Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

FAKTOR PENDORONG ORANGTUA


TERHADAP PENDIDIKAN ANAK
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah : Pendidikan Anak dalam Islam

Dosen Pengampu : Saeful Bahri, M. Pd. I

Disusun Oleh :
SITI MARZUQOH
NIM : 141219011

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM BAKTI NEGARA TEGAL
TAHUN AKADEMIK 2020/2021

i
KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini disusun untuk memenuhi syarat penilaian mata kuliah Pendidikan Anak
dalam Islam Program Pendidikan Islam Anak Usia Dini Institut Agama Islam Bakti Negara
Tegal.
Terselesaikannya makalah ini tentu tidak lain berkat dukungan serta bantuan dari
beberapa pihak. Sehingga pada kesempatan ini pula penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Drs. Badrudin, M.Pd.I selaku pimpinan IAIBN Tegal;
2. Saeful Bahri, M.Pd. I selaku Dosen mata Pendidikan Anak dalam Islam;
3. Bapak/Ibu segenap Dosen IAIBN Tegal;
4. Rekan-rekan mahasiswa yang telah memberikan saran kepada penulis; serta
5. Pihak-pihak lain yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu.
Semoga segala kebaikan mereka mendapat imbalan dari Allah SWT.
Penulis yakin bahwa makalah ini jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Harapan penulis semoga makalah ini
bisa bermanfaat bagi kita semua, khususnya teman-teman mahasiswa.

Dukuhwaru, 07 Desember 2020

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................................ii
BAB I..........................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN......................................................................................................................................3
A. LATAR BELAKANG...................................................................................................................3
B. RUMUSAN MASALAH................................................................................................................3
C. TUJUAN.........................................................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................5
A. FAKTOR PENDIDIKAN ORANGTUA......................................................................................5
B. FAKTOR KEAGAMAAN............................................................................................................6
1. Pembinaan Iman dan Tauhid...................................................................................................8
2. Pembinaan Akhlak....................................................................................................................8
3. Pembinaan Ibadah dan Agama Pada Umumnya....................................................................8
4. Pembinaan Kepribadian dan Sosial Anak...............................................................................8
C. FAKTOR LINGKUNGAN...........................................................................................................9
BAB III.....................................................................................................................................................11
PENUTUP................................................................................................................................................11
A. KESIMPULAN............................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Tugas sebagai orang tua merupakan suatu tugas yang luhur dan berat. Sebab ia tidak
sekedar bertugas menyelamatkan nasib anak-anaknya dari bencana hidup di dunia. Namun
jauh dari itu ia bisa memikul amanat untuk menyelamatkan mereka dari siksa neraka di
akherat di mana anak merupakan amanat Tuhan bagi kedua orang tuanya. Setiap orang tua,
para pendidik maupun para guru pada hakekatnya adalah mengemban amanat Allah. Karena
mereka akan dimintai pertanggungan jawab oleh Allah tentang bagaimana keadaan
pendidikan anak-anaknya.1
Dalam melaksanakan amanat tersebut, orang tua dan masyarakat harus senantiasa
menyesuaikan diri dengan tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak sesuai dengan
usianya baik jasmani, kecerdasan, rohani dan sosial, sehingga dengan tahapan tersebut akan
tumbuh kesadaran anak dan kewajiban-kewajibannya yaitu kepada diri sendiri, orang tua,
masyarakat dan Allah. Tugas orang tua terhadap anak adalah sebagai berikut: 1)
Mengajarkan ilmu pengetahuan agama Islam; 2) Menanamkan keimanan dalam jiwa anak; 3)
Mendidik anak agar taat menjalankan agama; 4) Mendidik anak agar berbudi pekerti yang
mulia.2
Oleh karena itu dalam melaksanakan tugas orangtua terhadap anak diatas, kita perlu
mengetahui faktor-faktor pendorong orangtua terhadap pendidikan anaknya, sehingga
pendidikan terhadapa anak tersebut dapat mencapai hasil yang lebih maksimal.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja faktor-faktor yang menjadi faktor pendorong orangtua terhadap pendidikan
anak?
2. Bagaimana faktor pendidikan dapat mempengaruhi pendidikan terhadap anak?
3. Bagaimana faktor keagamaan dapat mempengaruhi pendidikan terhadap anak?
4. Bagaimana faktor lingkungan dapat mempengaruhi pendidikan terhadap anak?

