Anda di halaman 1dari 26

BLOK

KETERAMPILAN DASAR KEPERAWATAN

Koordinator
Ns. Yuswardi, MNS

Sekretaris Blok
Ns. Riski Amalia, M. Kep

Reviewer:
Dr. Cut Husna, MNS

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
TAHUN 2021/2022

1
IDENTITAS PEMILIK

Pasfoto 3x4 cm

Nama : ........................................................................................................

NIM : ........................................................................................................

Tempat/Tgl Lahir : ........................................................................................................

Alamat Rumah : ........................................................................................................


: ........................................................................................................

Nomor Telp : ........................................................................................................

Pemilik,

(_____________________)

2
BAB I

INFORMASI UMUM

A. Mata Kuliah : Keterampilan Dasar Keperawatan


Beban Studi : 3 SKS (1 Teori, 2 Praktikum)

B. Deskripsi Mata Kuliah


Mata kuliah ini membahas tentang prosedur keperawatan yang menjadi dasar ilmiah
dalam praktik keperawatan yang mencakup pengukuram tanda vital, pengkajian
keperawatan dan pemeriksaan fisik, pengendalian infeksi dan prosedur pemberian
medikasi. Pengalaman belajar meliputi pembelajaran di kelas, laboratorium
keperawatan, dan klinik.

C. Sasaran Pembelajaran :
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran Keterampilan Dasar Keperawatan
mahasiswa mampu:
1. Mampu melakukan pengkajian keperawatan secara komprehensif yang
mencakup pengukuran tanda vital, pengkajian keperawatan dan pemeriksaan
fisik.
2. Mampu mempersiapkan pasien yang akan melakukan pemeriksaan penunjang.
3. Menerapkan prinsip dan prosedur pengendalian infeksi dan patient safety.
4. Mendemonstrasikan prosedur intervensi dalam pemberian medikasi oral,
parenteral, topical dan suppository dengan menerapkan prinsip benar.
5. Mendemonstrasikan prosedur intervensi perawatan luka sederhana pada pasien
simulasi.

3
D. Jadwal Perkuliahan
1. Jadwal Perkuliahan Konsep
No Hari/ PT Pukul Kom Metode
Tanggal petensi
Kamis/ 24 08.00 - 08.50 1 s.d 12 Kuliah Introduksi
1 Februari 2022
08.50 - 11.00 1,2,3,4,5,6 Pembagian TIK ISS
,7,8

2 Selasa/ 01 1 08.00 – 08.50 1,2,3,4,5,6 Konsultasi


Maret 2022 2 09.00 – 09.50 ,7,8

3 10.00 – 10.50 Transfer Knowledge


4 11.00 – 12.00
Rabu/02 5 08.00 – 08.50 1 Presentasi ISS I
2 Maret 2022 6 08.50 – 09.40 2

7 09.40 – 10.30 3
8 10.30 – 11.20 4
3 Senin/ 07 9 08.00 – 08.50 5 Presentasi ISS I
Maret 2022 10 08.50 – 09.40 6 (Lanjutan)

11 09.40 – 10.30 7
12 10.30 – 11.20 8
4 Selasa/ 08 13 08.00 – 08.50 1,2,3,4,5,6 Konsultasi dan Diskusi
Maret 2022 ,7,8, 9, Pemahaman kepada tutor
10,11,12 masing-masing

14 09.40 – 10.30 TCL kelas Besar


15 10.30 – 11.20 (Hasil Survey)
5 Selasa/ 22 16 08.00 – 09.50
Maret 2022 10.00 – 12.00 Ujian Tulis
(CBT/Online)

2. Jadwal Praktikum
No Hari/Tanggal PT Pukul Klp Kasus Tutor
1 Rabu/ 09 1 08.00 – 09.20 1 Kasus 1 Ns. Sarini Vivi Yanti, M. Kep
Maret 2022 2 09.20 – 11.00 2 Ns. Syarifah Atika, M. Kep.
3 Ns. Yuswardi, MNS
4 Ns. M. Yusuf, M.PH
5 Ns. Yullizar, MNS
6 Ns. Mira Rizkia, M. Kep
7 Ns. Anda Kamal, MNS
8 Teuku Samsul Bahri, S. Kp., MNSc

2 Kamis/ 10 3 08.00 – 09.20 1 Kasus 2 Ns. Sarini Vivi Yanti, M. Kep


Maret 2022 4 09.20 – 11.00 2 Ns. Syarifah Atika, M. Kep.
3 Ns. Yuswardi, MNS
4 Ns. M. Yusuf, M.PH

