-barang ini, kita harus mencucinya dengan sabun dan air. Para ilmuwan masih meneliti faktor risiko dari Covid-19. Namun, data dari China CDC menunjukkan bahwa orang tua dan orang yang menderita kondisi medis yang sudah ada sebelumnya seperti penyakit jantung, penyakit pernapasan, atau diabetes memiliki risiko lebih tinggi meninggal akibat penyakit tersebut. Ada penelitian juga yang menunjukkan bahwa perokok mungkin lebih rentan terhadap virus SARS-Cov-2. Meskipun demikian, kita harus tetap waspada dalam menghadapi pandemi Covid-19. Segala upaya harus dilakukan agar dapat memutus rantai penyebaran penyakit tersebut.
B. Pengaruh dari Pandemi Covid-19 dalam Bidang Ekonomi di Indonesia
Virus corona adalah virus yang menyerang sistem pernapasan pada manusia. Penyakit karena infeksi virus ini disebut dengan Covid-19. Virus ini menular dengan cepat dan telah menyebar ke beberapa negara di dunia, termasuk saat ini negara Indonesia. Pandemi Covid-19 memberikan dampak yang cukup luas terhadap kegiatan yang dilakukan masyarakat, salah satunya adalah dampak dalam kegiatan perekonomian. Kegiatan perekonomian merupakan aktivitas yang dilakukan oleh manusia dalam upaya memenuhi kebutuhan hidupnya. Kegiatan ekonomi juga diartikan sebagai upaya yang dilakukan manusia untuk mencapai suatu tingkatan kesejahteraan atau kemakmuran dalam hidup. Proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya akan mencapai 2,3% saja. Bahkan, dalam situasi terburuk, ekonomi negara Indonesia dapat minus hingga 0,4%. Penyebab dari hal ini di antaranya adalah turunnya konsumsi dan investasi, baik dalam lingkup rumah tangga maupun lingkup pemerintah. Adanya pandemi Covid-19 memberikan dampak buruk terhadap perekonomian masyarakat di Indonesia antara lain: 1) Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Sistem perekonomian merupakan sistem yang digunakan oleh suatu negara untuk mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya baik kepada individu maupun organisasi di negara tersebut. Dampak Covid-19 bagi perekonomian UMKM sangat nyata. Dilansir dari BBC Indonesia, hal ini disampaikan oleh Ketua Asosiasi UMKM Indonesia sendiri, yaitu Ikhsan Ingatubun. Anjuran physical distancing yang dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia membuat orang-orang harus tetap di rumah dan tidak boleh pergi keluar untuk melakukan aktivitas seperti biasanya. Tujuan dari physical distancing tersebut untuk mengurangi kemungkinan kontak antara orang terinfeksi dan orang lain yang tidak terinfeksi, sehingga dapat meminimalkan penularan penyakit, contohnya seperti penutupan sekolah, tempat kerja, isolasi, karantina, menutup atau membatasi transportasi umum. Salah satu kegiatan yang menghilang dari rutinitas yaitu tidak berbelanja ke luar rumah melalui UMKM yang ada. Hal tersebut menyebabkan UMKM kesulitan membayar biaya-biaya yang ada, seperti gaji dan honor pekerja, serta biaya-biaya operasional dan non operasional lainnya, sehingga membuat sistem perekonomian masyarakat menjadi terhambat. Salah satu contoh yaitu pedagang yang biasa berjualan di tempat keramaian seperti pasar menjadi tidak bisa berjualan. Hal itu disebabkan karena saat ini pasar sedang ditutup untuk mengurangi penyebaran Covid-19. Akibatnya, pedagang itu tidak mempunyai penghasilan tetap. 2) Pariwisata Selain berdampak pada kegiatan UMKM, physical distancing juga berdampak pada kegiatan pariwisata. Seperti agen perjalanan, hotel, transportasi, pemandu wisata, hingga restoran pun terkena dampak dari Covid-19 ini. Menurunnya angka wisatawan yang berkunjung ke tempat-tempat wisata baik warga lokal maupun turis mancanegara merupakan hal yang tidak dapat dihindari. Pekerja juga terkena dampak Covid-19 bagi perekonomian sektor pariwisat dan akan membutuhkan cara menghasilkan uang dari rumah saat wabah sedang terjadi. Dilansir dari Liputan 6, World Travel & Tourism Concil, memprediksi akan ada 75 juta tenaga industri perjalanan dan pariwisata yang dapat kehilangan pekerjaan mereka. 