Anda di halaman 1dari 3

Bolehkah Negara Mengambil Hak Atas Tanah Seseorang Secara Paksa?

Berkenaan dengan pengambilan tanah-tanah penduduk yang akan dipakai untuk


keperluan pembangunan menurut ketentuan hukum yang berlaku dapat dilakukan dengan
melalui dua kegiatan, yaitu: Cara Sukarela (Voluntary Acquisition of Land) dan Cara Wajib
(Compulsory Acquisition of Land). Pelaksanaan pengadaan tanah selalu menggunakan cara
sukarela terlebih dahulu yaitu dengan musyawarah, namun apabila cara musyawarah yaitu
dengan pemindahan hak atau pelepasan hak atas tanah tidak berhasil maka baru ditempuh
dengan cara wajib/paksa yaitu ditempuh dengan pencabutan hak atas tanah.1

Pencabutan hak atas tanah merupakan suatu sarana yang diselenggarakan oleh
pemerintah untuk mengambil hak atas tanah warga negara demi kepentingan umum, yang di
dalamnya terdapat kepentingan bersama rakyat, kepentingan bangsa dan negara, serta
kepentingan pembangunan. Dalam pasal 1 UU Nomor 20 tahun 1961 Tentang Pencabutan
Hak-Hak Tanah Dan Benda-Benda Yang Ada Diatasnya dinyatakan bahwa: “Untuk
kepentingan umum, termasuk kepentingan bangsa dan negara serta kepentingan bersama
rakyat, demikian pula kepentingan pembangunan, maka Presiden dalam keadaan memaksa
setelah mendengar Menteri agraria, kehakiman dan menteri yang bersangkutan dapat
mencabut hak-hak atas tanah dan benda-benda yang ada di atasnya”. 2

Hal ini juga tertera dalam Pasal 18 UUPA menyatakan bahwa: ”Untuk kepentingan
umum, termasuk kepentingan bangsa dan negara serta kepentingan bersama dari rakyat, hak-
hak atas tanah dapat dicabut, dengan memberi ganti kerugian yang layak dan menurut cara
yang diatur dengan undang-undang”3 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 Tentang
Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum menyatakan bahwa
Kepentingan Umum adalah kepentingan bangsa, negara, dan masyarakat yang harus
diwujudkan oleh dan digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.

Berdasarkan Pasal 2 PP 19 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi


Pembangunan Untuk Kepentingan Umum Tanah, pembangunan yang digunakan untuk
kepentingan umum:

a. Pertahanan dan keamanan nasional;


