Anda di halaman 1dari 19

Laporan Tugas Mandiri

TEKNOLOGI YANG DIGUNAKAN DALAM PENDOKUMENTASIAN

OLEH :

Siti Maisaroh

NIM : 2112101010035

Dosen Pembimbing :

Ns. Nurhasanah, M.Kep

NIP : 198307172015042003

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA

BANDA ACEH

(2022)
JURNAL 1

Jurnal Internasional Pengetahuan Keperawatan, Volume 27 Halaman 136-142

“Efektivitas dan Efisiensi Keperawatan Dokumentasi Perawatan Menggunakan Model


SIMPRO”

 Penulis :

- Dr.Rr.Tutik Sri Hariyati, SKp.,MARS,

- Prof. Achir Yani S. Hamid, M.N, DNSc,

- Dr. Tris Eryando M.A,

- Prof. Ir. H. Zainal Arifin Hasibuan, MSc., PhD.

- Ariesta Milanti, SKp., MSc.

 Latar Belakang : Dokumentasi keperawatan merupakan bagian integral dari proses

keperawatan. Dokumentasi asuhan keperawatan penting untuk kelangsungan perawatan,

komunikasi antara perawat dan profesional lainnya, serta aspek hukum perawatan

(Ammenwerth, Rauchegger, Ehlers, Hirsch, & Schaubmayr, 2011; Jefferies, Johnson,

Nicholls, & Lad, 2012). Dokumentasi keperawatan membutuhkan kelengkapan,

relevansi, dan akurasi data (Blair & Smith, 2012; Hariyati, 2004). Namun, banyak faktor

yang masih menghambat perawat untuk memelihara dokumentasi yang lengkap, akurat,

dan bijaksana secara hukum. Beberapa masalah adalah kurangnya waktu untuk menyusun

dokumentasi, kurangnya penilaian menyeluruh, dan kurangnya evaluasi selama proses

keperawatan (Hariyati, 2004). Di Indonesia, pendokumentasian keperawatan masih jauh

dari ideal. Mayoritas dokumentasi keperawatan berbasis kertas, dimana dokumentasi

semacam ini masih memiliki banyak kelemahan yang berpotensi menempatkan perawat
dalam risiko hukum. Selain itu, kurangnya kesadaran perawat tentang akuntabilitas

profesional dan aspek legal dari dokumentasi keperawatan juga menjadi salah satu

penyebab dari lemahnya pendokumentasian keperawatan di Indonesia. Oleh karena itu,

dalam beberapa tahun terakhir teknologi informasi telah dikembangkan untuk membantu

perawat dalam dokumentasi keperawatan (Hannah, Ball, & Edwards, 2005). Salah satu

nya adalah dikembangkannya dokumentasi keperawatan berbasis komputer yang

merupakan bagian dari sistem informasi manajemen keperawatan (NMIS). NMIS

dikembangkan dan diuji menggunakan NANDA-I, Nursing Intervention Classification

(NIC), dan Nursing Outcome Classification (NOC). Sistem ini diberi nama “SIMPRO”,

yang merupakan singkatan dari NMIS profesional dalam bahasa Indonesia.

 Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan dan menguji efektivitas dan

efisiensi SIMPRO. SIMPRO dikembangkan dengan bahasa keperawatan NANDA-I,

Nursing Intervention Classification, dan Nursing Outcome Classification.

 Metodologi :

1. Penelitian ini dibagi menjadi dua desain :

- Desain inkremental adalah metode pengembangan perangkat lunak di mana

produk dirancang, diimplementasikan, dan diuji secara bertahap hingga produk

selesai.

- Desain quasi-eksperimental adalah desain penelitian yang melibatkan minimal

dua kelompok sampel yaitu kelompok sampel eksperimen yang diberikan

perlakuan dan satu kelompok sampel lainnya sebagai kelompok kontrol.


2. Sampel : Dua ratus lima puluh lima sampel dokumentasi keperawatan dinilai

secara acak dengan pengelompokan berbantuan komputer dari 1.040 catatan

keperawatan pasien yang pulang.

