Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Keperawatan Indonesia, Volume 17, No.

2, Juli 2014, hal 65-73


pISSN 1410-4490, eISSN 2354-9203

SELF EFFICACY PERAWAT DALAM PENGGUNAAN SISTEM


INFORMASI KEPERAWATAN DI RSIA BUNDA JAKARTA:
STUDI FENOMENOLOGI

Dewi Sartika1*, Rr. Tutik Sri Hariyati2, Enie Novieastasri2

1. Program Studi Magister, Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia
2. Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia
*
E-mail: tike_2710@yahoo.com

Abstrak

Self efficacy perawat penting dalam penggunaan sistem informasi keperawatan karena dapat menentukan keberhasilan
penggunaan, meningkatkan kualitas dokumentasi keperawatan dan kualitas pelayanan keperawatan. Penelitian
fenomenologi ini bertujuan untuk mengeksplorasi self efficacy perawat dalam penggunaan sistem informasi
keperawatan (SIMPRO) di RSIA Bunda Jakarta. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam kepada
sepuluh perawat dan dianalisis dengan metode Colaizzi. Hasil penelitian ditemukan beberapa tema yaitu respon
menggunakan SIMPRO, keuntungan menggunakan SIMPRO, kepercayaan diri menggunakan SIMPRO, upaya-upaya
untuk mampu menggunakan SIMPRO, kendala dalam menggunakan SIMPRO, faktor-faktor yang meningkatkan
kepercayaan diri menggunakan SIMPRO, dan harapan dalam menggunakan SIMPRO. Hal baru yang ditemukan pada
penelitian ini yaitu waktu munculnya kepercayaan diri menggunakan SIMPRO, bentuk kendala dari rekan kerja, hal-hal
yang dilakukan dalam menghadapi kendala serta harapan tentang reward dapat meningkatkan self efficacy perawat
dalam menggunakan SIMPRO. Direkomendasikan kepada perawat untuk meningkatkan self efficacy melalui mempelajari
SIMPRO, dan mengikuti pelatihan tentang SIMPRO serta melanjutkan pendidikan agar dapat mengoptimalkan peran
dan fungsi-fungsi manajemen untuk meningkatkan self efficacy perawat dalam menggunakan SIMPRO.

Kata kunci: fungsi-fungsi manajemen, pengalaman perawat, perawat, self efficacy, sistem informasi keperawatan

Abstract

Nurse’s Self Efficacy in using Nursing Information Systems in RSIA Jakarta: A Phenomenological Study. Nurse’s
self efficacy was an important aspect for nursing information system as it can determine the success of its use, improve
the quality of nursing documentation and the quality of nursing services. A phenomenology study was carried out to
explore the nurse’s self efficacy in utilizing nursing information system (SIMPRO) in Bunda Mother and Child Hospital
Jakarta. The method of data collection was indepth interview in ten nurses and data was analyzed by Colaizii’s method.
The study found several themes that use SIMPRO responses, the advantages of using SIMPRO, self efficacy in using
SIMPRO, efforts to use SIMPRO, barriers in using SIMPRO, factors that increase self efficacy and expectations in
using SIMPRO. The newly found in this study were the emergence of self efficacy in using SIMPRO, the shape
constraints of co workers, things were done in the face of barriers and expectations about the rewards can increase self
efficacy in using SIMPRO. Recommended for nurses to enhance self efficacy by learning SIMPRO, often using
SIMPRO, training and continues the education, and the managers in order to optimize the role and management
functions to enhance self efficacy in using SIMPRO nurses.

Keywords: management functions, nurses, nurse’s experience, nursing information system, self efficacy

Pendahuluan dan mengkomunikasikan data, informasi, dan


pengetahuan dalam praktik keperawatan (Potter
Sistem informasi keperawatan menurut American & Perry, 2010). Penggunaan sistem informasi
Nurses Association (2001) adalah area khusus keperawatan sebagai teknologi baru tentunya
yang mengintegrasikan ilmu keperawatan, ilmu menuntut peran perawat aktif sebagai instrumen
komputer, dan ilmu informasi untuk mengatur utama dari organisasi pelayanan kesehatan (Lee,
66 Jurnal Keperawatan Indonesia, Vol. 17, No. 2, Juli 2014, hal 65-73

