Anda di halaman 1dari 25

Sistem Pendidikan Singkat Nilai

Dasar Perjuangan Himpunan


Mahasiswa Islam

(SINDIKAT NDP HMI)

Disusun oleh:

Sahrul Tahta Gunawan


Sebagai Syarat Kepesertaan Senior Course
Himpunan Mahasiswa Islam Cabang
Salatiga

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM CABANG


JEMBER

2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
SINDIKAT NDP HMI...............................................................................................................3
A. TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM..................................................................................3
B. TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS...............................................................................3
C. METODE,WAKTU, DAN ALAT.........................................................................................3
D. KEGIATAN PEMBELAJARAN..........................................................................................4
E. INDIKATOR..........................................................................................................................6
F. PENILAIAN...........................................................................................................................7
G. POKOK BAHASAN/SUB POKOK BAHASAN.................................................................9
1. Pengantar Nilai Dasar Perjuangan..........................................................................................9
1.1. Latar Belakang Perumusan NDP......................................................................................9
1.2. Fungsi NDP dalam organisasi HMI...............................................................................10
1.3. NDP, Kesimpulan Suatu Perjalanan...............................................................................10
1.4. Asal Usul Nama NDP.....................................................................................................12
1.5. Inti NDP: Beriman, Berilmu, Beramal...........................................................................12
2. Nilai Dasar Perjuangan.........................................................................................................13
2.1. NDP 1: Dasar-Dasar Kepercayaan.................................................................................13
2.2. NDP 2: Pengertian-Pengertian Tentang Dasar Kemanusiaan........................................13
2.3. NDP 3: Kemerdekaan Manusia (Ikhtiar) dan Keharusan Universal (Takdir)................14
2.4. NDP 4: Ketuhanan Yang Maha Esa dan Perikemanusiaan............................................15
2.5. NDP 5: Individu dan Masyarakat...................................................................................16
2.6. NDP 6: Keadilan Sosial dan Keadilan Ekonomi............................................................17
2.7. NDP 7: Kemanusiaan dan Ilmu Pengetahuan................................................................18
2.8 NDP 8: Kesimpulan dan Penutup...................................................................................19
2.9. Dalil Al-Quran dan Hadits yang berhubungan dengan BAB dalam NDP 1-8...............21
3. Peranan Nilai Dasar Perjuangan...........................................................................................23
3.1. Peranan NDP untuk melakukan Perubahan....................................................................23
3.2 Khatimah, Kesimpulan dan Penutup..............................................................................23
REFERENSI.............................................................................................................................24
TABEL RENCANA PENGELOLAAN NDP HMI.................................................................24

ii
SINDIKAT NDP HMI

Sistem Pendidikan Singkat NDP Himpunan Mahasiswa Islam

Jenjang

Materi : LK I

Alokasi Waktu : NDP HMI

: 4 Jam (240 menit


A. TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM
Peserta dapat memahami latar belakang kelahiran NDP, urgensinya dalam organisasi
serta dapat mengetahui nilai-nilai pokok yang termaktub didalamnya secara umum.

B. TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS


1. Peserta dapat memahami latar belakang kelahiran NDP HMI dan urgensinya dalam
organisasi.
2. Peserta dapat mengetahui kedudukan dan hubungan NDP dengan misi HMI.

3. Peserta dapat mengetahui nilai-nilai pokok yang tekandung dalam NDP HMI.

C. METODE,WAKTU, DAN ALAT


Metode:

1. Brainstorming

2. Pemaparan materi

3. Focus Group Discussion

4. Ceramah

5. Games

Alokasi waktu : 4 Jam (240 Menit)

3
Alat dan bahan :1. Spidol
2. Kertas Plano
3. Papan Tulis
4. Penjepit Kertas
5. Al-Qur’an (terjemahan)
6. Kertas HVS

D. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Alokasi
No Kegiatan Metode
waktu

1. Kegiatan Awal
a. Pendahuluan Ceramah 10 Menit

1. Fasilitator memberi
salam (greeting);
2. Fasilitator memberikan
muqadimah dan berkenalan
dengan peserta.
3. Fasilitator menyiapkan
peserta secara psikis dan fisik
untuk mengikuti proses
pemberian materi;
4. Fasilitator mengajukan
pertanyaan tentang kaitan antara
pengetahuan sebelumnya dengan
materi yang akan disampaikan;
5. Fasilitator menjelaskan tujuan
pembelajaran atau kompetensi
dasar yang akan dicapai;

2. b. Inti 1. Pengantar Nilai Dasar Perjuangan Ceramah 220

4
1.1. Latar Belakang Perumusan NDP Pemaparan Menit
1.2. Fungsi NDP dalam Organisasi HMI Materi
1.3 NDP, Kesimpulan Brainstorming
Suatu Perjalanan FGD
1.4 Asal-Usul Nama NDP Games
1.5 Inti NDP: Beriman, Berilmu,
Beramal

2. Nilai-Nilai Dasar Perjuangan


2.1. NDP 1: Dasar-Dasar Kepercayaan
2.2. NDP 2: Pengertian-Pengertian
Dasar Tentang Kemanusiaan
2.3. NDP 3: Kemerdekaan Manusia
(Ikhtiar) dan Keharusan
Universal (Takdir)
2.4. NDP 4: Ketuhanan Yang
Maha Esa dan
Perikemanusiaan
2.5. NDP 5: Individu
dan Masyarakat
2.6. NDP 6: Keadilan Sosial
dan Keadilan Ekonomi
2.7. NDP 7: Kemanusaan dan
Ilmu Pengetahuan
2.8. NDP 8: Kesimpulan dan Penutup
2.9 Dalil Al-Quran dan Hadits yang
berhubungan dengan BAB
dalam NDP 1-7

3 Peranan Nilai Dasar Perjuangan


3.1. Peranan NDP untuk
melakukan Perubahan
3.2. Khatimah, Saran dan Penutup.

3.
c. Penutup 1. Peserta dan fasilitator melakukan 10 Menit

5
refleksi terhadap kegiatan forum dan manfaat-manfaatnya.
Fasilitator memberikan ulasan atas hasil pembelajaran di forum.
Fasilitator memberikan motifasi kepada peserta untuk bersama- sama berproses di HMI.
Peserta diberikan kesempatan untuk memberikan pesan dan kesan (bila perlu).
Fasilitator dan peserta mengucapkan salam penutup.

E. INDIKATOR
1. Peserta dapat menjelaskan latar belakang perumusan NDP dan menjelaskan
sosok Nur Cholish Madjid dalam perumusan NDP.
2. Peserta mampu memahami fungsi NDP dalam tubuh HMI.

