Disusun oleh:
2022
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
SINDIKAT NDP HMI...............................................................................................................3
A. TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM..................................................................................3
B. TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS...............................................................................3
C. METODE,WAKTU, DAN ALAT.........................................................................................3
D. KEGIATAN PEMBELAJARAN..........................................................................................4
E. INDIKATOR..........................................................................................................................6
F. PENILAIAN...........................................................................................................................7
G. POKOK BAHASAN/SUB POKOK BAHASAN.................................................................9
1. Pengantar Nilai Dasar Perjuangan..........................................................................................9
1.1. Latar Belakang Perumusan NDP......................................................................................9
1.2. Fungsi NDP dalam organisasi HMI...............................................................................10
1.3. NDP, Kesimpulan Suatu Perjalanan...............................................................................10
1.4. Asal Usul Nama NDP.....................................................................................................12
1.5. Inti NDP: Beriman, Berilmu, Beramal...........................................................................12
2. Nilai Dasar Perjuangan.........................................................................................................13
2.1. NDP 1: Dasar-Dasar Kepercayaan.................................................................................13
2.2. NDP 2: Pengertian-Pengertian Tentang Dasar Kemanusiaan........................................13
2.3. NDP 3: Kemerdekaan Manusia (Ikhtiar) dan Keharusan Universal (Takdir)................14
2.4. NDP 4: Ketuhanan Yang Maha Esa dan Perikemanusiaan............................................15
2.5. NDP 5: Individu dan Masyarakat...................................................................................16
2.6. NDP 6: Keadilan Sosial dan Keadilan Ekonomi............................................................17
2.7. NDP 7: Kemanusiaan dan Ilmu Pengetahuan................................................................18
2.8 NDP 8: Kesimpulan dan Penutup...................................................................................19
2.9. Dalil Al-Quran dan Hadits yang berhubungan dengan BAB dalam NDP 1-8...............21
3. Peranan Nilai Dasar Perjuangan...........................................................................................23
3.1. Peranan NDP untuk melakukan Perubahan....................................................................23
3.2 Khatimah, Kesimpulan dan Penutup..............................................................................23
REFERENSI.............................................................................................................................24
TABEL RENCANA PENGELOLAAN NDP HMI.................................................................24
ii
SINDIKAT NDP HMI
Jenjang
Materi : LK I
3. Peserta dapat mengetahui nilai-nilai pokok yang tekandung dalam NDP HMI.
1. Brainstorming
2. Pemaparan materi
4. Ceramah
5. Games
3
Alat dan bahan :1. Spidol
2. Kertas Plano
3. Papan Tulis
4. Penjepit Kertas
5. Al-Qur’an (terjemahan)
6. Kertas HVS
D. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Alokasi
No Kegiatan Metode
waktu
1. Kegiatan Awal
a. Pendahuluan Ceramah 10 Menit
1. Fasilitator memberi
salam (greeting);
2. Fasilitator memberikan
muqadimah dan berkenalan
dengan peserta.
3. Fasilitator menyiapkan
peserta secara psikis dan fisik
untuk mengikuti proses
pemberian materi;
4. Fasilitator mengajukan
pertanyaan tentang kaitan antara
pengetahuan sebelumnya dengan
materi yang akan disampaikan;
5. Fasilitator menjelaskan tujuan
pembelajaran atau kompetensi
dasar yang akan dicapai;
4
1.1. Latar Belakang Perumusan NDP Pemaparan Menit
1.2. Fungsi NDP dalam Organisasi HMI Materi
1.3 NDP, Kesimpulan Brainstorming
Suatu Perjalanan FGD
1.4 Asal-Usul Nama NDP Games
1.5 Inti NDP: Beriman, Berilmu,
Beramal
3.
c. Penutup 1. Peserta dan fasilitator melakukan 10 Menit
5
refleksi terhadap kegiatan forum dan manfaat-manfaatnya.
Fasilitator memberikan ulasan atas hasil pembelajaran di forum.
Fasilitator memberikan motifasi kepada peserta untuk bersama- sama berproses di HMI.
Peserta diberikan kesempatan untuk memberikan pesan dan kesan (bila perlu).
Fasilitator dan peserta mengucapkan salam penutup.
