Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

SEJARAH ISLAM PADA MASA NABI MUHAMMAD SAW

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah:

Sejarah Peradaban Islam dan Budaya Lokal

Dosen pengampu : Ibu Upi Zahra, S.Sos. I., M.I.Kom.

Disusun oleh :

Siti Hajar 21211801

Siti Unisah 21211808

Sulha Khoridatun Nafisah 21211812

Syahida Asma Amany 21211813

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH

INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) JAKARTA

1443 H / 2022 M
KATA PENGANTAR

Assalamu‟alaikum Wr. Wb.

Puji syukur Alhamdulillah kita panjatkan kepada Allah SWT. atas rahmatnya, sehingga
niat kami untuk membuat makalah ini terkabul. Shalawat dan salam semoga selalu terlimpahkan
kepada junjungan Nabi besar Muhammmad SAW. beserta keluarga dan sahabatnya hingga akhir
zaman.

Makalah ini berjudul “Sejarah Islam pada Masa Nabi Muhammad SAW ”. Dalam menyusun
makalah ini, kami telah berupaya semaksimal mungkin untuk menyajikan yang terbaik sesuai
kemampuan penulis. Harapannya, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca
khususnya mahasiswa terutama dalam menyusun makalah selanjutnya yang dapat digunakan
sebagai referensi.

Akhir kata pengantar ini kami mengucapkan terima kasih kepaada Ibu Upi Zahra, S.Sos. I.,
M.I.Kom. yang telah membimbing kami dalam proses belajar mengajar, dan kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Tak ada gading yang tak retak. Oleh karena itu, jika ada kritik dan saran yang bersifat
membangun, kami akan menerimanya sebagai bahan acuan mengoreksi diri dan kedepannya
dapat menyajikan yang lebih baik lagi

Tangerang, 30 Januari 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................... ii

DAFTAR ISI.............................................................................................................. ...... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG.................................................................................................. 1
B. RUMUSAN MAKALAH............................................................................................. 1
C. TUJUAN............................................................................................... ........................ 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Peradaban Arab Sebelum Islam .............................................................................. 2


B. Dakwah Makkah Nabi ............................................................................................ 3
C. Hijrah Nabi ke Madinah ......................................................................................... 4
D. Dasar Berpolitik Negeri Madinah .......................................................................... 8
E. Piagam Madinah: Darussalam dan Darul Islam ..................................................... 8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................................... 11
B. Saran ..................................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Islam yang di wahyukan kepada Nabi Muhammad Saw telah membawak bangsa
arab yang semula terbelakang, bodoh, tidak beradap dan tidak terkenal,dan di abaikan
oleh bangsa lain, menjadi bangsa yang maju, ia dengan cepat bergerak mengembangkan
dunia,membina suatu ke budayaan dan peradaban yang sangat penting artinya dalam
sejarah manusia hingga sekarang. Dalam berdakwah Nabi Muhammad tidak hanya
menggunakan aspek kenabiannya dengan menggunakan tablig namun juga menggunakan
strategi politik dengan memunculkan aspek-aspek keteladanannya dalam menyelesaikan
persoalan. Seperti, dakwah di Mekkah yang terbagi menjadi dua yaitu dakwah secara
diam-diam dan dakwah secara terbuka. Semakin bertambah jumlah pengikut Nabi
semakin besar pula tantangan yang harus di hadapi Nabi, mulai dari cara diplomatic di
sertai bujuk rayu hingga tindakan kekerasan di lancarkan orang-orang quraisy untuk
menghentikan dakwa Nabi. Namun Nabi tetap pada pendirian untuk menyiarkan agama
Islam.

Dalam makalan ini akan dibahas tentang peradaban Arab sebelum Islam, dakwah
Makkah Nabi Muhammad, hijrah Nabi ke Madinah, dasar berpolitik Negeri Madinah,
Piagam Madinah: Darussalam dan Darul Islam.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana peradaban Arab sebelum Islam?
2. Bagaimana dakwah Makkah Nabi Muhammad?
3. Bagaimana hijrah Nabi ke Makkah?
4. Apa dasar berpolitik Negeri Madinah?
5. Bagaimana piagam Madinah: Darusslama dan Darul Islam?