3. Data dianalisis menggunakan uji Wilcoxon untuk membandingkan setiap elemen

evaluasi sebelum dan sesudah implementasi sistem.

4. Instrumen yang digunakan untuk menilai efektivitas sistem dikembangkan dengan

mengintegrasikan instrumen standar evaluasi dokumentasi oleh Departemen

Kesehatan Republik Indonesia (1997) dan konsep kualitas data oleh American

Health Information Management Association (AHIMA e-HIM Workgroup on

EHR Data Content, 2006) .

 Hasil : SIMPRO meningkatkan kualitas dokumentasi (p = .0001) dan efisiensi waktu (p =

.0001).

 Pembahasan :

1. Pengembangan Sistem

Model prototipe dikembangkan berdasarkan evaluasi NMIS yang telah dibuat pada

penelitian sebelumnya (Hariyati et al., 2011). Versi lama dari database NMIS terdiri

dari asesmen keperawatan, diagnosis keperawatan, intervensi, implementasi, dan

evaluasi. Namun, keterbatasan sistem yang dibuat sebelumnya adalah kurangnya

keterkaitan antara unsur-unsur proses keperawatan. Dengan demikian, dalam

penelitian ini, ditekankan hubungan NANDA-I, NIC, dan NOC (Hariyati et al., 2011).

Penggunaan terminologi standar, seperti NANDA-I, memfasilitasi perekaman data,

yang memainkan peran penting dalam perawatan pasien dan dalam komunikasi antara

perawat dan antara perawat dan penyedia lainnya, meningkatkan kualitas perawatan,
dan meningkatkan keselamatan pasien ( Albuquerque, Lira, & Lopes, 2010; Ferreira,

Echer, & Lucena, 2014).

2. Efektivitas dan Efisiensi NMIS

Efektivitas sistem diukur pada aspek kualitas, kelengkapan, relevansi, dan fungsi

sistem pendukung keputusan dari dokumentasi. Sedangkan efisiensi SIMPRO diukur

pada efisiensi waktunya. Efisiensi waktu diperoleh dari perbedaan waktu yang

dibutuhkan untuk melakukan pendokumentasian sebelum dan sesudah penerapan

SIMPRO.

3. Diskusi

Pengembangan NMIS ini menghasilkan prototipe yang terdiri dari model sistem,

diagram alur, diagram konteks, hierarki input, proses, dan output. Sistem ini memiliki

dua dekomposisi-dokumentasi asuhan keperawatan dan fungsi manajemen

keperawatan. Sistem ini menghubungkan NANDA-I, NIC, dan NOC untuk

membantu perawat dalam melakukan proses keperawatan. Perawat menemukan

hubungan ini bermanfaat untuk memiliki dokumentasi keperawatan yang lengkap,

berkelanjutan, dan berkualitas. Perawat juga memanfaatkan fungsi sistem pendukung

keputusan yang tertanam dalam SIMPRO. Terminologi keperawatan standar (SNT)

memainkan peran penting dalam menggambarkan dan mendefinisikan asuhan

keperawatan (Rutherford, 2008). Mereka memberikan konsep dan definisi yang jelas

tentang fenomena keperawatan, dan meningkatkan asuhan keperawatan dengan

memungkinkan perawat dan penyedia perawatan lainnya untuk menggunakan

terminologi yang sama untuk menggambarkan masalah pasien, intervensi

keperawatan, dan hasil pasien dalam banyak pengaturan, baik secara nasional maupun
internasional (Toroddsen & Ehnfors, 2007). SNT dapat memberikan informasi

penting untuk pengembangan perencanaan asuhan keperawatan elektronik dalam

catatan kesehatan elektronik sebagai bagian dari asuhan keperawatan (Park, 2014).