4
No Hari/Tanggal PT Pukul Klp Kasus Tutor
5 Ns. Yullizar, MNS
6 Ns. Dara Ardhia, M. Kep
7 Ns. Anda Kamal, MNS
8 Teuku Samsul Bahri, S. Kp., MNSc
3 Senin/ 14 5 08.00 – 09.20 1 Kasus 3 Ns. Sarini Vivi Yanti, M. Kep
Maret 2022 6 09.20 – 11.00 2 Ns. Syarifah Atika, M. Kep.
3 Ns. Yuswardi, MNS
4 Ns. M. Yusuf, M.PH
5 Ns. Yullizar, MNS
6 Ns. Mira Rizkia, M. Kep
7 Ns. Anda Kamal, MNS
8 Teuku Samsul Bahri, S. Kp., MNSc
4 Selasa/ 15 7 08.00 – 09.20 1 Kasus 4 Ns. Yuswardi, MNS
Maret 2022 8 09.20 – 11.00 2 Kasus 5 Ns. Syarifah Atika, M. Kep.
Rabu/ 16 3 Kasus 6 Ns. Sarini Vivi Yanti, M. Kep
Maret 2022 4 Kasus 7 Teuku Samsul Bahri, S. Kp., MNSc

5 Kasus 4 Ns. Anda Kamal, MNS


6 Kasus 5 Ns. Yullizar, MNS
7 Kasus 6 Ns. Dara Ardhia, M. Kep
8 Kasus 7 Ns. M. Yusuf, M.PH
5 Rabu/ 16 9 08.00 – 09.20 2 Kasus 4 Ns. Yuswardi, MNS
Maret 2022 10 09.20 – 11.00 3 Kasus 5 Ns. Syarifah Atika, M. Kep.
4 Kasus 6 Ns. Sarini Vivi Yanti, M. Kep
1 Kasus 7 Teuku Samsul Bahri, S. Kp., MNSc
6 Kasus 4 Ns. Anda Kamal, MNS
7 Kasus 5 Ns. Yullizar, MNS
8 Kasus 6 Ns. Dara Ardhia, M. Kep
5 Kasus 7 Ns. M. Yusuf, M.PH
6 Kamis/ 17 11 08.00 – 09.20 3 Kasus 4 Ns. Yuswardi, MNS
Maret 2022 12 09.20 – 11.00 4 Kasus 5 Ns. Syarifah Atika, M. Kep.
1 Kasus 6 Ns. Sarini Vivi Yanti, M. Kep
2 Kasus 7 Teuku Samsul Bahri, S. Kp., MNSc
7 Kasus 4 Ns. Anda Kamal, MNS
8 Kasus 5 Ns. Yullizar, MNS
5 Kasus 6 Ns. Mira Rizkia, M. Kep
6 Kasus 7 Ns. M. Yusuf, M.PH
7 Senin/ 21 13 08.00 – 09.20 4 Kasus 4 Ns. Yuswardi, MNS
Maret 2022 14 09.20 – 11.00 1 Kasus 5 Ns. Syarifah Atika, M. Kep.
2 Kasus 6 Ns. Sarini Vivi Yanti, M. Kep
3 Kasus 7 Teuku Samsul Bahri, S. Kp., MNSc
8 Kasus 4 Ns. Anda Kamal, MNS
5 Kasus 5 Ns. Yullizar, MNS
6 Kasus 6 Ns. Mira Rizkia, M. Kep
7 Kasus 7 Ns. M. Yusuf, M.PH
9 Rabu/ 23 15 08.00 – 09.20 1-8 OSPE Ns. Sarini Vivi Yanti, M. Kep
Maret 2022 16 09.20 – 11.00 Ns. Syarifah Atika, M. Kep.
Ns. Yuswardi, MNS
Ns. M. Yusuf, M.PH

5
No Hari/Tanggal PT Pukul Klp Kasus Tutor
Ns. Yullizar, MNS
Ns. Dara Ardhia, M. Kep
Ns. Anda Kamal, MNS
Teuku Samsul Bahri, S. Kp., MNSc

3. Materi Praktikum
No Kasus Labskill Tutor
1 Kasus 1 Mencuci tangan, memakai Ns. Sarini Vivi Yanti, M. Kep
sarung tangan steril, Ns. Syarifah Atika, M. Kep.
membuka dan memasang Ns. Yuswardi, MNS
skort, dan jubah steril Ns. M. Yusuf, M.PH
Ns. Yullizar, MNS
Ns. Mira Rizkia, M. Kep
Ns. Anda Kamal, MNS
Teuku Samsul Bahri, S. Kp., MNSc
2 Kasus 2 Pengenalan instrument Ns. Sarini Vivi Yanti, M. Kep
Kesehatan dan Keperawatan Ns. Syarifah Atika, M. Kep.
Ns. Yuswardi, MNS
Ns. M. Yusuf, M.PH
Ns. Yullizar, MNS
Ns. Mira Rizkia, M. Kep
Ns. Anda Kamal, MNS
Teuku Samsul Bahri, S. Kp., MNSc
3 Kasus 3 1. Pemberian obat per-oral Ns. Sarini Vivi Yanti, M. Kep
(sublingual, bukal) Ns. Syarifah Atika, M. Kep.
2. Pemberian obat per- Ns. Yuswardi, MNS
rektal (supositoria) Ns. M. Yusuf, M.PH
Ns. Yullizar, MNS
3. Pemberian obat inhalasi
Ns. Mira Rizkia, M. Kep
4. Pemberian obat topikal
Ns. Anda Kamal, MNS
(obat tetes mata, obat Teuku Samsul Bahri, S. Kp., MNSc
tetes telinga dan salep)
4 Kasus 4 Menerima pasien baru dan Ns. Yuswardi, MNS
Pemeriksaan fisik dasar Ns. Anda Kamal, MNS
(Inpseksi, Palpasi, Perkusi, Ns. Netty Hartati, M. Kep., Sp. Kom
Uskultasi)
5 Kasus 5 Pengukuran tanda-tanda vital Ns. Syarifah Atika, M. Kep.
(tekanan darah, pernafasan, Ns. Yullizar, MNS
nadi, suhu, Nyeri dan
Kesimpulan TTV)
6 Kasus 6 Pemberian Parental (IV, IM, Ns. Sarini Vivi Yanti, M. Kep
SC dan Intra dermal) Ns. Dara Ardhia, M. Kep
Ns. Mira Rizkia, M. Kep

