Anda di halaman 1dari 9

KONSEP SMART CITY DI INDONESIA

Lut Faizal
2020130005

Program Studi Magister Komputer


Sekolah Tinggi Manajemen Informatika Dan Komputer (STIMIK) Handayani Makassar

Abstrak : Smart City merupakan suatu susunan perencanaan dalam perkembangan suatu kota
yang lebih maju dengan menggunakan konsep teknologi infromasi dan komunikasi.
Perkembangan smart city di Indonesia sudah memberikan hasil yang baik, tetapi perbedaan
dalam penerapannya di tiap daerah berbeda dilihat dari potensi sumber daya alamnya maupun
situasi pembangunan dalam mengintegrasikan teknologi. Tujuan dari penelitian ini untuk
memahami bagaimana penerapan konsep smart city di Indonesia dengan menggunakan metode
deskriptif dimana teknik pengumpulan data untuk mendeskripsikan mengenai bagaimana
penerapan konsep smart city di Indonesia. Penerapan smart city ini juga tidak semua
terimplementasikan, masih ada beberapa hambatan dan tantangan dalam penerapannya seperti
yang ada di Kota Bandung belum seluruhnya tercapai masih ada masalah kabel jaringan koneksi
internet yang belum ada pada daerah-daerah. Hal ini tidak menutup kemungkinan juga terjadi di
kota-kota lain.

PENDAHULUAN

Perkembangan teknologi yang semakin maju hingga saat ini membuat konsep dari smart
tidak hanya didapatkan dan diterapkan dalam tingkat perangkat saja tetapi, sudah ada pada
berbagai suatu sistem atau tatanan. Salah satunya yaitu smart city. Menurut IoT World smart city
merupakan kotamadya yang menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk
meningkatkan efesiensi operasional, berbagai informasi dengan publik dan meningkatkan
kualitas layanan pemerintah dan kesejahteraan warga.
Smart city ini merupakan konsep pengelolaan kota yang berbasis teknologi informasi dan
komunikasi agar kota menjadi lebih cerdas baik dalam pemanfaatan sumber daya maupun
kualitas kehidupan masyarakat dalam keberlangsungan hidup. Menurut Kebijakan Strategi
Pembangunan Perkotaan Nasional Indonesia tahun 2015-2045 smart city (kota cerdas) pada
dasarnya merupakan pengembangan lebih lanjut dari kawasaan perkotaan yang mampu
memenuhi kebutuhan penduduknya dan menuju kepada pembangunan perkotaan yang
berkelanjutan.
Adanya fenomena dalam tren urbanisasi dunia yang membangun daya saing untuk
menuju kota cerdas menjadi suatu indikator yang sangat penting. Di Indonesia sendiri populasi
urban telah mencapai 2,75% tiap tahunnya, dimana menurut Badan Pusat Statistik (BPS)
penduduk yang tinggal diperkotaan tahun 2020 mencapai 56,7% dan akan terus meningkat
66,6% pada tahun 2035. Smart city diartikan sebagai kota pintar dengan konsep yang dirancang
sedemikian rupa, cara yang bermanfaat bagi masyarakat terutama dalam mengelola sumber daya
agar efisien dan efektif (Cardullo & Kitchin, 2019).
Perkembangan smart city di Indonesia sudah memberikan hasil yang baik seperti yang
telah dikembangkan di kota-kota besar yaitu Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Malang, Surabaya
dan Makasar. Menurut IEEE smart city memiliki beberapa karaktekteristik yaitu ekonomi pintar
(smart economy), mobilitas cerdas, lingkungan cerdas (smart environment), orang pintar (smart
people), hidup cerdas (smart living), pemerintahan cerdas (smart government). Menurut Utomo,
2016 ada beberapa konsep penerapan Smart city di Indonesia yaitu : 1. E-Government
2. E-Budgeting 3. E-Wadul di Surabaya 4. Jakarta Smart City Website 5. Command Center di
Bandung 6. E-Village di Banyuwangi 7. Portal Pengadaan Nasional oleh INAPROC 8. Layanan
Paspor Online oleh Dirjen Imigrasi RI dan 9. Situs LAPOR oleh UKPPPP (salah satu Unit Kerja
Presiden) dan sebagainya.
Implementasi smart city ini memiliki perbedaan dalam penerapannya dilihat dari potensi
daerah baik dari sumber daya alamnya maupun situasi pembangunan dalam mengintegrasikan
teknologi. Oleh karena itu, konsep dari smart city harus dilakukan pengkajian yang lebih dalam
untuk memahami bagaimana menerapkan konsep smart city pada suatu kota dilihat dari beberapa
aspek sehinggal dalam menerapkan konsep smart city ini dapat berjalan dengan baik.