C. Tujuan
Untuk mengetahui serta memahami sejarah Islam pada masa Nabi Muhammad SAW dan
memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah sejarah peradaban Islam dan
budaya lokal.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Peradaban Arab Sebelum Islam


Bangsa Arab adalah bangsa yang saat ini menghuni wilayah Timur Tengah. Pada
masa menjelang kelahiran Islam, bangsa Arab adalah bangsa yang tidak dikenal di “peta
dunia”. Artinya mereka adalah bangsa yang tidak memiliki peran besar dalam peradaban
manusia. Oleh karena itulah, mereka tidak dianggap oleh bangsa-bangsa lainnya. Dari sisi
peran dalam peradaban manusia mereka kalah jauh dengan tetangganya yaitu bangsa
Persia.1
Sebelum datang agama Islam, mereka telah mempunyai berbagai macam agama,
adat istiadat, akhlak, dan peraturan-peraturan hidup.2
Kondisi bangsa Arab sebelum kedatangan Islam, terutama di sekitar Mekkah
masih diwarnai dengan penyembahan berhala sebagai tuhan. Yang dikenal dengan istilah
paganisme. Selain menyembah berhala, di kalangan bangsa Arab ada pula yang
menyembah agama Masehi (Nasrani), agama ini dipeluk oleh penduduk Yaman., Najran,
dan Syam. Disamping itu juga agama Yahudi yang dipeluk oleh penduduk Yahudi
imigran di Yaman dan Madinah, serta agama Majusi (Mazdaisme), yaitu agama orang-
orang Persia.3
Demikianlah keadaan bangsa Arab menjelang kelahiran Nabi Muhammad SAW
yang membawa Islam di tengah-tengah bangsa Arab. Masa itu biasa disebut dengan
zaman jahiliyah, masa kegelapan dan kebodohan dalam hal agama, bukan dalam hal lain
seperti ekonomi dan sastra karena dalam dua hal yang terakhir ini bangsa Arab
mengalami perkembangan yang sangat pesat. Mekah bukan hanya merupakan pusat
perdagangan lokal, tetapi juga sebagai jalur perdagangann dunia yang penting saat itu,
yang menghubungkan antara utara, Syam, dan selatan, Yaman, anatara timur, Persia, dan
barat Abesinis dan Mesir.4

Beberapa sifat lain bangsa Arab pra-Islam adalah sebagai berikut:5

1
Kartika Sari, Sejarah Peradaban Islam, (Bangka Belitung: Shiddiq Press, 2015), cet. 1, hlm. 12.
2
A Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam I, (Jakarta: Al Husna Zikra, 2000), cet. 4, hlm. 29.
3
Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Amzah, 2019), cet. 8, hlm. 63.
4
Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam, cet. 8, hlm, 63.
5
Dedi Supriyadi, Sejarah Peradaban Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2016), hlm. 54-55.

2
- Secara fisik, mereka lebih sempurna dibanding orang-orang Eropa dalam berbagai
organ tubuh;
- Kurang bagus dalam pengorganisasian kekuatan dan lemah dalam penyatuan aksi;
- Faktor keturunan, kearifan, dan keberanian lebih kuat dan berpengaruh;
- Mempunyai struktur kesukuan yang diatur oleh kepala suku;
- Tidak memiliki hukum yang reguler, kekuatan pribadi, dan pendapat suku lebih kuat
dan diperhatikan;
- Posisi wanita tidak lebih baik dari binatang, wanita dianggap barangbarang dan
hewan ternak yang tidak mempunyai hak. Setelah menikah, suami sebagai raja dan
penguasal).

