Anda di halaman 1dari 10

JURNAL 1 : JURNAL INTERNASIONAL

Jurnal Keperawatan Indonesia, Volume 17, No.2, Juli 2014, hal 65-73
pISSN 1410-4490, eISSN 2354-9203

SELF EFFICACY PERAWAT DALAM PENGGUNAAN SISTEM


INFORMASI KEPERAWATAN DI RSIA BUNDA JAKARTA:
STUDI FENOMENOLOGI

Dewi Sartika1*, Rr. Tutik Sri Hariyati2, Enie Novieastasri2

1. Program Studi Magister, Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia
2. Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia
*
E-mail: tike_2710@yahoo.com

Abstrak

Self efficacy perawat penting dalam penggunaan sistem informasi keperawatan karena dapat menentukan keberhasilan
penggunaan, meningkatkan kualitas dokumentasi keperawatan dan kualitas pelayanan keperawatan. Penelitian
fenomenologi ini bertujuan untuk mengeksplorasi self efficacy perawat dalam penggunaan sistem informasi
keperawatan (SIMPRO) di RSIA Bunda Jakarta. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam kepada
sepuluh perawat dan dianalisis dengan metode Colaizzi. Hasil penelitian ditemukan beberapa tema yaitu respon
menggunakan SIMPRO, keuntungan menggunakan SIMPRO, kepercayaan diri menggunakan SIMPRO, upaya-upaya
untuk mampu menggunakan SIMPRO, kendala dalam menggunakan SIMPRO, faktor-faktor yang meningkatkan
kepercayaan diri menggunakan SIMPRO, dan harapan dalam menggunakan SIMPRO. Hal baru yang ditemukan pada
penelitian ini yaitu waktu munculnya kepercayaan diri menggunakan SIMPRO, bentuk kendala dari rekan kerja, hal-hal
yang dilakukan dalam menghadapi kendala serta harapan tentang reward dapat meningkatkan self efficacy perawat
dalam menggunakan SIMPRO. Direkomendasikan kepada perawat untuk meningkatkan self efficacy melalui mempelajari
SIMPRO, dan mengikuti pelatihan tentang SIMPRO serta melanjutkan pendidikan agar dapat mengoptimalkan peran
dan fungsi-fungsi manajemen untuk meningkatkan self efficacy perawat dalam menggunakan SIMPRO.

Kata kunci: fungsi-fungsi manajemen, pengalaman perawat, perawat, self efficacy, sistem informasi keperawatan

Abstract

Nurse’s Self Efficacy in using Nursing Information Systems in RSIA Jakarta: A Phenomenological Study. Nurse’s
self efficacy was an important aspect for nursing information system as it can determine the success of its use, improve
the quality of nursing documentation and the quality of nursing services. A phenomenology study was carried out to
explore the nurse’s self efficacy in utilizing nursing information system (SIMPRO) in Bunda Mother and Child Hospital
Jakarta. The method of data collection was indepth interview in ten nurses and data was analyzed by Colaizii’s method.
The study found several themes that use SIMPRO responses, the advantages of using SIMPRO, self efficacy in using
SIMPRO, efforts to use SIMPRO, barriers in using SIMPRO, factors that increase self efficacy and expectations in
using SIMPRO. The newly found in this study were the emergence of self efficacy in using SIMPRO, the shape
constraints of co workers, things were done in the face of barriers and expectations about the rewards can increase self
efficacy in using SIMPRO. Recommended for nurses to enhance self efficacy by learning SIMPRO, often using
SIMPRO, training and continues the education, and the managers in order to optimize the role and management
functions to enhance self efficacy in using SIMPRO nurses.

Keywords: management functions, nurses, nurse’s experience, nursing information system, self efficacy

Pendahuluan dan mengkomunikasikan data, informasi, dan


pengetahuan dalam praktik keperawatan (Potter
Sistem informasi keperawatan menurut American & Perry, 2010). Penggunaan sistem informasi
Nurses Association (2001) adalah area khusus keperawatan sebagai teknologi baru tentunya
yang mengintegrasikan ilmu keperawatan, ilmu menuntut peran perawat aktif sebagai instrumen
komputer, dan ilmu informasi untuk mengatur utama dari organisasi pelayanan kesehatan (Lee,
Jurnal 2 :
Jurnal 3 :
REVIEW JURNAL INTERNASIONAL
( riview jurnal ke3 )

Judul : The Effectiveness and Efficiency of Nursing Care Documentation Using the SIMPRO
Model ( Efektivitas dan Efisiensi Dokumentasi Perawatan Perawat enggunakan Model SIMPRO)