1
Abu Tauhid, (1990:5)
2
Zuhairini (1981: 33)

1
C. TUJUAN
1. Mengetahu faktor-faktor yang dapat menjadi pendorong orangtua terhadap pendidikan
anak.
2. Mengetahui bahwa faktor pendidikan dapat berpengaruh terhadap pendidikan anak
3. Mengetahui bahwa faktor keagamaan dapat berpengaruh terhadap pendidikan anak.
4. Mengetahu bahwa faktor lingkungan dapat berpengaruh terhadap pendidikan anak.

2
BAB II
PEMBAHASAN

FAKTOR-FAKTOR PENDORONG ORANGTUA TERHADAP PENDIDIKAN ANAK


Ada beberapa faktor yang dapat menjadi pendorong orangtua terhadap pendidikan putera-
puterinya, diantaranya yaitu faktor pendidikan, faktor keagamaan, dan faktor lingkungan.

A. FAKTOR PENDIDIKAN ORANGTUA


Pendidikan mempunyai peranan yang penting untuk menjamin kelangsungan hidup
Bangsa dan Negara karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan
mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Dimana pendidikan dapat diartikan sebagai
proses kegiatan mengubah prilaku individu menuju kedewasaan. Pendidikan merupakan
usaha sadar dan penuh tanggung jawab dari orang dewasa dalam membimbing, memimpin
dan pertanyaan yang timbul dalam pelaksanaan. 3
Menurut UUSPN No 20 Tahun 2003 menyebutkan bahwa: “Pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, masyarakat, bangsa dan Negara”.4 Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia, Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau
kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan
pelatihan.5
Sedangkan dalam Dictionary of Psycholoy “Pendidikan diartikan sebagai tahapan
kegiatan yang bersifat kelembagaan (seperti sekolah dan madrasah) yang dipergunakan untuk
menyempurnakan perkembangan individu dalam menguasai ilmu pengetahuan, kebiasaan,
sikap dan sebagainya”.6
Pendidikan dapat berlangsung secara informal dan nonformal di samping secara
formal seperti disekolah, madrasah dan institusi-institusi lainnya. Bahkan, menurut definisi di
atas pendidikan juga dapat berlangsung dengan cara mengajar diri sendiri.

3
Purba & Yusnaidi (2014:10)
4
Purba, (2013: 51)
5
Sagala, (2005: 2)
6
Muhibbinsyah, (2011: 11)

3
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah proses mengubah
tingkah laku anak didik agar menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri dan
sebagai anggota masyarakat dalam lingkungan alam sekitar dimana individu itu berada.
Perbedaan dalam jenjang pendidikan masing-masing seseorang tanpa disadari sangat
mempengaruhi seseorang dalam cara berpikir, berkata dan bertingkah laku. Sehingga setiap
orang tua mempunyai cara yang berbeda-beda dalam mendidik anaknya dalam belajar.
Tingkat pendidikan orangtua pun dapat mempengaruhi perkembangan anak terutama pada
anak usia dini. Orangtua dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi cenderung lebih
memperhatikan pendidikan terhadap anak dan mengerti apa yang anak butuhkan untuk
mencapai kehidupannya yang lebih baik. Usaha agar orang tua mempunyai pengetahuan
yang tinggi salah satunya adalah melalui pendidikan formal karena semakin tinggi tingkat
pendidikan orang tua semakin tinggi pula pengetahuan orang tua terutama dalam memberi
motivasi belajar. Jadi pendidikan orang tua adalah pendidikan yang ditamatkan salah satu
orang tua dari siswa yang dijadikan sampel, melalui pendidikan formal di sekolah berjenjang
dari tingkat yang paling rendah sampai tingkat yang paling tinggi, yaitu SD, SMP, SMA
sampai Perguruan Tinggi.
Hal ini sesuai dengan Jenjang pendidikan formal di Negara Indonesia sebagimana
disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Repubik Indonesia, dibagi menjadi tiga, yaitu pendidikan dasar, pendidikan
menengah dan pendidikan tinggi.

