KALIGRAFI ISLAM
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah : Teknik Menggambar dan
Kaligrafi AUD
Disusun Oleh :
i
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya tidak akan
sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah untuk memenuhi tugas kuliah dari mata kuliah Teknik
Menggambar dan Kaligrafi AUD dengan judul “KHAT-KHAT KALIGRAFI ISLAM”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada Dosen
Pengampu yaitu Saeful Bahri, M. Pd. I. yang telah membimbing dalam menulis makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................................ii
BAB I.....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG..............................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH..........................................................................................................1
C. TUJUAN....................................................................................................................................2
BAB II...................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN...................................................................................................................................3
A. PENGERTIAN KALIGRAFI ISLAM....................................................................................3
B. JENIS-JENIS KALIGRAFI ISLAM......................................................................................4
1. Kaligrafi Jenis Tulisan Baku (Standar)..............................................................................4
a. Khat Naskhi............................................................................................................................4
b. Khat Tsuluts...........................................................................................................................5
c. Khat Kufi................................................................................................................................6
d. Khat Riq’ah............................................................................................................................7
e. Khat Diwani...........................................................................................................................8
f. Khat Diwani Jaliy...................................................................................................................8
g. Khat Farisi..............................................................................................................................9
2. Kaligrafi Ekspresi...............................................................................................................10
C. KAIDAH PENULISAN KHAT.............................................................................................11
1. Sebelum Menulis.................................................................................................................11
2. Saat Menulis........................................................................................................................12
D. KAIDAH KHAT NASKHI....................................................................................................13
E. KAIDAH KHAT TSULUTS..................................................................................................14
F. KAIDAH KHAT RIQ’AH.....................................................................................................15
G. KAIDAH KHAT DIWANI................................................................................................16
BAB III................................................................................................................................................18
PENUTUP...........................................................................................................................................19
A. KESIMPULAN.......................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................20
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kaligrafi adalah salah satu karya kesenian Islam yang paling penting. Kaligrafi
Islam yang muncul di dunia Arab merupakan perkembangan seni menulis indah dalam
huruf Arab yang disebut khat. Definisi tersebut sebenarnya persis sama dengan pengertian
etimologis kata kaligrafi dari kata Yunani kaligraphia (menulis indah). Dalam
perkembangannya, huruf Arab yang menjadi obyek seni khat berkembang sesuai dengan
perkembangan tempat dimana tempat asal seni khat berada. Demikian pada abad ke-10,
misalnya, gaya kufi merupakan awal perkembangan khat yang tadinya agak kaku menjadi
semakin lentur dan ornamental meskipun tetap angular. Kemudian berkembang pula
bentuk khat yang bersifat kursif (miring) yang diwujudkan dalam seni yang disebut sulus,
naskhi, raiham, riqa dan tauqi.1
Kaligrafi Islam adalah pengejawantahan visual dari kristalisasi realitasrealitas
spiritual (al haqa'iq) yang terkandung di dalam wahyu Islam. Kaligrafi datang untuk
menduduki posisi khusus yang sangat istimewa dalam Islam sehingga dapat disebut
sebagai leluhur seni visual Islam tradisional dan memiliki jejak yang sangat istimewa
dalam peradaban Islam.2 Munculnya al khat al Arabi dengan bentuk yang baik dan indah
sangat penting pada masa Islam, dikarenakan al khat adalah seni asli dan di dalamnya
terdapat ruh peradaban dan falsafah Islam.3
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian Kaligrafi Islam ?
2. Apa saja jenis-jenis kaligrafi Islam ?
3. Bagaimana kaidah penulisan khat ?
4. Bagaimana kaidah penulisan khat naskhi ?
5. Bagaimana kaidah penulisan khat tsuluts ?
6. Bagaimana kaidah penulisan khat riq’ah ?
7. Bagaimana kaidah penulisan khat diwani ?
1
Hasan Muarif Ambary, Menemukan Peradaban Jejak Arkeologis dan Historis Islam Indonesia (Jakarta:
Logos Wacana Ilmu, 1998) hal. 181-184.
2
Seyyed Hossein Nasr, Spiritualitas dan Seni Islam (Bandung: Mizan, 1993) hal. 28 -29.