E. INDIKATOR
1. Peserta dapat menjelaskan latar belakang perumusan NDP dan menjelaskan
sosok Nur Cholish Madjid dalam perumusan NDP.
2. Peserta mampu memahami fungsi NDP dalam tubuh HMI.
6
13. Peserta dapat menjelaskan dan memahami NDP 5: Individu dan Masyarakat.
14. Peserta dapat menjelaskan dan memahami NDP 6: Keadilan Sosial dan
Keadilan Ekonomi.
15. Peserta dapat menjelaskan dan memahami NDP 7: Kemanusiaan dan Ilmu
Pengetahuan.
16. Peserta dapat menjelaskan dan memahami NDP 8: Kesimpulan dan Penutup.
19. Peserta dapat menjelaskan bagaimana peranan NDP untuk melakukan suatu
perubahan.
20. Peserta dapat menjelaskan implementasi konkret NDP dalam melakukan kerja-
kerja organisasi.
21. Peserta dapat menjelaskan bagaimana khatimah dan kesimpulan NDP secara
umum.
F. PENILAIAN
1. Sasaran penilaian
a. Afektif (50%)
Output :
1) Kedisiplinan
2) Kehadiran
3) Etika Forum
b. Kognitif
(30%) Output :
1)Tugas
2)Tes
3) Kemampuan Forum
c. Psikomotorik (20%)
Output :
Kader menjalankan secara aktif.
1) Kepemimpinan
2) Tanggungjawab
7
AFEKTIF: Kehadiran Kedisiplinan Etika Forum
50% - Hadir : 100 - Tepat : 100 Lengkap: 100, Tidak Pakai
- Tidak : 0 - Telat: 05 mnt : 90 sepatu/baju berkerah: 90,
- Telat: 10 mnt : 80 Tidak pakai kedua duanya:
- Telat: 15 mnt : 70 80, Tidak pakai keduanya,
- Telat: 20 mnt : 60 todak sopan: 70, Tidak pakai
- Telat: 25 mnt : 50 keduanya, tidak sopan,
- Telat: 30 mnt : 0 Berbicara sendiri/ membuat
forum di dalam forum: 60,
KETERANGAN:
Sangat Kurang : 01-49
Kurang : 50-59
Cukup : 60-74
Baik : 75-84
Sangat Baik : 85-90
Istimewa : 91-100
8
KEHADIRAN - Hadir : 100
- Tidak : 0
- Tepat : 100
- Telat: 05 mnt : 90
AFEKTIF (50 %) - Telat: 10 mnt : 80
- Telat: 15 mnt : 70
KEDISIPLINAN - Telat: 20 mnt : 60
- Telat: 25 mnt : 50
- Telat: 30 mnt : 0
- Lengkap: 100,
- Tidak Pakai sepatu/baju berkerah: 90,
ETIKA - Tidak pakai kedua duanya: 80,
- Tidak pakai keduanya, todak sopan:
70, - Tidak pakai keduanya, tidak
sopan,- Berbicara sendiri/ membuat
forum di dalam forum: 60,
Kemampuan mempertahankan
TANGGUNG pendapat pada saat proses FGD: 80,
Diam: 60 Kemampuan Fokus Pada
saat proses dinamika terjadi: 80,
Diam: 60
9
G. POKOK BAHASAN/SUB POKOK BAHASAN
1. Pengantar Nilai Dasar Perjuangan
1.1. Latar Belakang Perumusan NDP
NDP HMI memiliki posisi dan fungsi strategis dalam HMI sebagai organisasi
kader, yaitu :
Sebagai pedoman dan pegangan bagi setiap anggota, aktivis, kader dan
pengurus HMI.
Sebagai panduan bagi kader HMI agar bisa memahami Islam dengan
baik, serta dapat menerjemahkannya untuk melaksanakan ajaran agama
Islam dalam dimensi ruang dan waktu dalam bingkai keislaman,
keindonesiaan, dan kemodernan
Sebagai bentuk pemecahan masalah terhadap berbagai problema yang
dihadapi, datang silih berganti tanpa berhenti, sehingga menjadi wujud
nyata secara empiris di tengah-tengah masyarakat
Sebagai usaha untuk melakukan perubahan dalam masyarakat, untuk
memenuhi kebutuhan kontemporer.