B. FAKTOR KEAGAMAAN
Pada waktu lahir, anak belum beragama, ia baru memiliki potensi atau fithrah untuk
berkembang menjadi manusia beragama. Bayi belum mempunyai kesadaran beragama, tetapi
telah memiliki potensi kejiwaan dan dasar-dasar kehidupan ber-Tuhan. Isi, warna, dan corak
perkembangan kesadaran beragama anak-anak sangat dipengaruhi oleh keimanan orang
tuanya. Keadaan jiwa orang tua sudah berpengaruh terhadap perkembangan jiwa anak sejak
janin di dalam kandungan.7
Dalam Al Qur’an maupun Hadist telah dibekali oleh Allah dengan adanya fithrah
beragama. Seperti disebutkan dalam Al-Qur’an Surat Ar-Rum ayat 30 yang artinya: “Maka

7
Abdul Aziz Ahyadi, (1991: 40)

4
hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang
telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah.
(Itulah) agama yang lurus; Tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.”
Di sampiung ayat tersebut, juga disebutkan dalam Hadits Nabi yang artinya:
“Tidaklah anak yang dilahirkan itu kecuali telah membawa fithrah (kecenderungan untuk
percaya kepada Allah SWT). Maka kedua orangtua- nyalah yang menjadikan anak tersebut
beragama Yahudi, Nasrani, atau Majusi.” (HR. Muslim)
Dari ayat dan hadits tersebut, jelaslah bahwa pada dasarnya anak itu membawa
fithrah beragama dan kemudian tergantung kepada pendidikan selanjutnya, kalau mereka
akan menjadi orang yang taat beragama pula. Tetapi sebaliknya, bilamana benih agama yang
telah dibawa itu tidak dipupuk dan dibina dengan baik, maka anak akan menjadi orang yang
tidak beragama ataupun jauh dari agama.8
Pembentukan kepribadian anak berlangsung bersamaandengan pembentukan otak.
Otak manusia adalah salah satu bagian dalam tubuh manusia yang sangat penting, yang
tersimpan dalam batok kepala dengan aman. Proses perkembangan kepribadian sangat
penting, seperti juga pembentukan otak, ialah sejak lima tahun pertama. Karena apa yang
dialami anak pada lima tahun menentukan atau menjadi dasar perkembangan kepribadian
anak itu selanjutnya. Freud juga berpendapat bahwa kepribadian sebenarnya telah terbentuk
pada akhir kelima, dan perkembangan selanjutnya sebagian besar hanya merupakan
penghalusan struktur dasar itu.9 Dengan demikian diharapkan, dalam rangka proses
kepribadian ini, hendaklah perhatian orang tua tercurah pada masa lima tahun pertama ini.
Sebagai seorang muslim tentunya, kita akan menggunakan ajaran agama Islam untuk
memiliki watak atau kepribadian ideal yang kita harapkan dimiliki oleh anak-anak kita
generasi mendatang. Sungguh tepat kiranya kalau kepribadian dan watak Rasulullah saw kita
jadikan sebagai model, kepribadian ideal untuk dicontoh dan diteladani. Kini jelaslah sudah
apa dan siapa panutan kita dalam upaya pembentukan kepribadian anak, yaitu moral dan
etika Islam dan watak Rasulullah. Di samping itu para pendidik muslim juga menjadikan
Luqmanul Hakim sebagai contoh dalam pendidikan.

