Di susun oleh:
Yesica Mailan (12080320874)
PRODI GIZI
FAKULTAS PERTANIAN DAN PERTERNAKAN
UNIVERSITAS NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
TP. 2021/2022
Sejarah Masuknya Islam Asia Tenggara
A. Masuknya Islam Asia Tenggara
Masuknya Islam di kawasan Asia Tenggara berbeda dengan kawasan lainnya yang
disebarluaskan melalui misi penaklukan. Kedatangan Islam di kawasan ini hampir semua
didahului adanya interaksi antara masyarakat pesisir dengan para saudagar muslim. Islam
masuk di Asia Tenggara ini melalui beberapa jalur seperti perdagangan, pernikahan, Tasawuf,
pendidikan, kesenian, dan politik. Semua jalur tersebut telah didesain menyesuaikan dengan
budaya Timur yang mengedepankan keramahtamahan. Oleh karena itu, lebih memudahkan
Islam untuk masuk dan berkembang di kawasan Asia Tenggara. Ada beberapa tahapan
mengenai penyebaran ajaran Islam di Asia Tenggara. Seluruh tahapan tersebut memiliki tujuan
sama untuk mendakwahkan ajaran yang dibawa Nabi Muhammad saw yakni Islam. Berikut
tahapannya:
1. Kedatangan para pedagang muslim (7-12M)
Tahapan permulaan, sosialisasi Islam di kawasan Asia Tenggara dimulai dari kontak
sosial budaya antara pedagang muslim dan penduduk setempat. Pada tahapan ini tidak
ditemukan data mengenai Kapan penduduk asli mulai memeluk Islam. Bukti yang cukup jelas
mengenai hal ini baru diperoleh jauh dari hari kemudian.Yakni permulaan abad 13 M/7 H.
Diketahui pula terhadap hubungan pernikahan antara pedagang muslim dan penduduk setempat
sehingga menjadi mereka sebagai Muslim.
2. Pendirian kerajaan-kerajaan Islam (13-16M).
Tahapan selanjutnya kaum Islam semakin bersosialisasi dalam kehidupan masyarakat
ini ditandai dengan mulai terbentuknya kerajaan-kerajaan Islam. Akhirnya abad ke-13
Kerajaan Samudra Pasai sebagai kerajaan islam pertama di Indonesia merebut jalur
perdagangan di Selat Malaka yang sebelumnya dikuasai Kerajaan Sriwijaya. Sultan Mansyur
Syah adalah Sultan ke-6 Kerajaan Malaka yang membuat Islam sangat berkembang di pesisir
Timur Sumatera dan Semenanjung Malaka. Di bagian lain, di Jawa saat itu sudah
memperhatikan bukti kuat peranan kelompok masyarakat muslim terutama di pesisir Utara.
3. Kemunculan lembaga-lembaga keislaman.
Tahapan terakhir, sosialisasi Islam semakin tak terbendung lagi Hingga masuk ke
pusat-pusat kekuasaan. Ini tidak bisa dilepaskan dari peranan para penyebar dan pengajar
Islam. Mereka menduduki berbagai jabatan dalam struktur birokrasi kerajaan dan banyak di
antara mereka menikahi putri putri raja. Dengan kata lain, Islam dikukuhkan di pusat-pusat
kekuasaan di nusantara melalui jalur perdagangan pernikahan dengan elit birokrasi dan
ekonomi serta bersosialisasi langsung pada masyarakat bawah.
2
Sejarah Kebudayaan Islam Kelas XII-2 BAB 5
Dr. Hj. Helmiati, M.Ag : SEJARAH ISLAM ASIA TENGGARA
Islam Asia Tenggara Dinamika Historis dan Distingsi.pdf
https://www.researchgate.net/publication/335411254_Kedatangan_dan_Penyebaran_Islam_di_Asia_Tenggar
a_Telaah_Teoritik_tentang_Proses_Islamisasi_Nusantara
2
Selain itu juga, budaya Melayu terlihat sangat menonjol bukan saja di negara Malaysia,
Brunei Darussalam, dan Tahiland bagian selatan, tetapi juga di Indonesia. Islam yang menjadi
agama mayoritas di tiga wilayah utama yakni Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam
menjadi faktor penting dalam proses sosial, budaya , politik dan pendidikan. Begitu besar
pengaruhnya yang dibawa Islam terhadap pengautnya, sehingga agama ini seringkali
memasuki ruang publik yang tidak terbatas, sebagai way of, pada berbagai lini kehidupan.
Aspek sosial-ekonomi, budaya politik, berbangsa dan bernegara Islam berpengaruh, begitu
pula dalam perilaku keseharian. Sesuai dengan kondisi dan watak masyarakat Melayu yang
mendiami wilayah ini, Islam tampil dalam wajah yang toleran, damai, dan moderat. Meski
demikian, juga tidak sepenuhnya sepi dari reaksi-reaksi yang berbau kekerasan khususnya
ketika berhadapan dengan negara dan penganut agama lain yang dianggap tidak toleran.
Sementara di beberapa wilayah seperti Singapura, Filipina, Thailand Selatan,
Myanmar, dan Kamboja, dimana Muslim berada pada posisi minoritas, mereka berjuang
dengan keberagaman bentuk dan tantangan yang dihadapinya untuk mempertahankan identitas
dan keyakinannya. Keadaan tersebut menampakan variasi wajah dan dinamika Islam yang
muncul sebagai akibat dari respon atas kondisi sosial dan politik masing-masing negara di
kawasan ini.