3
Muhammad Husain Jaudi, Al-Fan al-‘Arabi Al-Islami (Oman: Dar alMasirah, 1998) hal. 170.
1
C. TUJUAN
1. Mengetahui pengertian Kaligrafi Islam.
2. Menegtahui jenis-jenis kaligrafi Islam.
3. Mengetahui kaidah penulisan khat.
4. Mengetahui kaidah penulisan khat naskhi.
5. Mengetahui kaidah penulisan khat tsuluts.
6. Mengetahui kaidah penulisan khat riq’ah.
7. Mengetahui kaidah penulisan khat diwani.
2
BAB II
PEMBAHASAN
4
AR Sirojuddin, Seni Kaligrafi Islam (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000), hal. 3.
5
Ibid,.
3
Kaligrafi Arab Persia dan Turki Utsmaniyah memiliki hubungan dengan motif arabesque
abstrak yang terdapat di dinding-dinding dan langit-langit masjid maupun di halaman
buku. Para seniman kontemporer di dunia Islam menggali warisan kaligrafi mereka dan
menggunakan tulisan kaligrafi atau abstraksi dalam berbagai karya seni mereka.
4
sekarang. Karakter hurufnya sederhana, nyaris tanpa hiasan tambahan, sehingga
mudah ditulis dan dibaca.6
Rumus-rumus yang digunakan dalam penulisan khat Naskhi menurut tarikh
klasik Islam, sama dengan yang digunakan Tsuluts, dengan standar empat sampai
lima titik untuk alif. Ada kesepakatan umum bahwa tulisan Naskhi menolong
penulis untuk menulis lebih cepat dibandingkan dengan Tsuluts, sebab huruf-
hurufnya lebih kecil dan tidak banyak dibebani aneka ragam corak hiasan, alias
lebih praktis. Atas dasar itulah corak Naskhi dipakai untuk menyalin terjemahan
dari naskah-naskah Yunani, India, Persia, dan lain-lain pada zaman keemasan
Islam.7
b. Khat Tsuluts
Kaligrafi ini diciptakan oleh seorang menteri, dalam bahasa Arab menteri
yaitu wazir. Di masa kekhalifahan Abbasiyah, tulisan kaligrafi gaya Tsuluts
bersifat monumental, dipakai terutama untuk tujuan-tujuan dekorasi yang sekarang
banyak dipakai untuk menghias tembok-tembok gedung. Kaligrafi ini adalah jenis
kaligrafi yang paling gagah, mewah dan elegan. Karya kaligrafi yang
menggunakan gaya Tsuluts bisa ditulis dalam bentuk karya, dengan kepala
meruncing dan terkadang ditulis dengan gaya sambung dan interseksi yang kuat.
Karena keindahan dan keluwesannya ini, gaya Tsuluts banyak digunakan sebagai
ornamen arsitektur masjid, sampul buku, dekorasi interior dan sebagainya. Tsuluts
terbagi menjadi Saqil (berat) dan Khafif (ringan). Ucapannya sama, yang berbeda
hanya dalam tipis tebalnya kalam yang digunakan. Menurut Ibnu Sayiq, perbedaan
6
Ibid,... hal. 105.
7
Ibid,… hal. 106.
5
antara Tsuluts Saqil dan Tsuluts Khafif adalah bahwa ukuran tegak dan kekejuran
Saqil sebanyak tujuh titik (ukuran normal), sedangkan khafif berukuran lima titik.
Apabila kurang dari itu disebut Kalam Lu‟lu‟iy (mutiara). Variasi ornamental
atau hiasan Tsuluts dikembangkan oleh Ibnu AlBawab dan Yaqut dan ini menjadi
terpelihara dengan baik karena difungsikan untuk penulisan Al-Qur‟an dan teks-
teks keagamaan lainnya, dimana Tsuluts diasumsikan sebagai tulisan para ulama.8
c. Khat Kufi
Khat Kufi atau biasa disebut Khat Muzawwa (kubisme) adalah jenis tulisan
kaligrafi tertua yang dikenal dalam Islam. Khat Kufi adalah asal tulisan Arab yang
pernah berjaya di Hijrah, Raha, dan Nasibain sebelum Kota Kufah lahir. Kelahiran
kota Kufah sebagai markas agama dan politik Islam telah membawa khat tersebut
pada penyempurnaan bentuk anatomi dan keindahannya, lebih-lebih karena
dipakai utuk menyalin mushaf-mushaf Al-Qur‟an berkat keagunan dan
keelokannya itu. Kelahiran kota Kufah itulah yang secara otomatis telah mengubah
status nama Khat Hieri (dari kata Hirah) menjadi Kufi.9
Dengan tulisan Kufi ini, Al-Qur‟an pertama kali ditulis dengan Kufi sederhana
yang disebut kufi masohif. Nama Kufi diambil dari nama kota Kufah di Irak, kota
yang dibangun oleh Khalifah Umar bin Al-Khattab. Kaligrafi ini kemudian
berkembang menjadi sangat indah pada masa Dauluah Abbasiyah, dengan
8
Ibid,... hal. 104.