B. Dakwah Makkah Nabi Muhammad SAW


Dakwah Rasulullah terbagi ke dalam dua periode ,yaitu periode mekkah dan
periode Madinah .Periode Makkah berlangsung lebih kurang 13 tahun dan periode
Madinah 10 tahun. Di masa dakwah nabi Muhammad SAW periode Makkah melalui cara
sebagai berikut:6
Pertama dakwah sirriyah (sembunyi-sembunyi). Dakwah ini berlangsung selama
tiga tahun. Dalam dakwah ini Rasulullah mendakwahkan ajaran islam terbatas kepada
keluarganya. Rasulullah belum mengetahui cara berdakwah ke kaum Quraisy. Dalam
dakwah ini Rasulullah berhasil mengislamkan Khadijah, Ali bin Abi Thalib, Zaid bin
Haritsah, dan Abu Bakar Shiddiq. Melalui Abu Bakar inilah beberapa orang (teman-
teman Abu Bakar) dari kalangan Quraisy ikut mengucapkan dua kalimat syahadat.mereka
adalah Usman bin Affan, Abdurrahman bin „Auf, Thalhah bin „Ubaidillah, Sa‟d bin Abi
Waqqash, dan Zubair bin Awwam. Kemudian menyusul pula Abu „Ubaidah bin Djarrah.
Dan banyak lagi yang lain dari penduduk Makkah.7
Kedua dakwah secara terang-terangan. Dakwah ini di mulai dari permulaan tahun
keempat kenabian sampai Rasulullah hijrah ke Madinah. Dalam dakwah secara terang-
terangan ini Rasulullah menerima banyak perlakuan yang tidak menyenangkan. Bahkan,

6
Kartika Sari, Sejarah Peradaban Islam, cet. 1, hlm. 25.
7
Kartika Sari, Sejarah Peradaban Islam, cet. 1, hlm. 25.

3
perlakuan penduduk Mekkah kepada Rasulullah dan pengikutnya semakin buas dan
beringas. Bilal menjadi salah satu korban keberingasan penduduk Makkah dimana ia di
siksa di bawah batu agar ia meninggalkan keyakinanya. Tidak hanya penghinaan dan
pelecehan yang diterima pemeluk agama baru ini, ancaman kematian juga harus mereka
terima. Namun, penghinaan dan pelecehan itu tidak menyurutkan semangat umat Islam
yang masih sedikit. Justru semua itu menjadi penyemangat dan penebal keimanan
mereka. Untuk menghindari hal terburuk akhirnya umat Islam yang masih sedikit itu
hijrah ke Madinah.
Nabi sendiri melihat umatnya disiksa dan dilecehkan dengan keji merasa sedih
dan terpukul. Namun ia tetap yakin dan semangat Allah akan menolongnya. Di samping
terus berdoa kepada Allah agar melindungi dan memberikan pertolongan kepada umat
Islam, Nabi juga mencarikan solusi bagi umat Islam. Akhirnya, Nabi menemukan solusi
untuk menyelamatkan umat Islam. Mereka diperintahkan Nabi hijrah ke Abesinia dan
selanjutnya ke Yastrib (Madinah). Di Madinahlah umat Islam dapat membangun
kehidupannya dan mengembangkan Islam hingga suatu ketika mampu menaklukkan
Mekkah.8

C. Hijrah Nabi ke Madinah

Segera setelah mendapat perintah hijrah dari Allah Swt. Rasulullah menemui
sahabatnya Abu Bakar agar mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam
perjalanan. Nabi juga menemui Ali dan meminta kepadanya agar tidur di kamarnya guna
mengelabui musuh yang berencana membunuhnya. Senin malam Selasa itu, Nabi
ditemani Abu Bakar dalam perjalanan menuju Yatsrib. Keduanya singgah di Gua Tsur,
arah selatan Makkah untuk menghindar dari pengejaran orang kafir Quraisy. Mereka
bersembunyi di situ selama tiga malam dan putera puteri Abu Bakar, Abdullah, Aisyah,
dan Asma‟ serta sahayanya Amir bin Fuhairah mengirim makanan setiap malam kepada
mereka dan menyampaikan kabar.9

8
Kartika Sari, Sejarah Peradaban Islam, cet. 1, hlm 25-26.
9
Syamsuddin Nasution, Sejarah Perkembangan Peradaban Islam, (Pekanbaru: Asa Riau, 2017), cet. 4, hlm. 45.

