Anda di halaman 1dari 51

ASUHAN KEPERAWATAN INTRA NATAL CARE PADA Ny “N”

DI RUMAH SAKIT AWET MUDA NARMADA


LOMBOK BARAT

OLEH:

NAMA : LINA AGUSTINA


NIM : 021.02.1160

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI KESEHATAN (STIKES) MATARAM
TAHUN 2022
LEMBAR PENGESAHAN
“LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN INTRA NATAL CARE
PADA Ny “N” DI RUANGAN VK RUMAH SAKIT AWET MUDA
NARMADA LOMBOK BARAT”

Telah dibaca dan disetujui pada:


Hari :
Tanggal :

Disusun oleh:

Mahasiswa

Lina Agustina
NPM: 020.02.1160

Mengetahui

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

( Ns. I Gusti Ayu Mirah Adhi S, Kep) ( Nurhayati Amd. Keb)


NIDN : NIDN :
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat dan karunia- yang telah diberikan kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan hasil Laporan Tutorial ini sesuai waktu yang ditentukan.

Dalam penyusunan tutorial penulis menyadari sepenuhnya banyak


terdapat kekurangan didalam penyajianya. Hal ini disebabkan terbatasnya
kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki, penulis menyadari bahwa tanpa
adanya bimbingan dan petunjuk dari semua pihak tidak mungkin hasil laporan
asuhan keperawatan ini dapat diselesaikan sebagaimana mestinya.

Akhir kata, segala bantuan serta amal baik yang telah diberikan kepada
penulis, mendapatkan balasan dari Allah SWT, serta Laporan asuhan keperawatan
dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, dan para pembaca umumnya.

Mataram, 01 Januari 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...........................................................................................2

C. Tujuan Penulisan.............................................................................................2

BAB II. PEMBAHASAN

A. Definisi Persalinan……………………………………………………………
B. Etiologi Persalinan……………………………………………………………
C. Patofisiologi
Persalinan……………………………………………………….
D. Komplikasi Dari Persalinan…………………………………………………..
E. Penatalaksanaan Klien Dengan
Persalinan……………………………………
F. Asuhan Keperawatan Klien Dengan
Persalinan………………………………

BAB IV. PENUTUP

A. Kesimpulan14
B. Saran…………………………………………………………………….....15

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
      Kehamilan merupakan episode dramatis terhadap kondisi biologis,
perubahan psikologis dan adaptasi dari seorang wanita yang pernah
mengalaminya. Sebagian besar kaum wanita menganggap bahwa kehamilan
adalah peristiwa kodrati yang harus dilalui tetapi sebagian wanita
mengganggap sebagai peristiwa khusus yang sangat menentukan kehidupan
selanjutnya. Perubahan fisik dan emisional yang kompleks, memerlukan
adaptasi terhadap penyesuaian pola hidup dengan proses kehamilan yang
terjadi. Konflik antara keinginan prokreasi, kebanggaan yang ditumbuhkan
dari norma-norma sosial cultural dan persoalan dalam kehamilan itu sendiri
dapat merupakan pencetus berbagai reaksi psikologis, mulai dari reaksi
emosional ringan hingga ke tingkat gangguan jiwa yang berat.
       Pada makalah ini kami akan membahas secara khusus mengenai
berbagai macam komplikasi post partum. Beberapa penyesuaian dibutuhkan
oleh wanita dalam menghadapi aktivitas dan peran barunya sebagai ibu pada
minggu-minggu atau bulan-bulan pertama setelah melahirkan, baik dari segi
fisik maupun segi psikologis. Sebagian wanita berhasil menyesuaikan diri
dengan baik, tetapi sebagian lainnya tidak berhasil menyesuaikan diri dan
mengalami gangguan-gangguan psikologis dengan berbagai gejala atau
sindroma yang oleh para peneliti dan klinisi disebut post-partum blues, atau
karena kurangnya penanganan ibu post partum sangat rentan mengalami
infeksi dan perdarahan.
B. Tujuan
I. Tujuan Umum
Untuk mengetahui dan memahami bagaimana asuhan
keperawatan pada klien dengan post partum.

II. Tujuan Khusus


-  Untuk mengetahui dan memahami definisi persalinan.
-  Untuk mengetahui dan memahami etiologi persalinan.
-  Untuk mengetahui dan memahami patofisiologi persalinan.
-  Untuk mengetahui dan memahami komplikasi dari persalinan.
- Untuk mengetahui dan memahami penatalaksanaan klien dengan
persalinan.
-  Untuk mengetahui dan memahami asuhan keperawatan klien
dengan persalinan.
BAB II
TINJAUN TEORI
A. DEFINISI
Persalinan adalah suatu proses yang dialami, peristiwa normal, namun
apabila tidak dikelola dengan tepat dapat berubah menjadi abnormal
(Mufdillah & Hidayat, 2008). Persalinan adalah suatu proses terjadinya
pengeluaran bayi yang cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan
pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu (Mitayani, 2009).
Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi
belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada
ibu maupun pada janin (Prawirohardjo, 2006).

B. PENYEBAB PERSALINAN
Penyebab persalinan belum pasti diketahui,namun beberapa teori
menghubungkan dengan faktor hormonal,struktur rahim,sirkulasi
rahim,pengaruh tekanan pada saraf dan nutrisi (Hafifah, 2011)
1. Teori Penurunan Hormone
1-2 minggu sebelum partus mulai, terjadi penurunan hormone
progesterone dan estrogen. Fungsi progesterone sebagai penenang otot –
otot polos rahim dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah
sehingga timbul his bila progesterone turun.
2. Teori Placenta Menjadi Tua
Turunnya kadar hormone estrogen dan progesterone menyebabkan
kekejangan pembuluh darah yang menimbulkan kontraksi rahim.
3. Teori Distensi Rahim
Rahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkan iskemik otot-
otot rahim sehingga mengganggu sirkulasi utero-plasenta.
4. Teori Iritasi Mekanik
Di belakang servik terlihat ganglion servikale(fleksus
franterrhauss). Bila ganglion ini digeser dan di tekan misalnya oleh kepala
janin akan timbul kontraksi uterus.
5. Induksi Partus
Dapat pula ditimbulkan dengan jalan gagang laminaria yang dimasukan
dalam kanalis servikalis dengan tujuan merangsang pleksus frankenhauser,
amniotomi pemecahan ketuban), oksitosin drip yaitu pemberian oksitosin
menurut tetesan perinfus.

C. PATOFISIOLOGI

Kehamilan (37-42 Minggu)

Tanda-Tanda Inpartu

Proses persalinan

Kala I Kala II Kala III Kala IV

Kontraksi Uterus Partus Pelepasan Plasenta Post Partum

Nyeri Partus Resiko Perdarahan Resiko Perdarahan

Kerja Jantung Devisit Volume Cairan Resiko Infeksi

Kelelahan (O2 )

Gangguan Respirasi
D. TANDA-TANDA MULAINYA PERSALINAN
Tanda-tanda permulaan persalinan adalah Lightening atau settling atau
dropping yang merupakan kepala turun memasuki pintu atas panggul terutama
pada primigravida. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun. Perasaan
sering-sering atau susah buang air kecil karena kandung kemih tertekan oleh
bagian terbawah janin. Perasaan sakit diperut dan dipinggang oleh adanya
kontraksi-kontraksi lemah diuterus (fase labor pains). Servik menjadi lembek,
mulai mendatar dan sekresinya bertambah bisa bercampur darah (bloody
show) (Haffieva, 2011).
Tanda-Tanda In Partu :
1. Rasa sakit oleh adanya his yang dating lebih kuat, sering dan teratur.
2. Keluar lendir dan bercampur darah yang lebih banyak, robekan kecil pada
bagian servik.
3. Kadang-kadang ketuban pecah
4. Pada pemeriksaan dalam, servik mendatar

E. FAKTOR PERSALINAN
1. PASSAGE (JALAN LAHIR)
Merupakan jalan lahir yang harus dilewati oleh janin terdiri dari rongga
panggul, dasar panggul, serviks dan vagina. Syarat agar janin dan plasenta
dapat melalui jalan lahir tanpa ada rintangan, maka jalan lahir tersebut
harus normal. Passage terdiri dari:
a. Bagian keras tulang-tulang panggul (rangka panggul)
1) Os. Coxae
- Os illium
- Os. Ischium
- Os. Pubis
2) Os. Sacrum = promotorium
3) Os. Coccygis
b. Bagian lunak: otot-otot, jaringan dan ligamen-ligamen
Pintu Panggul
a. Pintu atas panggul (PAP) = Disebut Inlet dibatasi oleh promontorium, linea
inominata dan pinggir atas symphisis.
b. Ruang tengah panggul (RTP) kira-kira pada spina ischiadica, disebut midlet
c. Pintu Bawah Panggul (PBP) dibatasi simfisis dan arkus pubis, disebut outlet
d. Ruang panggul yang sebenarnya (pelvis cavity) berada antara inlet dan outlet.

