Anda di halaman 1dari 10

Perumusan Teori Akuntansi

Diajukan untuk memenuhi tugas kedua mata kuliah Teori Akuntansi Keuangan
pada program studi Akuntansi Universitas Islam Bandung

Disusun Oleh:
Meutia Adjani (10090118096)
Aminullah Paruq Sahubawa (10090118144)
Muhammad Aldi (10090118157)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
2022
Daftar Isi
Pendahuluan................................................................................................................................................3
1. Akuntansi: Dari Berbagai Perspektif...................................................................................................3
2. Sasaran Teori Akuntansi......................................................................................................................4
3. Tataran Semiotika Teori Akuntansi......................................................................................................5
4. Pendekatan Dalam Perumusan Teori Akuntansi...................................................................................5
Kesimpulan.................................................................................................................................................9
Pendahuluan
Akuntansi berkembang sejalan dengan perkembangan masyarakat. Pada periode pertama
akuntansi hanyalah bentuk record-keeping yang sangat sederhana, maksudnya hanyalah bentuk
pencatatan dari apa saja yang terjadi dalam dunia bisnis saat itu. Periode kedua merupakan
penyempurnaan dari periode pertama, dikenal dengan masa lahirnya double-entry bookkeeping.
Pada periode terakhir banyak sekali perkembangan pemikiran akuntansi yang bukanlagi sekedar
masalah debit kiri – kredit kanan, tetapi sudah masuk ke dalam kehidupan masyarakat.
Perkembangan teknologi yang luar biasa juga berdampak pada perubahan ilmu akuntansi modern
Pengguna akuntansi juga bervariasi, dari yang sekedar memahami akuntansi sebagai: 1) alat
hitung menghitung; 2) sumber informasi dalam pengambilan keputusan; 3) sampai ke pemikiran
bagaimana akuntansi diterapkan sejalan dengan (atau sebagai bentuk pengamalan) ajaran agama.
Bila dihubungkan dengan kelompok usaha kecil dan menengah tampaknya pemahaman terhadap
akuntansi masih berada pada tataran pertama dan kedua yaitu sebagai alat hitung-menghitung
dan sebagai sumber informasi untuk pengambilan keputusan.Informasi akuntansi merupakan alat
yang digunakan oleh pengguna informasi untuk pengambilan keputusan terutama oleh pelaku
bisnis. Dimana informasi akuntansi diharapkan dapat didefinisikan sebagai sistem informasi
yang bisa mengukur dan mengkomunikasikan informasi keuangan tentang kegiatan
ekonomi.Informasi akuntansi sangat diperlukan oleh pihak manajemen perusahaan dalam
merumuskan berbagai keputusan dalam memecahkan segala permasalahan yang dihadapi
perusahaan. Informasi akuntansi yang dihasilkan dari suatu laporan keuangan berguna dalam
rangka menyusun berbagai proyeksi, misalnya proyeksi kebutuhan uang kas di masa yang akan
datang.

