Anda di halaman 1dari 8

PROSIDING

SEMINAR NASIONAL INOVASI TEKNOLOGI PENERBANGAN (SNITP) TAHUN 2019


ISSN : 2548-8090
ANALISIS HUMAN ERROR YANG MENYEBABKAN KECELAKAAN KERJA DI
HANGAR POLITEKNIK PENERBANGAN
Ariska Ofterria Twins Olliverra1, Sujanto1, Ir. Setiyo1
1)
Jurusan Teknik Pesawat Udara, Politeknik Penerbangan Surabaya
Jl. Jemur Andayani I/73, Surabaya 60236
Email : Ariskatwins@gmail.com

Abstrak
Ada banyak shop di hangar Politeknik Penerbangan Surabaya. Masing-masing shop
dilengkapi dengan peralatan yang lengkap dan bagus sebagai penunjang kegiatan belajar
mengajar taruna. Namun karena kelalaian taruna sendiri, sering menyebabkan
timbulnya kecelakaan kerja. Seperti menggunakan alat pelindung diri sering dianggap
remeh oleh taruna. Metode Human Error, SHELL Model, Dirty Dozen digunakan untuk
mengetahui faktor yang dominan menyebabkan kecelakaan kerja yang dihadapi di
hangar. Perhitungan skor resiko diketahui nilai error terbesar terletak pada kegiatan saat
taruna menggunakan mesin atau peralatan yang tajam, dan juga mesin drill. Solusi yang
diberikan adalah dengan meningkatkan pengawasan pada setiap proses, melakukan
pelatihan , memberi sangsi tegas bagi taruna yang tidak memakai APD (alat pelindung
diri) dan membuat SOP (Standar Operational Procedure).
Kata Kunci: Human Error, Kecelakaan Kerja, SHELL Model, Dirty Dozen.

Abstract
Each shop is equipped with complete and good equipment to support cadets'
teaching and learning activities. However, due to negligence of cadets themselves, it
often causes work accidents. Like not using it, personal protective equipment is often
underestimated by cadets. Human Error, SHELL Model and Dirty Dozen Used to find
out the dominant factors that cause workplace accidents in the hangar. The calculation
of the risk score is known as the biggest error value lies in the activity when cadets use
sharp machines or equipment, and also drill machines. The solution given is to increase
supervision in each process, conduct training, give strict sanctions to cadets who do not
use APD and make SOP (Standard Operational Procedure).
Keyword : Human Error, work accident, SHELL Model, Dirty Dozen.