9
Ibid,… hal. 47.
6
memasukkan unsur-unsur hiasan dan ornamen khas kedalamnya. Ciri-ciri tulisan
khat Kufi yakni berukuran seimbang yang spesifik dengan sifat bersudut-sudut
atau persegi mencolok, yang memiliki sapuan-sapuan garis vertikal pendek dan
garis horizontal yang memanjang dalam ukuan sama lebar.10
d. Khat Riq’ah
Riq’ah atau ruq’ah adalah tulisan yang sangat indah, tetapi sangat
sederhana dan mudah dipelajari. Kaligrafi ini merupakan hasil pengembangan
kaligrafi gaya Naskhi dan Tsuluts. Sebagaimana halnya dengan tulisan gaya
Naskhi yang dipakai dalam tulisan sehari-hari. Yang pertama meletakkan
kaidahkaidahnya adalah Musytasyar Mumtaz Bik, seorang pengajar kaligrafi
Sultan Abdul Majid Khan, seorang raja Dinasti Usmani pada tahun 1280 H.
Kemudian kaidah-kaidahnya disempurnakan oleh Muhammad Izzat At-Turky.
Riq’ah dikembangkan oleh kaligrafer Daulah Utsmaniyah, lazim pula digunakan
untuk tulisan tangan biasa atau untuk kepentingan praktis lainnya. Karakter
hurufnya sangat sederhana, tanpa harakat, sehingga memungkinkan untuk ditulis
cepat.
10
Ibid,… hal. 48.
7
e. Khat Diwani
Kaligrafi ini dikembangkan oleh kaligrafer Ibrahim Munif. Kemudian
disempurnakan oleh Syaikh Hamdullah dan kaligrafer Daulah Usmaniyah di
Turki, pada akhir abad ke-15 dan awal abad ke-16. Jenis kaligrafi ini sempat
menjadi tulisan yang dirahasiakan oleh Daulah Usmaniyah karena keindahannya.
Selanjutnya, setelah Sultan Muhammad Al Fatih berhasil menaklukkan
Konstantinopel pada tahun 857 H, penggunaan Diwani mulai dipublikasikan meski
terbatas pada penulisan diwani-diwani resmi (pembukuan dokumen) Kerajaan
Usmaniyah dan dari situlah jenis kaligrafi ini memperoleh namanya. Sering
disebutkan bahwa yang pertama kali meletakkan kaidah-kaidah Diwani adalah
Ibrahim Munif At Turki. Selanjutnya Diwani memiliki tiga aliran gaya, yaitu gaya
Turki, gaya Mesir, dan gaya Baghdad. Keindahan Diwani terletak pada
keluwesannya dan banyak menggunakan huruf-huruf memutar. Gaya ini
digunakan untuk menulis kepala surat resmi kerajaan. Karakter gaya ini bulat dan
tidak berharakat. Keindahan tulisannya bergantung pada permainan garisnya yang
kadang-kadang pada huruf tertentu meninggi atau menurun, jauh melebihi patokan
garis horizontalnya. Model kaligrafi Diwani banyak digunakan untuk ornamen
arsitektur dan sampul buku.
8
untuk aplikasi yang tidak fungsional, seperti dekorasi interior masjid atau benda
hias.
g. Khat Farisi
Kaligrafi gaya Farisi dikembangkan oleh orang Persia (Farsi) dan menjadi
huruf resmi bangsa ini sejak masa Dinasti Safawi sampai sekarang. Kaligrafi Farisi
sangat mengutamakan unsur garis, ditulis tanpa harakat dan kepiawaian
penulisannya ditentukan oleh kelincahannya mempermainkan tebaltipis huruf
dalam „takaran‟ yang tepat. Gaya ini banyak digunakan sebagai dekorasi eksterior
masjid di Iran yang biasanya dipadu dengan warna-warna Arabes.