Sebagai penerjemahkan dan alat kontekstualisasi nilai-nilai abstrak
10
dalam bentuk yang lebih konkret, karena sangat terkait dengan dimensi
ruang dan waktu.
Sebetulnya teman-teman pada waktu itu dan saya sendiri berpikir untuk
memberikan nama NDI, Nilai-Nilai Dasar Islam, Akan tetapi setelah saya berpikir,
kalau disebut Nilai-Nilai Dasar Islam, maka klaim kita akan terlalu besar. Oleh karena
itu, lebih baik disesuaikan dengan aktivitas kita sebagai mahasiswa. Lalu saya
mendapat ilham dari beberapa sumber. Pertama adalah Willy Eicher, seorang ideolog
Partai Sosial Demokrat Jerman yang membikin buku, The Fundamental Values and
Basic Demand of Democratic Socialism. Nilai-nilai Dasar dan Tuntutan-tuntutan
Asasi Sosialisme Demokrat. Nah, ini ada “nilai-nilai dasar”. Kemudian “perjuangan”-
nya dari mana? Dan karya Syahrir mengenai ideologi sosialisme Indonesia yang
termuat dalam Perjuangan Kita. Dan ternyata Syahrir juga tidak orisinal. Dia agaknya
telah meniru dari buku Hitler, Mein Kamf. Jadilah Nilai-nilai Dasar Perjuangan
(NDP) itu. Kemudian saya bawa ke Ma1ang, ke Kongres IX, Mei 1969. Tetapi di sana
tentu saja agak sulit dibicarakan karena persoalannya demikian luas hingga tidak
mungkin suatu Kongres membicarakannya. Lalu diserahkan pada kami bertiga;
Saudara Endang Saifudin Anshari, Sakib Mahmud dan saya sendiri. Nah, itulah
kemudian lahir NDP, yang namanya diubah lagi oleh Kongres ke-16 HMI menjadi
NIK (Nilai Identitas Kader).
Oleh karena hakikat hidup adalah amal perbuatan atau kerja, maka nilai-nilai
tidak dapat dikatakan ada sebelum menyatakan diri dalam kegiatan-kegiatan konkrit
dan nyata. Kecintaan kepada Tuhan sebagai kebaikan, keindahan dan kebenaran yang
mutlak dengan sendirinya memancar dalam kehidupan sehari-hari dalam
hubungannya dengan alam dan masyarakat, berupa usaha-usaha yang nyata guna
menciptakan sesuatu yang membawa kebaikan, keindahan dan kebenaran bagi sesama
manusia “amal saleh” (harafiah: pekerjaan yang selaras dengan kemanusiaan)
merupakan pancaran langsung daripada iman. Jadi Ketuhanan YME memancar dalam
perikemanusiaan. Sebaliknya karena kemanusiaan adalah kelanjutan kecintaan kepada
kebenaran maka tidak ada perikemanusiaan tanpa Ketuhanan YME. Perikemanusiaan
tanpa Ketuhanan adalah tidak sejati. Oleh karena itu semangat Ketuhanan YME dan
semangat mencari ridho daripada-Nya adalah dasar peradaban yang benar dan kokoh.
Dasar selain itu pasti goyah dan akhirnya membawa keruntuhan peradabannya.
“Syirik” merupakan kebalikan dari tauhid, secara harafiah artinya mengadakan
tandingan, dalam hal ini kepada Tuhan. Syirik adalah sifat menyerah dan
menghambakan diri kepada sesuatu selain kebenaran baik kepada sesama manusia
maupun alam. Karena sifatnya yang meniadakan kemerdekaan asasi, syirik
merupakan kejahatan terbesar kepada kemanusiaan. Pada hakikatnya segala bentuk
kejahatan dilakukan orang karena syirik. Sebab dalam melakukan kejahatan itu dia
menghambakan diri kepada motif yang mendorong dilakukannya kejahatan tersebut
yang bertentangan dengan prinsip-prinsip kebenaran. Demikian pula karena syirik
seseorang mengadakan pamrih atas pekerjaan yang dilakukannya. Dia bekerja bukan
karena nilai pekerjaan itu sendiri dalam hubungannya dengan kebaikan, keindahan
15
dan kebenaran, tetapi karena hendak memperoleh sesuatu yang lain.
“Musyrik” adalah pelaku daripada syirik. Seseorang yang menghambakan diri kepada
sesuatu selain Tuhan baik manusia maupun alam disebut musyrik, sebab dia
mengangkat sesuatu selain Tuhan menjadi setingkat dengan Tuhan.
17
masyarakat dengan pemerintah yang tidak menegakkan keadilan adalah keadilan yang
merupakan perwujudan dari kezaliman. Orang-orang kaya menjadi pelaku daripada
kezaliman sedangkan orang-orang miskin dijadikan sasaran atau korbannya.
Kejahatan di bidang ekonomi yang menyeluruh adalah penindasan oleh kapitalisme.
Dengan kapitalisme dengan mudah seseorang dapat memeras orang-orang yang
berjuang mempertahankan hidupnya karena kemiskinan, kemudian merampas hak-
haknya secara tidak sah, berkat kemampuannya untuk memaksakan persyaratan
kerjanya dan hidup kepada mereka. Oleh karena itu menegakkan keadilan mencakup
pemberantasan kapitalisme dan segenap usaha akumulasi kekayaan pada sekelompok
kecil masyarakat.
18
setia kepada kemanusiaan fitrinya dan menemui kehancuran jika menyimpang
daripadanya dengan menuruti hawa nafsu (91:9-10). Tetapi cara-cara perbaikan hidup
sehingga terus-menerus maju kearah yang lebih baik sesuai dengan fitrah adalah
masalah pengalaman. Pengalaman ini harus ditarik dari masa lampau, untuk dapat
mengerti masa sekarang dan memperhitungkan masa yang akan datang (12:111).
Menguasai dan mengarahkan masyarakat ialah mengganti kaidah-kaidah umumnya
dan membimbingnya kearah kemajuan dan kebaikan.
Dari seluruh uraian yang telah lalu dapatlah diambil kesimpulan secara garis
besar sebagai berikut :
Hidup yang benar dimulai dengan percaya atau iman kepada Tuhan. Tuhan YME
dan keinginan mendekat serta kecintaan kepada-Nya yaitu takwa. Iman dan takwa
bukanlah nilai yang statis dan abstrak. Nilai-nilai itu mamancar dengan sendirinya
dalam bentuk kerja nyata bagi kemanusiaan dan amal saleh. Iman tidak memberi arti
apa-apa bagi manusia jika tidak disertai dengan usaha-usaha dan kegiatan-kegiatan
yang sungguh-sungguh untuk menegakkan perikehidupan yang benar dalam
peradaban dan berbudaya. Iman dan takwa dipelihara dan diperkuat dengan
melakukan ibadah atau pengabdian formil kepada Tuhan, ibadah mendidik individu
agar tetap ingat dan taat kepada Tuhan dan berpegang tuguh kepada kebenaran
sebagai mana dikehendaki oleh hati nurani yang hanif. Segala sesuatu yang
menyangkut bentuk dan cara beribadah menjadi wewenang penuh dari pada agama
tanpa adanya hak manusia untuk mencampurinya. Ibadat-ibadat yang terus menerus
kepada Tuhan menyadarkan manusia akan kedudukannya di tengahh alam dan
masyarakat dan sesamanya. Ia telah melebihkan sehingga kepada kedudukan Tuhan
dengan merugikan orang lain, dan tidak mengurangi kehormatan dirinya sebagai
mahluk tertinggi dengan akibat perbudakan diri kepada alam maupun orang lain.
Kerja kemanusiaan atau amal saleh mengambil bentuknya yang utama dalam usaha
yanag sungguh – sungguh secara essensial menyangkut kepentingan manusia secara
keseluruhan, baik dalam ukuran ruang maupun waktu yang menegakkan keadilan
dalam masyarakat sehingga setiap orang memperoleh harga diri dan martabatnya
sebagai manusia. Hal itu berarti usaha – usaha yang terus menerus harus dilakukan
guna mengarahkan masyarakat kepada nilai – nilai yang baik, lebih maju dan lebih
19
insani usaha itu ialah “amar ma’ruf , disamping usaha lain untuk mencegah segala
bentuk kejahatan dan kemerosotan nilai – nilai kemanusiaan dan nahi mungkar.