8
Zuhairini, (1981:31-32)
9
Sumardi Suryabrata, (1998:140)

5
Selanjutnya kita harus mengetahui bagaimana berlangsungnya proses pertumbuhan
dan perkembangan anak menjadi manusia yang beriman, bertaqwa dan berakhlak terpuji
dengan berpangkal tolak dari ayat-ayat yang terdapat dalam Q.S. Luqman, diantaranya yaitu :
1. Pembinaan Iman dan Tauhid
Pembinaan iman seharusnya dimulai sejak dalam kandungan, sejalan dengan
pertumbuhan dan kepribadian. Jadi orang tua yang beriman dan taat beribadah, tentram
hatinya dan mendoakan agar anak dan keturunannya beriman dan bertakwa kepada Allah
swt. Doa dan harapan yang memenuhi relung-relung hatinya, yang kadang diucapkan
dengan lisan serta diingat dan dibisikan dalm hatinya, akan memantul kepada janin yang
di dalam kandungan ibu. Di dalam mendidik dan menanamkan ketauhidan pada anak
yang pertama kali harus diberikan kepada anak yaitu dasardasar akidah dengan metode
yang mudah diterima dan tidak berbelit-belit.
2. Pembinaan Akhlak
Akhlak adalah implementasi dari iman dalam segala bentuk perilaku. Di antara
contoh akhlak yang diajarkan oleh Lukman kepada anaknya adalah:
a. Akhlak anak terhadap kedua orang tua (ibu-bapak),
b. Akhlak terhadap orang lain,
c. Akhlak dalam penampilan diri.10
Kiranya tidak diragukan lagi bahwa keutamaan-keutamaan moral, perangai dan
tabiat merupakan salah satu buah iman yang mendalam serta perkembangan religius yang
benar.
3. Pembinaan Ibadah dan Agama Pada Umumnya
Pembinaan ketaatan beribadah pada anak, juga mulai dari dalam keluarga. Anak
yang masih kecil, kegiatan ibadah lebih menarik baginya adalah yang mengandung gerak,
sedangkan pengertian tentang ajaran belum dapat dipahaminya. Anakanak suka
melakukan sholat, meniru oang tuanya, walaupun ia tidak mengerti apa yang
dilakukannya itu. Pengalaman tersebut, merupakan unsur-unsur positif di dalam
pembentukan kepribadiannya yang sedang tumbuh dan berkembang itu.
4. Pembinaan Kepribadian dan Sosial Anak

10
Zakiyah Daradjat, (1995,58)

6
Kepribadian seseorang dikatakan kuat, apabila bersikap tegas, tidak mudah
terpengaruh oleh bujukan dan faktor-faktor yang datang dari luar, serta ia bertanggung
jawab atas ucapan dan perbuatannya. Dan sebaliknya apabila kepribadiannya lemah,
maka ia mudah terombang ambing oleh berbagai faktor dan pengaruh dari luar.
Kepribadian terbentuk melalui semua pengalaman dan nilai-nilai yang diserapnya dalam
pertumbuhan dan perkembangannya, terutama pada tahun-tahun pertama dari umurnya.
Apabila nilai-nilai agama banyak masuk ke dalam pembentukan kepribadian anak, maka
tingkah laku anak tersebut akan banyak diarahkan dan dikendalikan oleh nilai-nilai
agama.

C. FAKTOR LINGKUNGAN
Keluarga merupakan sebuah lingkungan yang pertama kali ditemui anak sejak ia lahir
ke dunia. Lingkungan keluarga merupakan lembaga non-formal yang didalamnya terdiri dari
ayah, ibu, serta saudara-saudara sebagai keluarga inti, dan tidak jarang pula terdapat kakek,
nenek, bibi, dan paman. Lingkungan ini sangat berpoengaruh terhadap anak para psikolog
(juga pendidik) menyatakan bahwa orangtua merupakan contoh ‘model’ bagi anak-anaknya.
Ank-anak sering meniru apa yang dilakukan orangtuanya dan terhadap orangtuanya ini anak
biasanya beridentifikasi. Tingkah laku hubungan antar orangtua, orangtua dengan anak,
antara sessama anak, dan sebagainya memiliki arti yang sangat penting terhadap pendidikan
dan perkembangan anak. Lingkungan keluarga yang berpendidikan baik dan harmonis akan
menciptakan anak yang baik pula dan juga berlaku sebaliknya. Cita-cita, aspirasi, sikap dan
nilai-nilai yang dianut orangtuanya seringkali mempengaruhi anak dalam menanggapi
lingkungannya yang lebih luas.11
Baik buruknya perilaku seseorang kemungkinan besar terbentuk dari bagaimana
keluarga membentuknya. Jika seorang anak selalu tercukupi dengan kasih sayang kedua
orang tua (keluarga), selalu diajarkan nilai nilai kebaikan maka bisa dipastikan dia akan
tumbuh menjadi pribadi yang baik. Sebaliknya, jika seorang anak kurang kasih sayang,
sering dimarahi bahkan dicaci maki dan jarang mendapat nilai-nilai kebaikan cenderung si
anak akan melakukan perbuatan menyimpang. Seperti mencuri, mabok-mabokan, suka
berkelahi, kriminal, dan lain sebagainya.