Bidang-bidang:
a. Bidang Hodge I : dibentuk pada lingkaran PAP dengan bagian atas symphisis
dan promontorium
b. Bidang Hodge II : sejajar dengan Hodge I setinggi pinggir bawah symphisis.
c. Bidang Hodge III : sejajar Hodge I dan II setinggi spina ischiadika kanan dan
kiri.
d. Bidang Hodge IV : sejajar Hodge I, II dan III setinggi os coccyges

2. POWER
Power adalah kekuatan atau tenaga untuk melahirkan yang terdiri dari his atau
kontraksi uterus dan tenaga meneran dari ibu. Power merupakan tenaga primer
atau kekuatan utama yang dihasilkan oleh adanya kontraksi dan retraksi otot-otot
rahim
a. Kekuatan yang mendorong janin keluar (power) terdiri dari :
1) His (kontraksi otot uterus)
Adalah kontraksi uterus karena otot – otot polos rahim bekerja dengan baik
dan sempurna. Pada waktu kontraksi otot – otot rahim menguncup
sehingga menjadi tebal dan lebih pendek. Kavum uteri menjadi lebih kecil
serta mendorong janin dan kantung amneon ke arah segmen bawah rahim
dan serviks.
2) Kontraksi otot-otot dinding perut
3) Kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengejan
4) Ketegangan dan ligmentous action terutama ligamentum rotundum
b. Kontraksi uterus/His yang normal karena otot-otot polos rahim bekerja dengan
baik dan sempurna mempunyai sifat-sifat :
1) Kontraksi simetris
2) Fundus dominan
3) Relaksasi
4) Involuntir: terjadi di luar kehendak
5) Intermitten: terjadi secara berkala (berselang-seling)
6) Terasa sakit
7) Terkoordinasi
8) Kadang dapat dipengaruhi dari luar secara fisik, kimia dan psikis

Perubahan-perubahan akibat his:


a. Pada uterus dan servik, Uterus teraba keras/padat karena kontraksi. Tekanan
hidrostatis air ketuban dan tekanan intrauterin naik serta menyebabkan serviks
menjadi mendatar (effacement) dan terbuka (dilatasi).
b. Pada ibu Rasa nyeri karena iskemia rahim dan kontraksi rahim. Juga ada
kenaikan nadi dan tekanan darah.
c. Pada janin Pertukaran oksigen pada sirkulasi utero-plasenter kurang, maka
timbul hipoksia janin. Denyut jantung janin melambat (bradikardi) dan kurang
jelas didengar karena adanya iskemia fisiologis.

Dalam melakukan observasi pada ibu-ibu bersalin hal-hal yang harus


diperhatikan dari his:
1. Frekuensi his Jumlah his dalam waktu tertentu biasanya permenit atau
persepuluh menit.
2. Intensitas his Kekuatan his diukurr dalam mmHg. intensitas dan frekuensi
kontraksi uterus bervariasi selama persalinan, semakin meningkat waktu
persalinan semakin maju. Telah diketahui bahwa aktifitas uterus bertambah
besar jika wanita tersebut berjalan – jalan sewaktu persalinan masih dini.
3. Durasi atau lama his Lamanya setiap his berlangsung diukurr dengan detik,
misalnya selama 40 detik.
4. Datangnya his Apakah datangnya sering, teratur atau tidak.
5. Interval Jarak antara his satu dengan his berikutnya, misalnya his datang tiap 2
sampe 3 menit
6. Aktivitas his Frekuensi x amplitudo diukur dengan unit Montevideo.
His Palsu
His palsu adalah kontraksi uterus yang tidak efisien atau spasme usus, kandung
kencing dan otot-otot dinding perut yang terasa nyeri. His palsu timbul beberapa
hari sampai satu bulan sebelum kehamilan cukup bulan. His palsu dapat
merugikan yaitu dengan membuat lelah pasien sehingga pada waktu persalinan
sungguhan mulai pasien berada dalam kondisi yang jelek, baik fisik maupun
mental.
Kelainan kontraksi otot Rahim
a. Inertia Uteri
1) His yang sifatnya lemah, pendek dan jarang dari his yang normal yang
terbagi menjadi : Inertia uteri primer : apabila sejak semula kekuatannya
sudah lemah
2) Inertia uteri sekunder : His pernah cukup kuat tapi kemudian melemah
Dapat ditegakkan dengan melakukan evaluasi pada pembukaan, bagian
terendah terdapat kaput dan mungkin ketuban telah pecah. His yang lemah
dapat menimbulkan bahaya terhadap ibu maupun janin sehingga
memerlukan konsultasi atau merujuk penderita ke rumah sakit, puskesmas
atau ke dokter spesialis.
b. Tetania uteri
His yang terlalu kuat dan terlalu sering, sehingga tidak terdapat kesempatan
reaksi otot rahim. Akibat dari tetania uteri dapat terjadi:
1) Persalinan Presipitatus
2) Persalinan yang berlangsung dalam waktu tiga jam. Akibat mungkin fatal
3) Terjadi persalinan tidak pada tempatnya
- Terjadi trauma janin, karena tidak terdapat persiapan dalam persalinanT
- Tauma jalan lahir ibu yang luas dan menimbulkan perdarahan
inversion uteri
- Tetania uteri menyebabkan asfiksia intra uterin sampai kematian janin
dalam rahim
c. Inkoordinasi otot Rahim
Keadaan Inkoordinasi kontraksi otot rahim dapat menyebabkan sulitnya
kekuatan otot rahim untuk dapat meningkatkan pembukaan atau pengeluaran
janin dari dalam rahim. Penyebab inkoordinasi kontraksi otot rahim adalah:

1) Faktor usia penderita relatif tua


2) Pimpinan persalinan
3) Karena induksi persalinan dengan oksitosin
4) Rasa takut dan cemas

3. PASSANGER
Passanger terdiri dari janin dan plasentaa, Janin merupakan passangge utama dan
bagian janin yang paling penting adalah kepala karena bagian yang paling besar
dan keras dari janin adalah kepala janin. Posisi dan besar kepala dapat
mempengaruhi jalan persalinan. Kelainan-kelainan yang sering menghambat dari
pihak passangger adalah kelainan ukuran dan bentuk kepala anak seperti
hydrocephalus ataupun anencephalus, kelainan letak seperti letak muka atau pun
letak dahi, kelainan kedudukan anak seperti kedudukan lintang atau letak
sungsang.

