OLEH :
Hera Wahyuni 89190006
Mia Amelia 89190010
Astika Makatita 89190001
Sita Havita Yunita 89190015
Mochammad Fajar Azimat 89190019
Hildegardis Orlin SP 89190011
Panji Agung Nugraha 89190001
Risti Yunus 89190025
Lesa Sriyani 89190028
Rismawati Samadi 89190003
Putri Rahayu R. Achmad 89190027
Rini Gustini 89190029
Stesia Lobiua 89190005
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan pengetahuan dan teknologi membuat orang berpikir lebih
kritis, termasuk dalam penggunaan layanan kesehatan, oleh karena itu Perawatt
sebagai salah satu petugas kesehatan diwajibkan untuk melakukan dokumentasi
yang baik tentang asuhan keperawatan agar ketika ada masalah yang muncul
antara pasien dan perawat, dokumentasi dapat digunakan sebagai bukti otentik
yang dapat melindungi perawat dan pasien. Menulis dokumentasi yang akurat dan
lengkap memudahkan perawat untuk mengidentifikasi masalah sehingga mereka
dapat memberikan intervensi yang sesuai dengan masalah yang dihadapi oleh
pasien dan secara tidak langsung akan meningkatkan mutu layanan perawatan.
Menurut Depkes RI, salah satu indikator mutu dokumentasi asuhan keperawatan
dapat dilihat dari kelengkapan dokumentasi keperawatan yang dilakukan oleh
perawat. Menulis dokumentasi keperawatan yang tidak lengkap dan tidak akurat
dapat mengurangi mutu layanan keperawatan. Menulis dokumentasi keperawatan
yang tidak sesuai dengan standar akan menyebabkan kesalahan diagnosis dan
pelaksanaan tindakan yang tidak tepat (Nursalam, 2011). Ketidaklengkapan
dokumen dan ketidakpatuhan dengan standar yang ditentukan akan membuat sulit
untuk membuktikan bahwa tindakan keperawatan telah dilakukan dengan benar
(Hidayat, 2004).
Perawat dalam mengatasi masalah di atas memerlukan pedoman
dokumentasi atau sistem informasi yang dapat mengakomodasi data yang
dibutuhkan secara sistematis dan efisien, salah satunya adalah pedoman
pendokumentasian diagnosa dan intervensi berbasis android yang berisi data
diagnosa dan intervensi keperawatan yang merujuk pada sepuluh kasus besar
penyakit di Rumah Sakit SM, dan berdasar NANDA (North American Nursing
Diagnosis Association), Depkes RI, SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan
Indonesia), Q-DIO (Quality of Nursing Diagnosis Intervention and Outcomes)
dan NIC (Nursing Intervention Classification), serta NOC (Nursing Outcome
Classification). Penerapan pedoman dokumentasi berbasis android merupakan
upaya untuk meningkatkan mutu dan kelengkapan dokumentasi asuhan
keperawatan, terutama dokumentasi diagnosa dan intervensi keperawatan.
Aplikasi ini diharapkan dapat digunakan sebagai panduan oleh perawat dalam
mendokumentasikan asuhan keperawatan sehingga dapat menghemat waktu, lebih
praktis dan mudah diterapkan dan dapat membantu dokumentasi kearah standar.
Aplikasi ini meningkatkan akurasi dan efisiensi penulisan dokumentasi
keperawatan, memfasilitasi komunikasi antara perawat ketika merawat pasien,
dan mencegah kesalahan pengobatan (Efendi, 2017).
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit adalah sebuah sistem computer
yang memproses dan mengintegrasikan seluruh alur proses bisnis layanan
kesehatan dalam bentuk jaringan koordinasi, pelaporan dan prosedur administrasi
untuk memperoleh informasi secara cepat, tepat dan akurat. Saat ini Sistem
Informasi Manajemen (SIM) berbasis komputer rumah sakit (SIMRS) merupakan
sarana pendukung yang sangat penting, bahkan bisa dikatakan mutlak untuk
mendukung pengelolaan operasional rumah sakit (Ammenwerth, at al, 2011).
Sistem informasi keperawatan adalah kombinasi dari ilmu komputer, ilmu
informasi, dan ilmu keperawatan yang dirancang untuk membantu manajemen
dan proses data keperawatan, informasi, dan pengetahuan untuk mendukung
praktik keperawatan dan pemberian perawatan (Hariyati, Kobayashi, & Sahar,
2018). Sistem informasi yang tepat akan meningkatkan kontinuitas asuhan dan
kualitas asuhan keperawatan (Hariyati et al., 2018). Nursing Management
Information Systems efektif dalam menghemat waktu dan berguna dalam asuhan
keperawatan (Choi, Yang, & Lee, 2014).
B. Tujuan
Untuk mengidentifikasi software yang efektif dan efesien yang sesuai dengan
ruang rawat inap dewasa RS S.
BAB II
TINJAUAN TEORI
a) Standarisasi, terdapat pelaporan data klinik yang standar yang mudah dan
cepat diketahui
b) Kualitas, meningkatkan kualitas informasi klinik dan sekaligus meningkatkan
waktu perawat berfokus pada pemberian asuhan
c) Accessibility & legibility, mudah membaca dan mendapat informasi klinik
tentang semua pasien dan suatu lokasi
BAB III
ANALISIS JURNAL
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran