Anda di halaman 1dari 3

Nama : M Rizki Alfajri

Nim : 2030104170

Prodi : Hukum Ekonomi Syariah 5

Mata Kuliah : Teknik Penguji Per. UU an

RESUME DARI UNDANG-UNDANG RI NO: 11 TAHUN: 2008 TENTANG


INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK (UU IT)

Dalam undang-undang tentang informasi dan transaksi elekstronik pada BAB 1 Pasal
1 menjelaskan tentang pengertian Informasi Elektronik, Transaksi Elektronik, Teknologi
Informasi, Dokumen Elektronik, Sistem Elektronik, Penyelenggaraan Sistem Elektronik,
Jaringan Sistem Elektronik, Agen Elektronik, Sertifikat Elektronik, Penyelenggara Sertifikasi
Elektronik, Lembaga Sertifikasi Keandalan, Tanda Tangan Elektronik, Penanda Tangan,
Komputer, Akses, Kode Akses, Kontrak Elektronik, Pengirim, Penerima, Nama Domain,
Orang, Badan Usaha dan Pemerintah. Undang-Undang ini berlaku untuk setiap Orang yang
melakukan perbuatan hukum.

Asas dari undang-undang ini pada BAB II Pasal 3 adalah kepastian hukum, manfaat,
kehati-hatian, iktikad baik, dan kebebasan memilih teknologi. Tujuannya untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa, mengembangkan perdagangan dan perekonomian nasional,
meningkatkan efektivitas dan efisiensi, membuka kesempatan kepada setiap Orang,
memberikan rasa aman, keadilan, dan kepastian hukum.

Pada BAB III pasal 5 dijelaskan bahwa Informasi Elektronik hasil cetaknya
merupakan alat bukti hukum yang sah. Ketentuan tersebut dianggap sah sepanjang dapat
diakses, ditampilkan, dijamin keutuhannya, dan dapat dipertanggungjawabkan. Pasal 7
menjelaskan tentang kepastian hukum dan pasal 8 menjelaskan tentang pengecualiannya.
Pelaku usaha harus menawarkan kebenaran, dan akan mendapatkan sertifikasi. Pasal 11 dan
12 menjelaskan tentang ketentuan Tanda tangan elektronik.

BAB IV berisi tentang Penyelengaraan sertifikasi elektronik dan sistem elektronik.


Pasal 13 menjelaskan tentang hak, kepastian, pihak yang bersangkutan, status penyelenggara
dan ketentuan penyelenggara sertifikasi elektronik. Pada pasal 14 diterangkan tentang metode
dan hal yang dapat digunakan.
Pada BAB V dijelaskan bahwa transaksi elektronik dapat dilakukan dalam lingkup
publik atau private. Ketentuan ini mengikat semua pihak dan pihak tersebut memiliki
kewenangan untuk memilih hukum serta harus sesuai dengan kesepakatan. Pasal 21
menjelaskan tentang siapa saja yang bertanggung jawab.

Nama domain, hak kekayaan intelektual dan perlindungan hak pribadi dijelasakan
pada Bab VI yang isinya tentang hak setiap orang untuk memilki nama domain. Pada pasal
25 dijelaskan bahwa Karya intelektual dilindungi oleh pemerintah. Setiap orang yang
dilanggar hak nya yang terdapat pada pasal 26 dapat mengajukan gugatan.

BAB VII menjelaskan tentang Perbuatan-perbuatan yang dilarang seperti melanggar


kesusilaan, perjudian, pencemaran nama baik dan pemerasan. Dalam transaksi elektronik,
Setiap orang dilarang menyebarkan berita bohong dan berita yang menimbulkan rasa
kebencian. Dalam akses informasi, setiap orang dilarang mengakses komputer milik orang
lain untuk mendapatkan informasi dengan menerobos sistem keamanan. Dalam informasi
elektronik, setiap orang dilarang melakukan penyadapan dan intersepsi. Pasal 35 dan 36
menjelaskan bahwa setiap orang tanpa hak dilarang melakukan manipulasi yang merugikan
orang lain.

Penyelesaian sengketa dijelaskan pada BAB VII, isinya tentang setiap orang dapat
mengajukan gugatan. Pasal 29 menjelasakan bahwa Gugatan perdata dilakukan sesuai dengan
ketentuan Peraturan Perundang-undangan.

Peran Pemerintah adalah memfasilitasi pemanfaatan Teknologi Informasi dan


melindungi kepentingan umum seperti pada BAB IX. Pasal 41 menjelaskan masyarakat juga
dapar berperan meningkatkan pemanfaatkan teknologi informasi.

BAB X menjelaskan tentang penyidikan yaitu yang pertama yang bertanggung jawab
di bidang IT berhak melakukan penyidikan dan itu dilakukan dengan memperhatikan
terhadap privasi publik. Pengeledahan harus dengan ijin pengadilan da wajib menjaga
terpeliharannya kepentingan umum. Penyidik dalam bertindak wajib meminta penetapan
ketua pengadilan. Pada pasal 44 menjelaskan tentang alat bukti penyelidikan.

Ketentuan pidana dijelaskan pada BAB X1, melanggar pasal 27 hukuman penjara 6
tahun, pasal 28 (6 tahun), pasal 29 (12 tahun), pasal 30 antara 6 sampai 8 tahun, pasal 31 (10
tahun), pasal 32 antara8 sampai 10 tahun, pasal 33 dan 34 (10 tahun), pasal 35 dan pasal 36
(12 tahun). Dalam pasal 27 bila melakukan tindakan asusila mendapat hukuman sepertiga
dari hukuman pokok. Pasal 30 sampai 37 bila digunakan untuk layanan publik dipidana
dengan pidana pokok ditambah sepertiga dan bila milik badan strategis dan sejenisnya
dipindana masing-masing pidana pokok ditambah dua pertiga. Pasal 27 sampai 37, bila
dilakukan oleh korporasi dipidana dengan pidana pokok ditambah dua pertiga.

Ketentuan peralihan BAB XII, Pada saat berlakunya Undang-Undang ini, semua
Peraturan Perundang-undangan dan kelembagaan yang berhubungan dengan pemanfaatan
Teknologi Informasi yang tidak bertentangan dengan Undang-Undang ini dinyatakan tetap
berlaku.

Ketentuan penutup, Undang-Undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.


Peraturan Pemerintah harus sudah ditetapkan paling lama 2 (dua) tahun setelah
diundangkannya Undang-Undang ini.

Anda mungkin juga menyukai