4
Dalam priode ini, pengembangan islam lebih ditekankan pada dasar-dasar
pendidikan masyarakat islam dan pendidkan sosial kemasyarakatan.oleh karena itu,nabi
kemudian meletakkan dasar-dasar masyarakat islam dimadinah,sebagai berikut.10

Pertama, mendirikan masjid

Tujuan rasulullah mendirikan masjid adalah untuk mempersatukan umat islam


dalam satu majlis, sehingga dimajlis ini umat islam bisa bersama-sama melaksanakan
shalat jama‟ah secara teratur mengadili perkara-perkara dan bermusyawarah.masjid ini
memegang peranan penting untuk mempersatukan kaum muslimin dan mempererat tali
ukhuwah islamiyah.11

Di samping itu, masjid tersebut juga berfungsi sebagai tempat tinggal orang-orang
Muhajirin yang miskin, ysng datang ke Madinah tanpa memiliki harta, tidak punya
kerabat dan masih bujangan atau belum berkeluarga.12

Kedua, mempersatukan dan mempersaudarakan antara kaum Anshar dan Muhajirin.

Rasulullah SAW mempersatukan keluarga-keluarga Islam Yang terdiri dari


Muhajirin dan Anshar. Dengan cara mempersaudarakan antara kedua golongan ini,
Rasulullah SAW tetah menciptakan suatu pertalian yang berdasarkan agama pengganti
persaudaraan yang berdasar kesukuan seperti sebelumnya. 13

Ketiga, perjanjian saling membantu antara sesama kaum muslimin dan bukan muslimin.

Nabi Muhammad SAW hendak menciptakan toleransi antar golongan yang ada
dimadinah, oleh karena itu Nabi memebuat perjanjian antara kaum muslimin dan non
muslimin. Menurut ibnu hasyim ,isi perjanjian tersebut antara lain sebagai berikut:14

A. Pengakuan atas hak pribadi keagamaan dan politik.


B. Kebebasan beragama terjamin untuk semua umat.

10
Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam, cet. 8, hlm. 68.
11
Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam, cet. 8, hlm. 68.
12
Siti Zubaidah, Sejarah Peradaban Islam, (Medan: Perdana Publishing, 2016), cet. 1, hlm.22.
13
Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam, cet. 8, hlm. 68-69.
14
Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam, cet. 8, hlm. 69.

5
C. Adalah kewajiban penduduk madinah, baik muslim maupuan non muslim, dalam hal
moril maupun materil. Mereka harus bahu-membahu menangkis semua serangan
terhadap kota mereka (madinah).
D. Rasulullah adalah pemimpin umum bagi penduduk madinah.kepada beliau lah dibawa
segala perkara dan perselisihan yang besar untuk diselesaikan.

Keempat, meletakkan dasar dassar politik, ekonomi, dan sosial untuk masyarakat baru.

Pertentangan antara Kaum Yahudi dan Muslim

Sikap ingkar janji yang dilakukan kaum yahudi mulai terlihat ketika terjadinya
perang pertama dalam sejarah Islam yang dikenal dengan perang badar, yakni perang
yang terjadi antara kaum muslimin dengan musyrik quraisy pada tanggal 8 ramadhan
tahun kedua hijriah, didaerah badar, kurang lebih 120 km dari madinah. Dalam
peperangan ini kaum muslimin menag atas kaum musyrikin .namun ,orang-orang mekah
memerangi Nabi. Bukti penyelewengan kaum yahudi yang lain adalah pada waktu
terjadinya perang uhud, dimana kaum yahudi berjumlah 300 orang dengan pimpinan
Abdullah bin Ubay, seorang munafik yang bersedia mau membantu kaum muslimin,
namun tiba-tiba membelot dan kembali kemadinah, yang mengakibatkan kaum muslimin
mengalami kekalahan. Sehingga Nabi pun dengan tegas mengusir bani nadir, satu dari
dua suku yahudi yang berkomplot dengan Abdullah bin Ubay keluar kota. Sebagian
mereka mengungsi ke khaibar. Sedangkan suku yahudi lainnya yaitu bani quraizah, masih
tetap berada dimadinah.15