4. PSIKIS (Psikologis)
Perasaan positif berupa kelegaan hati, seolah-olah pada saat itulah benar-benar
terjadi realitas “kewanitaan sejati” yaitu munculnya rasa bangga bias melahirkan
atau memproduksi anaknya. Mereka seolah-olah mendapatkan kepastian bahwa
kehamilan yang semula dianggap sebagai suatu “ keadaan yang belum pasti “
sekarang menjadi hal yang nyata.
Psikologis meliputi :
a. Melibatkan psikologis ibu, emosi dan persiapan intelektual
b. Pengalaman bayi sebelumnya
c. Kebiasaan adat
d. Dukungan dari orang terdekat pada kehidupan ibu
Sikap negatif terhadap peralinan dipengaruhi oleh:
a. Persalinan sebagai ancaman terhadap keamanan
b. Persalinan sebagai ancaman pada self-image
c. Medikasi persalinan
d. Nyeri persalinan dan kelahiran

5. PENOLONG
Peran dari penolong persalinan dalam hal ini Bidan adalah mengantisipasi dan
menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan janin. Proses
tergantung dari kemampuan skill dan kesiapan penolong dalam menghadapi
proses persalinan.

F. KALA PERSALINAN
Persalinan dibagi dalam empat kala menurut Prawirohardjo (2006) yaitu:
1. Kala I (kala pembukaan)
In partu (partu mulai) ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah,
servik mulai membuka dan mendatar, darah berasal dari pecahnya
pembuluh darah kapiler, kanalis servikalis.
Kala pembukaan dibagi menjadi 2 fase :
a. Fase laten
Pembukaan servik berlangsung lambat, sampai pembukaan berlangsung
2 jam, cepat menjadi 9 cm.
b. Fase aktif
Berlangsung selama 6 jam dibagi atas 3 sub fase :
1) periode akselerasi : berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi 4 cm.
2) periode dilatasi maksimal (steady) selama 2 jam, pembukaan
berlangsung 2 jam, cepat menjadi 9 cm.
3) periode deselerasi berlangsung lambat dalam waktu 2 jam
pembukaan menjadi 10 cm.
Akhir kala I servik mengalami dilatasi penuh, uterus servik dan vagina
menjadi saluran yang continue, selaput amnio ruptur, kontraksi uterus kuat
tiap 2-3 menit selama 50-60 detik untuk setiap kontraksi, kepala janin turun
ke pelvis.

2. Kala II (pengeluaran janin)


His terkoordinir cepat dan lebih lama, kira-kira 2-3 menit sekali, kepala
janin telah turun dan masuk ruang panggul, sehingga terjadilah tekanan
pada otot-otot dasar panggul yang secara reflek menimbulkan rasa ngedan
karena tekanan pada rectum sehingga merasa seperti BAB dengan tanda
anus membuka. Pada waktu his kepala janin mulai kelihatan, vulva
membuka dan perineum meregang. Dengan his mengedan yang terpimpin
akan lahir dan diikuti oleh seluruh badan janin. Kala II pada primi 1.5-2
jam, pada multi 0.5 jam.
Mekanisme persalinan:
Janin dengan presentasi belakang kepala, ditemukan hampir sekitar 95
% dari semua kehamilan.Presentasi janin paling umum dipastikan dengan
palpasi abdomen dan kadangkala diperkuat sebelum atau pada saat awal
persalinan dengan pemeriksaan vagina (toucher). Pada kebanyakan kasus,
presentasi belakang kepala masuk dalampintu atas panggul dengan sutura
sagitalis melintang. Oleh karena itu kita uraikan dulu mekanisme persalinan
dalam presentasi belakang kepala dengan posisi ubun-ubun kecil melintang
dan anterior.
Karena panggul mempunyai bentuk yang tertentu , sedangkan ukuran-
ukuran kepala bayi hampir sama besarnya dengan dengan ukuran dalam
panggul, maka jelas bahwa kepala harus menyesuaikan diri dengan bentuk
panggul mulai dari pintu atas panggul, ke bidang tengah panggul dan pada
pintu bawah panggul, supaya anak dapat lahir. Misalnya saja jika sutura
sagitalis dalam arah muka belakang pada pintu atas panggul, maka hal ini
akan mempersulit persalinan, karena diameter antero posterior adalah
ukuran yang terkecil dari pintu atas panggul. Sebaliknya pada pintu bawah
panggul, sutura sagitalis dalam jurusan muka belakang yang
menguntungkan karena ukuran terpanjang pada pintu bawah panggul ialah
diameter antero posterior.
Gerakan-gerakan utama dari mekanisme persalinan adalah :
1. Penurunan kepala.
Pada primigravida, masuknya kepala ke dalam pintu atas panggul 
biasanya sudah terjadi pada bulan terakhir dari kehamilan, tetapi pada
multigravida biasanya baru terjadi pada permulaan persalinan.
Masuknya kepala ke dalam PAP, biasanya dengan sutura sagitalis
melintang dan dengan fleksi yang ringan. Masuknya kepala melewati
pintu atas panggul (PAP), dapat dalam keadaan asinklitismus yaitu bila
sutura sagitalis terdapat di tengah-tengah jalan lahir tepat di antara
simpisis dan promontorium.
Pada sinklitismus os parietal depan dan belakang sama tingginya.
Jika sutura sagitalis agak ke depan mendekati simpisis atau agak ke
belakang mendekati promontorium, maka dikatakan kepala dalam
keadaan asinklitismus, ada 2 jenis asinklitismus yaitu :

a. Asinklitismus posterior :   Bila sutura sagitalis mendekati simpisis


dan os  parietal belakang lebih rendah dari os parietal depan.
b. Asinklitismus anterior  :   Bila sutura sagitalis mendekati
promontorium sehingga os parietal depan lebih rendah dari os
parietal belakang.
Derajat sedang asinklitismus pasti terjadi pada persalinan normal,
tetapi kalau berat gerakan ini dapat menimbulkan disproporsi
sepalopelvik dengan panggul yang berukuran normal sekalipun.
Penurunan kepala lebih lanjut terjadi pada kala I dan kala II
persalinan. Hal ini disebabkan karena adanya kontraksi dan retraksi dari
segmen atas rahim, yang menyebabkan tekanan langsung fundus pada
bokong janin. Dalam waktu yang bersamaan terjadi relaksasi dari
segmen bawah rahim, sehingga terjadi penipisan dan dilatasi servik.
Keadaan ini menyebabkan bayi terdorong ke dalam jalan lahir.
Penurunan kepala ini juga disebabkan karena tekanan cairan intra
uterine, kekuatan mengejan atau adanya kontraksi otot-otot abdomen
dan melurusnya badan anak.
a. Sutura sagitalis terdapat di tengah-tengah jalan lahir tepat di antara
simpisis dan promontorium.
b. Sutura sagitalis mendekati simpisis dan os  parietal belakang lebih
rendah dari os parietal depan
c. Sutura sagitalis mendekati promontorium sehingga os parietal depan
lebih rendah dari os parietal belakang
2. Fleksi.
Pada awal persalinan, kepala bayi dalam keadaan fleksi yang ringan.
Dengan majunya kepala biasanya fleksi juga bertambah. Pada
pergerakan ini dagu dibawa lebih dekat ke arah dada janin sehingga
ubun-ubun kecil lebih rendah dari ubun-ubun besar hal ini disebabkan
karena adanya tahanan dari dinding seviks, dinding pelvis dan lantai
pelvis. Dengan adanya fleksi, diameter suboccipito bregmatika (9,5 cm)
menggantikan diameter suboccipito frontalis (11 cm). sampai di dasar
panggul, biasanya kepala janin berada dalam keadaan fleksi maksimal.
3. Rotasi dalam ( putaran paksi dalam)
4. Putaran paksi dalam adalah pemutaran dari bagian depan sedemikian
rupa sehingga bagian terendah dari bagian depan janin memutar ke
depan ke bawah simpisis. Pada presentasi belakang kepala bagian yang
terendah ialah daerah ubun-ubun kecil dan bagian inilah yang akan
memutar ke depan kearah simpisis. Rotasi dalam penting untuk
menyelesaikan persalinan, karena rotasi dalam merupakan suatu usaha
untuk menyesuaikan posisi kepala dengan bentuk jalan lahir khususnya
bidang tengah dan pintu bawah panggul.
5. Ekstensi.
Sesudah kepala janin sampai di dasar panggul dan ubun-ubun kecil
berada di bawah simpisis, maka terjadilah ekstensi dari kepala janin.
Hal ini di sebabkan karena sumbu jalan lahir pada pintu bawah panggul
mengarah ke depan dan ke atas sehingga kepala harus mengadakan
fleksi untuk melewatinya. Kalau kepala yang fleksi penuh pada waktu
mencapai dasar panggul tidak melakukan ekstensi maka kepala akan
tertekan pada perineum dan dapat menembusnya.
Subocciput yang tertahan pada pinggir bawah simpisis akan menjadi
pusat pemutaran (hypomochlion), maka lahirlah berturut-turut pada
pinggir atas perineum: ubun-ubun besar, dahi, hidung, mulut dan dagu
bayi dengan gerakan ekstensi.
6. Ekspulsi.
Setelah putaran paksi luar, bahu depan sampai di bawah simpisis dan
menjadi hipomochlion untuk kelahiran bahu belakang. Setelah kedua
bahu bayi lahir , selanjutnya seluruh badan bayi dilahirkan searah
dengan sumbu jalan lahir.
Dengan kontraksi yang efektif, fleksi kepala yang adekuat, dan janin
dengan ukuran yang rata-rata, sebagian besar oksiput yang posisinya
posterior berputar cepat segera setelah mencapai dasar panggul, dan
persalinan tidak begitu bertambah panjang. Tetapi pada kira-kira 5-10
% kasus, keadaan yang menguntungkan ini tidak terjadi. Sebagai
contoh kontraksi yang buruk atau fleksi kepala yang salah atau
keduanya, rotasi mungkin tidak sempurna atau mungkin tidak terjadi
sama sekali, khususnya kalau janin besar.
7. Rotasi luar ( putaran paksi luar)
Kepala yang sudah lahir selanjutnya mengalami restitusi yaitu kepala
bayi memutar kembali ke arah punggung anak untuk menghilangkan
torsi pada leher yang terjadi karena putaran paksi dalam. Bahu melintasi
pintu dalam keadaan miring. Di dalam rongga panggul bahu akan
menyesuaikan diri dengan bentuk panggul yang dilaluinya, sehingga di
dasar panggul setelah kepala bayi lahir, bahu mengalami putaran dalam
dimana ukuran bahu (diameter bisa kromial) menempatkan diri dalam
diameter anteroposterior dari pintu bawah panggul. Bersamaan dengan
itu kepala bayi juga melanjutkan putaran hingga belakang kepala
berhadapan dengan tuber ischiadikum sepihak.