POLITEKNIK PENERBANGAN SURABAYA 1


KECELAKAAN KERJA DI HANGAR
PENDAHULUAN
POLITEKNIK PENERBANGAN
Shop (tempat praktek) bagi taruna SURABAYA” Penelitian ini menguraikan
Politeknik Penerbangan Sendiri digunakan suatu analisis yang digunakan untuk
taruna untuk belajar, dan mengasah mengurangi terjadinya human error
keterampilan taruna sebagai bekal di dunia (kesalahan manusia) pada saat melakukan
kerja nanti. Dalam menggunakan masing- pekerjaannya. Metode analisis yang
masing shop tentu saja ada SOP (Standar digunakan adalah Human Error, Dirty
Operational Procedure) untuk mencegah Dozen, SHELL Model dan kuisioner dari
terjadinya kecelakaan kerja pada saat penulis yang diisi oleh sampel dari taruna
praktek. Meskipun demikian, banyak faktor yang digunakan untuk menganalisis human
yang mempengaruhi terjadinya kecelakaan error yang banyak terjadi di hangar
kerja pada taruna saat berada di dalam shop. Politeknik Penerbangan Surabaya.
Manusia dalam melakukan pekerjaannya
cenderung mengalami error (kesalahan).
METODE
Dari berbagai hal yang menyangkut Pada penelitian ini, penulis lebih banyak
permasalahan manusia dalam berinteraksi mencantumkan deskripsi dari permasalahan
dengan produk, mesin ataupun fasilitas kerja yang sedang diteliti sehingga metode yang
lain yang dioperasikannya, manusia digunakan adalah metode kualitatif dengan
seringkali dipandang sebagai sumber pendekatan deskriptif.Metode penelitian
penyebab segala kesalahan, ketidakberesan kualitatif adalah metode penelitian yang
maupun kecelakaan kerja (human error). digunakan untuk meneliti pada kondisi
Kegiatan belajar mengajar menggunakan
objek yang alamiah (sebagai lawannya
alat permesinan yang bervariasi, adalah eksperimen) dimana peneliti adalah
membutuhkan konsentrasi. Mulai dari taruna sebagai instrument kunci dan teknik
memasuki hangar hingga selesai melakukan pengumpulan data delakukan secara
kegiatan praktek. Namun karena kelalaian gabungan.
taruna, sering menyebabkan timbulnya Data yang dikumpulkan dalam penelitian
kecelakaan kerja. Seperti tidak menggunakan kualitatif adalah berupa kata dan gambar,
alat pelindung diri yang sering dianggap bukan berupa angka. Penelitian deskriptif
remeh oleh taruna. Kecelakaan yang terjadi adalah jenis penelitian yang dilakukan
antara lain kaki tertimpa besi atau benda untuk mengetahui nilai variable mandiri,
lainnya, terpeleset, dan tangan tergores baik satu variable atau lebih (independent)
mesin atau benda tajam lainnya. tanpa membuat perbandingan atau
Kemungkinan kesalahan akan meningkat menghubungkan dengan variable yang lain.
ketika pekerja mengalami stress pada beban Tahapan-tahapan pengolahan data
pekerjaan yang tidak normal atau ketika
kapasitas kerja menurun akibat hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :
kelelahan.Tertarik akan hal tersebut di atas 1. Pemeriksaan akan kelengkapan
penulis ingin mengkaji lebih berfokus dan jawaban. Pada tahap ini data yang
mendalam pada permasalahan kecelakaan
diperoleh diperiksa kembali untuk
kerja di hangar AMTO Politeknik
Penerbangan Surabaya. mencari jawaban dari hasil wawancara
Penelitian ini diberi judul “ANALISIS yang telah dilakukan.
HUMAN ERROR YANG MENYEBABKAN
2
2. Menghitung jumlah atau frekuensi dari X :Total perkalian seluruh
masing-masing jawaban dari hasil responden dengan
wawancara dengan narasumber. indikator paling tinggi.
3. Menghitung presentase jawaban dari hasil Jawaban Keterangan
wawancara dalam bentuk tabel tunggal Sangat Tidak Setuju, Sangat Buruk, Kurang
0% - 19,99%
melalui distribusi frekuensi dan Sekali
presentase. 20% -
Tidak Setuju, Kurang Baik
Penulis melakukan penelitian dan 39,99%
metode yang digunakan untuk menganalisis 40% -
Cukup
human error yang menyebabkan kecelakaan 59,99%
kerja adalah berdasarkan jenis Human 60% -
Setuju, Baik
Errors. 79,99%
Penulis menggunakan skala yang 80% - 100% Sangat Setuju, Sangat Baik
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat,