Jurnal : Jurnal Internasional Pengetahuan Keperawatan

Volume dan Halaman : 27 Halaman 136-142 2015

Tahun : 2015

Penulis : Tutik Sri Haryaty, Yani Achir, Tris Eryando, Zinal Hasibuan, dan Ariesta Milanti

Reviewer : Putri Oktavia

Tanggal : 10 Desember 2021

Abstrak : Jurnal dengan judul The Effectiveness and Efficiency of Nursing Care Documentation
Using the SIMPRO Model ini berisi tentang pendokumentasian asuhan keperawatan yang lebih
efektif dan efisen sehingga tidak memakan waktu keja pasien dengan menggunakan system
SIMPRO Abstar ditulis dalam dua bahasa. Bahasi inggris dan bahasa Indonesia. Secara
keseluruhan isi dari abstrak atau bagian pendahuluan ini langsung menuju ke topic bahasan yang
dibahas dalam jurnal ini, yang menurut saya pembaca menjadi mudah memahami jurnal ini.

Pengantar : Didalam Paragraf pertama, penulis menegaskan bahwa Dokumentasi keperawatan


adalah bagian integral dari proses keperawatan. Dokumentasi asuhan keperawatan penting untuk
kesinambungan asuhan, komunikasi antara perawat dan profesional lainnya, serta aspek hukum
asuhan (Ammenwerth, Rauchegger, Ehlers, Hirsch, & Schaubmayr. 2011: Jefferies. Johnson,
Nicholls, & Lad. 2012). Dokumentasi penting untuk memberikan asuhan keperawatan yang
berkualitas dan aman bagi pasien (Geurden, Wouters, Franck, Weyler. & Ysebaert, 2014). Selain
itu, dokumentasi keperawatan juga berfungsi sebagai indikator kualitas layanan, bukti tanggung
jawab dan akuntabilitas perawat, dan database untuk tujuan penelitian atau pembuatan kebijakan
berbasis bukti.

Dokumentasi keperawatan membutuhkan kelengkapan, relevansi, dan keakuratan data


(Blair & Smith, 2012; Hariyati, 2004). Sejumlah strategi dikembangkan untuk membantu
perawat dalam dokumentasi. Beberapa di antaranya adalah pembuatan narasi, pendekatan
berorientasi masalah, jalur klinis, dan catatan fokus. Namun, banyak faktor yang masih
menghambat perawat untuk memiliki dokumentasi yang lengkap, akurat, dan bijaksana secara
hukum. Beberapa masalah adalah kurangnya waktu untuk dokumentasi keperawatan, kurangnya
penilaian menyeluruh, dan kurangnya evaluasi selama proses keperawatan (Hariyati. 2004).
Dokumentasi yang buruk dapat berdampak negatif pada perawatan pasien langsung,
akuntabilitasprofesional, serta organisasi.

Dalam beberapa tahun terakhir, teknologi informasi telah dikembangkan untuk


membantu perawat dalam dokumentasi keperawatan harian mereka (Hannah. Ball. & Edwards,
2005). Dokumentasi keperawatan berbasis komputer adalah bagian dari sistem informasi
manajemen keperawatan (NMIS). NMIS adalah. kombinasi dari ilmu komputer, ilmu informasi,
dan ilmu keperawatan untuk mengelola dan mengkomunikasikan informasi serta pengetahuan
dalam praktik keperawatan (ANA, 2008: Saba & McCormick, 2001). Perawat harus menguasai
komputer dan memahami prinsip-prinsip ilmu informasi, seperti validitas informasi, serta proses
keperawatan untuk dapat menggunakan NMIS.

NMIS menunjukkan banyak manfaat bagi perawat, rumah sakit, dan pasien sebagai
penerima perawatan. Ini unggul dalam hal efisiensi, efektivitas biaya, keterbacaan, dan
kelengkapan dokumen, dibandingkan dengan dokumentasi berbasis kertas. Ini juga berfungsi
sebagai alat komunikasi antara tim layanan kesehatan, serta sumber untuk tujuan pendidikan dan
penelitian (Fuller, 2009). Basis data yang terorganisir pada NMIS dapat membantu manajemen
rumah sakit dalam proses perencanaan dan pengambilan keputusan. Untuk perawat, sistem
informasi dapat membantu mereka selama proses keperawatan dalam melakukan penilaian,
merencanakan diagnosis keperawatan dan rencana perawatan, dan mengevaluasi hasil. Perawat
menemukan NMIS membantu dalam menghemat waktu untuk: mendokumentasikan dan
melaporkan, dan kepuasan pasien juga ditemukan meningkat (Moody, Slocumb, Berg, &
Jackson, 2004). Oleh karena itu, sistem ini dapat meningkatkan kualitas dan kontinuitas layanan
keperawatan (Abdrbo, 2007; Herdman, 2012).