6
No Kasus Labskill Tutor
7 Kasus 7 Perawatan luka sederhana Teuku Samsul Bahri, S. Kp., MNSc
Ns. M. Yusuf, M.PH

4. Rancangan Pembelajaran Blok


a. Tutor
No Nama Tutor NIP/NIK
1 Ns. Sarini Vivi Yanti, M. Kep 198403302011062101
2 Ns. Syarifah Atika, M. Kep. 198306162010012101
3 Ns. Yuswardi, MNS 19850123 2015041001
4 Ns. Muhammad Yusuf, M.PH 19690814 1992031005
5 Ns. Yullizar, MNS 198307092010012101
6 Ns. Dara Ardhia, M. Kep 198809032019032015
7 Ns. Anda Kamal, MNS 198005272008041101
8 Teuku Samsul Bahri, S. Kp., MNSc 196512101989021002
9 Ns. Mira Rizkia, M. Kep 198705192019032022
10 Ns. Neti Hartaty, M. Kep., Sp. Kom 198504102018032001

a. Tutor Pengganti
No Nama Tutor NIP/NIK
1 Ns. Rudi Alfiandi, M. Kep 19860204 2011061101
2 Ns. Dini Mulyati, MNS 198704292019032012
3 Ns. Riski Amalia, M.Kep 198501232019032009
4 Ns. Andara Maurissa, MNS 19830221 2009012101
5 Ns. Noraliyatun Jannah, M. Kep 198205062006042002

b. Kegiatan Tutor
1. Tutor diharapkan membaca, memahami dan menganalisa isi modul.
2. Tutor diharapkan dapat memotivasi dan memfasilitasi mahasiswa agar aktif
dalam proses pembelajaran.
3. Memahami sasaran belajar dan kompetensi yang diharapkan dengan baik
pada setiap kasus pemicu dengan berbagai metode pembelajaran.
4. Mengarahkan mahasiswa untuk berpikir kritis dalam menyelesaikan
masalah keperawatan sesuai dengan tahapan proses keperawatan dari
kasus pemicu yang diberikan.
5. Mengarahkan mahasiswa untuk menjaga ketertiban, inventaris ruang
belajar dan laboratorium.
6. Mengisi seluruh format evaluasi yang disiapkan untuk proses penilaian
pelaksanaan modul.
7. Apabila mengalami kesulitan dalam memahami isi modul ini, silahkan
menghubungi tim penyusun modul.

7
c. Kegiatan mahasiswa
Pada awal pembelajaran modul ini, mahasiswa akan diberikan kuliah
pengantar (introduction lecturer) oleh koordinator blok yang bertujuan
memberikan gambaran secara komprehensif pada mahasiswa mengenai
modul yang akan dipelajari, kompetensi, tujuan pembelajaran serta metode
pembelajaran yang akan digunakan. Selanjutnya mahasiswa akan mengikuti
pembelajaran sesuai dengan metode pembelajaran yang telah ditetapkan.
Kegiatan praktikum dan praktik lapangan merupakan lanjutan dari
pembelajaran konsep Keterampilan Dasar Keperawatan.

d. Metode pembelajaran
Pembelajaran berdasarkan masalah atau problem based learning (PBL)
dengan menggunakan metode ISS, Lecture, tugas individu/kelompok dan
praktikum di laboratorium.

e. Metode Evaluasi
1. Diskusi/presentasi individu 5%
2. Soft Skill 5%
3. Tugas Individu/Kelompok 7%
Tugas Individu : Tugas Kelompok 60% : 40%