METODE PENELITIAN
Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif dimana teknik pengumpulan data
yang memanfaatkan data-data melalui kajian pustaka dan mendeskripsikan, menganalisis
mengenai bagaimana penerapan konsep smart city di Indonesia.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Definisi Smart City
Smart city didefinisikan sebagai kota yang mampu menggunakan SDM, modal sosial,
dan infrastruktur telekomunikasi modern untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi
berkelanjutan dan kualitas kehidupan yang tinggi, dengan manajemen sumber daya yang
bijaksana melalui pemerintahan berbasis partisipasi masyarakat. Menurut Hasibuan, 2019 Smart
city dapat diartikan sebagai kota pintar atau kota cerdas yang dapat memberikan kualitas hidup
yang lebih baik dan kenyamanan bagi masyarakatnya.
Konsep smart city masih bergantung pada kota dan pengembang masing-masing.
Beberapa ahli mendefenisikan smart city sebagai berikut :
1. Menurut Kourtit & Nijkamp, 2012 mendefinisikan bahwa “Smart City merupakan
hasil dari pengembangan pengetahuan yang intensif dan strategi kreatif dalam
peningkatan kualitas sosialekonomi, ekologi, daya kompetitif kota”
2. Menurut Caragliu, A., dkk dalam Schaffers, 2011 Smart City didefinisikan juga
sebagai kota yang mampu menggunakan SDM, modal sosial, dan infrastruktur
telekomunikasi modern untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan
kualitas kehidupan yang tinggi, dengan manajemen sumber daya yang bijaksana
melalui pemerintahan berbasis partisipasi masyarakat.
3. Menurut Cohen Boyd, 2013. Mendefinisikan bahwa: “Smart City (Kota Pintar)
sebuah pendekatan yang luas, terintegrasi dalam meningkatkan efisiensi
pengoperasian sebuah kota, meningkatkan kualitas hidup penduduknya, dan
menumbuhkan ekonomi daerahnya.
Gambar 1. Indikator Smart City menurut Boyd Cohen

Aspek utama dalam membangun smart city menurut Frost dan Sullivan (Evans, et.al,
2019) yaitu tata kelola yang cerdas, teknologi yang cerdas, infrastruktur yang cerdas, layanan
kesehatan yang cerdas, mobilitas yang cerdas, bangunan, energy yang cerdas, dan warga Negara
yang cerdas. Tujuan dari smart city adalah untuk membentuk kota yang nyaman, aman, dan
memperkuat daya saing perekonomian (Shamsuddin & Srinivasan, 2020).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa konsep smart city merupakan suatu susunan perencanaan
dalam perkembangan suatu kota yang lebih maju dengan menggunakan konsep teknologi
infromasi dan komunikasi yang maju agar terciptanya suatu kota yang cerdas untuk mendapatkan
perkembangan inovasi dan kreativitas yang memudahkan kehidupan sosial masyarakat.