1. Akuntansi: Dari Berbagai Perspektif


1.1. Definisi Teori Akuntansi

Teori akuntansi dikatakan sebagai serangkaian prinsip yang memberikan


kerangka referensi umum dimana praktik-praktik akuntansi dapat dievaluasi dan
memandu perkembangan dari praktik prosedur baru.
Sebuah teori akan dapat diterima apabila:
 teori tersebut menjelaskan dan memprediksi kenyataan dengan baik
 teori tersebut dibangun dengan baik secara teoritis dan empiris
 implikasi teori teori tersebut dapat diterima oleh sekelompok ilmuwan,
profesional, dan masyarakat secara keseluruhan.
Maka daripada itu, sebuah teori dikatakan harus mempunyai tiga elemen;
pengkodean fenomena ke representasi simbolis (semantik), manipulasi atau kombinasi
sesuai aturan (sintaktis), dan terjemahan kembali ke fenomenanya dalam dunia nyata
(pragmantis).
Dalam ideologi, akuntansi sudah dianggap sebagai sarana untuk mempertahankan
dan melegitimasi pengaturan sosial, ekonomi, dan politik pada saat ini. Memberikan
suatu bentuk kesadaran yang salah, dianggap tidak mengungkapkan sifat yang
sebenarnya dari hubungan sosial dan telah dianggap mintos, simbol dan ritual yang
memungkinkan penciptaan aturan simbolis di mana agen sosial dapat berinteraksi satu
sama lain. Selain itu, akuntansi juga dianggap sebagai instrumen rasionalitas ekonomi
dan alat sistem kapitalis karena rasionalitas formal dari suatu tindakan ekonomi sebagai
tingkat sampai sejauh mana perhitungan kuantitatif atau akuntansi dilakukan secara
teknis dan secara nyata dapat diterapkan.
Dalam bahasa, akuntansi dipandang sebagai suatu bahasa bisnis karena akuntansi
merupakan alat yang mengkomunikasikan informasi bisnis. Suatu bahasa mempunyai dua
komponen, yaitu simbol dan aturan tata bahasa. Akuntansi memuat unit-unit atau kata-
kata (symbol) yang bermakna dan dapat diidentifikasi dalam bahasa manapun. Akuntansi
mengacu pada aturan atau prosedur umum yang digunakan dan diikuti untuk
menciptakan seluruh data keuangan bisnis.
Akuntansi merupakan penyedia suatu catatan historis hasil dari pengelolaan
manajer terhadap sumber daya pemilik. Konsep pengelolaan pada dasarnya adalah suatu
fitur dari hubungan prinsipal - agen, dimana agen diasumsikan sebagai penjaga sumber
daya prinsipal.
Menurut catatan historis, periode pemeliharaan murni dan periode pemeliharaan
tradisional adalah satu kesatuan yang mengacu pada kebutuhan agen untuk
mengembalikan sumber daya secara utuh kepada prinsipal dengan melakukan pekerjaan
secara minimal guna memenuhi fungsi pemeliharaan. Periode utilitas aset mengacu pada
kebutuhan agen untuk memberikan inisiatif dan wawasan dalam menggunakan rencana
yang disetujui. Periode terakhir adalah periode terbuka dimana adanya fleksibilitas yang
lebih tinggi dalam penggunaan aset dan memperbolehkan agen untuk memetakan arah
dari utilitas aset.

1.2. Akuntansi Sebagai Realitas Ekonomi Masa Kini

Neraca maupun laporan laba-rugi harus mencerminkan realitas ekonomi daripada


biaya historis. Tujuan utamanya adalah untuk melakukan penentuan laba yang
sebenarnya yaitu dalam kondisi yang mencerminkan adanya perubahan kesejahteraan
perusahaan.

1.3. Akuntansi Sebagai Sistem Informasi

Akuntansi sebagai suatu sistem informasi diasumsikan sebagai suatu proses yang
menghubungkan sumber informasi, sebuah saluran komunikasi, dan suatu kumpulan
penerima. Muncul dua konsep dari pandangan ini; diasumsikan bahwa sistem akuntansi
adalah satu-satunya sistem pengukuran formal yang ada dalam organisasi dan satu lagi
adalah memperbesar kemungkinan perancangan suatu sistem akuntansi yang optimal dan
mampu menyediakan informasi yang berguna.

2. Sasaran Teori Akuntansi


2.1. Teori Akuntansi Positif
Teori akuntansi positif adalah pernyataan tentang sesuatu (kejadian, tindakan,
atau perbuatan) seperti apa adanya sesuai dengan fakta atau apa yang terjadi atas dasar
pengamatan empiris. Berkepentingan dengan masalah fakta.
2.2. Teori Akuntansi Normatif

Teori akuntansi normatif memuat penjelasan atau penalaran tentang mengapa


perlakuan akuntansi tertentu lebih baik atau lebih efektif daripada perlakuan yang lain.
Berkepentingan dengan masalah nilai.

3. Tataran Semiotika Teori Akuntansi


3.1. Semantik: Simbol yang Logis

Teori semantik menekankan pembahasan pada masalah penyimbolan dunia nyata


atau realitas ke dalam tanda-tanda bahasa akuntansi sehingga dapat membayangkan
kegiatan perusahaan. Menjawab apakah elemen-elemen laporan keuangan benar-benar
mempresentasikan apa yang memang dimaksudkan dan berusaha menemukan dan
merumuskan makna-makna penting dalam laporan keuangan. Pendefinisian adalah
langkah penting dalam teori semantik karena kesalahan pemaknaan memberikan
implikasi dalam pengoperasian akuntansi.

3.2. Sintaktis: Simbol yang Mengandung Makna

Teori sintaktis membahas perihal masalah-masalah yang menyangkut bagaimana


kegiatan-kegiatan perusahaan yang telah disimbolkan secara semantik dalam laporan
keuangan dapat diwujudkan dalam bentuk laporan keuangan. Teori ini tidak hanya
sekedar menentukan hubungan struktural elemen laporan keuangan, tetapi mencakup
hubungan antara unsur-unsur yang membentuk struktur pelaporan keuangan atau struktur
akuntansi suatu negara. Teori sintaktis memberi penjelasan dan penalaran tentang apa
yang harus dilaporkan, siapa yang melaporkan, kapan dilaporkan, dan bagaimana
melaporkan.