3. Peserta dapat menjelaskan bagian kesimpulan suatu perjalanan.

4. Peserta dapat menceritakan bagaimana kronologi perjalanan atas nama NDP


secara ringkas dan mudah dipahami.
5. Peserta dapat menjelaskan inti NDP: Beriman, Berilmu, Beramal.

6. Peserta mampu menyelaraskan NDP dengan Pancasila.

7. Peserta dapat menyelaraskan NDP dengan mukaddimah HMI.

8. Peserta dapat menjelaskan dan memahami NDP 1: Dasar-Dasar Tentang


Kepercayaan.
9. Peserta dapat menjelaskan dan memahami NDP 2: Pengertian-Pengertian
Dasar Tentang Kemanusiaan.
10. Peserta dapat menjelaskan dan memahami NDP 2: Pengertian-Pengertian
Dasar Tentang Kemanusiaan.
11. Peserta dapat dan memahami NDP 3: Kemerdekaan Manusia (Ikhtiar) dan
Keharusan Universal (Takdir).
12. Peserta dapat menjelaskan dan memahami NDP 4: Ketuhanan Yang Maha Esa
dan Perikemanusiaan.

6
13. Peserta dapat menjelaskan dan memahami NDP 5: Individu dan Masyarakat.

14. Peserta dapat menjelaskan dan memahami NDP 6: Keadilan Sosial dan
Keadilan Ekonomi.
15. Peserta dapat menjelaskan dan memahami NDP 7: Kemanusiaan dan Ilmu
Pengetahuan.
16. Peserta dapat menjelaskan dan memahami NDP 8: Kesimpulan dan Penutup.

17. Peserta dapat menyebutkan sekaligus menjelaskan ayat-ayat Al-Quran dan


Hadits yang berkaitan dengan tiap-tiap BAB dalam NDP 1-8.
18. Peserta dapat menyelaraskan NDP dengan arah perjuangan sebagai kader HMI.

19. Peserta dapat menjelaskan bagaimana peranan NDP untuk melakukan suatu
perubahan.
20. Peserta dapat menjelaskan implementasi konkret NDP dalam melakukan kerja-
kerja organisasi.
21. Peserta dapat menjelaskan bagaimana khatimah dan kesimpulan NDP secara
umum.

F. PENILAIAN
1. Sasaran penilaian
a. Afektif (50%)
Output :
1) Kedisiplinan
2) Kehadiran
3) Etika Forum
b. Kognitif
(30%) Output :
1)Tugas
2)Tes
3) Kemampuan Forum
c. Psikomotorik (20%)
Output :
Kader menjalankan secara aktif.
1) Kepemimpinan
2) Tanggungjawab

7
AFEKTIF: Kehadiran Kedisiplinan Etika Forum
50% - Hadir : 100 - Tepat : 100 Lengkap: 100, Tidak Pakai
- Tidak : 0 - Telat: 05 mnt : 90 sepatu/baju berkerah: 90,
- Telat: 10 mnt : 80 Tidak pakai kedua duanya:
- Telat: 15 mnt : 70 80, Tidak pakai keduanya,
- Telat: 20 mnt : 60 todak sopan: 70, Tidak pakai
- Telat: 25 mnt : 50 keduanya, tidak sopan,
- Telat: 30 mnt : 0 Berbicara sendiri/ membuat
forum di dalam forum: 60,

KOGNITIF: Tugas2 Test Langsung Kemampuan Forum


30 % Test tulis Setiap Test Lisan/review Diam: 60
Materi oleh Mot pemahaman dari peserta Bertanya/menanggapi: 70,
setiap Materi oleh Mot: Bertanya dan Menanggapi:
Diam: 60, menjawab 80, pada saat materi
kurang sempurna: 70, berlangsung.
menjawab sempurna: 80

PSIKOMOT Kepemimpianan Tanggung Jawab -


ORIK: Berargumentasi pada Kemampuan -
20% FGD (Forum Diskusi mempertahankan
Groub): 80, Diam: 60 pendapat pada saat
proses FGD: 80, Diam:
Mampu memberikan 60
Solusi pada saat
proses terjadinya Kemampuan Fokus Pada
dinamika: 80, Diam: saat proses dinamika
60 terjadi: 80, Diam: 60

KETERANGAN:
Sangat Kurang : 01-49
Kurang : 50-59
Cukup : 60-74
Baik : 75-84
Sangat Baik : 85-90
Istimewa : 91-100

8
KEHADIRAN - Hadir : 100
- Tidak : 0
- Tepat : 100
- Telat: 05 mnt : 90
AFEKTIF (50 %) - Telat: 10 mnt : 80
- Telat: 15 mnt : 70
KEDISIPLINAN - Telat: 20 mnt : 60
- Telat: 25 mnt : 50
- Telat: 30 mnt : 0

- Lengkap: 100,
- Tidak Pakai sepatu/baju berkerah: 90,
ETIKA - Tidak pakai kedua duanya: 80,
- Tidak pakai keduanya, todak sopan:
70, - Tidak pakai keduanya, tidak
sopan,- Berbicara sendiri/ membuat
forum di dalam forum: 60,

TUGAS Test tulis Setiap Materi oleh Mot

Test Lisan/review pemahaman dari peserta setiap Materi ole


Diam: 60,
KOGNITIF (30 %) TEST menjawab kurang sempurna: 70, menjawab sempurna: 80

KEM. FORUM Diam: 60


Bertanya/menanggapi: 70,
Bertanya dan Menanggapi: 80,
pada saat materi

Berargumentasi pada FGD (Forum


Diskusi Groub): 80, Diam: 60
KEPEMIMPINAN Mamepu memberikan Solusi pada saat
proses terjadinya dinamika: 80, Diam:
PSIKOMOTORIK (30 %) 60

Kemampuan mempertahankan
TANGGUNG pendapat pada saat proses FGD: 80,
Diam: 60 Kemampuan Fokus Pada
saat proses dinamika terjadi: 80,
Diam: 60

9
G. POKOK BAHASAN/SUB POKOK BAHASAN
1. Pengantar Nilai Dasar Perjuangan
1.1. Latar Belakang Perumusan NDP

Saya (Nurcholish Madjid) disebut-sebut sebagai orang yang merumuskan NDP,


meskipun diformalkan oleh Kongres Malang. Itu terjadi 17 tahun lalu. Jadi sebagai
dokumen organisasi, apalagi organisasi mahasiswa, NDP itu cukup tua. Oleh karena
itu, ada teman berbicara tentang NDP dan kemudian mengajukan gagasan misalnya
untuk tidak mengatakan mengubah-mengembangkan dan sebagainya, maka saya
selalu menjawab, dengan sendirinya memang mungkin untuk diubah dalam arti
dikembangkan.
Values (nilai-.nilai) tentu saja tidak berubah-ubah. Kalau disitu misalnya ada
nilai Tauhid, tentu saja tidak berubah-ubah. Akan tetapi pengungkapan dan tekanan
pada impliksi NDP itu mungkin bahkan bisa diubah. Sebab, sepanjang sejarah, Tauhid
wujudnya sama, yaitu paham pada Ketuhanan Yang Maha Esa. Akan tetapi tekanan
implikasinya itu berubah-ubah.
Tidak hanya namanya saja diubah NDP ke NIK (lalu NDP kembalipen).
Pengembangan adalah tugas/pikiran yang sah dari adik-adik HMI. Maka dari itu saya
persilahkan, kalau misalnya memang ada yang ingin menggarap bidang ini.