Elemen Smart City


Di Indonesia terdapat beberapa kota besar yang memiliki masalah pertumbuhan
penduduk, kemacetan, penumpukan sampah, pelayanan publik yang masih manual dan masalah
lainnya. Berkat teknologi yang saat ini memudahkan masyarakat dalam melakukan pekerjaan
dan kegiatannya, dapat diterapkan dalam penerapan konsep smart city seperti e-government,
eprocurement, e-budgeting, e-delivery, e-controlling, dan e-monitoring.
Menurut Hasibuan, 2019 ada beberapa dimensi kajian literatur penelitian terkait dengan
konsep smart city ini , yaitu :
1. Dimensi teknologi, diperlukan pembangunan kota yang digital dan terintegrasi dengan
dukungan infrastruktur fisik, teknologi pintar, perangkat mobilitas tinggi dan jaringan
komputer yang memadai.
2. Dimensi Sumber Daya Manusia, diperlukan kreatifitas, pengetahuan, pendidikan dan
pembelajaran sebagai pendorong utama terbentuknya kota yang cerdas, dimana
permasalahan yang bersifat manual ditransformasi dengan pengetahuan ke model sistem
digital melalui kratifitas dan disajikan dalam bentuk pembelajaran yang sepenuhnya perlu
konsisten untuk dilaksanakan
3. Dimensi Institusional, diperlukan dukungan dari pemerintah dan kebijakan untuk
pemerintahan sebagai dasar dari desain dan implementasi kota yang cerdas. Kebijakan
tidak hanya mendukung tetapi juga berperan, dimana terbentuk hubungan antara lembaga
pemerintah dan pihak non-pemerintah, dan sektor lainnya dalam membangun lingkungan
administratif yang terintegrasi.
Selain dari ketiga dimensi diatas, ada juga elemen utama dalam konsep smart city yaitu
infrastruktur, modal, aset, perilaku, budaya, ekonomi, sosial, teknologi, politik, lingkungan. Dari
6 elemen ini terdapat 6 level dalam pengimplementasiannya diantaranya :
1. Level 0, merupakan level awal dari pengimplementasian konsep Smart City, level ini
ditandai dengan masih kota biasa namun terdapat potensi menjadi Smart City
2. Level 1, merupakan level memulainya suatu kota atau daerah menjadi Smart City,
ditandai dengan tersedia internet secara menyeluruh di wilayah kota.
3. Level 2, merupakan tahap kelanjutan dari level pertama, dimana ditandai dengan kota
mulai terhubung dengan jaringan di kota lainnya atau telah menerapkan konsep
Metropolitan Area Network (MAN)
4. Level 3, merupakan level open information, dimana kota telah memiliki keterbukaan
dengan kota lain untuk berbagi data dan informasi secara online.
5. Level 4, merupakan level yang telah memiliki proses mengolahan data dan informasi
menggunakan keamanan yang baik, sehingga setiap data yang terakses tetap terjaga
nilai kepentingan yang ada di dalam data dan informasinya.
6. Level 5, merupakan integrasi yang baik di dalam maupun antar kota sebagai kombinasi
level 2,3 dan 4
Jadi, untuk mendukung suatu kota dalam menerapkan 5 level ini, tidak lepas dari dukungan
dan bantuan dari stakeholder yang harus dilibatkan untuk mengembangkan konsep smart city.
Stakeholder tersebut memiliki peranan masing-masing untuk menerapkan smart city.

Perancangan Smart City di Indonesia


Konsep smart city di Indonesia membantu masyarakat dalam melakukan kegiatannya.
Menurut Bappenas perancangan smart city di Indonesia mempunyai target diantaranya :
1. Sebuah kota berkinerja baik dengan berpandangan ke dalam ekonomi, penduduk,
pemerintahan, mobilitas, dan lingkungan hidup.
2. Sebuah kota yang mampu mengontrol dan mengintegrasikan semua infrastruktur
termasuk jalan, jembatan, terowongan, rel kereta api bawah tanah, bandara, pelabuhan,
komunikasi, air, listrik dan pengeloaan gedung. Dengan begitu dapat mengoptimalkan
sumber daya yang dimilikinya serta merencanakan pencegahannya. Kegiatan
pemeliharaan dan kemanan dipercayakan kepada penduduknya.
3. Smart City dapat menghubungkan infrastruktur fisik, infrastruktur IT dan infrastruktur
sosial dan bisnis infrastruktur untuk meningkatkan kecerdasan kota.
4. Smart City membuat kota lebih efisien dan layak huni.
5. Penggunaan smart computing untuk membuat Smart City dan fasilitasnya meliputi
pendidikan, kesehatan, keselamatan umum, transportasi yang lebih cerdas, saling
berhubungan dan efisien.

