Anda di halaman 1dari 4

ANALISA KASUS

Penipuan Investasi Berkedok Trading Binary Option oleh Indra Kenz dan Doni
Salmanan

Disusun Untuk Memenuhi Nilai Ujian Tengah Semester Mata Kuliah Kapita Selekta
Hukum Pidana

Kelas A

Disusun Oleh:
NATASYA AURORA RAMADHANI 195010100111139

KEMENTERIAN PENDIDIKAN,KEBUDAYAAN,RISET, DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS HUKUM
MALANG
2022
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Sehubungan dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi


Teknologi informasi (iptek) memberikan dampak yang besar terhadap perubahan saat ini
Baik terhadap perilaku dan sistem tatanan hukum dalam masyarakat yang semakin
meningkatkan kehidupan masyarakat. Teknologi modern adalah salah satu kunci sukses
dalam kemajuan pembangunan. Kemajuan teknologi dan informasi tidak hanya terjadi di
negara maju tetapi juga di negara berkembang. Indonesia merupakan salah satu negara yang
perkembangan teknologinya mengalami kemajuan yang termasuk di dalambidang ilmu
pengetahuane sosial, ekonomi dan budaya.
Adanya perkembangan teknologi tersebut tentunya memiliki sisi positif dan
negatifnya tersendiri. Salah satu dampak positifnya adalah perkembangan teknologi tersebut
turut mendorong pertumbuhan bisnis yang cepat, karena berbagai informasi sudah semakin
canggih dan tidak susah didapatkan. Kemudian dampak negatif dari adanya perkembangan
teknologi ini adalah muncul dan berkembangnya kejahatan-kejahatan modern.
Kejahatan yang munncul akibat perkembanga dan kemajuan teknologi informasi
adalah kejahatan yang berhubungan dengan aplikasi internet, atau dapat disebut juga dengan
cybercrime. Salah satu contoh kasus yang sedang marak saat ini adalah kasus investasi
bodong trading binary option yang tengah menimpa influencer Doni Salmanan dan Indra
Kesuma alias Indra Kenz. Keduanya dijerat pasal Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) dan
UU Informasi Transaksi dan Elektronik (ITE).
Awal mula terbongkarnya kasus penipuan oleh keduanya berawal dari unggahan Indra
Kenz dan Doni Salmanan yang selalu mempromosikan bisnis trading mereka melalui dua
platform yang berbeda. Selain melakukan promosi bisnis trading binary option, Indra Kenz
dan Doni Salmanan sering terlihat memamerkan harta kekayaan mereka di sosial media. Dari
situlah banyak orang yang menyatakan bahwa harta kekayaan milik keduanya berasal dari
uang para member binary option yang loss. Dari situlah polisi kemudian melakukan
penyelidikan hingga terungkap fakta bahwa keduanya benar telah melakukan penipuan
berkedok investasi trading binary option.

1.2 Rumusan Masalah


1. Tergolong kedalam tindak pidana apakah tindakan yang dilakukan oleh Indra Kenz
dan Doni Salmanan?
2. Apa pengaturan yang dapat ditetapkan terhadap pelaku investasi bodong binary
option?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui termasuk kedalam golongan apakah tindak pidana yang dilakukan
oleh Indra Kenza dan Doni Salmanan
2. Untuk mengetahui apakah pengaturan hukum yang tepat dapat ditetapkan terhadap
pelaku investasi bodong binary option