Di Indonesia, dokumentasi keperawatan masih jauh dari ideal. Sebagian besar


dokumentasi keperawatan berbasis kertas. Dokumentasi berbasis kertas memiliki banyak
kelemahan karena dapat hilang dan tergelincir, yang berpotensi membahayakan perawat. Selain
itu, dokumentasi keperawatan berbasis kertas mungkin memiliki beberapa masalah dengan
kualitas dan kurangnya ketepatan waktu, yang dapat mengurangi efektivitasnya (Barker, Flynn,
Pepper, Bates, & Mikeal, 2002).

Sebagian besar perawat di Indonesia masih kurang kesadaran tentang akuntabilitas


profesional dan aspek hukum dokumentasi keperawatan. Banyak perawat mengeluh tentang
memiliki banyak formulir yang harus diselesaikan sementara tidak memiliki cukup waktu untuk
melakukannya pada pekerjaan sehari-hari mereka yang sibuk (Hariyati, 2004). Masalah lainnya
adalah kurangnya standar asuhan keperawatan yang sering ditemukan perawat sulit untuk
membuat diagnosis keperawatan dan rencana asuhan keperawatan (Hariyati, Delimayanti, &
Widiatuti, 2011

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan dan menguji prototipe NMIS
menggunakan NANDA-I, Klasifikasi Intervensi Keperawatan (NIC), dan Klasifikasi Hasil
Keperawatan (NOC). Kami menamai dan memberi hak cipta sistem ini "SIMPRO," yang
merupakan kepanjangan dari NMIS profesional dalam bahasa Indonesia. Bahasa keperawatan
terstandarisasi digunakan untuk mendukung perawat dalam menetapkan diagnosis keperawatan,
intervensi, dan klasifikasi hasil.

Pembahasan : Pada bagian pembahasan penulis membagi sub pokok bahasan menjadi beberapa
bagian yaitu :

Metode: Penelitian ini dibagi menjadi dua bagian, di mana kami menggunakan dua desain yang
berbeda desain inkremental dan quasi eksperimental. Dua ratus lima puluh lima sampel
dokumentasi keperawatan dinilai secara acak dengan pengelompokan berbantuan komputer dari
1.040 catatan keperawatan pasien yang pulang. Data dianalisis menggunakan uji Wilcoxon untuk
membandingkan setiap elemen evaluasi sebelum dan sesudah implementasi sistem.

Hasil:

1. Pengembangan Sistem

Model prototipe dikembangkan berdasarkan evaluasi NMIS yang kami buat pada
penelitian sebelumnya (Hariyati et al., 2011). Versi lama dari database NMIS terdiri dari
asesmen keperawatan, diagnosis keperawatan, intervensi, implementasi, dan evaluasi. Namun,
keterbatasan sistem sebelumnya yang kami buat adalah kurangnya keterkaitan antara unsur-unsur
proses keperawatan. Dengan demikian, dalam penelitian ini, kami menekankan hubungan
NANDA-I, NIC, dan NOC (Hariyati et al., 2011). Penggunaan terminologi standar, seperti
NANDA-I, memfasilitasi perekaman data, yang memainkan peran penting dalam perawatan
pasien dan dalam komunikasi antara perawat dan antara perawat dan penyedia lainnya,
meningkatkan kualitas perawatan, dan meningkatkan keselamatan pasien (Albuquerque, Lira, &
Lopes,2010; Ferreira, Echer, & Lucena, 2014).

2. Efektivitas dan Efektivitas NMIS

Efektivitas sistem diukur pada aspek kualitas, kelengkapan,relevansi, dan fungsi sistem
pendukung keputusan dari dokumentasi. Dari pemaparan diatas dapat di simpulkan bahwa hasil
yang di peroleh dari penelitian adalah SIMPRO meningkatkan kualitas dokumentasi (p0001) dan
efisiensi waktu (p= .0001).