Tabel 2 Index jawaban.
dan persepsi seseorang tentang suatu
Sumber :Panduan Penentuan Skoring Kriteria
fenomena pendidikan. Penelitian mengenai
(2012).
fenomena sosial ini telah ditentukan secara
spesifik oleh peneliti.
Skala yang ada ini memperlihatkan HASIL DAN PEMBAHASAN
bagian yang dinyatakan dalam beberapa
respon alternatif, yaitu SS=Sangat Setuju, Total kesalahan perawatan pesawat
S=Setuju, N=Netral, TS=Tidak Setuju, dan udara yang dikumpulkan oleh penulis
STS=Sangat Tidak Setuju. Dengan terkait mengenai kejadian yang dialami
perhitungan bobot nilai tiap item sebagai oleh teknisi pesawat udara di AMTO
berikut : Politeknik Penerbangan Surabaya dengan
sampel taruna berjumlah 41 taruna.
Indikator Bobot Nilai
Penulis melakukan analisis data dari 41
SS (Sangat Setuju) 5 taruna tersebut untuk diamati dan
dikelompokkan berdasarkan 3 metode
S (Setuju) 4 human factors antara lain yaitu: Human
Errors, SHELL Model, dan The Dirty
N (Netral) 3
Dozen.
TS (Tidak Setuju) 2 Berdasarkan 41 sampel taruna yang
dikumpulkan penulis mengenai
STS (Sangat Tidak Setuju) 1 kuisioner human errors, penulis
Tabel 1 Indikator dan Total Nilai mengelompokkan jawaban dari sampel
Sumber : Panduan Penentuan Skoring Kriteria (2012). taruna tersebut kedalam tabel 3 dibawah
Bobot nilai pada tiap indikator dapat ini :
dihitung presentase nilainya sehingga keluar
jawaban dalam bentuk presentase, dengan
rumus tiap hasil jawaban sebagai berikut :
Rumus Index (%) = × 100
Keterangan :
Total skor :Total perkalian tiap
indikator dengan total nilai.
3
Human Error
NO HUMAN JUMLAH PRESENTASE Pada tabel 4.2 dan grafik 4.2 berdasarkan
ERROR hasil analisis , ditinjau dari jenis SHELL
1 Mistakes 11 28%
2 Slips and 17 41% Model, dapat diurutkan sebagai berikut:
Lapses 1. Kesalahan perawatan pesawat udara
3 Violation 13 31% berdasarkan SHELL Model dari 41
JUMLAH 41 100%
sampel taruna tersebut, 34 % terjadi
Pada tabel 3 berdasarkan hasil analisis,
akibat hubungan L-H yang tidak
ditinjau dari jenis human errors, dapat
optimal. Hubungan ini yang paling
diurutkan sebagai berikut:
umum terjadi dari tingkat hubungan
1. Urutan pertama menunjukan kesalahan
SHELL Model.
perawatan disebabkan oleh mistake dengan
2. Urutan kedua, kesalahan perawatan
persentasi sebanyak 41% dimana taruna
pesawat udara berdasarkan SHELL
membuat atau memilih keputusan yang salah
Model dari 41 sampel taruna tersebut,
(wrong action). Ini lebih banyak disebabkan
26% terjadi akibat hubungan L-S yaitu
karena lack of knowladge. Lebih banyak
hubungan Liveware dengan software
pelajaran dan praktek sangat penting untuk
yang tidak optimal. Hubungan ini
mengurangi kesalahan ini.
disebabkan karena adanya masalah
2. Urutan kedua menunjukan kesalahan
dari aspek aspek non fisik dari suatu
perawatan disebabkan oleh violation dengan
sistem, seperti prosedur, manual, dan
persentasi sebanyak 31%. Ini menunjukan
checklist.
bahwa masih ada pelanggaran yang disengaja,
3. Urutan ketiga dan keempat nilainya
menyalahi aturan dan tata cara yang baku
sama, kesalahan perawatan pesawat
yang telah menjadi standar oleh taruna teknik
udara berdasarkan SHELL Model dari
pesawat udara.
41 sampel taruna tersebut, 20% terjadi
3. Jenis kesalahan slip menempati urutan
akibat hubungan L-L yang tidak
ketiga dengan persentasi sebanyak 28%, ini
harmonis. Hubungan ini adanya
menunjukan adanya hubungan erat dengan
kesalahan interaksi antar manusia.
faktor lack of awereness dalam Dirty Dozen,
4. Kesalahan perawatan pesawat udara
kesalahan perawatan pesawat udara banyak
berdasarkan SHELL Model dari 41
disebabkan oleh faktor kelalaian (omission).
sampel taruna tersebut, 20% terjadi
SHELL Model akibat hubungan L-E yang
berpengaruh terhadap kondisi teknisi
NO SHELL JUMLAH PRESENTA
pesawat udara, seperti
MODEL SE
lingkungan,cuaca, dll.
1 Liveware - 8 20%
5.
Environment Dirty Dozen
2 Liveware - 14 34%
Hardware NO DIRTY JUMLAH PRESENTASE
3 Liveware – 11 26% DOZEN

