Anda di halaman 1dari 5

PERJANJIAN PINJAM PAKAI LAHAN PERKEBUNAN

Pada hari ini ( …………), tanggal ([……..] […tanggal dalam huruf….]) bulan (………)
tahun ([………] […..tahun dalam huruf……), yang bertanda tangan di bawah ini:
1. Nama : …………………………
Umur : …………………………
Pekerjaan : …………………………
Alamat : …………………………
Nomor KTP/SIM : …………………………
Telepon : …………………………

Dalam hal ini bertindak atas nama diri pribadi yang selanjutnya disebut PIHAK
PERTAMA.

2. Nama : …………………………
Urnur : …………………………
Pekerjaan : …………………………
Alamat : …………………………
Nomor KTP/SIM : …………………………
Telepon : …………………………
Dalam hal ini bertindak atas nama diri pribadi yang selanjumya disebut PIHAK KEDUA.

Kedua belah pihak dengan ini menerangkan bahwa PIHAK PERTAMA selaku pemilik sah
telah setuju untuk meminjamkan kepada PIHAK KEDUA berupa sebuah lahan perkebunan
yang terletak di (….alamat lengkap…..) dengan luas ([……] [……luas tanah dalam
huruf……]) meter persegi, dengan sertifikat hak milik nomor (…..), gambar situasi nomor
(……) tanggal (…..tanggal, bulan, dan tahun…..).
Selanjutnya kedua belah pihak bersepakat bahwa perjanjian pinjam pakai lahan perkebunan
antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA ini berlaku sejak tanggal penandatanganan
surat perjanjian ini. Adapun syarat-syarat serta ketentuan-ketentuan dalam surat perjanjian ini
diatur dalam pasal-pasal sebagai berikut.
PASAL 1
OBJEK PINJAM PAKAI
PIHAK PERTAMA bersedia meminjamkan kepada PIHAK KEDUA, sebuah lahan
perkebunan yang terletak di Jalan _____, Rukun Tetangga ____, Rukun Warga ______,
Kelurahan ______, Kecamatan _______, Kotamadya ______, sebagaimana tercantum dalam
sertifikat Hak ____ Nomor _____ yang terdaftar atas nama ______.

PASAL 2
HASIL PANEN PERKEBUNAN
Seluruh hasil panen perkebunan tersebut di atas yang jenis dan jumlahnya sebesar
Rp________ (_________) dapat dijual oleh PIHAK KEDUA dengan ketentuan:
1. Setengah dari hasil keuntungan diberikan kepada PIHAK PERTAMA,
2. Penjualan seluruh hasil panen perkebunan dilakukan oleh Para Pihak sehingga PIHAK
PERTAMA akan menempatkan satu orang pekerjanya pada perkebunan tersebut.

PASAL 3
KEWAJIBAN PIHAK KEDUA
1. Selama lahan perkebunan dipinjam, dengan hasil keuntungan dibagi dua kepada PIHAK
PERTAMA, PIHAK KEDUA wajib memelihara dan mengurus perkebunan tersebut
sehingga hasil perkebunan bagus dan baik, sebagaimana layaknya pemilik perkebunan
yang menanggung biaya sendiri dan harus menggunakan perkebunan tersebut sesuai
dengan kegunaannya.
2. PIHAK KEDUA wajib melakukan pencegahan agar seluruh hasil perkebunan tidak
beralih kepada pihak lain.
3. Apabila PIHAK KEDUA tidak berkeinginan meminjam pakai perkebunan PIHAK
PERTAMA, PIHAK KEDUA wajib mengembalikan perkebunan yang dipinjamnya
berdasarkan Perjanjian ini dalam keadaan baik kepada PIHAK PERTAMA yang
dilaksanakan paling lambat ___ (___) hari sebelum Perjanjian ini tidak lagi dilanjutkan
oleh PIHAK KEDUA atau segera pada saat PIHAK PERTAMA memintanya kembali.
4. PIHAK KEDUA wajib menanggung segala kewajiban, baik dari pemerintah maupun
dari PIHAK PERTAMA yang berkaitan dengan akibat pinjam pakai perkebunan
tersebut, termasuk membebaskan PIHAK PERTAMA dari teguran, tuntutan denda, dan
lain-lain dari pihak ketiga. Semua pelanggaran dan konsekuensi tentang hal-hal tersebut
ditanggung sepenuhnya oleh PIHAK KEDUA
PASAL 4
HAK PIHAK PERTAMA
1. Apabila hasil perkebunan hilang, PIHAK PERTAMA berhak untuk meminta
pertanggungjawaban dari PIHAK KEDUA.
2. Apabila menurut penilaian PIHAK PERTAMA, kehilangan tersebut disebabkan karena
kelalaian PIHAK KEDUA, PIHAK PERTAMA berhak untuk meminta ganti rugi yang
menjadi bagiannya dari hasil perkebunan yang hilang tersebut.