 Kesimpulan :

SIMPRO adalah cara yang efektif dan efisien untuk meningkatkan dokumentasi

keperawatan dalam penelitian ini. Peningkatan kualitas, kelengkapan, relevansi,

keberlanjutan, dan fungsi sistem pendukung keputusan dalam memberikan asuhan

keperawatan serta dalam manajemen keperawatan. SIMPRO menunjukkan banyak manfaat

pada dokumentasi keperawatan. Perawat menjadi lebih terbantu dalam dokumentasi

keperawatan yang menyeluruh, lengkap, dan berkualitas lebih baik. Dengan demikian,

asuhan keperawatan menjadi lebih baik, berkelanjutan, serta peningkatan keselamatan

pasien. SIMPRO juga dapat membantu dalam komunikasi antara perawat dan profesional

kesehatan lainnya.

 Kelebihan dan Kekurangan :

- Kelebihan :

1. Teori dan model analisis yang digunakan tepat.

2. Bahasa yang digunakan oleh penulis mudah dipahami maksud dan tujuannya

oleh pembaca. Analisisnya sangat rinci dan mudah dipahami.

3. Penulis menyajikan hasil penelitian dalam table dan grafik sehingga lebih

mudah dipahami.

- Kekurangan :

1. Penulis kurang lengkap dalam menyimpulkan keseluruhan isi dari jurnal ini.
2. Penulis kurang detail dalam memberikan hasil yang didapat dalam melakukan

penelitiannya.

 Daftar Pustaka :

Abdrbo, A. (2007). Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan sistem informasi dan manfaat

serta kepuasannya di antara perawat terdaftar di Ohio (disertasi PhD). Case Western

Reserve University (Ilmu Kesehatan), Ohio. Diakses pada 22 Oktober 2010, dari ProQuest

Nursing & Allied Health Source (Publikasi No. AAT 3278648).

AHIMA e-HIM Workgroup tentang Konten Data EHR. (2006). Waktu standar data: Standarisasi

konten data dan peran DIA. Jurnal AHIMA, 77(1), 26–32.

Albuquerque, JG, Lira, ALBC, & Lopes, MVO (2010). Faktor prediktor diagnosa keperawatan

pada pasien yang menjalani transplantasi ginjal. Jurnal Keperawatan Brasil, 63(1), 98-103.

Alter, S. (2002). Metode sistem kerja untuk memahami penelitian sistem informasi.

Komunikasi Asosiasi Sistem Informasi, 9, 90-104.

Ammenwerth, E., Rauchegger, F., Ehlers, F., Hirsch, B., & Schaubmayr, C. (2011). Pengaruh

sistem informasi keperawatan pada kualitas pemrosesan informasi dalam keperawatan:

Sebuah studi evaluasi menggunakan instrumen HIS- monitor. Jurnal Internasional

Informatika Medis, 80, 25-38. doi:10.1016/ j.ijmednf.2010.10.010

ANA. (2008). Informatika keperawatan: Lingkup dan standar praktik. Diakses pada 10 Februari

2015, dari http://nursing.advanceweb.com/ Article/ANA- Revises-Informatics-Scope-

Standards.aspx Barker, KN, Flynn, EA, Pepper, GA,


Bates, DW, & Mikeal, RL (2002). Medication error diamati di 36 fasilitas pelayanan kesehatan.

Arsip Ilmu Penyakit Dalam, 162(16), 1897–1903.

Bjorvell, W., Ekstrand, CC, Wredlin, R., & Ekstrand, I. (2003). Prasyarat dan konsekuensi

dokumentasi keperawatan dalam catatan pasien seperti yang dirasakan oleh sekelompok

perawat terdaftar. Jurnal Keperawatan Klinis, 12, 206–214.

Blair, W., & Smith, B. (2012). Dokumentasi keperawatan: Kerangka dan hambatan. Perawat

Kontemporer: Jurnal untuk Profesi Perawat Australia, 41(2), 160–168.