Software 1 Lack of 0 0%

4 Liveware - 8 20% Knowledge

Liveware 2 Lack of 5 12%


Awareness
JUMLAH 41 100%

4
3 Fatigue 5 12% 5. Pressure, menempati urutan
4 Distraction 1 2% kelima dengan nilai prosentase
11% hal ini mengenai adanya
5 Pressure 4 11%
perasaan tertekan atau beban kerja
6 Lack of 3 7% yang tinggi, padahal kemampuan
Teamwork terbatas.
7 Stress 15 38% 6. Lack of Teamwork, menempati urutan
8 Lack of 1 2% keenam dengan nilai presentase 7%
Resources hal ini mengenai kurangnya interaksi
9 Complacency 0 0% dengan orang lain,dikarenakan lebih
10 Lack of 5 12% suka bekerja secara individu daripada
Communication bekerja sama.
11 Lack of 1 2% 7. Distraction of Interruption,
Assertiveness menempati urutan ketujuh dengan
12 Norm of Habits 1 2% nilai presentase 2%, dan sama dengan
JUMLAH 41 100% 3 dirty dozen lainnya, hal ini
Pada tabel 4.3 dan grafik 4.3 berdasarkan mengenai tidak konsentrasi terhadap
hasil analisis, penulis mendapatkan data suatu tindakan. Contohnya ada
12 faktor kontribusi dari Dirty Dozen seseorang saat serius bekerja, tiba
seperti tabel 4.3 diatas dengan urutan tiba ada kabar anggota keluarga
sebagai berikut : mengalami kecelakaan.
1. Stress, menempati urutan pertama dengan 8. Lack of Resources, menempati urutan
nilai presentase 38% hal ini mengenai kedelapan dengan nilai presentase
kondisi jiwa yang tertekan,tegang, dan 2% hal ini mengenai keterbatasan
gugup. sumber daya.
2. Lack of Awareness, menempati urutan 9. Lack of Assertiveness, menempati
kedua dengan nilai yang sama dengan 2 urutan kesembilan dengan nilai
dirty dozen yang lainnya dengan nilai presentase 2% hal ini mengenai sikap
presentase 12% hal ini mengenai yang kurang tegas terhadap pendirian
kurangnya kepedulian terhadap suatu dan cenderung mengakomodasi
tindakan tanpa berfikir terlebih dahulu. pendapat orang lain meski hatinya
3. Fatigue, menempati urutan ketiga dengan menolak.
nilai prosentase 12% hal ini mengenai 10. Norms of Habits, menempati urutan
faktor kelelahan dan fatigue ini juga kesepuluh dengan nilai presentase
dikenal sebagai significant safety. 2% hal ini mengenai membenarkan
4. Lack of Communication, menempati hasil kerja yang sering dilakukan dan
urutan keempat dengan nilai presentase cenderung tidak mengikuti prosedur.
12% hal ini mengenai adanya 11. Lack of Knowledge, menempati
kurangnya komunikasi dengan urutan kesebelas dengan nilai
orang lain dan lebih sering berdebat presentase 0% hal ini mengenai
serta mengasumsikan suatu adanya kurang pengetahuan dan
persoalan. pemahaman dari seorang teknisi
terhadap masalah yang dihadapi.

5
12. Complacency, menempati urutan 4. Menganggap remeh penggunaan
keduabelas dengan nilai prosentase 0% APD (Alat Pelindung Diri).
hal ini mengenai perasaan nyaman
JAWABAN RESPONDEN PRESENTASE
disertai rasa kurang peduli serta Sangat Setuju 20 49%
menganggap remeh persoalan. Setuju 10 24%
Hasil Kuesioner Netral 6 15%
1. Kecelakaan kerja di Hangar yang Tidak Setuju 2 5%
dominan terjadi karena taruna tidak Sangat Tidak 3 7%
memakai APD (Alat Pelindung Diri). Setuju
JAWABAN RESPONDEN PRESENTASE JUMLAH 41 100%
Sangat Setuju 29 71%
Setuju 11 27%
Netral
Tidak Setuju 1 2% 5. Tidak saling mengingatkan antar
Sangat Tidak taruna.
Setuju
JUMLAH 41 100% JAWABAN RESPONDEN PRESENTASE
Sangat Setuju 5 12%
2. Taruna Tidak membaca/ mematuhi SOP Setuju 16 39%
(Standar Operational Procedure). Netral 8 20%
Tidak Setuju 10 24%
JAWABAN RESPONDEN PRESENTASE
Sangat Setuju 22 54% Sangat Tidak 2 5%
Setuju
Setuju 10 25%
Netral 3 7% JUMLAH 41 100%
Tidak Setuju 5 12%
Sangat Tidak 1 2%
Setuju 6. Tingkat kesadaran akan keselamatan
JUMLAH 41 100%
diri yang rendah.