3. Kala III (pengeluaran plasenta)


Setelah bayi lahir, kontraksi, rahim istirahat sebentar, uterus teraba keras
dengan fundus uteri sehingga pucat, plasenta menjadi tebal 2x sebelumnya.
Beberapa saat kemudian timbul his, dalam waktu 5-10 menit, seluruh
plasenta terlepas, terdorong kedalam vagina dan akan lahir secara spontan
atau dengan sedikit dorongan dari atas simpisis/fundus uteri, seluruh proses
berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir. Pengeluaran plasenta disertai
dengan pengeluaran darah kira-kira 100-200 cc.

4. Kala IV
Pengawasan, selama 2 jam setelah bayi dan plasenta lahir, mengamati
keadaan ibu terutama terhadap bahaya perdarahan post partum. Dengan
menjaga kondisi kontraksi dan retraksi uterus yang kuat dan terus-menerus.
Tugas uterus ini dapat dibantu dengan obat-obat oksitosin.

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. USG
b. Pemeriksaan Hb

H. PENATALAKSANAAN
Menurut Wiknjosastro (2005), penatalaksanaan yang diberikan untuk
penanganan plasenta previa tergantung dari jenis plasenta previanya yaitu:
a. Kaji kondisi fisik klien
b. Menganjurkan klien untuk tidak coitus
c. Menganjurkan klien istirahat
d. Mengobservasi perdarahan
e. Memeriksa tanda vital
f. Memeriksa kadar Hb
g. Berikan cairan pengganti intravena RL
h. Berikan betametason untuk pematangan paru bila perlu dan bila fetus
masih premature

INTERVENSI KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA TUJUAN/KRITERIA INTERVENSI RASIONAL
HASIL
1. Nyeri akut Setelah diberikan 1. Kaji ulang skala nyeri 1. mengidentifikasi
berhubungan asuhan keperawatan 2. Anjurkan ibu agar kebutuhan dan
dengan trauma diharapkan nyeri ibu menggunakan teknik intervensi yang
mekanis, edema / berkurang relaksasi dan distraksi tepat
pembesaran dengan kriteria rasa nyeri 2. untuk
jaringan atau evaluasi: skala nyeri 0- 3. Motivasi untuk mengalihkan
distensi efek-efek 1, ibu mengatakan mobilisasi sesuai perhatian ibu dan
hormonal nyerinya berkurang indikasi rasa nyeri yang
sampai hilang, tidak 4. Berikan kompres hangat dirasakan
merasa nyeri saat 5. Delegasi pemberian 3. memperlancar
mobilisasi, tanda vital analgetik pengeluaran
dalam batas normal. S = lochea,
36-370C. N = 60- mempercepat
80 x/menit, TD = involusi
120/80 mmhg, RR= 18 dan mengurangi n
– 20 x / menit yeri secara
bertahap.
4. Rasional :
meningkatkan
sirkulasi pada
perinium

5. melonggarkan
system saraf
perifer sehingga
rasa nyeri
berkurang

2. Ketidakefektifan Setelah diberikan 1. Kaji ulang tingkat 1. Rasional:


menyusui asuhan keperawatan pengetahuan dan membantu dalam
berhubungan diharapkan ibu dapat pengalaman ibu tentang mengidentifikasi
dengan tingkat mencapai kepuasan menyusui sebelumnya. kebutuhan saat
pengetahuan, menyusui dengan 2. Demonstransikan dan ini agar
karakteristik criteria evaluasi: ibu tinjau ulang teknik memberikan  inte
payudara mengungkapkan proses menyusui rvensi yang tepat.
situasi menyusui, bayi 3. Anjurkan ibu 2. Rasional: posisi
mendapat ASI yang mengeringkan puting yang tepat
cukup. setelah menyusui biasanya
mencegah
luka/pecah
putting yang
dapat merusak
dan mengganggu.
3. Rasional : agar
kelembapan pada
payudara tetap
dalam batas
normal.

3 Gangguan  eliminas Setelah diberikan askep 1. Kaji dan catat cairan 1. Rasional:


. i BAK berhubungan diharapkan ibu tidak masuk dan keluar tiap 24 mengetahui
dengan distensi mengalami gangguan jam. balance cairan
kandung kemih, eliminasi (BAK) 2. Anjurkan berkamih 6-8 pasien sehingga
perubahan- dengan KE: ibu dapat jam post partum. diintervensi
perubahan jumlah / berkemih sendiri dalam 3. Berikan teknik dengan tepat.
frekuensi berkemih. 6-8 jam post partum merangsang berkemih 2. Rasional: melatih
tidak merasa sakit saat seperti rendam duduk, otot-otot
BAK, jumlah urine 1,5- alirkan air keran. perkemihan.
2 liter/hari. 4. Kolaborasi pemasangan 3. Rasional: agar
kateter. kencing yang tidak
dapat keluar, bisa
dikeluarkan
sehingga tidak ada
retensi.
4. Rasional:
mengurangi
distensi kandung
kemih.

4. Resiko tinggi Setelah diberikan askep 1. Kaji lochea (warna, bau, 1. Rasional : untuk
terhadap infeksi diharapkan infeksi pada jumlah) kontraksi uterus dapat mendeteksi
berhubungan ibu tidak terjadi dengan dan kondisi jahitan tanda infeksi lebih
dengan trauma KE: dapat episiotomi. dini dan
jaringan, mendemonstrasikan 2. Sarankan pada ibu agar mengintervensi
penurunan sistemke teknik untuk mengganti pembalut tiap dengan tepat.
kebalan tubuh. menurunkan resiko 4 jam.
infeksi, tidak terdapat 3. Pantau tanda-tanda vital. 2. Rasional :
tanda-tanda infeksi. 4. Lakukan rendam pembalut yang
bokong. lembab dan banyak
5. Sarankan ibu darah merupakan
membersihkan perineal media yang
dari depan ke belakang. menjadi tempat
berkembangbiakny
a kuman.
3. Rasional :
peningkatan suhu
> 38°C
menandakan
infeksi.

