Anda di halaman 1dari 3

FUNGSI PENGAWASAN APARAT PENGAWAS INTERNAL PEMERINTAH

TAK OPTIMAL

http://finansial.bisnis.com

Fungsi pengawasan yang dilakukan Aparat Pengawas Internal Pemerintah (APIP)


dinilai belum optimal karena masih banyaknya pejabat penyelenggara negara yang tersangkut
kasus korupsi dan inefisiensi pengelolaan keuangan. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) Azwar Abubakar mengungkapkan banyaknya temuan
pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) juga menjadi salah satu tolak ukur.
“Kondisi tersebut salah satunya disebabkan oleh fungsi pengawasan yang belum
efektif dan fungsi assurance dan consulting yang dilakukan oleh APIP belum dilaksanakan
secara optimal,” ujar Azwar Abubakar. Salah satu yang menyebabkan kelemahan tersebut,
menurut Azwar Abubakar, dikarenakan APIP belum sepenuhnya independen.
Saat ini, posisi APIP baik di instansi pusat maupun daerah berada di bawah pimpinan
organisasi yakni menteri, gubernur, bupati/walikota. Para pimpinan instansi masih berkuasa
penuh terhadap mutasi APIP. APIP juga diwajibkan melapor hasil pengawasannya kepada
pimpinan instansi. Jadi bisa ditebak bagaimana bisa mencegah penyimpangan karena posisi
APIP lemah, ujar Azwar Abubakar. Situasi inilah yang menurut Azwar Abubakar harus segera
diperbaiki.
Azwar Abubakar mengatakan independensi yang digambarkan sebagai mahkota
pengawasan menjadi hal utama yang perlu mendapat perhatian. Independensi APIP
dipengaruhi oleh struktur organisasi pemerintah, sumber pembiayaan, dan kepegawaian APIP
termasuk recruitment dan pola mutasi. Menurut Azwar Abubakar, perbaikan yang harus
dilakukan yakni menempatkan posisi APIP yang independen dengan sumber pembiayaan
sendiri serta memiliki kemandirian pengelolaan keuangan.

Seksi Informasi Hukum – Ditama Binbangkum


Dalam kepegawaian, diharapkan pula ada kebebasan dalam mengangkat atau
memberhentikan pegawai APIP tanpa campur tangan pimpinan organisasi. Pola pelaporan pun
diberikan kepada pimpinan organisasi dan kepada presiden. Penguatan fungsi APIP, menurut
Azwar Abubakar menjadi langkah yang mutlak untuk dilakukan sehingga fungsi pengawasan
dalam organisasi menjadi efektif dan dapat diandalkan.
“Pada gilirannya akan menurunkan penyimpangan dan sekaligus meningkatkan
akuntabilitas organisasi. Di sisi lain tugas auditor eksternal atau BPK menjadi lebih ringan dan
dapat fokus pada pemeriksaan yang sifatnya strategis dan berdampak luas,” ungkap Azwar
Abubakar.

Sumber berita:
1. http://finansial.bisnis.com, AZWAR ABUBAKAR: Fungsi Pengawasan APIP Tak Optimal,
Kamis, 12 Juni 2014.
2. http://www.beritasingkat.com, Pengawas Internal Lembek, Korupsi Marak, Kamis, 12
Juni 2014.

Catatan:
 Pengawasan Intern adalah seluruh proses kegiatan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan
kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi dalam
rangka memberikan keyakinan yang memadai bahwa kegiatan telah dilaksanakan sesuai
dengan tolok ukur yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien untuk kepentingan
pimpinan dalam mewujudkan tata kepemerintahan yang baik.
 Dasar hukum pengawasan internal oleh APIP:
1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah;
4. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara (Permenpan) Nomor 3
tahun 2008 tentang Standar Audit APIP;
5. Permenpan Nomor 4 tahun 2008 tentang Kode Etik APIP.
 APIP terdiri dari:
1. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP)

Seksi Informasi Hukum – Ditama Binbangkum


Bertugas melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara atas
kegiatan tertentu yang meliputi:
a. Kegiatan yang bersifat lintas sektoral;
b. Kegiatan kebendaharaan umum negara;
c. Berdasarkan penetapan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum
Negara; dan
d. Kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden.
2. Inspektorat Jenderal atau nama lain yang secara fungsional melaksanakan
pengawasan intern
Bertugas melakukan pengawasan seluruh kegiatan dalam rangka penyelenggaraan
tugas dan fungsi kementerian negara/lembaga yang didanai dengan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
3. Inspektorat Provinsi
Bertugas melakukan pengawasan seluruh kegiatan satuan kerja perangkat daerah
provinsi yang didanai dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
Provinsi.
4. Inspektorat Kabupaten/Kota
Bertugas melakukan pengawasan seluruh kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) Kabupaten/Kota yang didanai dengan APBD Kabupaten/Kota.
 Bentuk Pengawasan oleh APIP:
1. Audit adalah proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi bukti yang dilakukan
secara independen, obyektif dan profesional berdasarkan standar audit, untuk menilai
kebenaran, kecermatan, kredibilitas, efektivitas, efisiensi, dan keandalan informasi
pelaksanaan tugas dan fungsi instansi pemerintah.
2. Reviu adalah penelaahan ulang bukti-bukti suatu kegiatan untuk memastikan bahwa
kegiatan tersebut telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan, standar, rencana, atau
norma yang telah ditetapkan.
3. Evaluasi adalah rangkaian kegiatan membandingkan hasil atau prestasi suatu
kegiatan dengan standar rencana, atau norma yang telah ditetapkan, dan menentukan
faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan suatu kegiatan dalam
mencapai tujuan.
4. Pemantauan adalah proses penilaian kemajuan suatu program atau kegiatan dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
5. Kegiatan pengawasan lainnya antara lain berupa sosialisasi mengenai pengawasan,
pendidikan dan pelatihan pengawasan, pembimbingan dan konsultasi, pengelolaan
hasil pengawasan, dan pemaparan hasil pengawasan.

Seksi Informasi Hukum – Ditama Binbangkum

Anda mungkin juga menyukai