1.2. Fungsi NDP dalam organisasi HMI

NDP HMI memiliki posisi dan fungsi strategis dalam HMI sebagai organisasi
kader, yaitu :
 Sebagai pedoman dan pegangan bagi setiap anggota, aktivis, kader dan
pengurus HMI.
 Sebagai panduan bagi kader HMI agar bisa memahami Islam dengan
baik, serta dapat menerjemahkannya untuk melaksanakan ajaran agama
Islam dalam dimensi ruang dan waktu dalam bingkai keislaman,
keindonesiaan, dan kemodernan
 Sebagai bentuk pemecahan masalah terhadap berbagai problema yang
dihadapi, datang silih berganti tanpa berhenti, sehingga menjadi wujud
nyata secara empiris di tengah-tengah masyarakat
 Sebagai usaha untuk melakukan perubahan dalam masyarakat, untuk
memenuhi kebutuhan kontemporer.
 Sebagai penerjemahkan dan alat kontekstualisasi nilai-nilai abstrak
10
dalam bentuk yang lebih konkret, karena sangat terkait dengan dimensi
ruang dan waktu.

1.3. NDP, Kesimpulan Suatu Perjalanan

Ahmad Wahib dalam bukunya Pergolakan Pemikiran Islam yang sangat


kontroversial itu menulis bahwa saya dalam tahun 1968 diundang untuk mengunjungi
universitas-universitas di Amerika dan kepergian saya ke Amerika itu mengubah
banyak sekali pendirian saya, begitu kata Wahib dalam buku itu, maaf saja, tidak
benar. Jadi di sini Ahmad Wahib salah. Memang perlawatan yang dimulai dari
Amerika itu banyak sekalii mempengaruhi saya, tetapi bukan pengalaman di Amerika
yang mempengaruhi saya, melainkan justru di Timur Tengah.
Waktu itu terus terang saja sebetulnya pemerintah Amerika sudah lama melihat
potensi HMI. Mereka sudah tahu situasi politik Indonesia pada zaman Orde Lama,
dan banyak dibaca oleh pemerintah seperti Amerika. Dan karena itu banyak sekali
pendekatan-pendekatan dari orang kedutaan Amerika itu ke PB HMI.
Kunjungan saya ke Amerika, hanya berlangsung satu bulan seminggu atau satu
bulan dua minggu dan uang yang saya peroleh cukup besar akhirnya uang ini saya
pergunakan untuk keliling Timur Tengah. Barangkali kita tidak menyadari banyak
keunikan kita, sebagai bangsa Indonesia. Kemudian Indonesia satu-satunya bangsa
Muslim juga yang menggunakan huruf latin untuk bahasa nasionalnya. Dari sudut
pandangan dunia Islam, Indonesia unik. Inilah bangsa Muslim yang kurang tahu huruf
Arab, kira-kira begitu. Dari situ saja boleh kita ambil satu kesimpulan bahwa ke-
Islaman di Indonesia itu masih demikian dangkal sehingga masih ada persoalan yaitu
bagaimana menghayati nilai – nilai Islam itu. Itulah yang mendorong saya pergi ke
Timur Tengah.
Kunjungan saya ke Timur Tengah saya mulai dari Istanbul, kemudian ke
Libanon. Lalu ke Syiria, kemudian Irak, sehingga baru pertama kalinya saya bertemu
Abdurrahman Wahid di Baghdad. Dia baik sekali, mengorganisir teman-teman
Indonesia untuk mengambil dan menemani saya ke stasiun bus dari Damaskus. Lalu
saya ke Kuwait, dari Kuwait ke Saudi Arabia melalui Timur. Perjalanan berikutnya ke
Riyadh dan ketika di Riyadh, saya bertemu seseorang yang pernah saya kenal sejak di
Amerika, Dr. Farid Mustafa, seorang tokoh, Doktor Engineering. satu minggu di situ
dan berkenalan dengan banyak pelarian Ikhwanul Muslimin.
Banyak Ikhwanul Muslimin kemudian menjadi staf pengajar di Universitas
Riyadh. Suatu malam Dr. Mustafa di Riyad mengajak saya ke Universitas Riyad;
menghadiri wisuda tamatan Fakultas Farmasi, di mana Menteri Pendidikan hadir,
11
yaitu Syekh Hasan bin Abdullah Ali Syekh keturunan Muhammad bin Abdul Wahab,
saya tidak tahu apa yang terjadi, pokoknya Dr. Mustafa mengenalkan saya secara
berbisik-bisik kepada Menteri, lalu Menteri itu minta supaya saya menceritakan
tentang gerakan Mahasiswa Islam di Indonesia. Menteri itu demikian senangnya
dengan keterangan saya, lalu mengundang 10 orang teman kita, HMI, untuk naik haji
tahun itu juga. Selanjutnya, dari Riyad saya ke Madinah, terus ke Mekkah, kemudian
ke Kharthum untuk bertemu dengan Dr. Hasan Turabi dari Umin Durman University.
Dari situ saya pergi ke Mesir, kemudian kembali ke Libanon dan dari situ ke Pakistan.
Dari perjalanan panjang tersebut saya sampai pada konklusi begini: saya kecewa
terhadap tingkat intelektualitas kalangan Islam di Timur Tengah saat itu. Setelah
pulang dan haji, saya ingin menulis sesuatu tentang nilai-nilai dasar Islam. Seluruh
keinginan saya untuk bikin NDP saya curahkan pada bulan April, untuk bisa dibawa
ke Malang pada bulan Mei. Jadi NDP itu sebetulnya merupakan kesimpulan saya dari
perjalanan yang macam-macam di Timur Tengah selama tiga bulan lebih itu.