Gambar 2. Siklus Konsep Smart City (Bappenas)


Ada beberapa indikator penerapan konsep smart city di Indonesia dalam mewujudkan
kota pintar yaitu, :
1. Smart Economy (Ekonomi Cerdas) : kualitas yang menghasilkan suatu inovasi dalam
menghadapi persaingan, smart ekonomi juga di artikan sebuah kota cerdas yang
memiliki tingkat ekonomi, pemanfaatan sumber daya dan potensi alam yang dimiliki
oleh kota secara efisien dan efektif. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu
indicator untuk mengukur tingkat pembangunan di suatu daerah pada periode waktu
tertentu sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat secara
umum.
2. Smart Mobility (Mobilitas Cerdas) : Kemampuan untuk mengembangkan transportasi
dan pembangunan infrastruktur sebagai bentuk penguatan sistem perencanaan
infrastruktur kota.
3. Smart Environment (Lingkungan Cerdas) : Keberlanjutan dan sumber daya, lingkungan
cerdas itu berarti lingkungan yang bisa memberikan kenyamanan, keberlanjutan sumber
daya, keindahan fisik maupun non fisik, visual maupun tidak, bagi masyarakat dan
publik lingkungan yang bersih tertata, RTH yang stabil merupakan contoh dari
penerapan lingkungan pintar.
4. Smart People (Masyarakat Cerdas) : Kreativitas dan modal sosial, pembangunan
senantiasa membutuhkan modal, baik modal ekonomi (economic capital), modal usaha
(human capital), maupun modal sosial (social capital). Kemudahan akses modal dan
pelatihan-pelatihan bagi UMKM dapat meningkatkan kemampuan keterampilan mereka
dalam mengembangkan usahanya
5. Smart Living (Hidup Cerdas atau Kualitas Hidup) : Kualitas hidup tersebut bersifat
dinamis, dalam artian selalu berusaha memperbaiki dirinya sendiri. Pencapaian budaya
pada manusia, secara langsung maupun tidak langsung merupakan hasil dari
pendidikan. Maka kualitas pendidikan yang baik adalah jaminan atas kualitas budaya,
dan atau budaya yang berkualitas merupakan hasil dari pendidikan yang berkualitas.
6. Smart Governance (Pemerintahan yang Cerdas) : Kunci utama keberhasilan
penyelenggaraan pemerintahan adalah Good Governance, yang merupakan paradigma,
sistem dan proses penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan yang
mengindahkan prinsipprinsip supremasi hukum, kemanusiaan, keadilan, demokrasi,
partisipasi, transparansi, profesionalitas, dan akuntabilitas ditambah dengan komitmen
terhadap tegaknya nilai dan prinsip desentralisasi, daya guna, hasil guna, pemerintahan
yang bersih, bertanggung jawab dan berdaya saing.

DI Yogyakarta
Konsep smart city di Yogyakarta sudah tertuang pada peraturan walikota Yogyakarta
No.100 Tahun 2018 dimana konsep smart city di Yogyakarta merupakan pengembangan dan
pengelolaan berbagai sumber daya (alam, manusia, waktu, dan lainnya) untuk digunakan secara
efektif dan efisien dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi sehingga dapat
memaksimalkan pelayanan publik serta mendukung pembangunan yang berkelanjutan.
Pemerintah Kota Yogyakarta dalam memerangi KKN diwujudkan dengan mempermudah
sambungan komunikasi antara pemerintah dengan masyarakat. Untuk membuka akses partisipasi
masyarakat dibentuk suatu Unit Pelayanan Informasi dan Keluhan (UPIK).  Unit ini tidak
sekadar menampung keluhan masyarakat, tetapi UPIK ini juga dapat menyampaikan informasi
dan memberikan informasi terkait dengan respon dan tindaklanjut keluhan/masukan.
Konsep smart city di Yogyakarta semakin berkembang dengan menerapkan tujuh dimensi
Smart City yaitu smart economy, smart people, smart governance,
smart mobility, smart environment, smart living, dan smart disaster management. Visi
Yogyakarta memiliki 4 (empat) kata kunci yakni pariwisata, pendidikan, budaya
dan pusat pelayanan jasa. Keempat indikator ini yang akan dikembangkan dari tujuan
pengembangan konsep smart city dengan identitas yang tidak dihilangkan yaitu smart culture.
Apabila dijabarkan lebih lanjut, smart tourism, smart education, dan smart culture merupakan 3
(tiga) tujuan utama smart city Kota Yogyakarta yang dapat dicapai melalui penerapan 7 (tujuh)
dimensi smart city tersebut.