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pembahasan

Adanya perkembangan teknologi informasi terutama dalam bidang bisnis dan


investasi memiliki dampak tersendiri pada kehidupan masyarakat, salah satu dampak negatif
dari adanya perkembangan ini adalah semakin berkembang pula cara orang dalam melakukan
upaya penipuan berkedok investasi atau trading binary option. Salah satu contoh kasus yang
kini sedang ramai diberitakan dan menjadi perbicangan masyarakat adalah kasus yang
menimpa influencer Indra Kenz dan Doni Salmanan.
Binary Option merupakan salah satu instrumen trading online, cara kerjanya yakni
trader diharuskan untuk menebak serta memperkirakan bahwa suatu aset dapat bergerak naik
atau turun dalam jangka waktu tertentu. Trader dapat memilih aset yang di tradingkan,
biasanya berupa mata uang, indeks saham, kripto atau komoditas. Apabila telah menentukan
aset yang ditradingkan, kemudian trader harus mempertaruhkan sebagian modal yang
dimilikinya untuk memperoleh keuntungan. Biasanya trader akan memperoleh keuntungan
sebesar 60-90 persen jika perkiraan mereka benar, tetapi jika salah maka seluruh modal yang
telah dipertaruhkan dalam satu transaksi tersebut akan hilang atau loss.
Terkait legalitas Binary Option ini sebenarnya telah dinyatakan bahwa tidak
mendapatkan perizinan dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti)
Kementrian Perdagangan, dan transaksinya dilarang. Beppebti pun tidak memberikan izin
kepada aplikasi trading online binary option ini.
Berdasarakan kasus ini, polisi kemudian menyangkakan Indra Kenz dan juga Doni
Salaman dengan pasal yang hampir sama, yaitu Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU).
Tindak Pidana Pencucian Uang adalah sebuah tindakan yang diatur dalam
Undang-undang Nomor 8 Tahun 2010 dan atau Pasal 378 KUHP. TPPU merupakan kegiatan
menghilangkan jejak kejahatan atas uang yang didperoleh. Biasanya uang dari hasil
perbuatan yang dilarang oleh hukum dialihkan dijadikan sebagai usaha atau kegiatan lainnya
agar terlihat seperti uang legal. Berdasarkan kasus ini, Indra Kenz dan Doni Salmanan dapat
tergolong dalam TPPU karena diduga telah merugikan banyak orang hinngga milyaran rupiah
berkedok investasi, yang mana investasi ini merupakan investasi bodong. TPPU yang
dilakukan keduanya ini terlihat dari cara mereka menyamarkan uang hasil penipuan dari para
korbannya.
Terkait hal ini, keduanya dapat dikenakan ketentuan yang berlaku pada Pasal 2 ayat
(1) UU Nomor 8 tahun 2010. Ancaman hukuman bagi pelaku pencucian uang terdapat dalam
Pasal 3, 4,dan 5 di UU Nomor 8 Tahun 2010. Perbedaan bentuk keterlibatan dalam pencucian
uang membawa konsekuensi berbeda untuk para pelaku. Berikut ini isi dari ketiga pasal
tersebut:
Pasal 3 UU Nomor 8 tahun 2010
“Setiap orang yang menempatkan, mentransfer, mengalihkan, membelanjakan,
membayarkan, menghibahkan, menitipkan, membawa ke luar negeri, mengubah bentuk,
menukarkan dengan mata uang atau surat berharga atau perbuatan lain atas harta kekayaan
yang diketahui sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) dengan tujuan
menyembunyikan atau menyampaikan asal usul harta kekayaan dipidana karena tindak
pidana pencucian uang dengan pidana paling lama 20 tahun dan denda paling banyak
Rp.10.000.000.000”
Pasal 4 UU Nomor 8 tahun 2010
“Setiap orang yang menyembunyikan atau menyamarkan asal usul, sumber, lokasi,
peruntukan, pengalihan hak-hak atau kepemilikan, yang sebenarnya atas harta kekayaan
yang diketahui atau patut diduganya merupakan hasil tindak pidana sebagaimana dimaksud
Pasal 2 ayat (1) dipidana karena tindak pidana pencucian uang dengan pidana penjara
paling lama 20 tahun dan denda paling banyak Rp 5.000.000.000”
Pasal 5 UU Nomor 8 tahun 2010
“(1) Setiap orang yang menerima atau menguasai penempatan, pentransferan, pembayaran,
hibah, sumbangan, penitipan, penukaran, atau menggunakan harta kekayaan yang diketahui
atau patut diduganya merupakan hasil tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
ayat (1) dipidana penjara paling lama 5 tahun dan denda paling banyak Rp1.000.000.000”
Selain itu, Indra Kenz dan Doni Salmanan dapat disebut juga telah melanggar UU ITE
karena telah meneybarkan berita bohong pada konten mereka yang sering sekali
mempromosikan bahwa aplikasi trading mereka legal, aman dan terpercaya. Mereka juga
menyampaikan konten yang berisi muatan perjudian yang mana hal ini jelas melanggar
ketentuan Pasal 27 ayat 2 UU ITE. Kemudian terkait berita hoax yang mengakibatkan
kerugian yang mereka sebarkan telah melanggar ketentuan Pasal 28 ayat 1 UU ITE.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan kasus tersebut, Indra Kenz dan Doni Salmanan tergolong dalam Tindak
Pidana Pencucian Uang (TPPU) da melanggar ketentuan UU ITE. Keduanya dapat dijatuhi
pertanggung jawaban pidana berdasarkan ketetuan Pasal 2 ayat (1) UU Nomor 8 tahun 2010,
Pasal 27 ayat 2 UU ITE dan Pasal 28 ayat 1 UU ITE.

Anda mungkin juga menyukai