Diskusi
Pengembangan NMIS ini menghasilkan prototipe yang terdiri dari model sistem, diagram alur,
diagram konteks, dan hierarki input, proses, dan output. Sistem ini memiliki dua dekomposisi-
dokumentasi asuhan keperawatan dan fungsi manajemen keperawatan. Sistem ini
menghubungkan NANDA-I, NIC, dan NOC untuk membantu perawat dalam melakukan proses
keperawatan. Perawat menemukan hubungan ini bermanfaat untuk memiliki dokumentasi
keperawatan yang lengkap, berkelanjutan, dan berkualitas. Perawat juga memanfaatkan fungsi
sistem pendukung keputusan yang tertanam dalam SIMPRO. Terminologi keperawatan standar
(SNT) memainkan peran penting dalam menggambarkan dan mendefinisikan asuhan
keperawatan (Rutherford, 2008). Mereka memberikan konsep dan definisi yang jelas tentang
fenomena keperawatan, dan meningkatkan asuhan keperawatan dengan memungkinkan perawat
dan penyedia perawatan lainnya untuk menggunakan terminologi yang sama untuk
menggambarkan masalah pasien, intervensi keperawatan, dan hasil pasien dalam banyak
pengaturan, baik secara nasional maupun internasional (Toroddsen & Ehnfors, 2007). SNT dapat
memberikan informasi penting untuk pengembangan perencanaan asuhan keperawatan
elektronik dalam catatan kesehatan elektronik sebagai bagian dari asuhan keperawatan (Park,
2014).

Sistem informasi yang baik berkontribusi pada kelangsungan. perawatan (Pereira, 2005). Sistem
informasi keperawatan harus dapat menggambarkan kemajuan pasien, untuk merekam.

Kesimpulan : Setelah membaca dan mengamati jurnal ini dapat disimpulkan bahwa. SIMPRO
adalah cara yang efektif dan efisien untuk meningkatkan dokumentasi keperawatan dalam
penelitian ini. Ini meningkatkan kualitas, kelengkapan, relevansi dan keberlanjutan, dan fungsi
sistem pendukung keputusan dalam memberikan asuhan keperawatan serta dalam manajemen
keperawatan. SIMPRO menunjukkan banyak manfaat pada dokumentasi keperawatan. Ini
mungkin membantu perawat dalam memiliki dokumentasi keperawatan yang menyeluruh.
lengkap, dan berkualitas lebih baik. Dengan demikian, itu mungkin dikaitkan dengan asuhan
keperawatan yang lebih baik dan berkelanjutan, serta peningkatan keselamatan pasien. SIMPRO
juga dapat membantu komunikasi dalam perawat dan antara profesional. kesehatan lainnya.

Kelebihan :
1. Teori dan model analisis yang diguakan tepat

2. Bahasa yang digunakan oleh penulis mudah dipahami maksud dan tujuannya oleh pembaca.
Analisisnya sangat rinci dan mudah dipahami

3. Penulis menyajikan hasil penelitian dalam table dan grafik sehingga lebih mudah dipahami

Kekurangan :

1. Penulis kurang lengkap dalam menyimpulkan keseluruhan isi dari jurnal ini.
2. penulis kurang detail dalam memberikan hasil yang didapat dalam melakukan penelitiannya.

A. Kesimpulan

Setelah membaca dan mengamati jurnal ini dapat disimpulkan bahwa SIMPRO
adalah cara yang efektif dan efisien untuk meningkatkan dokumentasi keperawatan dalam
penelitian ini. Ini meningkatkan kualitas, kelengkapan, relevansi dan keberlanjutan, dan
fungsi sistem pendukung keputusan dalam memberikan asuhan keperawatan serta dalam
manajemen keperawatan. SIMPRO menunjukkan banyak manfaat pada dokumentasi
keperawatan. Ini mungkin membantu perawat dalam memiliki dokumentasi keperawatan
yang menyeluruh, lengkap, dan berkualitas lebih baik. Dengan demikian, itu mungkin
dikaitkan dengan asuhan keperawatan yang lebih baik dan berkelanjutan, serta
peningkatan keselamatan pasien. SIMPRO juga dapat membantu komunikasi dalam
perawat dan antara profesional kesehatan lainnya.

B. Saran

Segala sesuatu yang diciptakan manusia pastilah memiliki kelebihan dan kekurangan.
Tanggung jawab kita sebagai pengguna adalah untuk mempergunakan dengan baik dan bijak
segala sesuatu yang kita peroleh..

Penggunaan SIMPRO untuk pendokumentasian keperawatan sebaiknya di pakai dengan


baik dan benar dengan berpanduan pada kode etik dan tugas seorang perawat sehingga
kedepannya tidak terjadi kesalahan yang tidak di harapkan.

Anda mungkin juga menyukai