2. Kaligrafi Ekspresi
9
Kaligrafi “ekspresionis” merupakan tipe ketiga seni kaligrafi kontemporer di
dunia Islam kini. Gaya ini, seperti karya-karya kaligrafi waktu-waktu terakhir,
berhubungan dengan perkembangan-perkembangan utama dalam estetika Barat.
Meskipun para kaligrafer ekspresionis menggunakan “perbendaharaan kata” warisan
artistik Islam, mereka jauh berpindah dari contoh grammar kaligrafi yang asli. Dalam
karya kaligrafi ekspresionis, perlu diusahakan menyampaikan pesan emosional, visual
dan respon pribadi terhadap objek-objek, orang-orang atau peristiwa yang
digambarkan.11 Beberapa contoh jenis kaligrafi gaya ekspresi karya Abd. Aziz Ahmad
sebagai berikut:
11
Ibid,… hal.165.
10
C. KAIDAH PENULISAN KHAT
1. Sebelum Menulis
a. Peralatan Menulis
Pena, kayu rosam dan sebagainya. Setiap pena mempunyai kelebihan
masing-masing. Bagi yang ingin mendalami bidang ini, diharapkan menggunakan
kesemua jenis pena. Pena tumbuhan memerlukan kemahiran mengasah. Pena mata
besi yang biasa digunakan oleh penggemar seni ini ialah produksi Pilot, Steadlers,
Osmiroid dan Platignum.
Kertas, buku latihan dan alas menulis. Sebaiknya gunakan kertas yang agak
tebal, licin dan memudahkan pengeringan tinta. Kertas yang biasa digunakan ialah
Art Paper, Mattart, Tracing Paper atau kertas biasa (seperti A4) 80 GSM ke atas
yang licin serta tidak mudah mengembangkan tinta. Alas tulis digunakan sebagai
penghalang kekasaran pada permukaan meja. Alas yang digunakan mempunyai
garis/grid seperti contoh di bawah.
11
Tinta dibeli atau dibuat sendiri. Tinta yang terbaik ialah yang mempunyai
kehitaman yang maksimum, cepat kering ketika di atas kertas, memudahkan
pergerakan tangan saat menulis dan warna yang bersinar ( shinning ) selepas
kering. Diantara tinta yang biasa dipakai ialah Rotring, Faber Castell, Calligraphy
dan Sheppers. Tinta tidak boleh dibiarkan melekat pada mata pena khususnya mata
pena besi kerana bisa menghalangi/ menyumbat aliran tinta saat menulis.
Buku Panduan dan latihan. Buku panduan yang terbaik ialah yang
dihasilkan di timur tengah oleh penulis-penulis terkenal. Setiap buku panduan juga
mempunyai pendekatan tersendiri mengikut iklim negara masing-masing.
b. Cara Duduk :
Yaitu cara duduk dan Kedudukan kertas (dada menghadap ke meja dengan
180 derajat.
c. Cara Memegang Pena :
Pena yang digunakan berukuran mata 2,0 mm / 0,2 cm.
Pena dipegang sesuai dengan kedudukan kertas 90 derajat.
Keseluruhan mata pena menyentuh kertas.
Pena dipegang dengan ukuran satu setengah inci dari awal mata pena.
d. Suasana Saat Menulis :
Suasana harus tenang dan nyaman.
Cahaya cukup serta tidak menghalangi ruang kertas.
Jarak penglihatan tidak terlalu dekat atau terlalu jauh.
Nafas yang teratur dan tidak penat.
e. Psikologi Menulis :
Menulis dalam keadaan tenang.
Disertai minat menulis, bukan sekadar suruhan.
2. Saat Menulis
a. Setiap huruf yang ditulis wajib mengikuti ukuran huruf (yang ditanda dengan
ukuran titik.
b. Setiap huruf atau kata yang ditulis wajib mengikut kaidah penulisan yang betul.
c. Setiap tulisan disarankan diulang sebanyak 10 kali sebagai latihan.12
12
Kaidah Penulisan, Modul Khat wa Imla dalam
file:///C:/Users/User/Downloads/3_Kaidah_Penulisan_Khat_Arab.pdf diakses pada tanggal 6 Desember 2021.