2006). Ragneskog dan Gerdnert (2006) menjelas- untuk memiliki self efficacy yang tinggi dalam
kan bahwa penting bagi perawat untuk percaya menggunakan SIMPRO. Di Indonesia belum
diri dalam menggunakan teknologi informasi. banyak informasi yang diperoleh tentang self
Beberapa perawat tidak memiliki pengalaman efficacy perawat dalam menggunakan SIMPRO.
dalam menggunakan komputer karena komputer Pendekatan fenomenologi dalam riset digunakan
tidak termasuk dalam kurikulum keperawatan. untuk mendapatkan pengalaman self efficacy
Hal ini didukung oleh hasil penelitian Zeigler perawat dalam dalam penggunaan SIMPRO di
(2011) yang menyatakan bahwa sebagian besar RSIA Bunda Jakarta.
self efficacy perawat mendukung perawat meng-
gunakan komputer dalam melakukan praktik Metode
keperawatan.
Rancangan penelitian ini menggunakan metode
Teori kognitif sosial (Social cognitive theory) kualitatif dengan pendekatan fenomenologi
oleh Bandura menyatakan bahwa self efficacy deskriptif. Sepuluh orang partisipan dalam
adalah keyakinan dan kepercayaan diri individu penelitian yang diseleksi dengan teknik purposive
untuk mampu mengkoordinasi dan melakukan sampling. Penelitian dilaksanakan di RSIA
sesuatu yang dibutuhkan dalam suatu tindakan Bunda Jakarta. Wawancara mendalam dilaksana-
atau pekerjaan terhadap peristiwa dan lingkungan kan untuk mengeksplorasi secara mendalam
mereka sendiri (Feist & Feist, 2008; Pajares & mengenai self efficacy dalam menggunakan
Urdan, 2006). Self efficacy menentukan seberapa SIMPRO. Alat bantu yang digunakan selama
besar usaha yang akan dicurahkan dan seberapa pengumpulan data adalah voice recorder atau
lama individu akan tetap bertahan dalam meng- camcorder, dan field note. Analisis data pada
hadapi hambatan atau pengalaman yang tidak penelitian ini menggunakan analisis tematis
menyenangkan. Individu dengan self efficacy dengan metoda Colaizzi.
yang rendah, akan diliputi oleh perasaan ke-
ragu-raguan terhadap kemampuannya. Jika Hasil
individu tersebut dihadapkan pada kesulitan,
maka akan memperlambat dan melonggarkan Berdasarkan hasil deskripsi partisipan melalui
upayanya, bahkan dapat menyerah (Pajares, wawancara mendalam, teridentifikasi tujuh tema
2002). yang selanjutnya akan dijelaskan tentang tema
yang teridentifikasi berdasarkan tujuan khusus
RSIA Bunda Jakarta baru adalah rumah sakit yang diharapkan.
yang baru mengembangkan sistem informasi
keperawatan yaitu sejak Februari 2011. Sistem Respon pertama menggunakan SIMPRO.
informasi keperawatan ini dinamakan dengan Respon pertama menggunakan SIMPRO yang
SIMPRO. Hasil wawancara dilakukan kepada diungkapkan partisipan terdiri atas kerepotan,
beberapa pengguna SIMPRO menyatakan bahwa susah, dan malas. Sedangkan perasaan setelah
mereka sudah bisa dan percaya diri menggunakan menggunakan SIMPRO terdiri atas bangga,
SIMPRO, namun adanya gangguan-gangguan senang dan biasa saja. Tiga orang partisipan
teknis pada sistem menimbulkan rasa kecewa mengungkapkan bahwa mereka merasa kerepotan
dan malas untuk menggunakan SIMPRO. Hal- ketika pertama kali menggunakan SIMPRO.
hal yang dialami perawat tersebut tentunya dapat Kerepotan yang dirasakan, seperti diungkapkan
berdampak pada keberhasilan penggunaan, kepu- oleh salah satu partisipan sebagai berikut:
asan dan kinerja perawat, serta kualitas pelayanan “… kok kayanya ribet banget, gitu…,
keperawatan yang diberikan. Perawat harus ribetnya karena di awal itu kita double ya,
mempunyai keyakinan dan kepercayaan diri nulis dan komputer..” (P1)
dalam menghadapi hambatan atau pengalaman
yang tidak menyenangkan dalam menggunakan Perasaan setelah menggunakan SIMPRO terdiri
SIMPRO, dengan kata lain perawat penting atas perasaan bangga, senang dan biasa saja.
Sartika, et al., Self Efficacy Perawat dalam Penggunaan Sistem Informasi 67