4. Absensi 5%
5. Ujian responsi 13 %
6. Ujian tulis/final 35 %
7. Praktikum 30 %
Persentase penilaian praktikum :

1. Pretest 10 %
2. Proses 5%
3. Tindakan 20 %
4. OSPE 65 %

8
BAB II
KEPERAWATAN DASAR

A. Pendahuluan
Mata kuliah ini berfokus pada konsep keterampilan dasar yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan dasar manusia melalui pendekatan proses keperawatan.
Melalui mata kuliah ini ini diharapkan mahasiswa dapat mengetahui, memahami,
menguasai dan mampu mengimplementasikan teori, konsep dan prinsip keterampilan
dasar dalam laboratorium keperawatan guna mencapai tujuan keberhasilan
perawatan pada pasien secara efektif, efisien dan ekonomis. Mahasiswa diharapkan
memahami proses pemecahan masalah dan pembuatan keputusan klinik yang
diaplikasikan dalam asuhan keperawatan dengan pendekatan proses keperawatan
yang didukung dasar-dasar praktis keperawatan berbasis bukti penelitian.

B. Pemeriksaan Fisik
Pengkajian kesehatan menyeluruh seorang individu terdiri dari tiga komponen: (1)
wawancara dan riwayat kesehatan; (2) pengamatan umum dan pengukuran tanda-
tanda vital; dan (3) pemeriksaan fisik, yang meliputi evaluasi diagnostik, interpretasi
temuan klinis, diagnosis, terapi dan tindak-lanjut. Tujuan umum pemeriksaan fisik
adalah untuk memperoleh informasi mengenai status kesehatan pasien. Tujuan
definitif pemeriksaan fisik adalah, pertama, untuk mengidentifikasi status “normal”
dan kemudian mengetahui adanya variasi dari keadaan normal tersebut dengan cara
memvalidasi keluhan-keluhan dan gejala-gejala pasien, penapisan/skrining keadaan
wellbeing pasien, dan pemantauan masalah kesehatan/penyakit pasien saat ini.
Informasi ini menjadi bagian dari catatan/rekam medis (medical record) pasien,
menjadi dasar data awal dari temuan-temuan klinis yang kemudian selalu diperbarui
(updated) dan ditambahkan sepanjang waktu.

1. Palpasi
Palpasi, yaitu menyentuh atau merasakan dengan tangan, adalah langkah kedua
pada pemeriksaan pasien dan digunakan untuk menambah data yang telah
diperoleh melalui inspeksi sebelumnya. Palpasi menggunakan kedua tangan untuk
menyentuh bagian tubuh untuk membuat suatu pengukuran sensitif terhadap
tanda khusus fisik.

9
Gambar 2-1. Area tangan yang digunakan untuk palpasi.

Gambar 2-2. Teknik palpasi (A) Ringan (B) Dalam


2. Perkusi
Perkusi, langkah ketiga pemeriksaan pasien adalah menepuk permukaan tubuh
secara ringan dan tajam untuk menentukan posisi, ukuran dan densitas struktur
atau cairan atau udara di bawahnya. Perkusi adalah mengetok permukaan tubuh
dengan jari untuk menghasilkan getaran yang menjalar melalui jaringan tubuh.
Karakter bunyi menentukan lokasi, ukuran, bentuk dan kepadatan struktur di
bawah kulit untuk memastikan keabnormalan yang terkaji melalui palpasi dan

10
auskultasi. Menepuk permukaan akan menghasilkan gelombang suara yang
berjalan sepanjang 5-7 cm (2-3 inci) di bawahnya.

Gambar 3-1. Perkusi jari tak langsung

Gambar 3-2. Perkusi kepalan tangan. (A) Perkusi tak langsung pada daerah
costovertebral (CVA). (B) Perkusi langsung pada CVA.

3. Auskultasi
Auskultasi adalah ketrampilan untuk mendengar suara tubuh pada paru-paru,
jantung, pembuluh darah dan bagian dalam/viscera abdomen. Auskultasi adalah
mendengarkan bunyi yang terbentuk dalam organ tubuh untuk mendeteksi
perbedaan dari normal. Umumnya, auskultasi adalah teknik terakhir yang
digunakan pada suatu pemeriksaan.

11
Gambar 4-1. Stetoskop

Gambar 4-2. Peralatan yang digunakan selama pemeriksaan fisik:

a) Tekanan darah
Tekanan darah merupakan kekuatan lateral pada dinding arteri oleh darah yang
didorong dengan tekanan dari jantung. Tekanan sistemik atau arteri darah,
tekanan darah dalam arteri tubuh, adalah indikator yang baik tentang kesehatan
kardiovaskular.

12
Faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah yaitu :
1) Usia
2) Stress
3) Ras
4) Medikasi
5) Variasi Diurnal
6) Jenis Kelamin

C. Pencegahan Infeksi
Kesehatan yang baik bergantung sebagian pada lingkungan yang aman. Praktisi atau
teknisi yang memantau atau mencegah penularan infeksi membantu melindungi klien
dan pekerja perawatan kesehatan dari penyakit. Dengan cara mempraktikkan teknik
pencegahan dan pengendalian infeksi, perawat dapat menghindarkan penyebaran
mikroorganisme terhadap klien. Petugas perawatan kesehatan dapat melindungi diri
mereka sendiri dari kontak dengan bahan infeksius atau terpajan pada penyakit
menular dengan memiliki pengetahuan tentang proses infeksi dan perlindungan
barier yang tepat.