1
Shoffia, Risa. "Pencabutan Hak Atas Tanah Sebagai Upaya Terahir Dalam Pengadaan Tanah Untuk
Kepentingan Umum." Fairness and Justice: Jurnal Ilmiah Ilmu Hukum 9.2 (2013).
2
Darman, I. Komang. "MEKANISME PEMBEBASAN DAN PENCABUTAN HAK ATAS TANAH." Belom Bahadat 8.2
(2018).
3
Dunggio, Aprilyaq. "PRINSIP DASAR TERHADAP PENCABUTAN HAK ATAS TANAH UNTUK KEPENTINGAN
UMUM." LEX ADMINISTRATUM 10.1 (2022).
b. Jalan umum, jalan tol, terowongan, jalur kereta api, stasiun kereta api dan fasilitas
operasi kereta api;
c. Waduk, bendungan, bendung, irigasi, saluran air dan sanitasi dan bangunan pengairan
lainnya;
d. Pelabuhan, bandar udara, dan terminal;
e. Infrastruktur minyak, gas, dan panas bumi;
f. Pembangkit, transmisi, gardu, jaringan, dan/atau distribusi tenaga listrik;
g. Jaringan telekomunikasi dan informatika pemerintah;
h. Tempat pembuangan dan pengolahan sampah;
i. Rumah sakit pemerintah pusat atau pemerintah daerah;
j. Fasilitas keselamatan umum;
k. Permakaman umum pemerintah pusat atau pemerintah daerah;
l. fasilitas sosial, fasilitas umum, dan ruang terbuka hijau publik;
m. Cagar alam dan cagar budaya;
n. Kantor pemerintah pusat, pemerintah daerah, atau desa;
o. Penataan permukiman kumuh perkotaan dan/atau konsolidasi tanah serta perumahan
untuk masyarakat berpenghasilan rendah dengan status sewa termasuk untuk
pembangunan rumah umum dan rumah khusus;
p. Prasarana pendidikan atau sekolah pemerintah pusat atau pemerintah daerah;
q. Prasarana olahraga pemerintah pusat atau pemerintah daerah;
r. Pasar umum dan lapangan parkir umum;
s. Kawasan industri hulu dan hilir minyak dan gas yang diprakarsai dan/atau dikuasai oleh
pemerintah pusat, pemerintah daerah, badan usaha milik negara, atau badan usaha milik
daerah;
t. Kawasan ekonomi khusus yang diprakarsar danf atau dikuasai oleh pemerintah pusat,
pemerintah daerah, badan usaha milik negara, atau badan usaha milik daerah;
u. Kawasan industri yang diprakarsai dan/atau dikuasai oleh pemerintah pusat, pemerintah
daerah, badan usaha milik negara, atau badan usaha milik daerah; kawasan pariwisata
yang diprakarsai danlatau dikuasai oleh pemerintah pusat,pemerintah daerah, badan
usaha milik negara, atau badan usaha milik daerah;
v. Kawasan ketahanan pangan yang diprakarsai dan/atau dikuasai oleh pemerintah pusat,
pemerintah daerah, badan usaha milik negara, atau badan usaha milik daerah; dan
w. Kawasan pengembangan teknologi yang diprakarsai dan/atau dikuasai oleh pemerintah
pusat, pemerintah daerah, badan usaha milik negara, atau badan usaha milik daerah.
Mekanisme Pencabutan hak atas tanah merupakan cara terakhir bilamana cara-cara
pengadaan tanah melalui pembebasan hak atas tanah, atas dasar jual beli, tukar menukar atau
bentuk penggantian lain kepada pemegang hak atau pemakai tanah di atas tanah Negara tidak
berhasil. Pencabutan hak atas tanah wajib memberikan kompensasi yang pantas atas setiap
pemegang hak atas tanah yang dicabut haknya. Adapun nilai ganti kerugian ditentuka oleh
jasa penilai atau penilai publik4

Sumber:

4
Lestari, Putri. "Pengadaan Tanah untuk Pembangunan demi Kepentingan Umum di Indonesia Berdasarkan
Pancasila." SIGn Jurnal Hukum 1.2 (2020): 71-86.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria

Undang-Undang Nomor 20 tahun 1961 Tentang Pencabutan Hak-Hak Tanah Dan Benda-
Benda Yang Ada Diatasnya

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 Tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk
Kepentingan Umum

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah


Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum Tanah

Shoffia, Risa. "Pencabutan Hak Atas Tanah Sebagai Upaya Terahir Dalam Pengadaan
Tanah Untuk Kepentingan Umum." Fairness and Justice: Jurnal Ilmiah Ilmu Hukum 9.2
(2013).

Darman, I. Komang. "MEKANISME PEMBEBASAN DAN PENCABUTAN HAK ATAS


TANAH." Belom Bahadat 8.2 (2018).

Dunggio, Aprilyaq. "PRINSIP DASAR TERHADAP PENCABUTAN HAK ATAS


TANAH UNTUK KEPENTINGAN UMUM." LEX ADMINISTRATUM 10.1 (2022).

Lestari, Putri. "Pengadaan Tanah untuk Pembangunan demi Kepentingan Umum di Indonesia
Berdasarkan Pancasila." SIGn Jurnal Hukum 1.2 (2020): 71-86.

Anda mungkin juga menyukai