Perasaan bangga seperti diungkapkan oleh salah percaya diri menggunakan SIMPRO, merasa
satu partisipan sebagai berikut: mampu menggunakan SIMPRO, dan mengusai
“…dengan adanya sistem computerized ini item SIMPRO. Enam orang partisipan mengung-
merasa bangga… ternyata perawat bisa kapkan bahwa mereka terbiasa menggunakan
maju, jadi ga tuli terhadap teknologi..” (P1) SIMPRO. Ungkapan mereka yaitu sebagai berikut:
“…udah yakin menggunakannya, karena
Keuntungan menggunakan SIMPRO. Keun- terbiasa kali ya kak, udah terbiasa
tungan terkait dokumen yang diungkapkan oleh menggunakan SIMPRO..” (P3)
partisipan yaitu pendokumentasian lebih praktis.
Keuntungan SIMPRO lebih praktis diungkapkan Enam orang partisipan merasa yakin dan percaya
oleh enam orang partisipan sebagai berikut: diri dalam menggunakan SIMPRO. Ungkapan
“…makai SIMPRO itu praktis ya mbak, partisipan tersebut adalah sebagai berikut:
praktisnya ya kita tinggal buka komputer, “…saya yakin bisa sih menggunakannya
buka status pasiennya, jadi ga usah-usah SIMPRO itu...” (P3)
nulis lagi, itu enak, praktis..” (P3)
Selanjutnya tiga orang partisipan mengungkapkan
Pendokumentasian menjadi lebih mudah diung- bahwa mereka merasa mampu dalam menggu-
kapkan oleh enam orang partisipan sebagai nakan SIMPRO. Ungkapan partisipan tersebut
berikut: sebagai berikut:
“…untuk mendiagnosa masalah jadi lebih “…saya merasa mampulah, ya masa
easy, jadi lebih gampang..” (P4) begini aja istilahnya ga mampu, ini kan
cuma memindahkan dari kita menulis
Tiga orang partisipan mengungkapkan keun- diganti dengan mengklik..” (P1)
tungan SIMPRO yaitu isi dokumentasi lebih
lengkap. Ungkapan partisipan adalah sebagai Lima orang partisipan juga menyatakan bahwa
berikut: mereka menguasai item-item yang ada dalam
“…SIMPRO lebih detail, maksudnya lebih SIMPRO.
lengkap diagnosa-diagnosanya, lebih rinci
lagi rencana-rencana tindakannya..” (P2) Waktu munculnya kepercayaan diri menggunakan
SIMPRO yang diungkapkan oleh partisipan
Keuntungan SIMPRO dari segi waktu yaitu dalam bervariasi yaitu seminggu setelah simulasi, 4-5
penggunaan waktu lebih singkat diungkapkan bulan setelah pendampingan, sehari setelah
oleh lima orang partisipan yaitu sebagai berikut: simulasi, 6 bulan setelah simulasi, 2-3 bulan
“…yaa… semakin seneng menggunakan setelah pendampingan, sebulan setelah bekerja,
SIMPRO, karena lebih efisien, lebih… 3-4 bulan setelah simulasi, sejak paperless, dan
kerja kita jadi lebih cepat..” (P5) sebulan setelah simulasi.

Lebih banyak waktu interaksi dengan pasien Upaya yang dilakukan untuk mampu meng-
diungkapkan oleh tiga orang partisipan. Ungkapan gunakan SIMPRO. Upaya dalam menggunakan
partisipan adalah sebagai berikut: SIMPRO dalam bentuk mempelajari SIMPRO
“…ternyata banyak gunanya juga, karena terdiri atas bertanya kepada tim SIMPRO,
itu kan ga ngabisin waktu, trus kita bisa bertanya kepada penanggung jawab SIMPRO
tau perkembangan pasien dibanding nulis di ruangan, belajar sendiri dan belajar bersama
itu...” (P7) dengan teman. Bertanya kepada tim SIMPRO
diungkapkan oleh tiga orang partisipan. Ungkapan
Kepercayaan diri dalam menggunakan partisipan tersebut salah satunya adalah sebagai
SIMPRO. Perilaku kepercayaan diri yang berikut:
ditampilkan oleh partisipan terdiri atas terbiasa “…kadang aku juga suka nanya sama
menggunakan SIMPRO, merasa yakin dan mbak Y, tim dari FIK UI ya..” (P3)
68 Jurnal Keperawatan Indonesia, Vol. 17, No. 2, Juli 2014, hal 65-73