Darmer, RM, Ankersen, L., Nielsen, BG, Landberger, G., Lippert, E., & Egerod, I. (2006). Audit

dokumentasi keperawatan, pengaruh penerapan VIPS di Denmark. Jurnal Keperawatan

Klinis, 15, 525-534. doi:10.1111/j.1365-2702.2006.01475.x Ferreira, SAL, Echer, IC, &

Lucena, AF (2014). Diagnosis keperawatan di antara penerima transplantasi ginjal: Bukti

dari praktik klinis. Pengetahuan Keperawatan Jurnal Internasional, 25, 49-53.

doi:10.1111/2047-3095.12011 Fuller, DC (2009). Tantangan dalam informatika

keperawatan. Jurnal RN. Diperoleh http://rnjournal.com/journal-of-nursing/challenges-in-

nursing

Geurden, B., Wouters, C., Franck, E., Weyler, J., & Ysebaert, D. (2014). Apakah dokumentasi

dalam catatan keperawatan tentang skrining gizi saat masuk ke rumah sakit mencerminkan

penggunaan pedoman praktik berbasis bukti untuk malnutrisi? Pengetahuan Keperawatan

Jurnal Internasional, 25, 43-48. doi:10.1111/2047-3095.12011

Hannah, KJ, Bola, MJ, & Edwards, MJ (2005). Pengantar keperawatan informatika (edisi ke-3).

New York: Pegas.


Hariyati, R. T. S. (2002). Sistem Informasi manajemen Keperawatan berbasis komputer, sudah

perlukah? Jurnal Keperawatan Indonesia, 6(1), 35–40. Diperoleh dari

http://journal.ui.ac.id/index.php/jkepi/article/view/ 2236

Hariyati, R. T. S., Yani, A., Eryando, T., Hasibuan, Z., & Milanti, A. (2015). Care

Documentation Using the SIMPRO Model Search terms : Author contact : International

Journal of Nursing Knowledge, 1–7.

Hariyati, RTS, Afifah, E., & Handiyani, H. (2010). Mengembangkan prototipe model discharge

planning dengan media pembelajaran CD di Indonesia. Penelitian dan Esai Ilmiah, 5(12),

1463–1469. Diperoleh dari http:// academicjournals.org/journal/

SRE/article-abstract/8C5B1D517366. Hariyati, RTS, Delimayanti, KM, & Widiatuti

(2011). Mengembangkan prototipe sistem informasi manajemen keperawatan di

Puskesmas dan Rumah Sakit Depok Indonesia. Jurnal Manajemen Bisnis Afrika,5(22),

9051–9905. doi:10.5897/AJBM11.2356

Hellese, R., & Ruland, CM (2008). Mengembangkan modul dokumentasi keperawatan yang

terintegrasi dalam rekam medis pasien elektronik. Jurnal Keperawatan Klinis,10, 799-805.

doi:10.1111/j.1365-2702.2001.00557.x

Herdman, TH (Ed.). (2012). Diagnosa keperawatan NANDA Internasional: Definisi dan

klasifikasi, 2012– 2014. Oxford, Inggris: Wiley-Blackwell.

Jefferies, D., Johnson, M., Nicholls, D., & Lad, S. (2012). Program pelatih menulis berbasis

lingkungan untuk meningkatkan kualitas dokumentasi keperawatan. Jurnal Pendidikan

Perawat Hari Ini, 32 (2012), 647–651. Diambil dari :


https://www.academia.edu/1220962/A_ward-

based_writing_coach_program_to_improve_the_quality_of_nursing_documentation

Lafond, A., & Bidang, R. (2003). Prisma: Memperkenalkan kerangka kerja analitis untuk

memahami kinerja sistem informasi kesehatan rutin. Lokakarya Internasional Kedua

RHINO, Afrika Selatan.

Awam, E. (2009). Penelitian dan model kebijakan informatika dan manajemen informasi

kesehatan. Perspektif dalam Manajemen Informasi Kesehatan, 1– 6, 19. Diperoleh dari

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2781730/

Lundberg, C., Warren, JJ, Brokel, J., Bulechek, GM, Buther, HK, Dochterman, JM, . . .

Giarrizzo-Wilson, S. (2008). Memilih terminologi standar untuk catatan kesehatan

elektronik yang mengungkapkan dampak keperawatan pada perawatan pasien. Jurnal

Informatika Keperawatan Online, 12 (2), 1–20. Diperoleh dari :

http:ojni.org/12_2/lundberg.pdf Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (1997).

Instrumen evaluasi penerapan asuhan di RS Jakarta. Jakarta: Kemenkes RI.

