Jawab:
Dalam melakukan investasi, para trader harus lebih cermat memilih platform untuk
berinvestasi. Apalagi di era digital saat ini dan para trader yang kebanyakan anak muda yang
tentunya sudah bisa menggunakan teknologi yang ada, harus banyak belajar mengenai trading
yang benar. Mereka dapat mencari informasi dari internet, mulai dari cara mengetahui
legalitas, kemudian cara mengatur keuangannya, hingga cara untuk menghindari agar tidak
mengalami kerugian.
Dari kasus binomo tersebut mengakibatkan kerugian yang cukup besar bagi para
korbannya. Dilansir dari nasional.tempo.co, kerugian korban dari kasus binomo, Indra Kenz,
mencapai Rp 44 miliar. Jumlah kerugian tersebut diperkirakan dapat bertambah kedepannya.1
Dengan adanya kasus tersebut, dapat dijadikan sebagai pembelajaran bagi masyarakat
agar lebih berhati-hati dan tidak mudah percaya dengan sesuatu yang menjanjikan iming-
iming yang besar. Masyarakat yang ingin berinvestasi harus melihat dulu legalitas dari trading
yang akan digunakan agar tidak ada lagi yang menjadi korban seperti dalam kasus binomo
tersebut.
Hukum yang dilanggar dalam kasus Binomo, Indra Kenz antara lain:
Dari kasus Binomo tersebut, Indra Kenz dijerat dengan beberapa pasal, sebagaimana
dinyatakan oleh Retaduari (2022) dalam situs kompas.com, Indra Kenz diduga melakukan
tidak pidana judi online dan menyebarkan berita bohong melalui media elektronik, perbuatan
curang, dan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU). Terkait dengan kasus perjudian, Indra
Kenz dijerat dengan Pasal 45 ayat 2 jo Pasal 27 ayat 2 dan Pasal 45 ayat 1 jo Pasal 28 ayat 1
UU Nomor 11 Tahun 2008 mengenai Informasi Transaksi Elektroni (ITE), yang telah diubah
menjadi UU No 19 Tahun 2016.
1
Wibowo, Eko Ari. 2022. Bareskrim Sebut Kerugian Korban Binomo Indra Kenz Capai Rp44 Miliar.
https://www.google.com/amp/nasional.tempo.co/amp/1574822/bareskrim-sebut-kerugian-korban-binomo-indra-
kenz-capai-rp44-miliar yang diakses pada hari Jumat, 15 April 2022 pukul 21:48 WIB.
Pasal 45 ayat 2, berbunyi “Setiap orang yang dengan sengaja dan tanpa hak
mendistribusikan dan/atau mentrasmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya
informasi elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan perjudian
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling
lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar
rupiah).”
Pasal 27 ayat 2, berbunyi “Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak
mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya
Informasi Elektronik dan atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan perjudian.”
Pasal 45 ayat 1, berbunyi “Setiap Orang yang dengan sengaja dan tanpa hak
mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya
Informasi Elektronik dan atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan yang
melanggar kesusilaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (1) dipidana dengan
pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).”
Pasal 28 ayat 1, berbunyi “Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan
berita bohong dan menyesatkan yang mengakibatkan kerugian konsumen dalam
Transaksi Elektronik.”
Sedangkan terkait dengan dugaan pencucian uang, Indra Kenz dijerat melanggar Pasal 3
dan/atau Pasal 5 dan/atau Pasal 10 UU Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan
Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU).
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku bagi Pihak Pelapor
yang melaksanakan kewajiban pelaporan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
ini.
Dan atau,
Pasal 10, berbunyi “Setiap Orang yang berada di dalam atau di luar wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang turut serta melakukan percobaan, pembantuan, atau
Permufakatan Jahat untuk melakukan tindak pidana Pencucian Uang dipidana dengan
pidana yang sama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, Pasal 4, dan Pasal 5.”
Selain itu, Indra Kenz juga dianggap melanggar Pasal 378 KUHP jo Pasal 55 KUHP.
Pasal 378, berbunyi “Barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri
atau orang lain secara melawan hukum, dengan memakai nama palsu atau martabat
palsu, dengan tipu muslihat, ataupun rangkaian kebohongan, menggerakkan orang lain
untuk menyerahkan barang sesuatu kepadanya, atau supaya memberi hutang ataupun
menghapuskan piutang diancam karena penipuan dengan pidana penjara paling lama
empat tahun.”
1. mereka yang melakukan, yang menyuruh melakukan, dan yang turut serta
melakukan perbuatan;
(2) Terhadap penganjur, hanya perbuatan yang sengaja dianjurkan sajalah yang
diperhitungkan, beserta akibat akibatnya.2
2
Retaduari, Elza Astari. 2022. Pasal-pasal yang Menjerat Indra Kenz terkait Binomo, dari Soal Judi Online sampai
Pencucian Uang. https://www.google.com/amp/s/amp.kompas.com/nasional/read/2022/03/07/20330641/pasal-pasal-
yang-menjerat-indra-kenz-terkait-binomo-dari-soal-judi-online yang diakses pada hari Jumat, 15 April 2022 pukul
22:40 WIB.