Gambar 3. Konsep Smart City Yogyakarta

Kota Bandung
Kota Bandung merupakan salah satu kota yang unggul dalam penerapan smart city juga
telah menerima beberapa kali penghargaan internasional, salah satunya yaitu sebagai pemenang
ajang Smart City Award 2015 yang diadakan oleh majalah Asia’s Tech Ecosystem. Kota
Bandung berfokus pada konsep Smart Governance.
Penerapan smart city di kota Bandung telah menghibahkan 9 aplikasi dalam memudahkan
pelayanan. Namun, pelaksanaannya belum seluruhnya tercapai salah satu faktornya yaitu
masalah kabel jaringan koneksi internet yang belum ada pada daerah-daerah tertentu.

Gambar 4. Konsep Smart City Bandung


1. Control : Mengontrol jalannya pembangunan kota, manajemen, dan analisa data
serta memantau kinerja seluruh organisasi perangkat daerah dan aparatur sipil
negara. Didukung aplikasi seperti e-Governance, e-Budgeting, e-Remunerasi
Kinerja (e-RK), SI Kepegawaian, dan lain-lain.
2. Connect: Membangun sistem pemerintahan yang saling terhubung dan terintegrasi
untuk mendukung smart government dan smart society, serta membangun pola
komunikasi publik yang lebih efektif (layanan pengaduan, open data, dan open
communication/social media).
3. Observe: Memantau dan mengamati segala bentuk kejadian dan situasi kota seperti
lalu lintas, cuaca atau banjir, gangguan ketertiban umum dan keamanan kota. Alat
pemantau berupa CCTV

Surabaya
Di Indonesia, istilah smart city mulai dipopulerkan lebih dahulu oleh Kota Surabaya
dalam penghargaan nasional yang diraihnya di ajang Smart City Award pada tahun 2011
dalam tiga kategori yaitu Smart Governance, Smart Living, dan Smart Environment. 
Kota Surabaya sudah menggunakan sistem administrasi kependudukan yang
terintegrasi sistem administrasi perizinan, partisipasi warga, dan sistem monitoring area
publik. Smart living kota Surabaya unggul dalam berbagai fasilitas yang telah diterpkan
seperti penerimaan murid baru secara online, portal pariwisata, CCTV pemantau lalu
lintas, traffic management center, fasilitas wifi gratis di tempat publik, sekolah online, dan
lain sebagainya. Kemudian pada kategori Smart Environment, Kota Surabaya telah
menerapkan sistem peringatan dini bencana (early warning system), sistem pengolahan
sampah berbasis TI, dan sistem monitoring air berbasis TI. Ini merupakan salah satu konsep
smart city yang ada di Surabaya.

Gambar 5. Konsep E-Government Smart City Surabaya

Makassar
Pemerintah kota Makassar sudah menerapkan konsep smart city yang diwujudkan
melalui visi dan misi wali kota saat ini dimana salah satu visi misinya yaitu Mereformasi
tata birokrasi yang tidak efektif menjadi pelayanan publik kelas dunia. Makassar juga sudah
meraih penghargaan pada tahun 2014 Digital Societ Award yang kriteria penilaiannya yaitu
intiative, leadership, usership dan benefit. Menurut Syafruddin, 2020 saat ini konsep e-
gevorment yang berjalan pada program pembangunan smart city di kota Makassar yaitu :
smart governance public service (home care), smart governance pete-pete smart (program
unggulan), smart living teman pacar (Apartemen Tanggap Bencana), smart environment
pengelolaan sampah cerdas, dan smart governance smart energy.

No Konsep E-Government Aplikasi


1 Government to citizen Smart RT/RW, E-KTP, BPJS, dll
2 Government to employe Simpeg, TPP, Absen Elektrik, dll
3 Government to Bisnis Open Data
4 Government to Government Virtual Meeting, Smart Grup, dll
Tabel 1. Konsep E-Government Smart City Makassar

Jadi, Smart Governance ini harus dapat diimplementasikan ke dalam tiga unsur dalam
tata kelola, yakni pelayanan (service), birokrasi (bureaucracy), dan kebijakan (policy). Hal inilah
yang menggambarkan aplikasi smart RT/RW, War room, layanan 112 dan aplikasi kucata’ki
muncul dan dapat digunakan oleh masyarakat.