Montalvo, I. (2007). Database nasional indikator mutu perawat. Online Journal of Issues in

Nursing, 12, manuskrip 2. Diperoleh dari www.nursingworld.org/ Moody, LE, Slocumb,

E., Berg, B., & Jackson, D. (2004). Dokumentasi catatan kesehatan elektronik dalam

keperawatan: Persepsi, sikap, dan preferensi perawat. Komputer, Informatika,

Keperawatan, 22(6), 337–344.

Taman, H. (2014). Mengidentifikasi inti diagnosa keperawatan NANDA -I, intervensi NIC,

hasil NOC, dan hubungan NNN untuk gagal jantung. Jurnal Internasional Pengetahuan

Keperawatan, 25(1), 30-38. doi:10.1111/2047-3095.12010


Pereira, F. (2005). Relevansi informasi untuk kesinambungan asuhan keperawatan. Jurnal

Informatika Keperawatan Online, 9(3). Diperoleh dari http://ojni.org/9_3/pereira.htm

Rainio, KA, & Ohinmaa, FA (2005). Pengkajian manajemen keperawatan dan pemanfaatan

sumber daya keperawatan dengan sistem klasifikasi pasien RAFAELA. Jurnal

Keperawatan Klinis, 14, 674-684.

Ruland, C., & Ravn, IH (2003). Kegunaan dan efek pada biaya dan manajemen staf dari sistem

informasi manajemen sumber daya keperawatan. Jurnal Manajemen Keperawatan, 11, 208-

215.

Rutherford, M. (2008). Bahasa keperawatan standar: Apa artinya untuk praktik keperawatan?

Jurnal Online Masalah Keperawatan, 13(1) doi:10.3912/ OJIN.Vol13No01PPT05.

Diperoleh dari :

http://www.nursingworld.org/MainMenuCategories/ThePracticeofProfessionalNursing/

Health-IT/StandardizedNursingLanguage.html Saba, K., & McCormick, KA (2001).

Pentingnya komputer untuk perawat. Baru York: McGraw-Hill Comp.

Scherb, CA (2003). Menggambarkan efektivitas keperawatan melalui bahasa keperawatan

standar dan data klinis. Jurnal Internasional Pengetahuan Keperawatan, 14, 29. doi:

10.1111/j.1744-618X.2003.23_10.x Toroddsen, A., & Ehnfors, M. (2007). Menerapkan

kebijakan: Pre-posttest penerapan bahasa standar untuk dokumentasi keperawatan. Jurnal

Keperawatan Klinis, 16, 1826–1838.

Yu, P. (2006). Sistem dokumentasi keperawatan berbasis elektronik versus kertas: para pengasuh

menimbang. Jurnal American Geriatrics Society, 54(10), 1625–1626. doi:10.1111/j.1532-

5415.2006.00904.x
JURNAL 2

Jurnal Internasional Ilmu Peduli, Volume 11 | Edisi 2| halaman 1035, Mei-Agustus 2018

“Kesederhanaan, Kelengkapan, dan Kepuasan Proses Keperawatan Menggunakan

Sistem Informasi Manajemen Keperawatan di Puskesmas Layanan "X" Indonesia”

 Penulis :

1. Dr.Rr.Tutik Sri Hariyati, SKp.,MARS,

2. Prof. Nami Kobayashi, PhD

3. Prof. Junaiti Sahar, B.N, M.App.Sc, Ph.D

4. Dr. Tuti Nuraini, S.Kp., M.Biomed.

5. Ns. Jajang Rahmat Solihin, Sp. Kep. Kom.

 Latar Belakang : Sistem informasi keperawatan adalah kombinasi dari ilmu komputer,

ilmu informasi, dan ilmu keperawatan yang dirancang untuk membantu pengelolaan dan

proses data, informasi, dan pengetahuan keperawatan untuk mendukung praktik

keperawatan dan pemberian asuhan keperawatan (Saba & Cormick, 2001; Staggers &

Thompson , 2002). Di Indonesia, sistem informasi manajemen keperawatan di

Puskesmas masih terus berkembang (Hariyati, Mulyono & Delimayanti, 2011). Asuhan

keperawatan di Puskesmas seperti pengkajian kondisi pasien, perencanaan dan

pelaksanaan promosi kesehatan belum berjalan secara optimal. Kondisi ini disebabkan

oleh belum lengkapnya standarisasi pelayanan kesehatan di Puskesmas. Di sisi lain,

perawat dan tenaga kesehatan lainnya masih kurang pengetahuan tentang apa yang harus

didokumentasikan dan bagaimana membuat dokumentasi yang benar (Hariyati, 2004).