Kendala dalam Menggunakan SIMPRO. Kendala yang dihadapi partisipan dalam meng-
Bentuk kendala dalam menggunakan SIMPRO gunakan SIMPRO memiliki dampak terhadap
yaitu terdiri atas kendala terkait perangkat pekerjaan partisipan tersebut. Dampak tersebut
SIMPRO dan kendala dari rekan kerja. yaitu pekerjaan mereka menjadi tertunda dan
Kendala terkait perangkat SIMPRO terdiri ditegur oleh atasan. Dampak kendala terhadap
atas loading lama, loading error, dan tidak pekerjaan menjadi tertunda diungkapkan oleh
ada sinyal. Kendala loading lama dikeluhkan tiga orang partisipan sebagai berikut:
oleh delapan orang partisipan. Ungkapan “…karena kendala itu ninggalin kerjaan
partisipan-partisipan tersebut adalah sebagai dulu jadinya..” (P9)
berikut:
“kendalanya yaitu gangguan dari komputer Faktor-faktor dalam meningkatkan keper-
aja, kaya loadingnya yang lama..” (P1) cayaan diri menggunakan SIMPRO. Faktor
dari dalam diri sendiri yang diungkapkan oleh
Kendala dari rekan kerja dalam menggunakan partisipan terdiri atas adanya keyakinan diri
SIMPRO yaitu rekan kerja malas menggunakan untuk bisa menggunakan SIMPRO, tertarik
SIMPRO. Hal ini diungkapkan oleh tiga orang terhadap teknologi SIMPRO, paham terhadap
partisipan sebagai berikut: SIMPRO, dan sering menggunakan SIMPRO.
“…kendalanya dari ruangan aja, dari Adanya keyakinan diri akan untuk bisa meng-
temen-temen aja…, mungkin kadang temen- gunakan SIMPRO diungkapkan oleh orang
temen ato kakak kakaknya yang malas partisipan sebagai berikut:
masukkin, larinya nanti ke kita, mengan- “…jadi semangat dari diri sendiri aja sih,
dalkan kita untuk masukin SIMPRO, itu selebihnya karena pengen, karena mungkin
NV beratnya di situ…” (P2) dari diri sendiri, yakin pasti bisa, makanya
harus bisa, harus mau, ga ada ragu-ragu..”
Respon dalam menghadapi kendala penggunaan (P8)
SIMPRO yang diungkapkan partisipan terdiri
atas respon menghadapi kendala dari perangkat Faktor dari rekan kerja yang dapat meningkatkan
SIMPRO dan kendala dari rekan kerja. Respon kepercayaan diri yaitu melihat keberhasilan
menghadapi kendala dari perangkat SIMPRO rekan kerja yang bisa menggunakan SIMPRO
diungkapkan partisipan dalam bentuk kesal dan dan dukungan dalam mempelajari SIMPRO.
malas. Respon emosional kesal diungkapkan Dua orang partisipan mengungkapkan bahwa
oleh semua partisipan. Ungkapan partisipan- dengan melihat rekan kerja bisa menggunakan
partisipan tersebut adalah sebagai berikut: SIMPRO dapat meningkatkan kepercayaan diri
“…kalo kita lagi banyak pasien mungkin untuk bisa menggunakan SIMPRO. Ungkapan
kita kessel juga ya kak ya, misalnya terjadi partisipan-partisipan tersebut adalah sebagai
error… error gitu..” (P2) berikut:
“…yang dari luar diri pribadi nya
Hal-hal yang dilakukan dalam menghadapi mungkin, orang bisa kenapa NV ga bisa?
kendala gangguan sinyal yaitu berusaha mencari gitu…, jadi membuat yakin aja untuk bisa
sinyal, menghubungi pihak di rumah sakit yang menggunakan..” (P2)
dianggap mengerti dengan sinyal, keluar (log
out) dari aplikasi SIMPRO kemudian masuk Faktor dari atasan dalam meningkatkan keper-
kembali ke aplikasi SIMPRO tersebut, mem- cayaan diri menggunakan SIMPRO terdiri atas
biarkan saja dan melakukan kegiatan lain, dan dukungan dari atasan, instruksi dari atasan dan
menunggu sampai loading bagus kembali. Lima penilaian dari atasan. Dukungan dari atasan
orang partisipan mengungkapkan bahwa mereka diungkapkan oleh dua orang partisipan. Ungkapan
berusaha mencari sinyal jika sinyal ipad tiba- partisipan-partisipan tersebut adalah sebagai
tiba hilang. berikut:
Sartika, et al., Self Efficacy Perawat dalam Penggunaan Sistem Informasi 69