Selanjutnya bentuk kerja kemanusiaan yang lebih nyata ialah pembelaan kaum lemah,
kaum tertindas dan kaum miskin pada umumnya serta usaha – usaha kearah
penungkatan nasib dan taraf hidup mereka yang wajar dan layak sebagai manusia.
Kesadaran dan rasa tanggung jawab yang besar kepada kemanusiaan melahirkan
jihad, yaitu sikap berjuang. Berjuang itu dilakukan dan ditanggung bersama oleh
manusia dalam bentuk gotong royong atas dasar kemanusiaan dan kecintaan kepada
Tuhan. Perjuangan menegakkan kebenaran dan keadilan menuntut ketabahan,
kesabaran, dan pengorbanan. Dan dengan jalan itulah kebahagiaan dapat diwujudkan
dalam masyarakat manusia. Oleh sebab itu persyaratan bagi berhasilnya perjuangan
adalah adanya barisan yang merupakan bangunan yang kokoh kuat. Mereka terikat
satu sama lain oleh persaudaraan dan solidaritas yang tinggi dan oleh sikap yang tegas
kepada musuh – musuh dari kemanusiaan. Tetapi justru demi kemanusiaan mereka
adalah manusia yang toleran. Sekalipun mengikuti jalan yang benar, mereka tidak
memaksakan kepada orang lain atau golongan lain. Kerja kemanusiaan atau amal
saleh itu merupakan proses perkembangan yang permanen. Perjuang kemanusiaan
berusaha mengarah kepada yang lebih baik, lebih benar. Oleh sebab itu, manusia
harus mengetahui arah yang benar dari pada perkembangan peradaban disegala
bidang. Dengan perkataan lain, manusia harus mendalami dan selalu mempergunakan
ilmu pengetahuan. Kerja manusia dan kerja kemanusiaan tanpa ilmu tidak akan
mencapai tujuannya, sebaliknya ilmu tanpa rasa kemanusiaan tidak akan membawa
kebahagiaan bahkan mengahancurkan peradaban. Ilmu pengetahuan adalah karunia
Tuhan yang besar artinya bagi manusia. Mendalami ilmu pengetahun harus didasari
oleh sikap terbuka. Mampu mengungkapkan perkembangan pemikiran tentang
kehidupan berperadaban dan berbudaya. Kemudian mengambil dan mengamalkan
diantaranya yang terbaik. Dengan demikian, tugas hidup manusia menjadi sangat
sederhana, yaitu beriman, berilmu, dan beramal.
20
2.9. Dalil Al-Quran dan Hadits yang berhubungan dengan BAB dalam NDP 1-8.
Artinya: Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka mengabdi kepada-Ku. (Q.S Adz Dzariyat 56)
Artinya: Dan peliharalah dirimu dari siksaan yang tidak hanya menimpa
orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Ketahuilah bahwa Allah
sangat keras siksa-Nya. (QS. Al Anfal 25)
21
Artinya: Demikianlah, karena sesungguhnya Allah, Dialah (Tuhan) yang
sebenarnya dan apa saja yang mereka seru selain Allah adalah batil.
Dan sesungguhnya Allah, Dialah Yang Mahatinggi, Mahabesar. (QS.
Lukman 30)
23
REFERENSI
Arsib, Ibnu. Secangkir Kopi untuk Semangat berHMI. Guepedia Publisher. Jakarta
Hasil-hasil kongres.
Nafis, Mohammad Wahyuni.2014. Cak Nur Sang Guru Bangsa. Penerbit Kompas.
Jakarta
Madjid, Nurcholish. 1992. Islam Doktrin dan Peradaban. Gramedia Pustaka
Utama.Jakarta
Madjid, Nurcholis. 2013. Banyak Jalan Menuju Tuhan. Mizan Media. Jakarta
Munirudin, Said. 2014. Bintang Arasy. Syiah Kuala University Press. Aceh
Sitompul, Agussalim. HMI Mengayuh diantara Cita dan Kritik. Misaka Galiza. Jakarta
Tarigan, Azhari Akmal. 2007. Islam Madzab HMI. GP Press Group. Jakarta
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Metode
Waktu
24
Inti Latar Belakang Perumusan NDP dan FGD 40 Menit
Fungsi NDP dalam tubuh HMI
25