11
Sanapiah dan Andi, Dimensi-dimensi Psikologi, hlm. 187

7
Faktor Lingkungan tempat tinggal (masyarakat), sosial, dan budaya seseorang juga
memiliki andil besar dalam membentuk sifat dan karakter seseorang. Sebagai contoh
seseorang yg tinggal di lingkungan pesantren cenderung menjadi pribadi yang baik, agamis
dan berbudi pekerti. Masyarakat yang tinggal perkampungan kumuh biasanya tingkat
kriminalnya lebih tinggi dibanding masyarakat yang tinggal di perkampungan dengan tingkat
ekonomi yang baik (makmur). Kemudian dengan siapa seseorang bergaul, di sekolah di
masyarakat, organisisasi sosial, lingkungan kerja, kebiasaan suku/adat tertentu, agama, strata
sosial, juga merupakan faktor yang membentuk sifat dan karakter seseorang.

8
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Peran orang tua terhadap pendidikan anak harus dilakukan secara terus menerus, dari
awal anak sudah dipersiapkan untuk hidup dalam suasana yang Islami sehingga bila ia
dewasa dapat menjadi pegangan dalam hidupnya serta tidak terjerumus pada hal-hal yang
dilarang agama. Orang tua perlu menyadari betapa pentingnya pendidikan agama bagi setiap
anggota keluarga khususnya bagi anak-anak. Pendidikan agama ayang ditanamkan sedini
mungkin kepada anak-anak sangat berpengaruh positif terhadap pertumbuhan dan
perkembangan budi pekerti dan kepribadian mereka.
Oleh karena itu orang tua berkewajiban untuk memberikan bimbingan dan contoh
konkrit berupa suri tauladan kepada anak-anak bagaimana seseorang harus melaksanakan
ajaran agama dalam keluarga, agar mereka selamat dan sejahtera. Apabila kepribadian anak
itu sudah terbentuk, tidak boleh dibiarkan, disia-siakan, apalagi dihancurkan, pribadi harus
diperkuat, ditumbuhkan dan dikembangkan. Caranya dengan meningkatkan kualitas aqliyah
(pemikiran) dan nafsiyah (kejiwaan) Islamiyah pada anak. Dengan cara itu kepribadian
Islamiyah pada anak akan meningkat terus.
Latar belakang pendidikan orang tua dan keluarga akan menentukan bagaimana cara
anak tersebut dididik. Semakin tinggi pendidikan orang tua dan keluarga, maka kemungkinan
anak akan terdidik dengan baik juga semakin tinggi.
Faktor keagamaan juga merupakan pendukung yang sangat penting untuk
mengembangkan hati nurani yang kuat dalam diri anak. Pendidikan agama yang baik, tidak
hanya memberi manfaat bagi yang bersangkutan saja, akan tetapi akan membawa keuntungan
dan manfaat terhadap masyarakat lingkungan bahkan masyarakat ramai dan umat manusia
seluruhnya.
Faktor lingkungan juga amat berpengaruh terhadap pendidikan anak, terutama dalam
membentuk sifat dan karakter anak. Baik buruknya perilaku seseorang kemungkinan besar
terbentuk dari bagaimana keluarga membentuknya. Jika seorang anak selalu tercukupi
dengan kasih sayang kedua orang tua (keluarga), selalu diajarkan nilai nilai kebaikan maka
bisa dipastikan dia akan tumbuh menjadi pribadi yang baik, begitupula sebaliknya.
9
DAFTAR PUSTAKA

Ahyadi, Abdul Aziz.1991. Psikologi Agama. Bandung: CV Sinar Baru.

Dardjat, Zakiyah. 1995. Islam dan Kesehatan Mental. Jakarta: CV Haji Masagung.

Departemen Agama RI. 1984. Al-Qur’an dan terjemahannya. Jakarta: Proyek Kitab Suci Al-
Qur’an
Dewan Redaksi Ensiklopedia Islam. 1994. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Ichtiar Baru
Van Hoeve.
Marish, Stella. Faktor Perkembangan Anak dalam https://www.stella-maris.sch.id/blog/faktor-
perkembangan-anak/ diakses pada tanggal 05 Desember 2020.

Muhibbinsyah. 2011. Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosda Karya.

Sanapiah, dan Andi. Dimensi-Dimensi Psikologi. Surabaya : Usaha Nasional.

Suryabrata, Sumardi. 1995. Psikologi Kepribadaian. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Zuhairini. 1981. Methodik Khusus Pendidikan Agama. Malang: Biro Ilmiah Fakultas Tarbiyah
IAIN Sunan Ampel.

10

Anda mungkin juga menyukai