1.4. Asal Usul Nama NDP

Sebetulnya teman-teman pada waktu itu dan saya sendiri berpikir untuk
memberikan nama NDI, Nilai-Nilai Dasar Islam, Akan tetapi setelah saya berpikir,
kalau disebut Nilai-Nilai Dasar Islam, maka klaim kita akan terlalu besar. Oleh karena
itu, lebih baik disesuaikan dengan aktivitas kita sebagai mahasiswa. Lalu saya
mendapat ilham dari beberapa sumber. Pertama adalah Willy Eicher, seorang ideolog
Partai Sosial Demokrat Jerman yang membikin buku, The Fundamental Values and
Basic Demand of Democratic Socialism. Nilai-nilai Dasar dan Tuntutan-tuntutan
Asasi Sosialisme Demokrat. Nah, ini ada “nilai-nilai dasar”. Kemudian “perjuangan”-
nya dari mana? Dan karya Syahrir mengenai ideologi sosialisme Indonesia yang
termuat dalam Perjuangan Kita. Dan ternyata Syahrir juga tidak orisinal. Dia agaknya
telah meniru dari buku Hitler, Mein Kamf. Jadilah Nilai-nilai Dasar Perjuangan
(NDP) itu. Kemudian saya bawa ke Ma1ang, ke Kongres IX, Mei 1969. Tetapi di sana
tentu saja agak sulit dibicarakan karena persoalannya demikian luas hingga tidak
mungkin suatu Kongres membicarakannya. Lalu diserahkan pada kami bertiga;
Saudara Endang Saifudin Anshari, Sakib Mahmud dan saya sendiri. Nah, itulah
kemudian lahir NDP, yang namanya diubah lagi oleh Kongres ke-16 HMI menjadi
NIK (Nilai Identitas Kader).

1.5. Inti NDP: Beriman, Berilmu, Beramal

Beriman artinya memiliki spiritualitas dan mentalitas yang kuat. Selalu


12
berpandangan bahwa segala yang dilakukan hari ini adalah dengan keridhoan dan atas
izin Allah sebagai Khaliq dari makhluk yang serba berkekurangan dan selalu
membutuhkan Allah kapanpun dan dalam situasi apapun. Berilmu artinya memiliki
rasionalitas yang tinggi, senantiasa mempelajari segala hal sebagai bentuk kesyukuran
telah diberi akal dan kemampuan berpikir, memiliki kepedulian atas ilmu pengetahuan
dan senantiasa merasa bodoh. Beramal artinya berjuang secara bersama-sama secara
rapid an terorganisir melalui kerangka ideology yang jelas dan didukung keahlian
strategis, taktis, teknis dan teknologis.

2. Nilai Dasar Perjuangan


2.1. NDP 1: Dasar-Dasar Kepercayaan

Nilai Dasar Perjuangan Bab I tentang Dasar-Dasar Kepercayaan mengatakan


bahwa setiap manusia memerlukan suatu bentuk kepercayaan. Kepercayaan itu akan
melahirkan tata nilai guna menopang hidup dan budayanya. Sikap tanpa percaya atau
ragu yang sempurna itu tidak akan mungkin dapat terjadi (PB HMI, 2013:164).
Dengan apa yang diuraikan di atas, dapat dipahami bahwa Manusia memiliki sebuah
fitrah yang telah ada sejak proses penciptaannya. Sebab fitrah merupakan bawaan
alami yang melekat dalam diri manusia. salah satu fitrah manusia tersebut adalah
naluri untuk beragama (Madjid, 1992:xvii). Pada dasarnya manusia memerlukan suatu
bentuk kepercayaan. Secara naluri, manusia mengakui kekuatan dalam kehidupan ini
di luar dirinya. Ini dapat dilihat ketika manusia mengalami kesulitan hidup, musibah
dan berbagai bencana. Manusia mengeluh dan meminta pertolongan kepada sesuatu
yang serba maha, yang dapat membebaskan dari keadaan itu. Ini dialami semua
manusia. Karena fitrahnya tersebut, maka manusia memerlukan kepercayaan yang
menjadi tata nilai dalam perjalanan hidup menuju peradaban dan kebudayaan yang
lebih baik. Jadi manusia tidak mungkin hidup kecuali kalau mempunyai kepercayaan.
(Tarigan AK, 2007:xviii) Kepercayaan yang dimaksudkan adalah kepercayaan kepada
suatu wujud Maha Tinggi yang menguasai alam sekitar manusia dan hidup manusia,
apapun nama yang diberikan kepada wujud Maha Tinggi dan Maha Kuasa tersebut
(Madjid, 2013:xvii). Dengan demikian, pemahaman bahwa bertuhan adalah fitrah
manusia seperti yang diuraikan di atas akan membawa pemahaman yang mampu
membuat umat beragama tidak memaksakan keyakinannya kepada orang lain. Tetapi
justru demi kemanusiaan, umat beragama tersebut merupakan manusia yang toleran.
Sekalipun mengikuti jalan yang benar, tidak akan memaksakan kepada orang lain atau
golongan lain.

2.2. NDP 2: Pengertian-Pengertian Tentang Dasar Kemanusiaan.


13
Pada Nilai Dasar Perjuangan Bab 2 dinyatakan bahwa sesuatu yang membuat
manusia menjadi manusia bukan hanya beberapa sifat atau kegiatan yang ada padanya,
melainkan suatu keseluruhan susunan sebagai sifat-sifat dan kegiatan-kegiatan
yang khusus dimiliki manusia saja yaitu Fitrah. Fitrah membuat manusia berkeinginan
suci dan secara kodrati cenderung kepada kebenaran (Hanief) (PB HMI, 2013:167).
Pada Nilai-Nilai Perjuangan HMI bab 2 alinea kedua menyatakan bahwa
"Dlamier" atau hati nurani adalah pemancar keinginan pada kebaikan, kesucian dan
kebenaran. Tujuan hidup manusia ialah kebenaran yang mutlak atau kebenaran ang
terakhir yaitu Tuhan Yang Maha Esa. (PB HMI 2013:167) Lebih lanjut Nurcholish
Madjid menjelaskan "nurani" (nurani bersifat cahaya), karena hati kecil manusia
adalah modal primodial,2 yang manusia peroleh dari Tuhan sejak sebelum lahir ke
dunia. Untuk menerangi jalan hidup manusia, karena kemampuan alaminya untuk
membedakan yang baik dan yang buruk. (Madjid, 2002:xv)
Manusia pada kodrat dan fitrahnya mencintai kebaikan dan cenderung kepada
kebaikan. Karena manusia makhluk fitrah, manusia harus berbuat fithri (suci asasi)
kepada yang lain. Salah satu sikap fitri itu ialah mendahulukan baik sangka kepada
sesama bukan buruk sangka. Sebab sebagian dari buruk sangka sendiri adalah
kejahatan (dosa).(Madjid, 2002:6) Sebagaimana yang terdapat dalam al-Hujurat ayat
12.

2.3. NDP 3: Kemerdekaan Manusia (Ikhtiar) dan Keharusan Universal (Takdir)

Keikhlasan yang insani itu tidak mungkin ada tanpa kemerdekaan.