3.3. Pragmantis: Pengaruh Ungkapan Terhadap Penerima

Teori pragmantis memiliki pusat perhatiannya pada pengaruh informasi terhadap


perubahan perilaku pemakai laporan, atau reaksi pihak yang dituju oleh informasi
akuntansi. Dalam teori ini dijelaskan bahwa berusaha memberikan penjelasan tentang
apakah informasi sampai ke pihak yang dituju dan diinterpretasikan dengan tepat, apakah
pihak yang dituju memakai informasi tersebut sebagai dasar pengambilan keputusan

4. Pendekatan Dalam Perumusan Teori Akuntansi


4.1. Pendekatan Tradisional

4.1.1. Pendekatan Non Teoritis

Pendekatan Non Teoritis terbagi atas:


 Pragmatis, praktis, dan non teoritis: perumusan teori akuntansi
didasarkan atas keadaan dan praktik di lapangan, yang menjadi
pertimbangan adalah hal-hal apa yang berguna untuk
menyelesaikan persoalan secara praktis
 Pendekatan Otoriter.perumusan teori akuntansi dilakukan oleh
organisasi profesi yang mengeluarkan penyataan-pernyataan yang
mengatur praktik akuntansi.

4.1.2. Pendekatan Teoritis

 Deduktif: Perumusan dimulai dari perumusan dalil dasar akuntansi


dan selanjutnya diambil kesimpulan logis tentang teori akuntansi
mengenai hal yang dipersoalkan. Pendekatan ini dilakukan dalam
penyusunan struktur akuntansi dimana dirumuskan dulu tujuan
laporan keuangan, rumuskan postulat, kemudian prinsip, dan
akhirnya lebih khusus menyusun teknik atau standar akuntansi,
 Induktif: Penyusunan teori akuntansi didasarkan pada beberapa
observasi dan pengukuran khusus dan akhirnya dari berbagai
sampel dirumuskan fenomena yang seragam atau berulang dan
diambil kesimpulan umum. Tahapan yang dilalui adalah:
o Menganalisis golongan observasi
o Mengumpulkan semua observasi
o Penarikan kesimpulan umum
o Pengujian kesimpulan umum
 Etik: Dalam pendekatan perumusan akuntansi ini digunakan
konsep kewajaran, keadilan, kepemilikan, dan kebenaran. Menurut
Dr. Scott, kriteria yang harus digunakan dalam perumusan teori
akuntansi adalah keadilan dengan memperlakukan pihak yang
berkaitan secara adil,
 Sosiologis: Yang menjadi perhatian utama dalam perumusan teori
akuntansi adalah dampak sosial dari teknik akuntansi. Jadi yang
menjadi perhatian bukan pemakai langsung, tetapi juga masyarakat
secara keseluruhan.
 Makro Ekonomi: Pendekatan ekonomi dalam perumusan teori
akuntansi menekankan pada kontrol perilaku indikator makro
ekonomi yang menghasilkan perumusan teori akuntansi. Dengan
demikian, pemilihan teknik akuntansi didasarkan pada dampak
ekonomi nasional. Dapat disimpulkan bahwa teknik dan kebijakan
akuntansi harus dapat menggambarkan realitas ekonomi dan
pilihan terhadap teknik akuntansi harus tergantung pada
konsekuensi ekonomi.
4.2. Pendekatan Baru

4.2.1. Pendekatan Perilaku

Pendekatan perilaku pada perumusan teori akuntansi menitikberatkan


relevansi pengambilan keputusan dari informasi yang diberitakan dan perilaku
individu atau kelompok yang disebabkan oleh pemberitaan informasi. Akuntansi
dianggap sebagai suatu proses yang berkaitan dengan perilaku, maka pendekatan
perilaku menggunakan ilmu sosial yang berhubungan dengan tingkah laku
manusia pada akuntansi.
Pendekatan perilaku terhadap suatu perumusan teori akuntansi dikaitkan
dengan perilaku manusia selama perilaku itu menyangkut masalah dan informasi
akuntansi. Informasi akuntansi dapat berpengaruh terhadap pengambilan
keputusan individu, meski sudah jelas dan mudah diterima umum, tapi disarankan
untuk melakukan penelitian demi kesempurnaan sistem akuntansi dan pelaporan.
Karena keinginan untuk menyempurnakan seperangkat informasi data keuangan
dan menyempurnakan kemampuan user untuk menggunakan informasi maka
diperlukan pemrosesan informasi.
4.2.2. Pendekatan Peristiwa