PASAL 5
LARANGAN PIHAK KEDUA
1. PIHAK KEDUA dilarang meminjamkan perkebunan kepada pihak ketiga tanpa
persetujuan tertulis dari PIHAK PERTAMA.
2. PIHAK KEDUA dilarang untuk mengubah dan atau mengganti jenis hasil perkebunan,
baik sebagian atau seluruhnya tanpa persetujuan tertulis PIHAK PERTAMA.
3. Dalam meminjam pakai perkebunan tersebut, PIHAK KEDUA dilarang mengubah
kontur dan bentuk dari perkebunan tersebut.

PASAL 6
BIAYA PEMAKAIAN LAHAN PERKEBUNAN
Semua biaya baik berupa pupuk maupun perlengkapan perkebunan selama digunakan atau
dipinjam pakai oleh PIHAK KEDUA, menjadi tanggungan dan biaya PIHAK KEDUA.

PASAL 7
KETENTUAN-KETENTUAN LAIN
1. Perjanjian ini berlaku sejak tanggal perjanjian ini ditandatangani dan berlaku selama ___
(___) tahun terhitung sejak tanggal _______ hingga tanggal _______.
2. PIHAK PERTAMA dapat menghentikan Perjanjian ini sewaktu-waktu tanpa uang ganti
kerugian kepada PIHAK KEDUA apabila PIHAK PERTAMA memiliki alasan yang
kuat sesuai dengan perkembangan PIHAK PERTAMA atau dengan alasan PIHAK
PERTAMA menghendaki menggunakan perkebunan tersebut untuk pihak ketiga, atau
PIHAK KEDUA melanggar salah satu syarat Perjanjian ini. Dalam hal ini, para pihak
setuju untuk menyimpang dari ketentuan-ketentuan Pasal 1266 dan 1267 KUHPerdata.
PASAL 8
PENYERAHAN PERKEBUNAN
Penyerahan perkebunan dan seluruh fasilitas perkebunan yang dpinjamkan oleh PIHAK
PERTAMA kepada PIHAK KEDUA telah terjadi pada tanggal Perjanjian ini ditandatangani
dalam keadaan baik dan telah diterima oleh PIHAK KEDUA.

PASAL 9
JAMINAN
PIHAK PERTAMA menjamin bahwa:
1. Perkebunan tersebut benar-benar miliknya dan tidak ada pihak lain yang ikut memiliki
hak atas perkebunan tersebut.
2. Pihak Pertama membebaskan PIHAK KEDUA dari segala tuntutan hukum pihak ketiga
yang berkaitan dengan Perjanjian ini.

PASAL 10
BERAKHIRNYA MASA PINJAM PAKAI
Apabila masa pinjam pakai ini berakhir, atau jika PIHAK PERTAMA mengambil kembali
perkebunan tersebut beserta bagian hasilnya, PIHAK PERTAMA tidak dapat melakukan
penuntutan ganti rugi kepada PIHAK KEDUA.

PASAL 11
FORCE MAJEURE
Apabla terjadi pembatalan akibat force majeure, PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA
sepakat menanggung keinginannya masing-masing. Force majeure yang dimaksud dalam
Perjanjian ini adalah keadaan memaksa di luar batas kemampuan kedua belah pihak yang
dapat menggangu bahkan mengagalkan terlaksananya Perjanjian ini, seperti bencana alam,
epidemik, peperangan, pemogokan, sabotase, pemberontakan masyarakat, blokade,
kebijaksanaan pemerintah khususnya di bidang moneter, kecelakaan, atau keterlambatan
yang disebabkan oleh keadaan di luar kemampuan manusia.

PASAL 12
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
Apabila ada hal-hal yang tidak atau belum diatur dalam Perjanjian ini dan juga jika terjadi
perbedaan penafisran atas seluruh atau sebagian dari Perjanjian ini, PIHAK PERTAMA dan
PIHAK KEDUA sepakat untuk menyelesaikannya secara musyawarah untuk mufakat. Jika
penyelesaian secara musyawarah untuk mufakat juga ternyata tidak menyelesaikan secara
musyawarah untuk mufakat, juga tidak menyelesaikan perselishan antara PIHAK
PERTAMA dan PIHAK KEDUA, perselisihan tersebut akan diselesaikan secara hukum.
Oleh karena itu, PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA sepakat untuk memilih tempat
tinggal yang tetap dan umum di Panitera Pengadilan Negeri __________.

PASAL 13
PENUTUP
Demikianlah Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani Para Pihak yang masing-masing pihak
dalam keadaan sadar dan tanpa paksaan atau tekanan dari pihak manapun.

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA

(_______________) (_______________)

Anda mungkin juga menyukai