“…dukungan dari direktur keperawatan Harapan untuk meningkatkan kepercayaan diri


dengan datang ke ruangan-ruangan tiap menggunakan SIMPRO yang diungkapkan
bulan, mengajak kita, menanyakan bagai- partisipan terdiri atas adanya pelatihan tentang
mana SIMPRO, menganjurkan untuk rapat, SIMPRO dan perlu adanya reward. Harapan
kalau rapat ngajak saya.., nah itu dapat agar diadakannya pelatihan tentang SIMPRO
membuat jadi lebih pede..” (P1) diungkapkan oleh tiga orang partisipan. Ungkapan
partisipan tersebut adalah sebagai berikut:
Harapan dalam Menggunakan SIMPRO. “…kalo dapet kursus, maksudnya ada
Harapan untuk keberhasilan penggunaan SIMPRO pelatihan tentang SIMPRO gitu lagi, jadi
di RSIA Bunda Jakarta yang diungkapkan oleh tambah pede...” (P1)
partisipan terdiri atas harapan terhadap rekan
kerja, harapan terhadap atasan, harapan terhadap Selain harapan perlu diadakannya lagi pelatihan
RSIA Bunda Jakarta, dan harapan terhadap SIMPRO, tiga orang partisipan juga mengung-
program SIMPRO. Harapan terhadap rekan kerja kapkan harapan untuk diadakannya reward
yang diungkapkan oleh partisipan terdiri atas dalam rangka meningkatkan kepercayaan diri
memiliki kesadaran untuk menggunakan SIMPRO menggunakan SIMPRO. Ungkapan tiga orang
dan memahami serta mampu menggunakan partisipan tersebut dapat dilihat pada pernyataan
SIMPRO. Dua orang partisipan mengungkapkan berikut:
harapan agar rekan kerjanya memiliki kesadaran “…ato mungkin ada reward yang bisa
untuk menggunakan SIMPRO. Ungkapan par- membuat kita…lebih percaya diri, diumum-
tisipan tersebut adalah sebagai berikut: kan gitu aja udah cukuplah yaa.., diberi
“…,jangan hanya mengandalkan satu orang penghargaan, semuanya kan tidak semua
atau berapa orang yang mau memasukkan, ujung-ujungnya duit, dengan disebarluas-
Sadar diri deeeh…” (P2) kan aja kan kita udah bangga gitu, jadi
merasa kepercayaan diri meningkat..” (P1)
Harapan terhadap atasan untuk keberhasilan
penggunaan SIMPRO yang diungkapkan par- Pembahasan
tisipan yaitu agar lebih memotivasi perawat untuk
menggunakan SIMPRO dan lebih memeriksa Respon kerepotan, susah dan malas yang di-
pendokumentasian yang dilakukan perawat di ungkapkan oleh perawat pada penelitian ini
SIMPRO. Harapan agar atasan lebih memotivasi hampir sama dengan respon yang diungkapkan
perawat untuk menggunakan SIMPRO diung- oleh partisipan dalam hasil penelitian yang
kapkan oleh dua orang partisipan, yang dapat dilakukan oleh Morrison, Andreou, Joseph dan
dilihat pada pernyataan berikut ini: Little (2010) yang mengungkapkan kesusahan,
“…harapan untuk atasan mungkin lebih kebosanan, dan stress dalam menggunakan tek-
memotivasi kali kak ya dalam mengguna- nologi informasi tersebut karena terlalu banyak
kan SIMPRO ini..” (P7) dan kompleksnya tampilan pada program.

Harapan terhadap RSIA Bunda Jakarta juga Respon susah, kerepotan dan malas yang diung-
diungkapkan oleh partisipan. Harapan tersebut kapkan oleh partisipan pada awal penggunaan
yaitu agar memperbaiki gangguan koneksi dan SIMPRO menurut peneliti adalah wajar. Hal
menambah fasilitas SIMPRO yaitu i pad. Harapan ini disebabkan karena perawat berada pada
agar pihak rumah sakit dapat memperbaiki tahap awal perubahan dalam proses beradaptasi
gangguan koneksi diungkapkan oleh tiga orang dengan teknologi baru. Proses adaptasi tersebut
partisipan, yang dapat dilihat pada pernyataan memerlukan waktu untuk bisa menerima dan
berikut: menggunakan SIMPRO. Selain itu, tidak semua
“…harapannnya semoga ga lemmot lagi, perawat biasa menggunakan komputer, mengerti
sinyalnya, agar bisa diperbaiki aja..” (P8) dengan diagnosa yang digunakan di SIMPRO,
70 Jurnal Keperawatan Indonesia, Vol. 17, No. 2, Juli 2014, hal 65-73

dan harus melakukan pendokumentasian double menggunakan SIMPRO meskipun di awal peng-
pada tahap uji coba SIMPRO tersebut. gunaan perawat mengungkapkan kesulitannya.

Perawat pada penelitian ini juga mengungkapkan Perilaku kepercayaan diri berupa terbiasa meng-
perasaan bangga, senang dan biasa saja setelah gunakan SIMPRO sehari-hari yang diungkapkan
menggunakan SIMPRO. Beberapa literatur oleh perawat dalam penelitian ini hampir sama
menyatakan bahwa perasaan pengguna terhadap dengan pernyataan partisipan dalam penelitian
manfaat yang diperoleh dari sistem adalah suatu yang dilakukan oleh Zeigler (2011) tentang
hal yang positif. Hasil beberapa penelitian tentang pengalaman perawat dalam penggunaan komputer
perasaan terhadap manfaat yang diperoleh dari dalam praktik keperawatan. Pada penelitian ter-
sistem informasi menyatakan ada hubungan sebut partisipan mengungkapkan bahwa mereka
yang lebih bermakna terhadap keinginan untuk merasa terbiasa dan nyaman dengan komputer
menggunakan, dibandingkan dengan variabel yang menggambarkan kepercayaan diri partisipan
lain (Pearson & Pearson, 2007; Koufaris, 2002; tersebut dalam menggunakan komputer dalam
Gong, Xu, & Yu, 2004). praktik.