KESIMPULAN

Untuk menciptakan sebuah konsep kota cerdas (smart city) diperlukannya kerjasama
antar stakeholder agar dapat menerapkan konsep smart city. Setiap kota memiliki berbagai
konsep smart city yang berbeda sesuai dengan potensi-potensi yang ada di tiap kota masing-
masing dapat dilihat dari sumber daya yang ada maupun kebutuhannya yang dapat membantu
masyarakat kota. Penerapan smart city ini juga tidak semua terimplementasikan, masih ada
beberapa hambatan dan tantangan dalam penerapannya seperti yang ada di Kota Bandung belum
seluruhnya tercapai masih ada masalah kabel jaringan koneksi internet yang belum ada pada
daerah-daerah. Hal ini tidak menutup kemungkinan juga terjadi di kota-kota lain.

SARAN
Dalam menyusun konsep smart city agar dapat menunjang keberhasilannya perlu
dilakukan kajian yang lebih mendalam terkait dengan kesiapan pemerintah dan terus berupaya
dalam meningkatkan sumber daya manusia untuk menciptakan daerah sebagai kota cerdas (smart
city)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrozzaq Hasibuan, Oris Krianto Sulaiman. 2019. Smart City, Konsep Kota Cerdas Sebagai
Alternatif Penyelesaian Masalah Perkotaan Kabupaten/Kota, Di Kota-Kota Besar Provinsi
Sumatera Utara. Buletin Utama Teknik. Vol.14.No.2
Badan Pusat Statistik (2020). Laju Pertumbuhan Penduduk Indoenesia 2020. Makassar.
Cardullo, P., Di Feliciantonio, C., & Kitchin, R. (Eds.). (2019). The right to the smart city.
Emerald Group Publishing. https://doi.org/10.1108/9781787691391
Chandra Eko Wahyudi Utomo, Mochamad Hariadi. 2016. Strategi Pembangunan Smart City dan
Tantangannya bagi Masyarakat Kota. Jurnal Strategi dan Bisnis Vol.4, No. 2
Cohen, Boyd. (2013). What exactly a smart city? http://www.boydcohen.com/smartcities.html
Dyah Ratna Pramesti, dkk. 2020. Perbandingan Implementasi Smart City di Indonesia: Studi
Kasus: Perbandingan Smart People di Kota Surabaya dan Kota Malang. International
Journal of Demos. Vol. 2 No.2
Evans, J., Karvonen, A., Luque-Ayala, A., Martin, C., McCormick, K., Raven, R., & Palgan, Y.
V. (2019). Smart and sustainable cities? Pipedreams, practicalities and possibilities.
https://doi.org/10.4324/9781003120247
Indonesia, Smart City Initiative, "Smart City Indonesia," Smart Community for Smart City
Indonesia, August 2015
Kourtit, Karima & Nijkamp, Peter (2012). Smart cities in the innovation age. The European
Journal of Social Science Research, Vol.25, Juni 2012, 93-95. Routledge.
Pemerintah Kota Makassar. 2017. Buku II: Masterplan Smart City Daerah. Kota Makassar,
Pemkot KotaMakassar
Sartika Dwi Hardiyanti, Christine Andu Purnamasari. Efektifitas Aplikasi Smartcity Pada
Pengguna Smartphone Untuk Mewujudkan Kota Nyaman Untuk Semua Di Kota Makassar.
Jurnal Magister Ilmu Politik Universitas Hasanuddin.
Schaffers, Hans, et.al., 2011, Smart Cities and the Future Internet: Towards Cooperation
Frameworks for Open Innovation”. Future Internet Assembly, LNCS 6656.
Shamsuddin, S., & Srinivasan, S. (2020). Just smart or just and smart cities? Assessing the
literature on housing and information and communication technology. Housing Policy
Debate, 1-24. https://doi.org/10.1080/10511482.2020.1719181
Syarif, S, et al. 2020. Smart City of Makassar. Konferensi Nasional Ilmu Komputer (KONIK).
Hal. 1-10.
Siti Widharetno Mursalim. 2017. Implementasi Kebijakan Smart City Di Kota Bandung. Jurnal
Ilmu Administrasi. Vol.14 No.1
Undang-Undang Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 100 Tahun 2018 Tentang Masterplan
Pengembangan Smart City Kota Yogyakarta Tahun 2018-2022
Yasef Firmansyah. 2019. Penerapan Konsep Jakarta Smart City Terhadap Peningkatan
Pelayanan Publik Provinsi Dki Jakarta Periode 2014-2017. Public Administration Journal
Vol. 3 No. 2

Anda mungkin juga menyukai