Pengkhianatan kaum yahudi yang lain adalah dengan bergabungnya kaum yahudi
dengan orang-orang kafir untuk menyerang madinah, dengan cara mengepung madinah
(perang ahzab atau perang khandaq). Dalam suasana kritis ini, orang-orang yahudi bani
quraizah dibawah pimpinan ka‟ab bin As‟ad berkhianat. Namun usaha pengepungan tidak
berhasil, yang pada akhirnya dihentikan. Sementara itu, pengkhianatan-pengkhianatan
yahudi bani quraizah dijatuhi hukuman mati.16

15
Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam, cet. 8, hlm. 70.
16
Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam, cet. 8, hlm. 70.

6
Perjanjian hudaibiyah

Pada tahun 6 H, ketika ibadah haji sudah diisyaratkan, Nabi Muhammad SAW
dengan sekitar seribu kaum muslimin berangkat ke mekah bukan untuk berperang, tetapi
untuk melaksanakan ibadah umrah, namun penduduak Mekah tidak mengizinkan mereka
masuk kota. Akhirnya, diadakan perjanjian hudaibbiyah yang isinya antara lain sebagai
berikut:17

1. Kaum muslimin belum boleh mengunjungi ka‟bah tahun itu tetapi ditangguhkan sampai
tahun depan
2. Lama kunjungan dibatasi hanya sampai tiga hari.kaum muslimin wajib mengembalikan
orang-orang mekah yang melarikan diri kemadianh,namun sebalikya ,pihak quraiys tidak
harus menolak orang-orang madianh yang kembali kemekah.
3. Selam sepuluh tahun diberlakukan gencatan senjata antara masyarakat madinah dan
mekah
4. Tiap kabilah yang ingin masuk kedalam persekutuan quraisy atau kaum muslimin ,bebas
melakukannya tanpa mendapat rintangan.

Fathul mekah

Setelah dua perjanjian hudaibiyah berlangsung, dakwa Islam sudah menjangkau


seluruh jazirah Arab. Hal tersebut membuat orang-orang kafir Makkah khawatir dan
merasa terpojok, oleh karena itu, orang-orang kafir quraisy secara sepihak melanggar
perjanjian hudaibiyah. Melihat hal ini, Nabi kemudian bersama dengan sepuluh tentara
bertolak ke Makkah untuk menghadapi kaum kafir. Dan tanpa perlawanan berarti Nabi
pun dapat menguasai mekah. Meski demikian masih ada dua suku arah yang masih
menetang, yaitu bani tsaqif dan bani hawazin. Kedua suku ini kemudian bersatu untuk
memerangi islam. Mereka ingin menuntut atas penghancuran berhala-berhala
dihancurkan Nabi Muhammad dan umat Islam pada penyerbuan Makkah. Akan tetapi,
meraka dengan mudah ditaklukan.18

17
Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam, cet. 8, hlm. 70-71.
18
Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam, cet. 8, hlm. 71.