Perasaan setelah menggunaan SIMPRO yang Marakas, Yi dan Johnson (1998) menyatakan
diungkapkan perawat ini menurut peneliti adalah bahwa self efficacy dapat dipengaruhi oleh
bentuk penerimaan yang positif terhadap peng- karakteristik individu. Munculnya perilaku
gunaan SIMPRO. Hal ini dapat disebabkan oleh kepercayaan diri juga bisa dipengaruhi oleh
karena perawat telah merasakan manfaat atau karakteristik individu seperti jenis kelamin,
keuntungan dari penggunaan SIMPRO tersebut, status perkawinan, usia, pendidikan dan lama
yaitu dapat membantu memudahkan pekerjaan bekerja. Pada penelitian ini, waktu munculnya
mereka. Adapun keuntungan-keuntungan yang kepercayaan diri yang diungkapkan perawat
diungkapkan perawat pada penelitian ini yaitu bervariasi yaitu satu tahun yang lalu, tujuh bulan
keuntungan terkait dengan dokumen dan ke- yang lalu, enam bulan yang lalu dan empat
untungan dari segi waktu. Keuntungan terkait bulan yang lalu.
dokumen terdiri atas pendokumentasian lebih
praktis, pendokumentasian lebih mudah dan isi Penelitian tentang efikasi pada penggunaan sis-
dokumen lebih lengkap. Sedangkan keuntungan tem dokumentasi keperawatan secara komputer
dari segi waktu yaitu penggunaan waktu lebih di Indonesia masih minim. Riset menyampaikan
singkat dan lebih banyak waktu interaksi dengan ada perbedaan antara karakteristik individu
pasien. Hasil riset ini seuai dengan temuan yang perawat dalam penelitian ini dengan penelitian-
menyampaikan sistem elektronik dokumentasi penelitian sebelumnya. Bila dilihat dari hasil
meningkatkan efektif dan efisien pelayanan penelitian ini, faktor usia dan pendidikan
keperawatan (Jefferies et al. 2012; Ammenwerth cenderung lebih berpengaruh terhadap waktu
et al. 2011). munculnya rasa kepercayaan diri.

Perawat RSIA Bunda Jakarta telah memperoleh Munculnya kepercayaan diri yang lebih cepat
berbagai keuntungan yang efektif dan efisien cenderung dialami oleh partisipan yang
dari penggunaan SIMPRO yaitu dapat membantu memiliki usia muda. Hal ini dapat disebabkan
pekerjaan perawat dalam melakukan pendoku- oleh perawat yang memiliki usia relatif muda
mentasian keperawatan sehingga waktu perawat diasumsikan lebih terpapar dengan teknologi
lebih banyak ke pasien. Keuntungan-keuntungan sehingga tidak sulit bagi mereka untuk meng-
yang diungkapkan oleh perawat pada penelitian adopsi suatu teknologi baru di tempat mereka
ini berpengaruh terhadap penerimaan dan ke- bekerja. Kemudian faktor pendidikan juga
inginan mereka untuk menggunakan SIMPRO, dapat berpengaruh. Perawat pada penelitian ini
karena dengan keuntungan yang diperoleh mem- yang paling cepat merasa percaya diri adalah
buat perawat menjadi lebih senang untuk terus satu-satunya perawat yang memiliki pendidikan
Sartika, et al., Self Efficacy Perawat dalam Penggunaan Sistem Informasi 71