Sebagian besar kegiatan pendokumentasian proses keperawatan di Indonesia belum


berjalan dengan baik, sehingga petugas Puskesmas “X” membuat kebijakan bahwa

pendokumentasian proses keperawatan merupakan kewajiban bagi setiap perawat.

Berdasarkan permasalahan tersebut, diperkenalkan solusi sistem informasi keperawatan

berbasis teknologi informasi komunikasi sehingga perawat terbantu untuk membuat

dokumentasi keperawatan yang sesuai.

 Tujuan :

1. Untuk mengidentifikasi karakteristik perawat berdasarkan jenis kelamin, usia, latar

belakang pendidikan dan keterampilan pada menggunakan teknologi komputer.

2. Untuk mengidentifikasi karakteristik perawat berdasarkan pengalaman pelatihan

dokumentasi keperawatan dan pelatihan komputer.

3. Untuk mengidentifikasi perbedaan kualitas keperawatan dokumentasi sebelum dan

sesudah menggunakan sistem informasi keperawatan berbasis komputer.

4. Untuk mengidentifikasi perbedaan kepuasan sebelum dan setelah menggunakan

keperawatan berbasis komputer sistem Informasi.

 Metodologi :

- Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan Cross Sectional dengan metode

deskriptif. Pada langkah terakhir, peneliti menggunakan pre and post design

without control group untuk membandingkan kepuasan awal terhadap

dokumentasi keperawatan sebelum sistem informasi keperawatan berbasis

komputer diperkenalkan dan setelah informasi keperawatan diimplementasikan.

- Sampel penelitian adalah 23 perawat di Puskesmas “X”. Sampel dokumentasi

adalah 75 catatan kesehatan yang dipilih secara purposive sampling. Kriteria

inklusi rekam kesehatan adalah dokumen yang dikelola oleh perawat yang
dijadikan sampel dari penelitian selama periode penelitian.

- Instrumen penelitian adalah angket yang kuesionernya telah diuji validitasnya

dengan skor 0,352 sampai 0,851 dan Alpha Cronbach 0,944 skor keandalan.

- Analisis data menggunakan analisis statistik berupa t berpasangan dan korelasi

Pearson untuk data berdistribusi normal serta Uji Wilcoxon dan Korelasi

Spearman untuk data berdistribusi tidak normal.

- Pertimbangan Etis : Prinsip etika, respect to person, dalam penelitian ini

diterapkan dengan memberikan hak kepada partisipan untuk terlibat dalam

penelitian ini secara sukarela dan membubuhkan tanda tangan setelah subjek

penelitian mendapatkan gambaran yang jelas tentang tujuan, metode dan manfaat

dari penelitian ini. Subyek penelitian diperbolehkan untuk pergi kapan saja dari

keterlibatan penelitian ini. Penelitian ini juga maleficance, artinya tidak

mempengaruhi status kerja perawat dan hasilnya disimpan secara rahasia dengan

identifikasi anonim.

 Hasil : Model sistem informasi keperawatan dicobakan di Puskesmas “X” sebagai upaya

peningkatan mutu dokumentasi keperawatan dan asuhan keperawatan.

 Pembahasan : Sebelum mengkaji kepuasan perawat terkait sistem, terlebih dahulu

dilakukan proses identifikasi karakteristik perawat. Karakteristik berdasarkan jenis

kelamin, latar belakang pendidikan dan pengalaman keterampilan.

1. Sebagian besar perawat di Puskesmas “X” adalah perempuan (85,2%), semuanya

bukan sarjana, mayoritas belum mengikuti pelatihan dokumentasi (96,3%) dan

pelatihan komputer (77,8%).