1. Mencuci tangan
Teknik dasar yang paling penting dalam pencegahan dan pengontrolan
penularan infeksi adalah mencuci tangan.
2. Memasang sarung tangan (Hand Scoon)
Sarung tangan merupakan suatu alat untuk mencegah penularan patogen
melalui cara kontak langsung.
3. Memasang gown
Alasan utama menggenakan gown adalah untuk mencegah pakaian menjadi
kotor selama kontak dengan klien.
4. Menggunakan masker
Masker harus dikenakan bila diperkirakan ada percikan atau semprotan dari
darah atau cairan tubuh ke wajah.
5. Membuka dan menata paket steril
Seluruh peralatan yang dibutuhkan harus dipersiapkan atau dipasang sebelum
prosedur. Sebelum prosedur steril, setiap langkah harusdijelaskan sehingga klien
dapat kooperatif secara penuh. Jika objek terkontaminasi selama prosedur,
perawat tidak boleh ragu-ragu untuk membuangnya segera.

13
a) Membuka kemasan steril
Peralatan steril seperti spuit, kasa balutan, atau kateter dikemas dalam wadah
plastik atau kertas yang tahan terhadap mikroorganisme selama wadah
tersebut kering dan utuh.

b) Membuka peralatan steril pada permukaan datar.


Peralatan steril yang dikemas dapat dibuka tanpa mengkontaminasi isinya.
Peralatan yang dikemas secara komersial biasanya dirancang sedemikian rupa
sehingga perawat hanya perlu merobek atau membuka pembungkus kertas
atau plastik.

c) Membuka peralatan steril sambil memegangnya.


Untuk membuka kemasan peralatan steril yang kecil, kemasan dipegang pada
tangan non-dominan kemudian perawat dengan hati-hati membuka sisi dan
bagian atas penutupnya menjauh dari peralatan steril yang tidak tertutup
dengan cara yang sama yang telah diterangkan terlebih dahulu.

D. Konsep Desinfeksi dan Sterilisasi


1. Desinfeksi
Menurut Kusyati (2006), desinfeksi merupakan suatu tindakan untuk membunuh
kuman patogen dan apatogen, tetapi tidak termasuk sporanya pada peralatan
perawatan dan kedokteran atau permukaan jaringan tubuh dengan menggunakan
bahan desinfektan atau dengan cara mencuci, mengoleskan, merendam dan
menjemur.
2. Sterilisasi
Sterilisasi atau suci hama yaitu suatu proses membunuh segala bentuk
kehidupan mikro organisme yang ada dalam sampel/contoh, alat-alat atau
lingkungan tertentu.

Suatu alat akan didesinfeksi atau disterilkan bergantung pada derajat risiko infeksi
penggunaan alat. Ada tiga kategori klasifikasi perlengkapan yaitu :
a) Alat penting
Alat-alat yang memasuki jaringan steril atau sistem vaskular menimbulkan
risiko tinggi terkena infeksi jika alat-alat tersebut terkontaminasi dengan
mikroorganisme, khususnyan spora bakteri. Alat-alat penting harus disterilkan.
Beberapa dari alat-alat tersebut adalah sebagai berikut :

14
1) Peralatan bedah
2) Kateter intravaskuler
3) Kateter urine
4) Jarum
b) Alat Semi-Penting
Alat-alat yang kontak dengan membran mukosa atau kulit yang tidak utuh
juga berisiko. Benda ini harus bebas dari mikroorganisme (kecuali spora
bakteri). Alat-alat semi-penting harus didesinfeksi atau disterilkan. Beberapa
dari alat-alat tersebut adalah sebagai berikut :
1) Kateter atau selang penghisap (suction) respiratorius
2) Selang endotrakea
3) Endoskopi gastrointestinal
4) Termometer
c) Alat Tidak Penting
Alat-alat yang kontak dengan kulit utuh namun bukan membran mukosa harus
bersih. Alat-alat tidak penting harus didesinfeksi. Beberapa dari alat-alat ini
sebagai berikut:
1) Pispot
2) Manset tekanan darah
3) Linen
4) Stetoskop

E. Pemberian Obat
Pemberian obat yang aman dan akurat merupakan salah satu tugas terpenting
perawat. Obat adalah alat utama terapi yang digunakan dokter untuk mengobati
klien yang memiliki masalah kesehatan (Potter & Perry, 2005).

a. Rute Dalam Pemberian obat


Pilihan rute pemberian obat bergantung pada kandungan obat dan efek yang
diinginkan juga kondisi fisik dan mental klien.
1) Rute oral
a) Pemberian per oral
Rute oral adalah rute yang paling mudah dan paling umum digunakan.
Obat diberikan melalui mulut dan ditelan. Obat yang diberikan per oral
lebih murah daripada banyak preparat lain. Awitan kerja obat oral lebih
lambat dan efeknya lebih lama. Klien umumnya lebih memilih rute oral.

