Anda di halaman 1dari 3

Selamat siang dewan juri yang saya hormati, teman-teman yang saya

sayangi dan hadirin semua. Jumpa lagi dengan saya Dzikri Aulia
Talindiyanty, perwakilan dari SDN Tanah Baru. Hari ini saya akan
bercerita yang berasal dari Kepulauan Riau yang berjudul :
“ASAL MULA PERMUSUHAN AYAM JANTAN DAN IKAN
TONGKOL”
Selamat mendengarkan!
Dahulu, terdapat persahabatan antara ayam jantan dan ikan
tongkol. Mereka saling membantu dalam kesulitan. Suatu hari, rakyat
ayam jantan mengundang rakyat ikan tongkol agar hadir pada pesta
pernikahan seorang anak nelayan.
“ Hai ikan tongkol sahabatku didaratan akan diadakan pesta
besar yang banyak sekali pertunjukannya. Jika kau tertarik, datanglah
nanti malam“ ucap kepala suku ayam.
“Benarkah? Wah, aku ingin sekali melihatnya! Bosan rasanya
harus terus menerus dilaut yang sepi. Kami ingin melihat keramaian“
ucap kepala suku ikan tongkol
Namun baru bebrapa langkah, ikan tongkol kembali memanggil
ayam jantan.
“Tunggu sebentar ayam, bolehkah aku minta tolong padamu? “
“Ada apa sahabatku? Jika aku bisa, pasti akan kulakukan“
“Begini, biasanya jika terbit fajar, air laut akan mengalami
gelombang surut, sehingga daratan akan menjadi kering. Oleh karena
itu, sebelum terbit fajar, tolong beritahu kami, karena kami harus
segera kelaut“ pinta kepala suku kepada ikan tongkol.
“Baiklah sahabatku, kalian tidak usah khawatir. Aku akan
memberi tahu kalian sebelum terbit fajar,“ jawab kepala suku ayam.
“Terima kasih sahabatku.“
Kepala suku ayam akhirnya menyanggupi permintaan ikan tongkol.
Malam pun tiba, bersamaan dengan bulan purnama, air laut
mengalami gelombang pasang besar. Rakyat ikan tongkol
berbondong-bondong memasuki pantai, mengendap-endap ke daratan
dan bersembunyi di kolong balai-balai.
Pesta itu sungguh meriah. Ada pertunjukkan zikir bardah, yang
diiringi dengan gendang rebana. Bunyi-bunyian ini sangat disukai
oleh ikan tongkol, dan mereka gembira bisa menikmati dari jarak
dekat.
Semakin malam, pertunjukkan itu semakin mengasyikkan.
Tanpa disadari, hari sudah semakin larut dan mereka tertidur pulas.
Dan ternyata, rakyat ayam pun juga tertidur pulas!
Padahal mereka punya tugas untuk membangunkan ikan tongkol
dengan berkokok sebelum fajar tiba.
Malapetaka pun datang. Subuh sudah menjelang, tapi tak satu
pun ayam jantan yang berkokok.
“Ya ampun, gawat! Aku lupa berkokok!,“ seru salah satu ayam
jantan.
“Air laut sudah surut. Bagaimana dengan nasib sahabatku ikan
tongkol? Mereka pasti akan marah pada kita,“ ucap kepala suku
ayam.
Benar saja, ketika ikan tongkol terbangun, hari sudah pagi dan
daratan sudah kering. Mereka tidak dapat lagi kembali ke laut, mereka
berhamburan ke lekuk-lekuk karang, tapi sebagian besar lagi terjebak
di daratan.
Teman-teman tahu tidak cerita selanjutnya?Begini.
Pagi itu seluruh penduduk pantai terkejut melihat banyak sekali
ikan tongkol di daratan, yang menggelepar-gelepar kekeringan.
Mereka pun segera beramai-ramai menangkap ikan tongkol yang
malang itu.
Kepala suku ikan tongkol sangat murka kepada ayam jantan
karena tidak berkokok membangunkan mereka.
“Dasar, kurang ajar kamu ayam! Kamu mencelakai rakyatku.
Mulai saat ini, kami akan memangsa semua rakyat ayam, terutama
ayam jantan!“ sumpah kepala suku ayam jantan.
Sejak saat itu, ayam dan ikan tongkol bermusuhan. Persahabatan
mereka telah berubah menjadi dendam. Sejak saat itu, para nelayan
dengan mudah mendapatkan ikan tongkol jika umpannya adalah bulu
ayam jantan.
Nah teman-teman, demikianlah cerita hari ini. Kita harus
berhati-hati dalam memegang janji, karena janji adalah hutang.
Terima kasih dan sampai jumpa.

Anda mungkin juga menyukai