Pendekatan ini mengusulkan bahwa tujuan akuntansi adalah memberi


informasi tentang kejadian ekonomi yang relevan dan dapat dimanfaatkan dalam
berbagai kemungkinan model-model keputusan. Pendekatan ini mengusulkan
suatu perluasan terhadap data akuntansi yang disajikan dalam laporan keuangan.
Selain itu pendekatan ini juga menganggap bahwa tingkat pengumpulan dan
penilaian data akuntansi ditetapkan oleh pemakai dengan mengorbankan fungsi
kerugian pemakai.
Menurut pendekatan kejadian, neraca dianggap sebagai suatu komunikasi
tidak langsung seluruh kejadian akuntansi yang relevan bagi perusahaan sejak
terbentuknya. Di bawah pendekatan kejadian George Sorter mendefinisikan
operasional untuk pembentukan neraca adalah dibuat sedemikian rupa dengan
maksud memaksimumkan kemampuan merekonstruksikejadian yang terkumpul.
Sedangkan untuk pendekatan rugi laba, Sorter mengusulkan setiap
kejadian harusnya digambarkan menurut suatu cara yang mempermudah untuk
meramalkan kejadian yang sama dalam suatu periode waktu di masa yang akan
datang dengan memberi perubahan-perubahan yang berkaitan dengan faktor
eksternal.
Pendekatan peristiwa mempunyai kelemahan-kelemahan sebagai berikut:
 Informasinya terlalu berat sebagai akibat usaha mengukur
karakteristik yang relevan dari seluruh kejadian yang
mempengaruhi sebuah perusahaan
 Suatu kriteria yang memadai untuk pemilihan kejadian yang sangat
penting sekali belum dikembangkan.
 Mengukur karakteristik suatu kejadian adalah hal yang sulit.
4.2.3. Pendekatan Prediktif
Munculnya pendekatan ini adalah sebagai akibat dari kesulitan untuk
menilai metode alternatif untuk mengukur akuntansi dan pencarian suatu kriteria
sebagai dasar pemilihan alternatif pengukuran. Perumusan teori akuntansi dengan
pendekatan ini menggunakan kriteria kemampuan prediktif yang berarti bahwa
pemilihan opsi-opsi akuntansi yang berbeda akan tergantung pada kemampuan
metode tertentu yang meramalkan kejadian penting yang menarik pemakai.
Dengan pendekatan prediktif yang telah dikembangkan oleh penelitian
akuntansi empiris, ada dua aliran yang dikembangkan. Aliran kemampuan data
akuntansi untuk menjelaskan dan meramalkan kejadian ekonomi dan aliran
mengenai kemampuan data akuntansi untuk menjelaskan dan meramalkan reaksi
pasar pada pengungkapannya.
Menurut perspektif pendekatan prediktif terhadap perumusan suatu teori
akuntansi, ukuran akuntansi alternatif harus dinilai atas dasar kemampuannya
meramalkan kejadian ekonomi atau kejadian dunia usaha.
Manifestasi pertama pendekatan prediktif adalah berhubungan dengan
peramalan penghasilan sebagai salah satu tugas utama akuntansi. Selain itu,
pendekatan ini juga digunakan untuk menganalisa prediktif laporan sementara.
Aplikasi lain yang lebih relevan dari pendekatan prediktif adalah usaha yang
dilakukan oleh auditor untuk meramalkan kegagalan badan hukum atas dasar
rasio-rasio akuntansi yang tersedia.
Kesimpulan
           Teori akuntansi adalah suatu konsep definisi dalil yang menyajikan secara sistematis
gambaran fenomena akuntansi yang menjelaskan hubungan antara variabel dengan variabel
lainnya dalam struktur akuntansi dengan maksud dapat menjelaskan dan meramalkan fenomena
yang mungkin muncul. Dalam merumuskan teori akuntansi, ada beberapa metode yang dapat
dipergunakan yaitu metode semantik, sintaktis, dan pragmantis. Ada juga macam-macam
pendekatan seperti pendekatan tradisional dan pendekatan baru yang masing-masingnya
mempunyai cabang, kelebihan, dan juga kekurangannya satu sama lain.

Anda mungkin juga menyukai