15
b) Pemberian sublingual
Obat sublingual dirancang supaya, setelah diletakkan dibawah lidah dan
kemudian larut, mudah diabsorbsi.
c) Pemberian bukal
Pemberian obat melalui rute bukal dilakukan dengan menempatkan obat
padat di membran mukosa pipi sampai obat larut. Klien harus diajarkan
untuk menempatkan dosis obat secara bergantian di pipi kanan dan kiri
supaya mukosa tidak iritasi. Klien juga diperingatkan untuk tidak
mengunyah atau menelan obat atau minum air bersama obat. Obat
bukal bereaksi secara lokal pada mukosa atau secara sistemik ketika
obat ditelan dalam saliva.

2) Rute Parenteral
Rute parenteral ialah memberikan obat dengan menginjeksinya ke
dalam jaringan tubuh.

Pemberian parenteral meliputi empat tipe utama injeksi berikut :


a) Subkutan (SC).
b) Intradermal (ID).
c) Intramuskular (IM).
d) Intravena (IV).

b. Sistem Perhitungan Obat


Ketepatan pemberian obat bergantung pada kemampuan perawat
menghitung dosis obat dengan akurat dan mengukur obat dengan benar.
Ekivalensi ukurannya yaitu:

METRIK APOTHECARY RUMAH TANGGA

1 ml 15-16 minim (m) 15 tetes (tts)

4-5 ml fluidram (f3) 1 sendok teh (sdt)

16 ml 4 fluidrams (f3) 1 sendok makan (sdm)

30 ml 1 fluid ounce (f3) 2 sendok makan (sdm)

16
240 ml 8 fluid ounce (f3) 1 cangkir (c)

480 ml (500 ml) 1 pint (pt) 1 pint (pt)

960 ml (1 L) 1 quart (qt) 1 quart (qt)

3840 ml (5 L) 1 galon (gal) 1 galon (gal)

Kalkulasi dosis. Perawat dapat menggunakan rumus sederhana dalam


banyak tipe kalkulasi dosis. Rumus berikut dapat digunakan ketika perawat
mempersiapkan obat dalam bentuk padat atau cair :
Dosis yang diprogramkan x jumlah yang tersedia
Dosis yang tersedia

= jumlah yang akan diberikan

Dosis pediatrik. Menghitung dosis obat seorang anak memerlukan


perhatian khusus. Seorang anak tidak mampu memetabolisasi banyak obat
semudah orang dewasa. Karena ukuran tubuh anak lebih kecil, dosis obat
yang diberikan juga harus lebih rendah. Metode perhitungan obat pediatrik
yang paling akurat didasarkan pada area permukaan tubuh yaitu
berdasarkan berat tubuh. Rumus berikut merupakan rasio area permukaan
tubuh anak dibandingkan dengan area permukaan tubuh rata-rata orang
dewasa (1,7 meter persegi atau 1,7 m2 )
Area permukaan tubuh anak x dosis dewasa normal
1,7 m2
= Dosis anak

c. Enam Benar Pemberian Obat


Persiapan dan pemberian obat harus dilakukan dengan akurat oleh
perawat. Perawat menggunakan “enam benar” pemberian obat untuk
menjamin pemberian obat yang aman.

1) Benar Obat
2) Benar Dosis
3) Benar Klien

17
4) Benar Rute
5) Benar Waktu
6) Benar Dokumentasi

d. Pertimbangan khusus pemberian obat pada kelompok usia tertentu


Tingkat perkembangan klien adalah faktor yang menentukan cara perawat
memberikan obat.
1) Bayi dan anak
2) Lansia

18
KASUS PEMICU
1. Kasus 1
Mahasiswa keperawatan Universitas Syiah Kuala sedang mengikuti orientasi
pembelajaran di Rumah Sakit. Ruangan yang dikunjungi pada tanggal15 Maret
adalah kamar operasi. Sebelum memasuki kamar operasi, mahasiswa
diharuskan untuk mengenal instrument-instrumen keperawatan yang
digunakan di ruang operasi rumah sakit tersebut. Selain itu, mahasiswa juga
diharuskan untuk memakai sarung tangan steril, menggunakan skort dan jubah
steril. Di dalam kamar operasi mahasiswa diperkenalkan bagaimana metode
untuk membuka paket steril.
Instruksi:
a. Lakukan prosedur mencuci tangan
b. Lakukan Pemasangan sarung tangan steril
c. Lakukan memasang dan membuka skort dan jubah steril
d. Lakukan membuka dan menata alat steril