Kemerdekaan dalam arti kerja sukarela tanpa paksaan yang didorong oleh kemauan
yang murni, kemerdekaan dalam pengertian kebebasan memilih sehingga pekerjaan
itu benar-benar dilakukan sejalan dengan hati nurani. Keikhlasan merupakan
pernyataan kreatif kehidupan manusia yang berasal dari perkembangan tak terkekang
daripada kemauan baiknya. Keikhlasan adalah gambaran terpenting daripada
kehidupan manusia sejati. Jadi individualitas adalah pernyataan asasi yang pertama
dan terakhir, dari pada kemanusiaan, serta letak kebenarannya daripada nilai
kemanusiaan itu sendiri. Karena individu adalah penanggung jawab terakhir dan
mutlak daripada awal perbuatannya, maka kemerdekaan pribadi, adalah haknya yang
pertama dan asasi. Tetapi individualitas hanyalah pernyataan yang asasi dan primer
saja dari pada kemanusiaan. Kenyataan lain, sekalipun sifat sekunder , ialah bahwa
individu dalam suatu hubungan tertentu dengan dunia sekitarnya. Manusia hidup
ditengah alam sebagai makhluk sosial hidup ditengah sesama. Dari segi ini manusia
adalah bagian dari keseluruhan alam yang merupakan satu kesatuan. ebab penyerahan
14
berarti peniadaan terhadap kemerdekaan itu sendiri. Pengakuan akan adanya
keharusan universal yang diartikan sebagai penyerahan kepadanya sebelum suatu
usaha dilakukan berarti perbudakan. Pengakuan akan adanya kepastian umum atau
takdir hanyalah pengakuan akan adanya batas-batas kemerdekaan. Sebaliknya suatu
persyaratan yang positif daripada kemerdekaan adalah pengetahuan tentang adanya
kemungkinan-kemungkinan kretif manusia. Yaitu tempat bagi adanya usaha yang
bebas dan dinamakan “ikhtiar” artinya pilih merdeka. Ikhtiar adalah kegiatan
kemerdekaan dari individu, juga berarti kegiatan dari manusia merdeka. Ikhtiar
merupakan usaha yang ditentukan sendiri dimana manusia berbuat sebagai pribadi
banyak segi yang integral dan bebas; dan dimana manusia tidak diperbudak oleh suatu
yang lain kecuali oleh keinginannya sendiri dan kecintaannya kepada kebaikan.

2.4. NDP 4: Ketuhanan Yang Maha Esa dan Perikemanusiaan

Oleh karena hakikat hidup adalah amal perbuatan atau kerja, maka nilai-nilai
tidak dapat dikatakan ada sebelum menyatakan diri dalam kegiatan-kegiatan konkrit
dan nyata. Kecintaan kepada Tuhan sebagai kebaikan, keindahan dan kebenaran yang
mutlak dengan sendirinya memancar dalam kehidupan sehari-hari dalam
hubungannya dengan alam dan masyarakat, berupa usaha-usaha yang nyata guna
menciptakan sesuatu yang membawa kebaikan, keindahan dan kebenaran bagi sesama
manusia “amal saleh” (harafiah: pekerjaan yang selaras dengan kemanusiaan)
merupakan pancaran langsung daripada iman. Jadi Ketuhanan YME memancar dalam
perikemanusiaan. Sebaliknya karena kemanusiaan adalah kelanjutan kecintaan kepada
kebenaran maka tidak ada perikemanusiaan tanpa Ketuhanan YME. Perikemanusiaan
tanpa Ketuhanan adalah tidak sejati. Oleh karena itu semangat Ketuhanan YME dan
semangat mencari ridho daripada-Nya adalah dasar peradaban yang benar dan kokoh.
Dasar selain itu pasti goyah dan akhirnya membawa keruntuhan peradabannya.
“Syirik” merupakan kebalikan dari tauhid, secara harafiah artinya mengadakan
tandingan, dalam hal ini kepada Tuhan. Syirik adalah sifat menyerah dan
menghambakan diri kepada sesuatu selain kebenaran baik kepada sesama manusia
maupun alam. Karena sifatnya yang meniadakan kemerdekaan asasi, syirik
merupakan kejahatan terbesar kepada kemanusiaan. Pada hakikatnya segala bentuk
kejahatan dilakukan orang karena syirik. Sebab dalam melakukan kejahatan itu dia
menghambakan diri kepada motif yang mendorong dilakukannya kejahatan tersebut
yang bertentangan dengan prinsip-prinsip kebenaran. Demikian pula karena syirik
seseorang mengadakan pamrih atas pekerjaan yang dilakukannya. Dia bekerja bukan
karena nilai pekerjaan itu sendiri dalam hubungannya dengan kebaikan, keindahan
15
dan kebenaran, tetapi karena hendak memperoleh sesuatu yang lain.
“Musyrik” adalah pelaku daripada syirik. Seseorang yang menghambakan diri kepada
sesuatu selain Tuhan baik manusia maupun alam disebut musyrik, sebab dia
mengangkat sesuatu selain Tuhan menjadi setingkat dengan Tuhan.