7
Melihat kenyataan bahwa kekuasaan Islam mulai mengancam wilayah romawi,
maka Hereclius menyusun pasukan untuk mengantisipasinya. Namun, setelah melihat
kekuatan pasukan Islam akhirnya mereka mengurungkan diri.19

D. Dasar Berpolitik Negeri Madinah


Ketika masyarakat Islam terbentuk maka diperlukan dasar-dasar yang kuat bagi
masyarakat yang baru terbentuk tersebut. Oleh karena itu, ayat-ayat Al-Qur‟an yang
diturunkan dalam priode ini terutama ditujukan kepada pembinaan hukum. Ayat-ayat ini
kemudian diberikan penjelasan oleh Rasulullah, baik dengan lisan maupun dengan
perbuatan sehingga terdapat dua sumber hukum dalam islam, yaitu Al-Qur‟an dan hadist.
Dari kedua sumber hukum islam tersebut didapat suatu sistem dalam bidang politik, yaitu
sistem musyawarah. Dan untuk bidang ekonomi dititikberatkan pada jaminan keadilan
sosial, serta dalam bidang kemasyarakatan, diletakkan pula dasar-dasar persamaan derajat
antara masyarakat dan manusia, dengan penekanan bahwa yang menentukan derajat
manusia adalah ketakwaan.20

E. Piagam Madinah: Darusslam dan Darul Islam


Langkah politik berikutnya yang beliau lakukan adalah membuat kesepakatan
antar berbagai faksi yang ada di Madinah. Kesepakatan itu dikenal dengan al-Shahifa al-
Madinah atau dalam istilah modern disebut sebagai Piagam Madinah (Madeena Charter).
Ini merupakan konstitusi pertama negara Muslim. Setelah Muhammad SAW hijrah ke
Madinah, beliau memandang perlu untuk mengatur hubungan dengan orang-orang non-
Muslim, dalam hal itu beliau bertujuan menciptakan suasana aman, dan tenteram dengan
mengatur wilayah dalam satu arahan. Maka, beliau menyusun undang-undang toleransi
yang belum pernah ada di dunia yang penuh dengan fanatisme kesukuan waktu itu.
Yang dimaksud dengan piagam Madinah adalah semacam undang-undang yang tidak
tertulis yang mengatur berbagai bentuk hubungan antarwarga yang majemuk. Seperti
diketahui masyarakat Madinah terdiri dari kaum muhajirin (semacam non-pribumi) dan
kaum Ansor (semacam kelompok peribumi). Diantara kaum Anshor terdapat masyarakat
muslim dan non muslim, seperti Yahudi dan Nasrani. Mereka juga terdiri dari berbagai

19
Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam, cet. 8, hlm. 71-72.
20
Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam, cet. 8, hlm. 71.

8
suku bangsa dengan berbagai tingkat sosial. Di antara mereka juga terdapat kaum
Baduwi, yang merupakan kaum Arab pengembara. Masing-masing warga masyarakat
mendapatkan hak dan kewajiban yang sama namun proporsional. Dalam sejarah Islam
tercatat bahwa sebagai kelanjutan dari berdirinya masyarakat Islam di Madinah, yang
dipimpin langsung oleh Rasulullah Muhammad saw., telah disusun semacam konstitusi
negara Islam. Peristiwa itu terjadi setelah peristiwa hijrah arah perpindahan Rasul dan
para sahabat Rasul dari Mekah ke Madinah, setelah mendapat tekanan dari kaum
Quraisy. Hijrah itu dilakukan setelah Nabi menerima kunjungan beberapa kepala kabilah
dari Madinah, yang siap menerima kunjungan para pemeluk Islam di sana. Madinah
merupakan sebuah Negara Kota yang bersifat majemuk dalam segala hal. 2122
Munawir Syadzali menguraikan bahwa dasar-dasar kenegaraan yang terdapat
dalam Piagam Madinah adalah: pertama, umat Islam merupakan satu Komunikasi (umat)
meskipun berasal dari suku yang beragama; dan kedua, hubungan antara sesama anggota
komunitas Islam dan antara anggota komunitas Islam dengan komunitas-komunitas lain
didasarkan atas prinsip-prinsip : a) bertetangga baik; b) saling membantu dalam
menghadapi musuh bersama; c) membela mereka yang dianiaya; d) saling menasihati;
dan e) menghormati kebebasan beragama.
Piagam Madinah banyak ditulis dengan berbagai versi, tetapi naskah dan tulisan
asli Piagam Madinah seperti yang ditulis oleh Ibnu Hisyam dalam Sirah al-Nabawi nya
yang sudah disistematisasi oleh penulis adalah sebagai berikut:23
- Sesungguhnya mereka adalah satu bangsa satu negara (ummat) yang bebas dari
(pengaruh dan kekuasaan) manusia lainnya.
- Bani Auf tetap mempunyai hak asli mereka, tanggung menanggung dalam uang
tebusan darah..Setiap keluarga mereka membayar bersama uang tebusan dengan baik
dan adil diantara mereka.
- Setiap orang yang beriman dan bertaqwa harus menentang setiap orang yang berbuat
kesalahan, melanggar ketertiban, penipuan, permusuhan atau pengacauan di kalangan
orang-orang yang beriman. Mereka harus dihukum walau terhadap anaknya sendiri.