2. Kasus 2
Mahasiswa keperawatan Universitas Syiah Kuala sedang mengikuti orientasi
pembelajaran di Rumah Sakit. Ruangan yang dikunjungi pada tanggal15 Maret
adalah kamar operasi. Sebelum memasuki kamar operasi, mahasiswa
diharuskan untuk mengenal instrument-instrumen keperawatan yang
digunakan di ruang operasi rumah sakit tersebut. Selain itu, mahasiswa juga
diharuskan untuk memakai sarung tangan steril, menggunakan skort dan jubah
steril. Di dalam kamar operasi mahasiswa diperkenalkan bagaimana metode
untuk membuka paket steril.
Instruksi:
Sebutkan nama dan Jelaskan fungsi instrument keperawatan

3. Kasus 3
Tn. A adalah perawat yang berdinas di ruang mata, THT dan kulit. Pasien di
ruangan tersebut adalah Ny. F, 28 tahun dengan konjungtivitis; Tn. I, 30 tahun
dengan dermatitis kontak,Tn. G, 36 tahun dengan otitis media kronik, dan Ny.
F juga mengalami paru obstruksi kronis yang harus diberikan secara
inhalasi.Tn. G disertai dengan gangguan hemoroid. Jam 12.00 adalah jadwal
pemberian obat untuk Ny. F, Tn. G dan Tn. I. selanjutnya Ny. U dengan infeksi
saluran kemih yang harus diberikan antibiotik melalui intravena dan

19
intramuskular. Prosedur di RS bahwa sebelum pemberian antibiotik IV, harus
dilakukan tes alergi melalui IC. Selain itu, Ny. L adalah pasien dengan diabetes
mellitus yang harus diberikan insulin.
Instruksi:
Lakukan pemberian obat melalui rektal, tetes mata, tetes telinga dan salep.

4. Kasus 4
Tn. A, 40 tahun memiliki riwayat hipertensi mengunjungi balai asuhan
keperawatan untuk melakukan kontrol tekanan darah. Protokol pelayanan
keperawatan adalah semua pasien yang berkunjung harus dilakukan
pemeriksaan tanda-tanda vital. Pada kunjungan ini, Tn. A membawa anaknya
An. B yang berusia 2 tahun. Tn. A juga meminta agar anaknya dilakukan
pemeriksaan tanda-tanda vital.
Instruksi:
a. Lakukan pemeriksaan fisik dasar pada orang dewasa
b. Lakukan pemeriksaan fisik pada anak

5. Kasus 5
Tn. A, 40 tahun memiliki riwayat hipertensi mengunjungi balai asuhan
keperawatan untuk melakukan kontrol tekanan darah. Protokol pelayanan
keperawatan adalah semua pasien yang berkunjung harus dilakukan
pemeriksaan tanda-tanda vital. Tn. A juga mengatakan ada sakit pada area
kepala. Pada kunjungan ini, Tn. A membawa anaknya An. B yang berusia 2
tahun. Tn. A juga meminta agar anaknya dilakukan pemeriksaan tanda-tanda
vital.
Instruksi:
a. Lakukan pemeriksaan tanda-tanda vital pada orang dewasa
b. Lakukan pemeriksaan tanda-tanda vital pada anak
c. Lakukan pemeriksaan skala nyeri pada pasien dewasa
d. Lakukan pemeriksaan skala nyeri pada anak

6. Kasus 6
Tn. A adalah perawat yang berdinas di ruang mata, THT dan kulit. Pasien di
ruangan tersebut adalah Ny. F, 28 tahun dengan konjungtivitis; Tn. I, 30 tahun
dengan dermatitis kontak,Tn. G, 36 tahun dengan otitis media kronik, dan Ny.
F juga mengalami paru obstruksi kronis yang harus diberikan secara

20
inhalasi.Tn. G disertai dengan gangguan hemoroid. Jam 12.00 adalah jadwal
pemberian obat untuk Ny. F, Tn. G dan Tn. I. selanjutnya Ny. U dengan infeksi
saluran kemih yang harus diberikan antibiotik melalui intravena dan
intramuskular. Prosedur di RS bahwa sebelum pemberian antibiotik IV, harus
dilakukan tes alergi melalui IC. Selain itu, Ny. L adalah pasien dengan diabetes
mellitus yang harus diberikan insulin.
Instruksi:
Lakukan memberikan obat melalui, intravena, intramuskular, subkutan dan
intrakutan.

7. Kasus 7
Tn. P berusia 24 tahun, masuk rumah sakit dengan kecelakaan lalulintas
mengalami patah tulang kering. Hasil pemeriksaan fisik; TD 120/80 mmHg,
Suhu 37 derajat Celsius, RR 20 x/menit, hasil pemeriksaan radiologi patah
tulang kering 1/3 bagian bawah, dokter telah melakukan operasi dan saat ini
pasien dirawat di rawat bedah, setelah 3 hari dianjurkan verban luka diganti.
Instruksi:
Lakukan intervensi perawatan luka sederhana.