JAWABAN RESPONDEN PRESENTASE


3. Tidak memperkirakan dampak dari
Sangat Setuju 3 7%
kecelakaan kerja.
Setuju 21 52%
JAWABAN RESPONDEN PRESENTASE Netral 9 22%
Sangat 3 7% Tidak Setuju 5 12%
Setuju
Sangat Tidak 3 7%
Setuju 29 71%
Setuju
Netral 6 15%
JUMLAH 41 100%
Tidak 2 5%
Setuju
Sangat 1 2%
Tidak 7. Kurangnya tingkat kepedulian taruna
Setuju untuk safety diri sendiri dan sesama
JUMLAH 41 100%
rekan taruna.

6
JAWABAN RESPONDEN PRESENTASE JAWABAN RESPONDEN PRESENTASE
Sangat 4 10% Sangat 7 17%
Setuju Setuju
Setuju 23 56% Setuju 17 42%
Netral 5 12% Netral 0%
Tidak 7 17% Tidak Setuju 16 39%
Setuju Sangat Tidak 1 2%
Sangat 2 5% Setuju
Tidak JUMLAH 41 100%
Setuju
JUMLAH 41 100% PENUTUP
Simpulan
1. Kesalahan dalam praktek di hangar
8. Menganggap remeh hal-hal kecil yang kebanyakan dari kurangnya
bisa menyebabkan kecelakaan kerja. pemahaman terhadap human error.
2. Penyebab yang dominan dari Human
JAWABAN RESPONDEN PRESEN Error :
TASE a. Jenis kesalahan dalam praktek di
Sangat Setuju 8 20% hangar berdasarkan human
Setuju 26 63%
errors paling banyak adalah Slip
and Lapses (lupa) sebanyak 41%
Netral 6 15%
dari 41 taruna dan kemudian
Tidak Setuju 0% Violation (penyimpangan dari
Sangat Tidak 1 2% peraturan/ prosedur) sebanyak
Setuju 31% dari 41 taruna.
JUMLAH 41 100% b. Jenis kesalahan dalam praktek di
hangar berdasarkan SHELL
Model yang dominan adalah
hubungan antara L dengan H
9. Tidak memperhatikan arahan dosen yaitu liveware dengan hardware
pengajar. sebanyak 41% dari 41 taruna.
c. Jenis kesalahan dalam praktek di
JAWABAN RESPONDEN PRESENTASE hangar berdasarkan 12 faktor
Sangat Setuju 1 2% kontribusi The Dirty Dozen
Setuju 20 49% adalah paling banyak disebabkan
Netral 12 29% Stress (tertekan, tegang, gugup)
Tidak Setuju 5 12% sebanyak 38% dari 41 taruna.
Sangat Tidak 3 8% Saran
Setuju 1. Kesalahan dalam praktek di hangar
JUMLAH 41 100% dapat dikurangi dengan cara lebih
memahami serta mempraktekan
materi human error saat praktek di
10. Memastikan sudah sesuai prosedur saat hangar Politeknik Penerbangan
praktek. Surabaya.

7
2. Kesalahan slip dapat dikurangi dengan
meningkatkan kemampuan kerja sama,
misalnya dilakukan post-task
inspection / pemeriksaan oleh orang
lain.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Pravitra, Disca, dkk. 2017. Analisis
Faktor Risiko Kecelakaan Kerja pada
Tenaga Kerja Produksi PT. Indotama
Omicron Kahar di Purworejo, Jawa
Tengah. Yogyakarta : Jurnal Kesehatan
Lingkungan Poltekkes Yogyakarta.
Vol.9, No.1: 31-37.
[2] Bandono, Adi. 2014. Analisis Human
Error untuk Mencegah Kecelakaan di
Laut Menuju Zero Accident dengan
Pendekatan Metode Standardized Plant
Analysis Risk Human Reliability
Assessment. Surabaya : Program Studi
S-2 Analisis Sistem dan Riset operasi
Surabaya.
[3] Aliandrina, Dessy. 2012. Mengenal
Human Error. Diambil dari:
http://www.ilmuterbang.com/artikel-
mainmenu-29/keselamatan-
penerbangan-mainmenu-48/661-
mengenal-human-errors.
[4] Hadi, Sutrisno. 2000. Metodologi
Penelitian. Jakarta. Diambil dari: Nazir,
Muhammad. 1988. Metodologi
Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
[5] Poltekbang. 2017. Profil Politeknik
Penerbangan Surabaya. Surabaya:
Poltekbang. Diambil dari
poltekbangsby.ac.id ( 22 februari 2018).

Anda mungkin juga menyukai