2.5. NDP 5: Individu dan Masyarakat

Pemenuhan suatu bidang kegiatan guna kepentingan masyarakat adalah suatu


keharusan, sekalipun hanya oleh sebagian anggota saja. Namun sejalan dengan
prinsip kemanusiaan dan kemerdekaan, dalam kehidupan yang teratur tiap-tiap orang
harus diberi kesempatan untuk mengembangkan kecakapannya melalui aktifitas dan
kerja yang sesuai dengan kecenderungannya dan bakatnya. Namun inilah kontradiksi
yang ada pada manusia dia adalah mahkluk yang sempurna dengan kecerdasan dan
kemerdekaannya dapat berbuat baik kepada sesamanya, tetapi pada waktu yang sama
ia merasakan adanya pertentangan yang konstan dan keinginan tak terbatas sebagai
hawa nafsu. Hawa nafsu cenderung kearah merugikan orang lain (kejahatan) dan
kejahatan dilakukan orang karena mengikuti hawa nafsu. Ancaman atas kemerdekaan
masyarakat, dan karena itu juga berarti ancaman terhadap kemerdekaan pribadi
anggotanya ialah keinginan tak terbatas atau hawa nafsu tersebut, maka selain
kemerdekaan, persamaan hak antara sesama manusia adalah esensi kemanusiaan yang
harus ditegakkan. Realisasi persamaan dicapai dengan membatasi kemerdekaan.
Kemerdekaan tak terbatas hanya dapat dipunyai satu orang, sedangkan untuk lebih
satu orang, kemerdekaan tak terbatas tidak dilaksanakan dalam waktu yang
bersamaan, kemerdekaan seseorang dibatasi oleh kemerdekaan orang lain.
Pelaksanaan kemerdekaan tak terbatas hanya berarti pemberian kemerdekaan kepada
pihak yang kuat atas yang lemah (perbudakan dalam segala bentuknya), sudah tentu
hak itu bertentangan dengan prinsip keadilan. Kemerdekaan dan keadilan merupakan
dua nilai yang saling menopang. Sebab harga diri manusia terletak pada adanya hak
bagi orang lain untuk mengembangkan kepribadiannya. Sebagai kawan hidup dengan
tingkat yang sama. Anggota masyarakat harus saling menolong dalam membentuk
masyarakat yang bahagia. Sejarah dan perkembangannya bukanlah suatu yang tidak
mungkin dirubah. Hubungan yang benar antara manusia dengan sejarah bukanlah
penyerahan pasif, tetapi sejarah ditentukan oleh manusia sendiri. Tanpa pengertian ini
adanya azab Tuhan (akibat buruk) dan pahala (akibat baik) bagi satu amal perbuatan
mustahil ditanggung manusia. Manusia merasakan akibat amal perbuatannya sesuai
dengan ikhtiar. Dalam hidup ini (dalam sejarah) dalam hidup kemudian (sesudah
sejarah). Semakin seseorang bersungguh-sungguh dalam kekuatan yang bertanggung
16
jawab dengan kesadaran yang terus menerus akan tujuan dalam membentuk
masyarakat semakin ia mendekati tujuan. Manusia mengenali dirinya sebagai
makhluk yang nilai dan martabatnya dapat sepenuhnya dinyatakan, jika ia mempunyai
kemerdekaan tidak saja mengatur hidupnya sendiri tetapi juga untuk memperbaiki
dengan sesama manusia dalam lingkungan masyarakat.

2.6. NDP 6: Keadilan Sosial dan Keadilan Ekonomi

Pada dasarnya masyarakat dengan masing-masing pribadi yang ada


didalamnya haruslah memerintah dan memimpin diri sendiri. Oleh karena itu
pemerintah haruslah merupakan kekuatan pimpinan yang lahir dari masyarakat
sendiri. Pemerintah haruslah demokratis, berasal dari rakyat, oleh rakyat dan untuk
rakyat, menjalankan kebijaksanaan atas persetujuan rakyat berdasarkan musyawarah
dan dimana keadilan dan martabat kemanusiaan tidak terganggu. Menegakkan
keadilan mencakup penguasaan atas keinginan-keinginan dan kepentingan-
kepentingan pribadi yang tak mengenal batas (hawa nafsu) adalah kewajiban dari
negara sendiri dan kekuatan-kekuatan sosial untuk menjunjung tinggi prinsip
kegotongroyongan dan kecintaan sesama manusia. Perwujudan menegakkan keadilan
yang terpenting dan berpengaruh ialah menegakkan keadilan di bidang ekonomi atau
pembagian kekeyaan diantara anggota masyarakat. Keadilan menuntut agar setiap
orang dapat bagian yang wajar dari kekayaan atau rejeki. Dalam masyarakat yang
tidak mengenal batas-batas individual, sejarah merupakan perjuangan dialektis yang
berjalan tanpa kendali dari pertentangan-pertentangan golongan yang didorong oleh
ketidakserasian antara pertumbuhan kekuatan produksi disatu pihak dan pengumpulan
kekayaan oleh golongan-golongan kecil dengan hak-hak istimewa dilain pihak.
Karena kemerdekaan tak terbatas mendorong timbulnya jurang-jurang pemisah antara
kekayaan dan kemiskinan yang semakin dalam. Proses selanjutnya yaitu bila sudah
mencapai batas maksimal pertentangan golongan itu akan menghancurkan sendi-sendi
tatanan sosial dan membinasakan kemanusiaan dan peradabannya. Dalam masyarakat
yang tidak adil, kekeyaan dan kemiskinan akan terjadi dalam kualitas dan proporsi
yang tidak wajar sekalipun realitas selalu menunjukkan perbedaan-perbedaan antara
manusia dalam kemampuan fisik maupun mental namun dalam kemiskinan dalam

17
masyarakat dengan pemerintah yang tidak menegakkan keadilan adalah keadilan yang
merupakan perwujudan dari kezaliman. Orang-orang kaya menjadi pelaku daripada
kezaliman sedangkan orang-orang miskin dijadikan sasaran atau korbannya.
Kejahatan di bidang ekonomi yang menyeluruh adalah penindasan oleh kapitalisme.
Dengan kapitalisme dengan mudah seseorang dapat memeras orang-orang yang
berjuang mempertahankan hidupnya karena kemiskinan, kemudian merampas hak-
haknya secara tidak sah, berkat kemampuannya untuk memaksakan persyaratan
kerjanya dan hidup kepada mereka. Oleh karena itu menegakkan keadilan mencakup
pemberantasan kapitalisme dan segenap usaha akumulasi kekayaan pada sekelompok
kecil masyarakat.

2.7. NDP 7 : Kemanusiaan dan Ilmu Pengetahuan

Ilmu pengetahuan adalah alat manusia untuk mencari dan menemukan


kebenaran-kebenaran dalam hidupnya, sekalipun relatif namun kebenarankebenaran
merupakan tonggak sejarah yang mesti dilalui dalam perjalanan sejarah menuju
kebenaran mutlak. Dan keyakinan adalah kebenaran mutlak itu sendiri pada suatu saat
dapat dicapai oleh manusia, yaitu ketika mereka telah memahami benar seluruh alam
dan sejarahnya sendiri (41:53).
Jadi ilmu pengetahuan adalah persyaratan dari amal soleh. Hanya mereka yang
dibimbing oleh ilmu pengetahuan dapat berjalan diatas kebenaran-kebenaran, yang
menyampaikan kepada kepatuhan tanpa reserve kepada Tuhan Yang Maha Esa
(35:28). Dengan iman dan kebenaran ilmu pengetahuan manusia mencapai puncak
kemanusiaan yang tertinggi (58:11).
Ilmu pengetahuan ialah pengertian yang dipunyai oleh manusia secara benar
tentang dunia sekitarnya dan dirinya sendiri. Hubungan yang benar antara manusia
dan alam sekelilingnya ialah hubungan dan pengarahan. Manusia harus menguasai
alam dan masyarakat guna dapat mengarahkanya kepada yang lebih baik. Penguasaan
dan kemudian pengarahan itu tidak mungkin dilaksanakan tanpa pengetahuan tentang
hukum-hukumnya agar dapat menguasai dan menggunakanya bagi kemanusiaan.
Sebab alam tersedia bagi ummat manusia bagi kepentingan pertumbuhan
kemanusiaan. Hal itu tidak dapat dilakukan kecuali mengerahkan kemampuan
intelektualitas atau rasio (45:13). Demikian pula manusia harus memahami sejarah
dengan hukum-hukum yang tetap (3:137). Hukum sejarah yang tetap (sunatullah
untuk sejarah) yaitu garis besarnya ialah bahwa manusia akan menemui kejayaan jika

18
setia kepada kemanusiaan fitrinya dan menemui kehancuran jika menyimpang
daripadanya dengan menuruti hawa nafsu (91:9-10). Tetapi cara-cara perbaikan hidup
sehingga terus-menerus maju kearah yang lebih baik sesuai dengan fitrah adalah
masalah pengalaman. Pengalaman ini harus ditarik dari masa lampau, untuk dapat
mengerti masa sekarang dan memperhitungkan masa yang akan datang (12:111).
Menguasai dan mengarahkan masyarakat ialah mengganti kaidah-kaidah umumnya
dan membimbingnya kearah kemajuan dan kebaikan.