SASARAN BELAJAR (ISS)


1. Sebutkan dan jelaskan metode pemeriksaan fisik dasar (Inspeksi,
Palpasi,Perkusi dan Auskultasi)
(Ns. Yuswardi, MNS)

2. Jelaskan prinsip pengukuran tanda-tanda vital (tekanan darah, Suhu,Nadi,


pernapasan dan skala nyeri)
( Ns. Muhammad Yusuf, M.PH)

3. Jelaskan nama dan fungsi instrumen kesehatan


(Ns. Syarifah Atika, M. Kep)

21
4. Jelaskan Pemeriksaan Penunjang
(Ns. Yullizar, MNS)

5. Jelaskan konsep desinfeksi dan sterilisasi


(Ns. Sarini Vivi Yanti, M. Kep)

6. Jelaskan konsep prinsip dan prosedur pengendalian infeksi


(Ns. Dara Ardhia, M. Kep)

7. Jelaskan konsep luka dan perawatan luka sederhana


(Teuku Samsul Bahri, S. Kp., MNSc)

8. Jelaskan konsep dan rute pemberian obat (bentuk obat, sistem penghitungan
dosis dan prinsip enam benar pemberian obat)
(Ns. Anda Kamal, MNS)

22
DAFTAR PUSTAKA

AIPNI (2010). Kurikulum pendidikan ners. Fakultas keperawatan Universitas


Indonesia, Jakarta.
Alimul Hidayat, A. Aziz. (2006), Pengantar kebutuhan dasar manusia: Aplikasi konsep dan
proses keperawatan. Volume I. Jakarta: Salemba Medika.

American Cancer Society. (2006). American Cancer Society Guidelines for the Early
Detection of Cancer. Atlanta, GA: American Cancer Society,.
http://www.cancer.org/docroot . diakses pada 3 Agustus 2011

Barkauskas V, (2002). Stoltenberg-Allen K, Baumann L, et al. Health and Physical


Assessment, 3rd ed. St. Louis: Mosby-Year Book.

Bickley, L. S. (2008). Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Kesehatan (Vol. 7). Jakarta: EGC.

Brunner., & Suddarth. (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah (Vol. 2). Jakarta:
EGC.

Carpenito, L. J. (1997). Nursing diagnosis: application to clinical practice. 7 th ed.


Philadephia: Lippincott Company.

Centers for Disease Control. (2007). Standard Precautions Excerpt from Guideline for
Isolation Precautions in Hospitals: Preventing Transmission of Infectious Agents in
Healthcare Settings. http://www.cdc.gov. diakses pada 3 Agustus 2011

Douglas, G., Nicol, F., & Robertson, C. (2013). Macleod's Clinical Examination E-
Book. Philadelphia: Elsevier Health Sciences.

Ellis, J. R., Nowlis, E. A., Bentz, P., M. (1996). Modules for basic nursing skills. 6th ed.
Philadephia: Lippincott.

Goodfellow L. (1997). Physical assessment: a vital nursing tool in both developing and
developed countries. Cri t Care Nurs Q

Harris R, Wilson-Barnett J, Griffiths P, et al. (1998). Patient assessment: validation of a


nursing instrument. Int J Nurs Stud

Jarvis, C. (2015). Physical Examination and Health Assessment (Vol. 7). Missouri:
Elsevier Health Sciences.

Joyce Engel. (2005). Seri Pedoman Praktis Pengkajian Pediatrik, Ed. 4. EGC.
Jakarta
Kozier, Erb, Berman, & Snyder. (2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep,
Proses dan Praktik (Vol. 7). Jakarta: EGC.

Kozier,B. (2004). Fundamental Of Nursing Concept, Process & Practice, Upper


Sadle River,New Jersey : EGC

23
Kusyati E. (2006). Keterampilan Dan Prosedur Laboratorium Keperawatan Dasar.
Jakarta : EGC
National Institute of Occupational Safety and Health (NIOSH). (1998). Recommendations
for the Prevention of Natural Rubber Latex Allergy. Cincinnati, OH: National
Institute of Occupational Safety and Health, NIOSH Publication No. 98-113.

Perry, A. G., Potter, P. A., & Ostendorf, W. (2017). Skills Performance Checklists for
Clinical Nursing Skills & Techniques (Vol. 9). Missouri: Elsevier Health Sciences.

Pomeranz A. (1998). Physical Assessment. Pediatric Cl in North Am


Potter & Perry.(2005). Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses & Praktik.
Jakarta. EGC
Potter A. Patricia .(1996). Pengkajian Kesehatan, Edisi 3. Jakarta : EGC
Seidel H, Ball J, Dains J, et al. (2006). Mosby's Guide to Physical Examination, 6th ed. St.
Louis : Mosby-Year Book.

U.S. Department of Health and Human Services. Healthy People 2010: National Health
Promotion and Disease Prevention Objectives. Washington, DC: Public Health
Services

Williams, L. S., & Hopper, P. D. (2015). Understanding Medical Surgical Nursing (Vol. 5).
Philadelphia: F. A. Davis Company.

Wilson, S. F., & Giddens, J. F. (2016). Health Assessment for Nursing Practice
(Vol. 6). Missouri: Elsevier Health Sciences.

24

Anda mungkin juga menyukai