21
Murodi, Sejarah Kebudayaan Islam, (Semarang: Karya Toha putra, 2007), hlm. 57.
22
Dedi Supriyadi, Sejarah Peradaban Islam, hlm. 65.
23
Zakki Fuad, Sejarah Peradaban Islam, (Surabaya: Indo Pramaha, 2012), hlm. 17-19.

9
- Sesungguhnya musuh Quraish tidak boleh dilindungi juga orang yang membantu
mereka.
- Setiap pertengkaran atau peristiwa yang terjadi antar pengikut piagam ini harus
segera dilaporkan dan diselesaikan menurut hukum Tuhan dan kebijaksanaan
Muhammad SAW.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah menerima wahyu kedua, rasulullah menyadari tugas yang dibebankan
pada dirinya. Maka mulailah secara diam-diam mengajak orang memeluk Islam., mula-
mula kepada keluarga keudian para sahabat dekat. Setelah Nabi Muhammad SAW
melakukan dakwah yang bersifat rahasia, Allah SWT memerintahkan kepada Nabi untuk
berdakwah secara teang-teangan, yaitu dengan turunnya ayat (Q.S Al Hijr15:94) yang
Artinya: “ maka sampaikanlah oleh mu secara terang-terangan segala apa yang
diperintahkan (kepada mu) dan berpalinglah dari orang-orang musrik”.
Setalah tiba dan diterima penduduk Yastrib ( Madinah ), Nabi resmi menjadi pemimpin
penduduk kota itu. Kedudukannya sebagai Rasul secara otomatis merupakan sebagai
Kepala Negara. Dalam rangka memperkokoh masyarakat dan negara baru itu, Nabi
segera meletakkan dasar-dasar kehidupan bermasyarakat.

B. Saran
Demikianlah pokok pembahasan sejarah peradan Islam pada masa Nabi
Muhammad SAW pada makalah ini yang dapat kami paparkan, besar harapan kami
makalah ini dapat bermanfaat untuk kalang banyak. Karena keterbatasan pengetauan dan
referansi, penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan agar makalah ini dapat disusun
menjadi lebih baik lagi dimasa yang akan datang.

11
DAFTAR PUSTAKA

Amin, Samsul Munir. Sejarah Peradaban Islam. 2019. Jakarta: Amzah. cet. 8

Fuad, Zakki. Sejarah Peradaban Islam. 2012. Surabaya: Indo Pramaha.

Murodi, Sejarah Kebudayaan Islam. 2007. Semarang: Karya Toha putra.


Nasution, Syamsuddin. Sejarah Perkembangan Peradaban Islam. 2017.
Pekanbaru: Asa Riau. cet. 4.
Sari, Kaertika. Sejarah Peradaban Islam. 2015. Bangka Belitung: Shiddiq Press.
cet. 1.
Supriyadi, Dedi. Sejarah Peradaban Islam. 2016. Bandung: Pustaka Setia.
Syalabi, A. Sejarah dan Kebudayaan Islam I. 2000. Jakarta: Al Husna Zikra. cet. 4.
Zubaidah, Siti. Sejarah Peradaban Islam. 2016. Medan: Perdana Publishing. cet. 1,

12

Anda mungkin juga menyukai