4. Rasional : untuk
memperlancar
sirkulasi ke
perinium dan
mengurangi
udema.
5. Rasional :
membantu
mencegah
kontaminasi rektal
melalui vaginal.

5 Resiko tinggi Setelah diberikan askep 1. Ajarkan ibu agar 1. Rasional: memberi
. terhadap ibu diharapkan tidak massage sendiri fundus rangsangan pada
kekurangan volume kekurangan volume uteri. uterus agar
cairan berhubungan cairan dengan KE : 2. Pertahankan cairan berkontraksi kuat
dengan kehilangan cairan masuk dan peroral 1,5-2 Liter/hari. dan mengontrol
cairan berlebih keluar seimbang, Hb/Ht 3. Observasi perubahan perdarahan.
(perdarahan) dalam batas normal suhu, nadi, tensi. 2. Rasional:
(12,0-16,0 gr/dL) 4. Periksa ulang kadar mencegah
Hb/Ht. terjadinya
dehidrasi.
3. Rasional:
peningkatan suhu
dapat
memperhebat
dehidrasi.
4. Rasional:
penurunan Hb
tidak boleh
melebihi 2 gram
%/100 dL.

Ibu yang baru pulang dari RS

1. Keputusan diambil oleh ibu, berdasarkan hasil konsultasi dengan RS dan


bidan
2. Bidan memberikan informasi rinci tentang ringkasan proses
persalinan hasil dan informasi lain relawan
3. Jika perlu mengunjungi pada sore hari atau esok harinya

Kunjungan Postpartum

1. Kunjungan rumah dilakukan pada hari ke 3, 7, 14, dan 40 hari


2. Ibu, suami/keluarganya diajarkan untuk mendemonstrasikan : cara
menyusui bayi, cara memandikan, cara mencuci tangan, cara
membuat susu, cara mensterilkan botol
3. Jika ibu mengeluh sakit perineum dapat dianjurkan untuk
mengompres/cebok dengan air hangat
4. Saran yang diberikan harus realistis dan sesuai dengan keadaan.
5. Berbicara dengan bayi dan bereaksi dengan sabar ketika bayi
menangis
6. Waktu kunjungan tidak terlalu lama sehingga perlu melibatkan
keluarga untuk : memberikan perhatian penuh baik verbal maupun
non verbal, siap siaga dan memberikan dukungan dalam beradaptasi
dengan situasi baru
7. Perawat memantau status mental ibu dan sikap mental terhadap
bayinya, suami dan anak anaknya
8. Memberitahukan cara mengenal taanda bahaya / masalah yang
mungkin dihadapi
9. Perawat juga perlu mengobservasi reaksi anggota keluarga lainya
10. Siapakah waktu agar ibu dapat mengekspresikan perasaanya
kecemasan terhadap bayinnya, anak – anak lainnya dan hubungan
antar mereka
11. Perawat mendengarkan, memberikan dukungan dan dorongan terus
menerus dan memberikan dukungan ekstra kepada ibu yang kurang
mendapat dukungan dari keluarga
12. Pada akhir setiap kunjungan, bidan melengkapi catatan termasuk
saran – saran yang diberikan, untuk mempermudah asuhan
postpartum selanjutnya
13. Perencanaan : skrining test untuk mengetahui penyakit metabolisme,
yang muncul pada hari ke 6 – 14
14. Sebelum hari ke 10 bidan mulai membicarakan tentang KB
a. Mendorong ibu untuk berpikir positif tentang rencana
kehamilan berikutnya
b. Jika ingin menggunakan pil anjurkan ibu untuk datang pada 2
– 3 minggu PP dan jika ingin menggunakan IUD anjurkan
untuk datang pada 6 minggu PP
c. Dengan rileks mendorong suami untuk membicarakan awal
seksual intercourse
d. Jelaskan lamanya pengeluaran iochea, kembalinya menstruasi ,
kesuburan, cara meminimalkan nyeri perineum, perubahan
fisik dan psikologi
e. Jika ada kelainan/penyimpanan bagi bayi maupun ibunya,
anjurkan untuk segera ke RS misalnya peradarahan
Postpartum, gangguan mental, kejang, hipotermi. Bila
mungkin ibu dan bayi dipisahkan

A. EVALUASI
1.    Klien tidak lagi merasakan nyeri
2.    Klien dapat menyusui secaraefektif
3.    Eliminasi urine klien kembali normal
4.    Klien tidak mengalami infeksi
5.    Klien tidak mengalami kekurangan volumen cairan
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN INTRA NATAL CARE UNIT


KEPERAWATAN MATERNITAS DI RUANGAN VK RSUD AWT MUDA
NARMATA

Tanggal Masuk : 13 Januari 2022 Jam Masuk : 15:45


Ruang : VK Bersalin Kamar No. :
Tgl. Pengakajian : 13 Januari 2022 Jam : 15 :50

A. BIODATA KLIEN
Nama : Ny “N”
Umur : 39 Tahun
Suku/Bangsa : Sasak
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Alamat : Prabe
Status Pernikahan : Menikah
Nama Suami : Tn “A”
Umur : 40 Tahun
Suku Bangsa : Sasak
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Alamat : Prabe
B. Riwayat Penyakit Sekarang
1. Keluhan Utama :
Ibu mengatakan sakit perut mulas dan ingin melahirkan
2. Perjalanan Penyakit Sekarang :
Ibu mengatakan hamil 9 bulan mengeluh sakit perut dan menjalar
sampai ke pinggang belakang sejak jam 12.00 Tgl 13-januari-2022 disertai
dengan pengeluaran lender dan darah, pengeluaran air ketuban tidak
ada ,gerakan janin masih aktif dirasakan ibu >10x/hari. Pasien langsung
dibawa oleh anggota keluarga ke rumah sakit Awet Muda Narmada untuk
diberikan pertolongan medis.

C. RIWAYAT OBSTETRI
a. Riwayat menstruasi
Menarche, umur : 14 tahun
Siklus : Teratur
Jumlah (cc) : 3-4 pembalut dalam 1 hari (20-30cc)
Lamanya : 7 hari
Keluhan : Nyeri pada perut dan pinggang
HPHT : 20-Mei-2021
b. Pemeriksaan Kehamilan
Berapa kali : Periksa 2 kali
Periksa ke : puskesmas
c. Riwayat Kehamilan, Persalinan & Nifas
Anak ke Kehamilan Persalinan Komplikasi nifas Bayi
N Umur Umur Penyulit Jenis Penolon Penyuli Lateras Infeks Perdaraha J BB Pj
o Kehamila g t i i n K g
n
1 22Th 9 bulan Tidak ada sponta Dukun Tidak - - - L - -
n n ada
2 19Th 9 bulan Tidak ada sponta Dukun Tidak - - - P
ada
n n
3 18Th 9 bulan Tidak ada sponta Dukun Tidak - - - L
n ada
n
4 - 9 bulan Meningga sponta Dukun Tidak - - - P
l n ada
5 2Thn 9 bulan Tidak ada sponta Bidan Tidak - - 30 cc P 3k 48
n ada
g cm
6 1 Hari 9 bulan Tidak ada sponta Bidan Tidak - - 35 cc P 3,5 50
n ada
kg cm
Riwayat KB : Ya,menggunakan KB suntik 3 bulan
Rencana KB : klien mengatakan ingin menggunakan KB Implan
D. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU :
klien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit dahulu seperti asma,
hipertensi, diabetes melitus dll.
E. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA :
klien megatakan tidak ada riwat penyakit keluarga seperti hipertensi, diabetes
militus, penyakit jantung, dll.