S1 Keperawatan dari semua partisipan. Tingkat diungkapkan oleh partisipan dalam penelitian
pendidikan dimiliki oleh perawat tersebut akan yang dilakukan oleh Carrington (2008) tentang
mempengaruhi kemampuan kognitifnya, sehingga efektifitas penggunaan EHR. Partisipan pada
tidak sulit baginya untuk memahami program penelitian tersebut menyatakan bahwa kendala
SIMPRO yang digunakan. yang dihadapi dalam menggunakan EHR yaitu
jaringan yang error, lama berespon dan gagal
Upaya-upaya yang diungkapkan perawat pada dalam menerima informasi dari pasien.
penelitian ini terdiri atas mempelajari SIMPRO
dan membiasakan diri menggunakan SIMPRO. Gangguan koneksi menurut peneliti mungkin
Hasil penelitian ini didukung oleh hasil pene- saja sekali-kali terjadi dalam penerapan sistem
litian yang dilakukan oleh Malato dan Kim (2004), informasi yang menggunakan sistem online.
dimana semua partisipan mengungkapkan bahwa Namun jika kejadiannya cukup sering dan dira-
untuk dapat menggunakan komputer membutuh- sakan oleh semua pengguna, tentunya ini akan
kan proses belajar. Lebih lanjut Malato dan Kim menjadi kendala yang sangat berarti bagi penggu-
menyatakan bahwa perawat yang memiliki nanya. Kemudian kendala terkait rekan kerja yang
pengalaman dengan komputer secara langsung malas menggunakan SIMPRO seharusnya tidak
akan mempengaruhi kualitas pelayanan. terjadi jika semua perawat memiliki kesadaran
diri untuk melakukan pendokumentasian kepe-
Mempelajari dan sering menggunakan SIMPRO rawatan sebagai tanggung jawab profesi. Belum
menurut peneliti adalah bentuk upaya yang ada hasil penelitian yang menyatakan hal yang
dilakukan perawat untuk mampu menggunakan sama dengan ini, sehingga kendala terkait rekan
SIMPRO dalam rangka beradaptasi dengan kerja menjadi sesuatu yang baru dan memerlukan
sistem baru. Kedua upaya ini juga menjadi perlu penelitian lanjutan.
dilakukan dalam proses adaptasi karena simulasi
satu hari yang dilakukan terhadap semua perawat Perawat dalam penelitian ini tetap melakukan
tidaklah cukup untuk membuat perawat mampu upaya-upaya ketika menghadapi kendala meng-
menggunakan SIMPRO. Apalagi tidak semua gunakan SIMPRO yaitu berusaha mencari sinyal,
perawat memiliki pengalaman menggunakan menghubungi pihak di rumah sakit yang dianggap
komputer dan mendapatkan mata ajar ilmu kom- mengerti dengan sinyal, keluar (log out) dari
puter di tahap pendidikan. Perawat akan mampu aplikasi SIMPRO kemudian masuk kembali ke
beradaptasi jika manajer memberikan learning aplikasi SIMPRO tersebut, membiarkan saja dan
support dalam bentuk motivasi penguatan- melakukan kegiatan lain, dan menunggu sampai
penguatan. Perawat yang mampu beradaptasi loading bagus kembali. Belum ada hasil pe-
dengan program SIMPRO akan dapat membuat- nelitian sebelumnya yang menyatakan tentang
nya lebih memiliki keyakinan dan kepercayaan hal-hal yang dilakukan dalam menghadapi
diri yang tinggi untuk menggunakan SIMPRO. gangguan sinyal, sehingga hal ini menjadi sesuatu
yang baru dan memerlukan penelitian lanjutan.
Selama menggunakan SIMPRO, ada beberapa
kendala yang dihadapi perawat. Bentuk kendala Faktor-faktor yang diungkapkan oleh partisipan
yang dihadapi oleh perawat terdiri atas kendala pada penelitian ini terdiri atas faktor dari diri
terkait perangkat SIMPRO yang terdiri atas sendiri, faktor dari rekan kerja, dan faktor dari
loading lama, loading error, dan tidak ada sinyal. atasan. Hasil penelitian Moody, Slocumb, Berg
dan kendala dari rekan kerja yaitu rekan kerja dan Jackson (2004) menyatakan bahwa pelaksa-
malas menggunakan SIMPRO. naan dokumentasi keperawatan secara elektronik
akan dapat meningkatkan pelayanan keperawatan
Kendala loading lama, loading error, dan tidak kepada pasien. Hal ini diperoleh jika perawat
ada sinyal ketika menggunakan komputer dan yang menggunakannya mempunyai kepercayaan
i pad yang dikeluhkan oleh semua perawat diri. Faktor dari rekan kerja terdiri atas melihat
dalam penelitian ini hampir sama dengan yang keberhasilan rekan kerja yang bisa menggunakan
72 Jurnal Keperawatan Indonesia, Vol. 17, No. 2, Juli 2014, hal 65-73

SIMPRO dan dukungan dalam mempelajari kendala utama serta menyediakan fasilitas ruangan
SIMPRO. Faktor dari rekan atasan yang diung- yang membutuhkannya (INR, RR, PN).
kapkan partisipan pada penelitian ini terdiri
atas dukungan dari atasan, instruksi dari atasan
dan penilaian dari atasan. Bujukan verbal sering Referensi
digunakan sebagai sumber self efficacy. Hasil
penelitian McGrath (2008) menyatakan bahwa American Nurses Association. (2001). Scope and
dalam menggunakan teknologi, selain membu- Standards of Nursing Informatics Practice.
tuhkan pengetahuan dan keahlian, perawat juga Washington, DC: American Nurses
membutuhkan dukungan baik dari teman sekerja, Publishing.
maupun dari atasan.
Ammenwerth, E., Rauchegger, F., Ehlers, F.,
Hirsch, B., & Schaubmayr, C. (2011)
Harapan dalam meningkatkan kepercayaan diri Effect of a nursing information system on
menggunakan SIMPRO yang diungkapkan ter- the quality of information processing in
sebut terdiri atas harapan untuk keberhasilan nursing: An evaluation study using the
penggunaan SIMPRO dan harapan untuk HIS-monitor instrument. International
meningkatkan kepercayaan diri menggunakan Journal of Medical Informatics, 80 (1):
SIMPRO. Harapan untuk keberhasilan penggunaan 25-38. doi: 10.1016/j.ijmednf.2010.10.
SIMPRO di RSIA Bunda Jakarta yang diung- 010.
kapkan oleh partisipan terdiri atas harapan
terhadap rekan kerja, harapan terhadap atasan, Carrington, J.M. (2008). The effectiveness of the
harapan terhadap RSIA Bunda Jakarta, dan electronic health record with standardized
harapan terhadap program SIMPRO. Harapan nursing languages for communicating
patient status related to a clinical event.
terhadap rekan kerja yang diungkapkan oleh Dissertation Abstracts International, 69(03),
partisipan terdiri atas memiliki kesadaran untuk AAT3297974.
menggunakan SIMPRO dan memahami serta
mampu menggunakan SIMPRO. Feist, J. & Feist, J.G. (2008). Theories of
Personality (Edisi 6). Yogyakarta: Pustaka
Kesimpulan Pelajar.