12
Alqur'an yang kita baca, dan buku-buku atau mushaf yang berisi ayat alqur'an pada
umumnya menggunakan jenis khat naskhi. Pemakaian khat naskhi ini karena sangat
mudah dibaca dan ditulis, dan sering diajarkan sewaktu pertama kali belajar alqur'an.
Namun dalam belajar kaligrafi, Khat naskhi ini adalah yang paling sulit, karena seluruh
hurufnya sangat terkait dengan kaidah, harus pas dan tidak boleh salah sedikit pun.
Berikut merupakan beberapa kaidah khat naskhi13 :
13
Kaidah Khat Naskhi, (Ranah Islam : 2018) dalam https://www.ranahislam.com/2018/05/kaidah-khat-
naskhi.html diakses pada tanggal 5 Desember 2021.
13
Huruf Ja, Ha, Kho Huruf Shad, Tha, Dha
14
Kaidah Khat Tulust, (Ranah Islam : 2017) dalam https://www.ranahislam.com/2017/04/kaidah-khat-
tuluts.html diakses pada tanggal 5 desember 2021.
14
Huruf Alif dan Ba
Huruf Zho
15
Sanat Khat Riq’ah, (Ranah Islam : 2017) dalam https://www.ranahislam.com/2017/04/sanat-khat-
riqah.html diakses pada tanggal 5 Desember 2021.
15
Alif Ba, Ta, Tsa Ba, Ta, Tsa
Wa Mim Ra
16
Khat Diwani memiliki tiga macam bentuk, yaitu16 :
16
Kaidah Khat Dwani, (Ranah Islam : 2018) dalam https://www.ranahislam.com/2018/05/kaidah-khat-
dwani.html diakses pada tanggal 5 Desember 2021.
17
3. Khat Diwani Jaliy
Diwani Jaliy diciptakan oleh Syahlan Pasha dari Turki dan merupakan
pengembangan dari Diwani 'Adi. Jali artinya Jelas. Kejelasan tersebut tampak pada
detail syakal dan hiasan yang penuh di dalamnya. Tujuan diciptakannya Diwani
Jaliy ialah untuk menuliskan peraturan-peraturan kesultanan dan surat-surat ke
luar negeri.
18
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Ada beberapa kaidah dalam penulisan khat yang perlu kita perhatikan baik
sebelum menulis (seperti : peralatan menulis, cara duduk, dll) maupun saat menulis.
Setiap jenis khat memilki kaidah penulisan huruf yang berbeda-beda tergantung
karakteristik dan keunikan khat tersebut. Misalnya, kaidah penulisan khat naskhi
adalah yang paling sulit, karena seluruh hurufnya sangat terkait dengan kaidah, harus
pas dan tidak boleh salah sedikit pun.
19
DAFTAR PUSTAKA
Ambary, Hasan Muarif. Menemukan Peradaban Jejak Arkeologis dan Historis Islam
Indonesia. Jakarta: Logos Wacana Ilmu. 1998.
Fitriani, Laily. Seni Kaligrafi: Peran dan Kontribusinya Terhadap Peradaban Islam. Malang.
Dalam https://media.neliti.com/media/publications/23739-ID-seni-kaligrafi-peran-dan-
kontribusinya-terhadap-peradaban-islam.pdf diakses pada tanggal 5 desember 2021.
Ilham, Sulfiani. Skripsi : Kecenderungan Jenis Kaligrafi Islam Yang Digunakan Pada Dinding
Masjid Di Kecamatan Tamalate Kota Makassar. Makassar : e-prints UNM. 2017.
Dalam http://eprints.unm.ac.id/16843/1/SULFIANI%20ILHAM
%20%281381040011%29.pdf Nasr, Seyyed Hossein. Spiritualitas dan Seni Islam.
Bandung: Mizan. 1993.
Jaudi, Muhammad Husain. Al-Fan al-‘Arabi Al-Islami. Oman: Dar alMasirah. 1998.
Sirojuddin, AR. Seni Kaligrafi Islam. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2000.
20