Anda di halaman 1dari 3

UJIAN TENGAH SEMESTER TAHUN AKADEMIK 2020

MATA KULIAH : KAPITA SELEKTA HUKUM PIDANA


KELAS : VI PIDANA
HARI / TANGGAL : SABTU/18 APRIL 2020
DOSEN : Dr. Hj. YETI KURNIATI, S.H., M.H
SIFAT UJIAN : TAKE HOME

DIKERJAKAN OLEH :
NAMA : MOCH. TEGUH BARGAWA
KELAS : C. 1.4
NPM : 41151010170205

SOAL :
Cari kasus atau permasalahan terbaru mengenai “Tindak Pidana Pencucian Uang (Money
Laundering)” di Indonesia. Analisis oleh saudara terkait unsur-unsur, aspek normatif dan
penyelesaian kasus tersebut. Kemudian dalam analisisnya dihubungkan denngan ketentuan
ketentuan Hukum Positif di Indonesia, disertai dasar hukum yang konkrit !

JAWABAN :

Kasus yang saya akan analisis terkait Sdr. Muhammad Nazaruddin yang telah melakukan
Tindak Pidana Pencucian Uang yang mana kasus tersebut telah sidang putusan di Pengadilan
Tipikor Jakarta. Bahwa Sdr. Muhammad Nazaruddin dipersangkakan dengan pasal 378
KUHP jo Pasal 55 (1) ke 1 KUHP dan pasal 3 ayat 1 huruf a dan c Undang-undang No 15
Tahun 2002 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang, sebagaimana telah diubah dengan UU
No 25 Tahun 2003 jo pasal 55 ayat 1 ke 1 KUHP, yang berbunyi sebagai berikut :

378 berbunyi :
“Barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara
melawan hukum, dengan memakai nama palsu atau martabat palsu, dengan tipu muslihat,
ataupun rangkaian kebohongan, menggerakkan orang lain untuk menyerahkan barang
sesuatu kepadanya, atau supaya memberi utang maupun menghapuskan piutang, diancam
karena penipuan dengan pidana penjara paling lama empat tahun”.

Pasal 55 (1) ayat 1 ke 1 berbunyi :


“mereka yang melakukan, yang menyuruh melakukan, dan yang turut serta melakukan
perbuatan”

Pasal 3 ayat 1 huruf a dan c Undang-undang No 15 Tahun 2002


ayat 1
“Setiap orang yang dengan sengaja”.
Huruf (a)
“menempatkan Harta Kekayaan yang diketahuinya atau patut diduganya merupakan hasil
tindak pidana ke dalam Penyedia Jasa Keuangan, baik atas nama sendiri atau atas nama pihak
lain”

Huruf (c)
“membayarkan atau membelanjakan Harta Kekayaan yang diketahuinya atau patut diduganya
merupakan hasil tindak pidana, baik perbuatan itu atas namanya sendiri maupun atas nama
pihak lain”.

Bahwa dalam kasus tersebut diatas Sdr. Nazaruddin diduga telah mengalihkan kepemilikan
atas saham perusahaan Permai Grup, mengalihkan kepemilikan atas tanah dan bangunan,
membelanjakan atau membayarkan untuk pembelian tanah dan bangunan, membelanjakan
untuk kendaraan bermotor, membayarkan polis asuransi, dan membayarkan pembelian saham
dan obligasi sukuk. Serta Sdr. Nazaruddin pun juga diduga telah menerima dana/uang untuk
tujuan imbalan atau pelicin terkait proyek dari PT Waskita Karya sebesar Rp13.250.023.000,
dari PT Adhi Karya sebesar Rp3.762.000.000, serta dari PT Pandu Persada Konsultan sebesar
Rp1.701.276.000.

Bahwa terkait dengan Dugaan Tindak Pidana Pencucian Uang tersebut jaksa penuntut umum
menduga Sdr. Muhammad Nazaruddin telah mentransfer uang menggunakan rekening
perusahaan yang tergabung dalam Permai Grup dan rekening atas nama orang lain. Setalah
diselidiki oleh pihak kepolisian bahwa Sdr. Muhammad Nazaruddin mempunyai 42 rekening
yang menjadi tempat penyimpanan uang Sdr. Muhammad Nazaruddin, di antaranya PT
Pasific Putra Metropolitan, PT Permai Raya Wisata, PT Exartech Technologi Utama, PT
Cakrawaja Abadi, PT Darmakusumah, PT Dulamayo Raya, PT Buana Ramosari Gemilang,
PT Nuratindo Bangun Perkasa, PT Anugerah Nusantara, PT Marell Mandiri, PT Panahatan,
PT City Investment, PT Alfindo Nuratama, PT Borisdo Jaya, PT Darmo Sipon, PT Putra
Utara Mandiri, Neneng Sri Wahyuni, Amin Handoko, dan Fitriaty Kuntana. Pihak kepolisian
juga menemukan aset yang diduga dihasilkan dari Dugaan Tindak Pidana Pencucian Uang,
yaitu berupa :

1. perkebunan kelapa sawit di daerah Mandau


2. klaim asuransi,
3. rumah di alam sutera, dan
4. jam tangan hitam yang sudah pecah merek Patek Philippe

dengan ini Sdr. Muhammad Nazaruddin dituntut dengan pasal 378 KUHP jo Pasal 55 (1) ke 1
KUHP dan pasal 3 ayat 1 huruf a dan c Undang-undang No 15 Tahun 2002 tentang Tindak
Pidana Pencucian Uang, sebagaimana telah diubah dengan UU No 25 Tahun 2003 jo pasal 55
ayat 1 ke 1 KUHP. Putusan sidang Sdr. Muhammad Nazaruddin (terdakwa) Tindak Pidana
Pencucian Uang ditetapkan mendapatkan hukuman 6 tahun penjara disertai denda Rp 1 miliar
subsidier satu tahun, dan aset – aset yang telah disita dikembalikan kepada terdakwa karena
aset tersebut telah dimiliki oleh Sdr. Muhammad Nazaruddin (terdakwa) aset – aset tersebut
berupa :

1. perkebunan kelapa sawit di daerah Mandau


2. klaim asuransi,
3. rumah di alam sutera, dan
4. jam tangan hitam yang sudah pecah merek Patek Philippe

Anda mungkin juga menyukai