2.8. NDP 8 : Kesimpulan dan Penutup

Dari seluruh uraian yang telah lalu dapatlah diambil kesimpulan secara garis
besar sebagai berikut :
Hidup yang benar dimulai dengan percaya atau iman kepada Tuhan. Tuhan YME
dan keinginan mendekat serta kecintaan kepada-Nya yaitu takwa. Iman dan takwa
bukanlah nilai yang statis dan abstrak. Nilai-nilai itu mamancar dengan sendirinya
dalam bentuk kerja nyata bagi kemanusiaan dan amal saleh. Iman tidak memberi arti
apa-apa bagi manusia jika tidak disertai dengan usaha-usaha dan kegiatan-kegiatan
yang sungguh-sungguh untuk menegakkan perikehidupan yang benar dalam
peradaban dan berbudaya. Iman dan takwa dipelihara dan diperkuat dengan
melakukan ibadah atau pengabdian formil kepada Tuhan, ibadah mendidik individu
agar tetap ingat dan taat kepada Tuhan dan berpegang tuguh kepada kebenaran
sebagai mana dikehendaki oleh hati nurani yang hanif. Segala sesuatu yang
menyangkut bentuk dan cara beribadah menjadi wewenang penuh dari pada agama
tanpa adanya hak manusia untuk mencampurinya. Ibadat-ibadat yang terus menerus
kepada Tuhan menyadarkan manusia akan kedudukannya di tengahh alam dan
masyarakat dan sesamanya. Ia telah melebihkan sehingga kepada kedudukan Tuhan
dengan merugikan orang lain, dan tidak mengurangi kehormatan dirinya sebagai
mahluk tertinggi dengan akibat perbudakan diri kepada alam maupun orang lain.
Kerja kemanusiaan atau amal saleh mengambil bentuknya yang utama dalam usaha
yanag sungguh – sungguh secara essensial menyangkut kepentingan manusia secara
keseluruhan, baik dalam ukuran ruang maupun waktu yang menegakkan keadilan
dalam masyarakat sehingga setiap orang memperoleh harga diri dan martabatnya
sebagai manusia. Hal itu berarti usaha – usaha yang terus menerus harus dilakukan
guna mengarahkan masyarakat kepada nilai – nilai yang baik, lebih maju dan lebih

19
insani usaha itu ialah “amar ma’ruf , disamping usaha lain untuk mencegah segala
bentuk kejahatan dan kemerosotan nilai – nilai kemanusiaan dan nahi mungkar.
Selanjutnya bentuk kerja kemanusiaan yang lebih nyata ialah pembelaan kaum lemah,
kaum tertindas dan kaum miskin pada umumnya serta usaha – usaha kearah
penungkatan nasib dan taraf hidup mereka yang wajar dan layak sebagai manusia.
Kesadaran dan rasa tanggung jawab yang besar kepada kemanusiaan melahirkan
jihad, yaitu sikap berjuang. Berjuang itu dilakukan dan ditanggung bersama oleh
manusia dalam bentuk gotong royong atas dasar kemanusiaan dan kecintaan kepada
Tuhan. Perjuangan menegakkan kebenaran dan keadilan menuntut ketabahan,
kesabaran, dan pengorbanan. Dan dengan jalan itulah kebahagiaan dapat diwujudkan
dalam masyarakat manusia. Oleh sebab itu persyaratan bagi berhasilnya perjuangan
adalah adanya barisan yang merupakan bangunan yang kokoh kuat. Mereka terikat
satu sama lain oleh persaudaraan dan solidaritas yang tinggi dan oleh sikap yang tegas
kepada musuh – musuh dari kemanusiaan. Tetapi justru demi kemanusiaan mereka
adalah manusia yang toleran. Sekalipun mengikuti jalan yang benar, mereka tidak
memaksakan kepada orang lain atau golongan lain. Kerja kemanusiaan atau amal
saleh itu merupakan proses perkembangan yang permanen. Perjuang kemanusiaan
berusaha mengarah kepada yang lebih baik, lebih benar. Oleh sebab itu, manusia
harus mengetahui arah yang benar dari pada perkembangan peradaban disegala
bidang. Dengan perkataan lain, manusia harus mendalami dan selalu mempergunakan
ilmu pengetahuan. Kerja manusia dan kerja kemanusiaan tanpa ilmu tidak akan
mencapai tujuannya, sebaliknya ilmu tanpa rasa kemanusiaan tidak akan membawa
kebahagiaan bahkan mengahancurkan peradaban. Ilmu pengetahuan adalah karunia
Tuhan yang besar artinya bagi manusia. Mendalami ilmu pengetahun harus didasari
oleh sikap terbuka. Mampu mengungkapkan perkembangan pemikiran tentang
kehidupan berperadaban dan berbudaya. Kemudian mengambil dan mengamalkan
diantaranya yang terbaik. Dengan demikian, tugas hidup manusia menjadi sangat
sederhana, yaitu beriman, berilmu, dan beramal.

20
2.9. Dalil Al-Quran dan Hadits yang berhubungan dengan BAB dalam NDP 1-8.

 NDP 1: Dasar-Dasar Kepercayaan

Artinya : Dan Kami turunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu untuk menjelaskan


segala sesuatu, sebagai petunjuk, serta rahmat dan kabar gembira
bagi orang yang berserah diri (Muslim) (Q.S Ar Rum:30)

 NDP 2: Pengertian-Pengertian tentang Dasar Kemanusiaan

Artinya: Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka mengabdi kepada-Ku. (Q.S Adz Dzariyat 56)

 NDP 3: Kemerdekaan Manusia (Ikhtiar) dan Keharusan Universal (Takdir)

Artinya: Dan peliharalah dirimu dari siksaan yang tidak hanya menimpa
orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Ketahuilah bahwa Allah
sangat keras siksa-Nya. (QS. Al Anfal 25)

 NDP 4: Ketuhanan Yang Mahaesa dan Perikemanusiaan.