3) Manufaktur Menjelang Ramadan, dunia manufaktur biasanya menggenjot industri karena naiknya permintaan masyarakat. Namun, karena adanya Covid-19 ini, manufaktur tidak bisa melakukan hal itu. Dilansir dari Katadata, dampak Covid-19 bagi perekonomian ini memaksa perusahaan manufaktur untuk menurunkan produksinya. Ada karyawan harian yang diminta untuk libur bergantian, sehingga pendapatannya berkurang setengahnya. Apabila para karyawan dirumahkan sepenuhnya, perusahaan juga harus melakukan perhitungan pesangon. Karyawan harian juga terancam kehilangan pekerjaannya dan harus terpaksa pulang kampung atau cari pekerjaan lain. Impor bahan baku juga mengalami penurunan karena proses pengolahan berkurang. Selain itu, hasil akhir proses manufaktur juga akan mengalami penurunan ekspor karena penurunan permintaan dari luar negeri. Pandemi Covid-19 telah memberikan pengaruh negatif dalam bidang ekonomi di Indonesia. Namun, adanya pandemi tersebut juga memberikan pengaruh positif di negara Indonesia, antara lain pertama meningkatnya daya beli barang lokal. Hal itu dikarenakan pemerintah Indonesia telah melarang masuknya barang impor selama wabah ini masih berlangsung di negara Indonesia. Kedua, polusi udara mengalami penurunan akibat berkurangnya kendaraan. Berkurangnya kendaraan tersebut disebabkan oleh adanya anjuran physical distancing dari pemerintah Indonesia. C. Cara Menanggulangi Pengaruh Negatif Covid-19 dalam Bidang Ekonomi di Indonesia Dalam kondisi seperti ini, semua negara pasti akan melakukan relaksasi atau stimulus keuangan. Perlu pengoptimalan penanganan terhadap keadaan yang terjadi. Beberapa solusi yang cocok dalam menghadapi wabah Covid-19 agar tidak membuat Indonesia semakin mengalami penurunan di bidang ekonomi, antara lain: 1) Relokasi anggaran pada sektor kesehatan, pasokan pangan dan daya beli masyarakat. Pembiayaan dialihkan untuk pengadaan perlengkapan dan alat penanggulangan wabah serta pembiayaan penelitian yang fokus menemukan antivirus. Relokasi anggaran juga diberlakukan untuk menjaga ketersediaan bahan pokok kebutuhan pangan masyarakat yang mengalami peningkatan akibat kepanikan pasar. Selain itu, juga pemberian bantuan dilakukan untuk meningkatkan daya beli masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidup. 2) Stimulus pendanaan dalam rangka peningkatan produksi dalam negeri sektor pertanian. Pada kondisi saat ini kebutuhan akan makanan dengan giji dan nutrisi yang baik seperti sayur-sayuran dan buah-buahan mengalami peningkatan permintaan. Selama ini Indonesia impor untuk memenuhi permintaan terhadap komoditi ini. 3) Relaksasi kredit sebagai stimulus fiskal untuk mendorong produksi pada sektor manufaktur yang terdapat banyak lapangan pekerjaan. Hal ini secara langsung memberikan pendapatan bagi pekerja yang terdampak. 4) Dalam memberlakukan kebijakan jangka pendek, tetap harus memperhatikan kebijakan jangka panjang yang bersifat struktural. Pengoptimalan Omnibus Law RUU Cipta Kerja yang memperhatikan potensi pemutusan hubungan kerja (PHK) dalam hal pemberian berupa uang, pelatihan vokasi, dan akses pekerjaan baru selain perlunya melakukan relaksasi bagi kebijakan impor bahan baku kebutuhan industri. 5) Solusi terakhir yang perlu dimaksimalkan yaitu kebijakan moneter dan makro melalui penurunan suku bunga dan menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Selain beberapa solusi tersebut, juga diadakan dukungan, yang pertama terkait dukungan untuk pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), antara lain: 1) Tujuannya untuk mempertahankan kelangsungan usaha UMKM. 2) Stimulusnya berupa penundaan angsuran pokok dan bunga semua skema selama 6 bulan untuk kredit usaha rakyat (KUR) yang terkena dampak Covid-19. 3) Beban akibat penundaan bunga dan pokok KUR selama 6 bulan menjadi tanggungan pemerintah, dengan alokasi anggaran sebesar Rp 6,1 triliun. 4) Penundaan pembayaran akan diikuti dengan relaksasi ketentuan KUR sejalan ketentuan restrukturisasi kredit sebagaimana diatur dalam Peraturan OJK. Kedua, terkait dengan Program Kartu Prakerja, antara lain: 1) Tujuan program ini untuk meningkatkan daya beli dan mengurangi beban biaya hidup bagi pekerja dan pelaku usaha yang terdampak Covid-19. 2) Kartu Prakerja salah satu instrumen yang memberikan insentif kepada: a. Pekerja yang mengalami penurunan pendapatan dan kehilangan pekerjaan. b. Pelaku Usaha yang mengalami kesulitan usaha. 3) Manfaat yang diterima: Rp 3.550.000 per peserta, terdiri dari: a. Bantuan pelatihan sebesar Rp 1.000.000, b. Insentif penuntasan pelatihan sebesar Rp 600.000 per bulan selama empat bulan, dan c. Insentif survei kebekerjaan sebesar Rp 150.000.