2. Perawat pada rentang usia produktif (95% berusia antara 31-38 tahun), sebagian
besar memiliki pengalaman kerja yang cukup (lebih dari 10 tahun bekerja), mampu

mengoperasikan komputer 13,47 (0,498% dari total skor keterampilan) dan mampu

mengadopsi perkembangan teknologi 19,84 (55% dari total skor adaptasi).

3. Persepsi perawat terkait kepuasan terhadap kesederhanaan setelah menggunakan

sistem berbasis komputer meningkat, tetapi tidak berbeda signifikan secara statistik

(p=0,73). Persepsi puas terhadap kelengkapan proses keperawatan secara

keseluruhan, menunjukkan perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah

menggunakan komputer (p=0,019), dimana terdapat peningkatan kepuasan setelah

menggunakan komputer.

4. Diskusi : Penelitian menunjukkan setelah penggunaan sistem informasi keperawatan

berbasis komputer, kepuasan kesederhanaan meningkat. Persepsi kesederhanaan

meningkat tetapi tidak signifikan secara statistik, kondisi ini mungkin karena

adaptasi dari sistem baru yang membutuhkan waktu. Kondisi ini mungkin terkait

dengan pendidikan perawat dan sebagian besar perawat belum melakukan pelatihan

dokumentasi dan komputer. Temuan ini mirip dengan hasil penelitian sebelumnya

yang melaporkan bahwa sistem baru membutuhkan beberapa proses untuk dapat

diterima dengan baik di suatu institusi (Bloom & Huntington, 2010; Tilahun & Fritz,

2015; Whittaker, Aufdenkamp. & Tinley, 2009).

 Kesimpulan : Sistem informasi keperawatan merupakan bagian penting dalam asuhan

keperawatan. Implementasi sistem informasi keperawatan diperlukan untuk menjamin

kesinambungan asuhan dan meningkatkan efektifitas dan efisiensi pelayanan. Hasil

penelitian menunjukkan kepuasan dan persepsi perawat terhadap kelengkapan proses

keperawatan benar-benar meningkat setelah menggunakan sistem informasi keperawatan.


 Kelebihan dan Kekurangan :

- Kelebihan :

1. Model analisis yang digunakan tepat.

2. Bahasa yang digunakan oleh penulis mudah dipahami maksud dan tujuannya

oleh pembaca. Analisisnya sangat rinci dan mudah dipahami.

3. Hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabel dan grafik sehingga lebih mudah

dipahami.

- Kekurangan :

1. Menurunnya jumlah sampel sehingga tidak dapat mengikuti post evaluasi

2. Menurunnya jumlah sampel juga membuat hasil penelitian tidak dapat

digeneralisasikan pada kondisi umum di Indonesia, namun dapat dijadikan

bahan pembelajaran untuk kondisi daerah yang hampir sama dengan

Puskesmas.

3. Jumlah dokumen yang diambil tidak acak sehingga bias data pada saat

pengambilan sampel dapat terjadi.

 Daftar Pustaka :

Abdrbo, A (2007). Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan sistem informasi dan manfaat

serta kepuasannya antara Perawat terdaftar di Ohio. Ph.D. Disertasi, Case Western Reserve

University (Ilmu Kesehatan), Amerika Serikat -- Ohio.

Bloom, MV, & Huntington, MK (2010). Evaluasi fakultas, residen, dan staf klinik tentang efek

implementasi EHR. Obat keluarga. 42(8):562-6. Brender J. (2006). Evaluasi Informasi

Kesehatan Aplikasi dalam Siklus Hidup.


Dwisatyadini M., Hariyati RTS. & Afifah E. (2018). Pengaruh penerapan SIMPRO terhadap

kelengkapan dan efisiensi waktu pendokumentasian keperawatan di instalasi rawat jalan RS

Dompet Dhuafa Parung. Konferensi IOP Seri: Ilmu dan Teknik Material. 332 (2018)

012034

Hariyati RTS. & Sahar J. (2011). Persepsi asuhan keperawatan kasus kardiovaskular,

pengetahuan tentang telehealth dan telecardiology di Indonesia. International Journal of

Collaborative Research on Internal Medicine & Public Health. Jil. 4 No. 2. hal.116-128

Hariyati RTS. (2004). Sistem manajemen informasi keperawatan. Jurnal Keperawatan

Indonesia. Jil.6. No.1.