21
Artinya: Demikianlah, karena sesungguhnya Allah, Dialah (Tuhan) yang
sebenarnya dan apa saja yang mereka seru selain Allah adalah batil.
Dan sesungguhnya Allah, Dialah Yang Mahatinggi, Mahabesar. (QS.
Lukman 30)

 NDP 5: Individu dan Masyarakat

Artinya : Kamilah yang menentukan penghidupan mereka dalam kehidupan


dunia, dan Kami telah meninggikan sebagian mereka atas sebagian
yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat
memanfaatkan sebagian yang lain. (QS. Az Zukhruf 32)

 NDP 6: Keadilan Sosial dan Keadilan Ekonomi.

Artinya: "Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang


yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi
dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu
kaum, membuatmu berlaku tidak adil. (QS. Al Maidah 8)

 NDP 7: Kemanusiaan dan Ilmu Pengetahuan

Artinya : Katakanlah (Muhammad), “Aku (berada) di atas keterangan yang


nyata (Al-Qur'an) dari Tuhanku sedang kamu mendustakannya.
22
Bukanlah kewenanganku (untuk menurunkan azab) yang kamu

tuntut untuk disegerakan kedatangannya. Menetapkan (hukum


itu) hanyalah hak Allah. (QS. Al Anam 57)

3. Peranan Nilai Dasar Perjuangan


3.1. Peranan NDP untuk melakukan Perubahan.

Nilai-Nilai Dasar Perjuangan HMI (NDP HMI) sebagai ideologi dan


doktrin perjuangan, menempati posisi strategis. HMI yang berperan sebagai
organisasi perjuangan, berusaha melakukan perubahan dalam masyarakat, telah
memiliki Nilai-Nilai Dasar Perjuangan untuk melakukan perubahan. Mengetahui,
memahami, menghayati, dan melaksanakan NDP tidak cukup hanya dengan
mengetahui sejarah perumusan NDP, isi dari masing-masing bab. Akan tetapi,
pengetahuan dan pemahaman tentang NDP, harus menempatkannya sebagai satu
ideologi dan doktrin perjuangan HMI yang memuat gagasan-gagasan
revolusioner untuk mengatur kehidupan masyarakat yang disusun di dalam sistem
berikut aturan-aturan operasionalnya. Nilai-Nilai Dasar Perjuangan HMI teramat
jelas telah meletakkan dasar-dasar perjuangan untuk melakukan suatu perubahan
dalam masyarakat yang diinginkan. Dalam Islam ada wahyu (teologi), karena
memuat doktrin-doktrin agama Islam (103 ayat Al-Qur’an dan 3 buah Hadits).
Dari wahyu itu, dapat diintrodusir Filsafat Sosial sebagai salah satu dasar
berpikir. Kemudian dari Filsafat Sosial dapat melahirkan Teori-Teori Sosial. NDP
memberi petunjuk kepada HMI yang berperan sebagai organisasi perjuangan
yang berusaha dengna tertib dan teratur, dan berencana untuk melakukan
perubahan terhadap semua tatanan masyarakat yang tidak sesuai lagi dengan
tuntutan kontemporer, sehingga tercipta suasana baru yang belum pernah terjadi
sebelumnya, sebagaimana dikehendaki menuju keridhoan Allah SWT.

3.2 Khatimah, Kesimpulan dan Penutup.

Dari problematikan yang diketengahkan dan pembahasan yang dilakukan


dapat diambil kesimpulan :
 Ada 4 faktor yang menjadi latar belakang perumusan NDP,
 Fungsi NDP adalah sebagai pedoman dan pegangan setiap kader HMI.
 Posisi NDP untuk melakukan perubahan. NDP sebagai doktrin perjuangan,
ideologi, teologi dan didalamnya mengandung filsafat sosial.

23
REFERENSI

Arsib, Ibnu. Secangkir Kopi untuk Semangat berHMI. Guepedia Publisher. Jakarta

Hasil-hasil kongres.

Nafis, Mohammad Wahyuni.2014. Cak Nur Sang Guru Bangsa. Penerbit Kompas.
Jakarta
Madjid, Nurcholish. 1992. Islam Doktrin dan Peradaban. Gramedia Pustaka
Utama.Jakarta
Madjid, Nurcholis. 2013. Banyak Jalan Menuju Tuhan. Mizan Media. Jakarta

Modul Latihan Kader 1 (Basic Training) HMI Cabang Ciputat

Munirudin, Said. 2014. Bintang Arasy. Syiah Kuala University Press. Aceh

Solichin. 2010. HMI Candradimuka Mahasiswa. Sinergi Persadatama Foundation.


Jakarta
Sitompul, Agussalim. 2008. Historiografi Himpunan Mahasiswa Islam Tahun 1947

-1993. Misaka Galiza. Jakarta

Sitompul, Agussalim. HMI Mengayuh diantara Cita dan Kritik. Misaka Galiza. Jakarta

Tarigan, Azhari Akmal. 2007. Islam Madzab HMI. GP Press Group. Jakarta

TABEL RENCANA PENGELOLAAN NDP HMI

Alokasi
Kegiatan Deskripsi Metode
Waktu

1. Fasilitator memberi salam


(greeting).
2. Fasilitator memberikan mukadimah
dan berkenalan dengan peserta.
Pendahuluan 3. Fasilitator menyiapkan peserta Ceramah 10 Menit

secara psikis dan fisik untuk


mengikuti proses pemberian materi.
4. Fasilitator melakukan
brainstorming.
Inti Pengantar Nilai Dasar Perjuangan Brainstorming 30 Menit

24
Inti Latar Belakang Perumusan NDP dan FGD 40 Menit
Fungsi NDP dalam tubuh HMI

Inti NDP, Kesimpulan Suatu Perjalanan FGD 40 Menit


dan Asal-Usul nama NDP
Inti Inti NDP: Beriman, Berilmu, Beramal Ceramah 20 Menit

Inti Nilai Dasar Perjuangan Bab 1-8 Pemaparan Materi 70 Menit

Inti Peranan NDP dan Kesimpulan Games 20 Menit

1. Peserta dan fasilitator melakukan


refleksi terhadap kegiatan forum
dan manfaat-manfaatnya.
2. Fasilitator memberikan ulasan atas
hasil pembelajaran di forum. Ceramah, tanya
Penutup 10 Menit
3. Fasilitator memberikan motivasi jawab.

kepada peserta untuk bersama-


sama berproses di HMI.
4. Fasilitator dan peserta
mengucapkan salam penutup.

25

Anda mungkin juga menyukai