Penelitian ini memberikan informasi tentang Gong, M., Xu, Y., & Yu, Y. (2004). An enhanced
self efficacy perawat dalam menggunakan technology acceptance model for web-
based learning. Journal of Information
SIMPRO. Self efficacy ini akan lebih mudah Systems Education, 15(4), 365-374.
muncul jika perawat sudah sering terpapar
dengan teknologi informasi. Lee, T. (2006). Nursing administrators’ experiences
in managing PDA use for inpatient units.
Disarankan kepada perawat untuk menyadari Computers, Informatics, Nursing, 24(5),
tentang pentingnya pendokumentasian kepera- 280-287.
watan dan dapat meningkatkan self efficacy-nya
dalam menggunakan SIMPRO, dengan cara Jefferies, D., Johnson, M., Nicholls, D. & Lad, S.
mempelajari SIMPRO, sering menggunakan (2012) A ward-based writing coach
SIMPRO, mengikuti pelatihan-pelatihan tentang program to improve the quality of nursing
SIMPRO serta dengan melanjutkan pendidikan. documentation. Journal Nurse Education
Today, 32(6), 647–651. doi: 10.1016/j.
Manajer diharapkan dapat lebih memotivasi
nedt.2011.08.017.
dan mendukung perawat dalam menggunakan
SIMPRO yang dapat dilakukan dengan memberi Koufaris, M. (2002). Applying the technology
reward dan menyediakan pelatihan-pelatihan acceptance model and flow theory to on-
tentang SIMPRO sesuai kebutuhan perawat, line consumer behaviour. Information
mengatasi gangguan jaringan yang menjadi System Research, 13, 205-223.
Sartika, et al., Self Efficacy Perawat dalam Penggunaan Sistem Informasi 73

Malato, L.A., & Kim, S. (2004). End-user Pajares, F. (2002). Overview of social cognitive
perceptions of a computerized medication theory and of self-efficacy. Diperoleh dari
system: Is there resistance to change? http://www.emory.edu/EDUCATION/mfp
Journal of Health and Human Services /eff.html.
Administration, 27 (2), 34-55.
Pajares, F., & Urdan. (2006). Self efficacy beliefs
Marakas, G. M ., Yi, M. Y., and Johnson, R. D. of adolescent. USA: Information age
(1998). The multilevel and mulitfaceted publishing.
character of computer self-efficacy:
Toward clarification of the construct and Pearson, A., & Pearson, R. (2007). Measuring
an integrative framework for research, information system usage: Replication and
Information Systems Research, 9(2), 126- extensions. The Journal of Computer
163. Information Systems, 47(2), 76-85.

McGrath, M. (2008). The challenges of caring in a Potter & Perry. (2010). Fundamental keperawatan.
technological environment: Critical care Diterjemahkan oleh Ardina Ferderika.
nurses experiences. Journal of Clinical Jakarta: Salemba Medika.
Nursing, 17 (5), 1096-1104.
Ragneskog, H., & Gerdnert, L. (2006).
Moody, L. E., Slocumb, E., Berg, B., & Jackson, Competence in nursing informatic among
D. (2004). Electronic health records nursing students and staff at a nursing
documentation in nursing. Computers, institutes in Sweden. Health Information
Informatics, Nursing, 22(6), 337-344. and Libraries Journal, 23, 126-132.

Morrison, L., Andreou, P., Joseph, J., & Little, P. Zeigler, C. (2011). Computerization in practice:
(2010). Understanding reactions to an The lived experience of experienced nurses.
internetdelivered health-care intervention: Capella University). ProQuest Dissertations
accommodating user preferences for and Theses. Retrieved from http://search.
information provision. BMC Medical proquest.com/docview/908437918?accoun
Informatics and Decision Making, 10(52). tid=17242.

Anda mungkin juga menyukai