Hariyati RTS., Delimayanti KM. & Widiatuti. (2010). Mengembangkan prototipe sistem

informasi manajemen keperawatan di Puskesmas dan Rumah Sakit Depok Indonesia. Jurnal

Manajemen Bisnis Afrika. Jil. 5(22), hlm. 9051-905

Hariyati RTS., Yani A., Eryando,T., Hasibuan AZ., Milanti A.(2016). Efektivitas dan Efisiensi

Dokumentasi Asuhan Keperawatan Menggunakan Model SIMPRO. Pengetahuan Jurnal

Keperawatan Internasional. Jilid 26. (3).

Hariyati, R. T. S., Kobayashi, N., & Sahar, J. (2018). Simplicity and Completeness of Nursing

Process Satisfaction Using Nursing Management Information System at the Public Health

Service “X” Indonesia. Intertaional Journal of Caring Science, 11(2), 1034–1042.

Kuck R., Dudeck J., & Stepwise (2009). Evaluasi Sistem Informasi di Rumah Sakit Universitas.

Meth Informatic Medical.Vol: 38:9–15

Layman E. (2009). Research and Policy Model for Health Informatics and Information
Management. Perspektif dalam Manajemen Informasi Kesehatan. Jilid 1 - 6

Ruland C., & Ravn IH. (2003). Kegunaan dan pengaruhnya terhadap biaya dan manajemen staf

dari sistem informasi manajemen sumber daya keperawatan. Jurnal Manajemen

Keperawatan.Vol. 11, p.208–215

Saba K., & Cormick (2001).Essentials of computer for nurse.USA: Mc.Graw-Hill. Komp.

Scherb CA. (2003). Menjelaskan efektivitas keperawatan melalui bahasa keperawatan standar

dan data klinis. Jurnal Internasional Terminologi dan Klasifikasi Keperawatan. Vol

14, .p.29.

Sicotte C., Pare G., Bini KK., Moreaulth MP. & Laverdure G. (2010). Organisasi virtual

pencitraan medis rumah sakit: survei kepuasan pengguna. Jurnal Pencitraan Digital, Vol

23,No.6 p 689-700

Staggers N. & Thompson CB. (2002). Evolusi definisi untuk informatika keperawatan: Sebuah

analisis kritis dan definisi yang direvisi. Jurnal Asosiasi Informatika Medis Amerika, Vol.9

(3):255-261.

Tan MY., Flores JVPG., & Tay ML. (2010). Kegunaan sistem entri pesanan klinis di Singapura

merupakan penilaian kepuasan pengguna akhir. Medinfo .. IOS Press.p.1202-1207

Tilahun, B., & Fritz, F. (2015). Evaluasi komprehensif penggunaan sistem rekam medis

elektronik dan kepuasan pengguna di lima rumah sakit dengan sumber daya rendah di

ethiopia. Informatika Medis JMIR. 3(2), e22.

Waneka R. & Spetz J. (2010). Dampak sistem teknologi informasi rumah sakit pada perawat dan

asuhan keperawatan. Jurnal Administrasi Keperawatan. Vol.40(12), 509-514.


Whittaker A., Aufdenkamp M., & Tinley S. (2009).Hambatan dan fasilitator untuk dokumentasi

elektronik di rumah sakit pedesaan. Jurnal Beasiswa Keperawatan : Publikasi Resmi Sigma

Theta Tau International Honor Society of Nursing Sigma Theta

Tau./https://doi.org/10.1111/j.1547-5069.2009.01278.x

Yu P. (2006). Sistem dokumentasi keperawatan elektronik versus berbasis kertas: pengasuh

menimbang. Masyarakat Geriatri Amerika, Vol. 54(10). 1625-1626.

Anda mungkin juga menyukai