F. GENOGRAM

Keterangan :

/ : Laki-laki atau perempuan yang masih hidup

/ : Laki-laki atau perempuan yang sudah meninggal


: Garis hubungan
: Garis keturunanan
: Klien
: Garis tinggal serumah

G. PENGKAJIAN DATA DASAR KLIEN


No. Pengkajian Sebelum MRS Saat di RS
1 Aktifitas dan Istirahat Pasien
Tidur Malam Hari mengatakan tidur Pasien
7-8 jam /hari mengatakan
belum tidur
Siang Hari Pasien Pasien
mengatakan tidur mengatakan
1-2 jam belum tidur
2 Integritas Ego
Perencanaan Kehamilan 4 anak 6 anak
Peranan pasien tentang kehamilan Baik Baik
Status hubungan dengan pasangan Menikah Menikah
Masalah keuangan dalam keluarga Tidak terdapat Tidak terdapat
masalah masalah
Status emosional Baik Baik
3 Nutrisi 3 kali sehari 3 kali sehari
Pola makan
Pola minum 6-7 gelas/hari 6-8 gelas/hari
Makanan/Masukan Terakhir Nasi dan lauk Nasi dan lauk
pauk pauk
Riwayat Mual Muntah Mual muntah Tidak ada
pada trimester
pertama
Nafsu Makan Baik Baik
Makan yang dipantang Tidak ada Tidak ada
Alergi pada makanan tertentu Tidak ada Tidak ada
Masalah mengunyah dan menelan Tidak ada Tidak ada
masalah masalah
Berat badan 45 kg 51,3 kg
Bentuk tubuh Lordosis Lordosis
Turgor kulit Elatis Elatis
Membran mukosa mulut Lembab Lembab
Kondisi gigi / gusi Bersih Bersih
4 Eliminasi
Frekuensi Defekasi 1 kali sehari Tidak pernah
Frekuensi Berkemih 5-6 kali sehari Belum BAK
5 Sirkulasi dan Pernapasan
Tekanan Darah 110/70 mmHg 120/80 mmHg
Riwayat peningkatan TD Tidak ada Tidak ada
Riwayat Penyakit Jantung Tidak ada Tidak ada
Edema/varises Tidak ada Tidak ada
Pusing Tidak ada Tidak ada
Kesulitan bernafas selama hamil Tidak ada Tidak ada
6 Hygiene
Kebersihan tubuh Bersih Bersih
Kebersihan gigi dan mulut Bersih Bersih
Keadaan kulit Bersih Bersih
Kebiasaan mandi 2 kali sehari Belum mandi
Cara berpakaian/Berpenampilan Rapih rapih
Vulva Hygiene Dibersihkan saat Pendarahan 35 cc
mandi
7 Keamanan dan Keselamatan
Pergerakan Normal Normal
Penglihatan Normal Normal
Pendengaran Normal Normal
8 Seksualitas
Perubahan pola menstruasi Tidak Ya
Perubahan respon seksual Tidak Tidak
Terjadi perubahan alat reproduksi Ya Ya
9 Intoleransi Sosial
Status pernikahan Menikah Menikah
Tinggal serumah dengan Suami dan anak Suami dan anak
Komunikasi Verbal Baik Baik
Orang terdekat Suami Suami

H. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Baik Suhu : 36,4 C
Kesadaran : Composmetis Berat badan : 51,3 kg
Tekanan darah : 120/80 mmHg Tinggi Badan : 150 cm
Nadi : 86 x / menit LILA : 27 cm
RR : 20 x / menit SPO2 : 99 %
HEAD TO TOE
1 Mata
Kelopak mata : Normal, dapat membuka dan menutup
Gerakan mata : Normal, dapat melihat objek ke kanan dan ke kiri
Konjungtiva : Kemerahan
Sclera : Ikterik
Akomodasi : Normal
2 Hidung
Reaksi alergi : Tidak ada
Sinus : Tidak ada
3 Mulut dan tenggorokan
Gigi geligi : Bersih, tidak ada caries
Kesulitan menelan : Tidak ada
4 Pernafasan
Jalan nafas : Bersih, tidak ada sputum
Suara nafas : Vesikuler
Menggunakan otot bantu : Tidak ada
nafas
5 Sirkulasi jantung
Kecepatan denyut apical : 86 x/menit
Irama : Teratur
Kelainan bunyi jantung : Tidak ada
Sakit dada : Tidak ada
6 Abdomen
Inspeksi : Pembesaran abdomen karena kehamilan , terdapat linea nigra
bentuk simetris, tidak ada luka bekas operasi. Gerakan janin
aktif
Palpasi

Leopold I : TFU : 29 cm, teraba bokong dibagian fundus


Leopold II : Letak Punggung Kanan
Leopold III : Teraba kepala dibagian terendah janin
Leopold IV : Bagian terendah janin masuk 4/5 bagian
His : 5x/menit dengan frekuensi 40-50 menit”

Auskultasi DJJ : 135 x/menit, teratur

Kandung kemih : Kosong


7 Genitourinary
Periksa dalam : 16.00
Oleh : Bidan
Hasil : 2cm
Pembukaan / dilatas : Lengkap
Efficement / penipisan : 100%
Ketuban : Merembes warna jernih
Bagian terendah janin : Kepala
Denominator : Sudah jelas atau sudah teraba
Hodge : Kepala turun dihodge 4/5.
Perineum : Tidak kaku / elastis
Vesica urinaria : Kosong
8 Ekstemitas
(integumen/
muskuloskeletal) : Elastis <2detik
Turgor kulit
Warna kulit : Kuning kecoklatan
Kontraktur ekstremitas : Tidak Ada
Kesulitan pergerakan : Tidak ada kesulitan dalam bergerak

I. KALA PERSALINAN
a. KALA I
- Lama persalinan : Tanggal : 13 Januari 2022 jam 18.00
- Lama kala I : 4 jam
- Pengobatan yang didapatkan : -
b. KALA II
- Lama persalinan Tanggal : 13 Januari 2022, jam 18:10
- Lama kala II Tanggal : 13 Januari 2022, jam 18:15 (5 menit)
- Pengobatan yang didapatkan : Injeksi Oxytocin
- Penyulit : Tidak ada
- Cara mengatasi : Tidak ada
- Keadaan bayi : Baik
Lahir tanggal : 13 Januari 2022 jam 18:10
- Jenis Kelamin : Perempuan
- Apgar Score I : 7 Apgar Score II : 9, Apgar Score III : 10
c. KALA III
- Mulai Persalinan Tanggal : 13 Januari 2022 jam 18 :00
; - TFU : 2 jari di atas pusat
- Lama Kala III : 10 Menit
- Cara kelahiran plasenta : Manajemen aktif kala III, Plasenta lahir spontan.
Kotiledon : Lengkap
Selaput : Lengkap

- Perdarahan selama persalinan : ± 150 cc


- Pengobatan yang didapatkan : Tidak ada pengobatan yang di berikan
d. KALA IV
- Keadaan Umum : Baik kes, compasmentis
- Keadaan vital :
TD : 130/70 mmHg N : 87 x/menit

RR : 22x/menit S : 37,0oC

TFU : Sepusat

- Kontraksi uterus : Baik


- Perdarahan : ± 20-30 cc
- Perineum : Terdapat luka jahitan perineum grade II
- Pengobatan : As. Mefenamat dan Cefadroxyl

J. KEADAAN BAYI
a. BB : 3500 gram

b. PB : 50 cm

c. Pusat : Normal

d. Perawatan tali pusar : Perawatan tali pusat biasa / normal

e. Anus : Berlubang

f. Suhu : 36,2oC

g. Lingkar Kepala : 33 cm

h. Kelainan Kepala : Tidak ada

i. Pengobatan yang didapatkan : vitamin K, dan salep mata, HBIG

K. RENCANA PERAWATAN BAYI


Rencana perawatan bayi : Sendiri

Kesanggupan dan pengetahuan dalam merawat bayi:

Breast care : Klien mengatakan tidak megetahui cara perawatan payudara send

Nutrisi : Klien mengetahui tentang pemberian asi pada bayinya


Menyusui : Klien mengatakan sanggup dan mampu untuk menyusui
L. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. laboraturium
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai normal

Haemoglobine 11,0 g/dL 12,3-15,3

Jumlah Leukosit 17.800 /mm3 4000-11000

Hitung Jumlah 16,3 % 5,0-55,0


Leukosit Lym

Hitung Jumlah 6,0 % 1,0-20,0


Leukosit MXD
Hitung Jumlah 77,7 % 45,0-95,0
Leukosit Neut
Jumlah Trombosit 316,000 /mm3 150000-400000

Jumlah Eritrosit 3,80 10/mm3 4-5

Hematocrit 31,1 % 37-47

MCV 82,1 fL 80,0-96,0

MCH 28,9 pg 26,0-32,0

MCHC 35,3 g/dL 32,0 – 36,0

Bleeding Time 3 Menit 1-6


(BT)

Closthing Time 3 Menit 6-12


(CT)

Anti Kualitatif Non reaktif Non Reaktif


(strip)

HBSAG Kualitatif Reaktif Non Reaktif

RDT Antigen Negative Negative


Covid-19

syphilis Non Reaktif % Non Reaktif

2. Urine : Tidak dilakukan


3. USG : Ada riwayat USG waktu hamil
M. Tabel Observasi Kesejahteraan Ibu dan Janin serta Kemajuan Persalinan

His DJJ TTV


Pengeluaran
Hari/Tgl Jam Frek TD N S RR keluhan ket
Frek Lama Intensitas +/- pervaginam
(x/m) (mmHg) (x/m) (oC) (x/m)
Jumat, 16:00 5 10 Lemah + 135 120/80 86 36,4 20 Lendir dan Nyeri VT 10 cm, eff 100%, ket (+),
13 darah teraba kepala denominator, kepala
Januari turun di hodge III, tidak teraba
2022 bagian terkecil janin/ tali pusat

17:00 4 15 Kuat + 140 - 86 - 22 Ketuban Nyeri VT 10 cm, eff 100%, ket (+),
merembes teraba kepala denominator, kepala
turun di hodge III, tidak teraba
bagian terkecil janin/ tali pusat

18:00 5 20 Kuat + 145 130/70 89 36,1 24 Bayi lahir Nyeri VT lengkap, eff 100%, ket (-)
warna jernih, denominator ubun-
ubun kecil depan, Kepala turun
dihodge III. Tidak teraba bagian
kecil janin / tali pusat.
N. ANALIS DATA KEPERAWATAN

NO DATA ETIOLOGI MASALAH PARAF


1. KALA I persalinan kala I Nyeri akut
Ds :
Pasien mengatakan merasa fase aktif kontraksi
sakit pada bagian perut uterus
bawah dan menjalan sampai
ke pinggang belakang ischemia uterus
P : nyeri persalinan
Q : seperti tertekan penurunan bagian
R : perut bagian bawah bawah janin
menjalar sampai ke
pinggang serviks berdilatasi
S : skala nyeri 7 peregangan otot polos
T : hilang timbul
saraf sensorik dan saraf
Do : simpatik
- Klien tampak
meringis kesakitan neurotrasmiter
- Klien terlihat sering
memegang area yang nyeri akut
nyeri
- k/u baik
- kec compasmentis
- TTV
TD : 120/80 mmHg
N : 86x/menit
S : 36,4 c
Rr :20x/menit
DJJ : 135X/menit

2. Kala ii Kehamilan 40 minggu Kelelahan


Ds :
Pasien mengatakan tubuhnya Kontraksi uterus
lemas dan tidak bertenaga
Do : Proses
- Pasien tampak lemas persalinan/pengeluaran
dan tidak bertenaga bayi
- Pasien tampak lebih
banyak terdiam pada
Kerja jantung
saat diajak
meningkat
berkomunikasi
- k/u baik
Kelelahan/keletihan
- kes, compasmentis
- TTV :

TD : 130/70 mmHg
N : 87 x/menit
RR : 22 x/menit
S :37.0 c
3. KALA III Proses pengeluaran Resiko pendarahan
Ds : bayi
Pasien mengatakan banyak
keluar darah dari jalan lahir Pelepasan plasenta
Do :
- Tampak plasenta Luka bekas persalinan
disertai darah yang
keluar dari jalan lahir Resiko pendarahan
- k/u baik pada jalan lahir
- kec compasmentis
- pendarahan ±100-
150cc
- kontraksi uterus aktif
- TTV
TD :130/70 mmHg
N : 87 x/menit
RR : 22 x/menit
S :37.0 c
- TFU : 3 jari
- Tampak luka
episiotomy

4. KALA IV Proses persalinan Intoleransi aktivitas


Ds :
- Klien mengatakan Penggunaan energy
belum bisa meningkat
beraktivitas
- Klien mengatakan Aktivitas otot
lemas dan badan meningkat
tidak bertenaga
Cadangan energy
Do :
berkurang
- Klien tampak
terbaring di tempat
Nutrisi ke jaringan
tidur .
berkurang
- Klien terlihat belum
bisa melakukan
Kelemahan fisik
aktivitas dan
berpindah tempat
Tidak mampu
- Klien tampak lemas
melakukan aktivitas
dan tidak bertenaga
- k/u baik
Intoleransi aktivitas
- kec compasmentis
- pendarahan ±20-30
cc
- TTV
TD :120/70 mmHg
N : 87 x/menit
RR : 22 x/menit
S :37.0 c
- Tfu : 3 jari
- Terpasal RL + 1
ampul oxcytoksin 26
tpm

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri Akut Berhubungan Dengan Kontraksi Uterus
2. Keletihan Berhubungan Dengan Peningkatan Kerja Jantung Akibat Proses Persalinan
3. Resiko Pendarahan Berhubungan Dengan Pelepasan Plasenta
4. Intoleransi Aktivitas Berhubungan Dengan Penggunaan Energi Yang Meningkat
Akibat Proses Persalinan Kala I-IV
RENCANA/INTERVENSI KEPERAWATAN

NO TUJUAN INTERVENSI RASIONAL PARAF


1. Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi TTV pasien 1. Pemeriksaan TTV dapat menjadi
keperawatan selama 1x24 jam 2. Anjurkan pasien untuk menggunakan acuan untuk mengetahui kondisi
diharapkan pasien dapat tehnik nonfarmakologi (relaksasi pasien dan intervensi yang sesuai
mengontrol nyeri yang nafas dalam) untuk mengntrol nyeri dengan keadaan pasien
dirasakan dengan kriteria hasil: 3. Motivasi pasien untuk mobilisasi 2. Tehnik relaksasi dapat membantu
1. Mampu menerapkan sesuai indikasi pasien untuk mengontrol nyeri akibat
tehnik nonfarmakologi 4. Anjurkan keluarga untuk kontraksi uterus
(relaksasi nafas dalam) memberikan support system yang 3. Mobilisasi miring ke kiri pada ibu
untuk mengontrol baik untuk pasien hamil dapat meningkatkan aliran
nyeri. 5. Anjurkan pasien untuk memodifikasi darah dan nutrisi ke plasenta janin
2. Ttv dalam batas normal lingkungan yang nyaman dan aman 4. Dukungan/support system yang baik
dari orang terdekat dapat membantu
ibu dalam mengontrol nyeri yang
dirasakan
5. Lingkungan yang aman dan nyaman
dapat memberikan rasa tenang
kepada ibu yang dalam proses
persalinan
2. Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi kesiapan dan 1. Menjadi acuan bagi perawat untuk
keperawatan selama 1x24 jam kemampuan ibu dalam menerima memberikan informasi mengenai
diharapkan keletihan informasi aktivitas dan istirahat agar ibu dapat
menurun/menghilang dengan 2. Sediakan materi dan media siap menerima apa yang akan
kriteria hasil: pengaturan aktivitas dan istirahat disampaikan oleh perawat
1. TTV dalam batas 3. Anjurkan untuk mengatur aktivitas 2. Membantu ibu post partum dalam
normal dan istirahat memahami materi
2. Pasien mengungkapkan 4. Anjurkan cara mengidentifikasi 3. Agar ibu post partum dapat
kondisinya sudah kebutuhan istirahat mengatur jadwal aktivitas yang
membaik 5. Anjurkan untuk menambah asupan teratur sesuai dengan kondisi
3. Mengungkapkan tidak energy dengan mengkonsumsi kesehatanya saat ini
lemas dan bertenaga makanan yang disediakan rumah 4. Memerikan pemahaman kepada ibu
4. Mampu melakukan sakit. tentang kebutuhan istirahat setelah
aktivitas sederhana persalinan
5. Asupan energy dapat membantu
memulihkan kondisi keletihan akibat
proses persalinan yang
mengeluarkan banyak energy.

3. Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi TTV pasien 1. Pemeriksaan TTV dapat menjadi
keperawatan selama 1x24 jam 2. Monitor pendarahan pravagina acuan untuk mengetahui kondisi
diharapkan pendarahan 3. Kaji jumlah darah yang hilang dan pasien dan intervensi yang sesuai
berkurang dengan kriteria pantau tanda dan gelaja syok dengan keadaan pasien
hasil: hipovolemik 2. Mengetahui pendarahan yang
1. Pendarahan dalam 4. Anjurkan pasien untuk istirahat dialami oleh ibu pasca persalinan
batas normal 5. Anjurkan meningkatkan asupan 3. Hemoragik berlebihan dan menetap
2. Ttv dalam batas normal cairan untuk menghindari syok pada dapat mengancam hidup ibu karena
3. Tidak ada tanda-tanda pasien mengalami syok hipovolemik
shok hipovolemik 4. Melalui aktivitas istirahat yang
terkontrol dapat meminimalisir
pendarahan
5. Asupan cairan dapat membantu
untuk mencegah terjadinya syok
pada ibu pasca pendarahan dari
proses persalinan.

4. Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor kelemahan fisik dan 1. Kelemahan fisik dan emosional
keperawtan selama 1x24 jam emosional dapat mempengaruhi aktivitas yang
diharapkan aktivitas pasien 2. Anjurkan pasien tirah baring dilakukan pasien
meningkat dan kembali 3. Anjurkan pasien melakukan aktivitas 2. Aktivitas tirah baring dapat
normal dengan kriteria hasil : secara bertahap memulihkan tenaga ibu pasca
1. Pasien dapat 4. Anjurkan ibu untuk melakukan persalinan
beraktivitas dengan aktivitas sesuai dengan kemampuan 3. Aktivitas yang dilajani secara
normal tampa terbatas bertahap dapat membantu ibu dalam
2. Kekuatan otot 5. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang mengontrol kondisi akibat dari
meningkat asupan makan yang dapat menambah proses persalinan yang lama
3. Pasien tidak tampak energy. 4. Aktivitas yang dilakukan sesuai
lemas letih dan lesu dengan kondisi dan kempaupan
pasien dapat membantu pasien dalam
menentukan aktivitas yang dapat
dilakukan secara individual
5. Asupan gizi yang sesuai dapat
meningkatkan energy yang
digunakan untuk melakukan
aktivitas.
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
No Hari /Tanggal/Jam Implementasi Paraf
1. Kamis 1. Mengobservasi TTV pasien
13/01/2022 2. Menganjurkan pasien untuk menggunakan
Pukul 16:00 tehnik nonfarmakologi (relaksasi nafas dalam)
untuk mengntrol nyeri
3. Memotivasi pasien untuk mobilisasi sesuai
indikasi
4. Menganjurkan keluarga untuk memberikan
support system yang baik untuk pasien
5. Menganjurkan pasien untuk memodifikasi
lingkungan yang nyaman dan aman

2. Kamis 1. Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan ibu


13/01/2022 dalam menerima informasi
Pukul 19:00 2. Menyediakan materi dan media pengaturan
aktivitas dan istirahat
3. Menganjurkan untuk mengatur aktivitas dan
istirahat
4. Menganjurkan cara mengidentifikasi kebutuhan
istirahat
5. Menganjurkan untuk menambah asupan energy
dengan mengkonsumsi makanan yang
disediakan rumah sakit.

3. Kamis 1. mengObservasi TTV pasien


13/01/2022 2. meMonitor pendarahan pravagina
Pukul 19:30 3. mengKaji jumlah darah yang hilang dan pantau
tanda dan gelaja syok hipovolemik
4. mengAnjurkan pasien untuk istirahat
5. mengAnjurkan meningkatkan asupan cairan
untuk menghindari syok pada pasien

4. Kamis 1. Memonitor kelemahan fisik dan emosional


13/01/2022 2. Menganjurkan pasien tirah baring
Pukul 20:00 3. Menganjurkan pasien melakukan aktivitas
secara bertahap
4. Menganjurkan ibu untuk melakukan aktivitas
sesuai dengan kemampuan
5. Melakukan Kolaborasi dengan ahli gizi tentang
asupan makan yang dapat menambah energy.

EVALUASI KEPERAWATAN
No Hari/Tanggal/Jam Evaluasi Paraf
1. Kamis S : klien mengatakan dapat mengontrol nyeri yang
13/01/2022 dirasakan dengan Tarik nafas dalam yang diajarkan
Pukul 16:45 O : klien terlihat mengikuti instruksi dari perawat untuk
untuk mengontrol nyeri dengan menerapkan tehnik
relaksasi nafas dalam
- Klien tampak masih sesekali memperlihatkan
ekspresi kesakitan
- Klien terlihat dapat mengulangi instruksi yang
diajarkan
- k/u baik , kec compasmentis
- TTV
- TD : 120/80 mmHg N : 86x/menit
- S : 36,4 °c RR: 20x/menit
- His 5x/10 detik 40-50 menit
- DJJ 135 x/menit
- Terpasang RL 20 tpm

A : Masalah nyeri teratasi sebagian


P : Intervensi dilanjutkan
1. Menganjurkan pasien untuk menggunakan tehnik
nonfarmakologi (relaksasi nafas dalam) untuk
mengntrol nyeri
2. Memotivasi pasien untuk mobilisasi sesuai
indikasi

2. Kamis S : klien mengatakan memahami materi yang


13/01/2022 disampaikan oleh perawat untuk mengontrol kelehan
Pukul yang dirasakan setelah melahitkan
O : bayi lahir spontan
- klien tampak masih lemas
- Klien terlihat sudah mampu melakukan mobilisasi
ditempat tidur
- Klien dapat memahami materi yang disampaikan
oleh perawat tentang aktivitas dan istirahat pasca
persalinan
- k/u baik kec compasmentis
- TTV
- TD : 120/80 mmHg N : 86x/menit
- S : 36,4 °c RR: 20x/menit
- Terpasang RL 20 tpm
- Bayi berjenis kelamin perempuan
- BB :3,5kg TB : 50cm

- LK : 33 cm LD :32 cm

- LP : 29 cm LL : 11 cm

- Tidak ada kelainan pada bayi

A : masalah keletihan teratasi sebagian


P : intervensi dilanjutkan
1. Menganjurkan untuk mengatur aktivitas dan
istirahat
2. Menganjurkan cara mengidentifikasi kebutuhan
istirahat
3. Menganjurkan untuk menambah asupan energy
dengan mengkonsumsi makanan yang disediakan
rumah sakit.

3. Kamis S : klien mengatakan masih keluar darah dari jalan lahir


13/01/2022 tetapi tidak terlalu banyak seperti pada saat bayinya
Pukul tadi keluar
O : masih tampak pengeluaran darah pravagina dari jalan
lahir
- Tidak ada tanda dan gejala syok hipovolemik
- k/u baik kec compasmentis
- TTV
- TD : 130/70 mmHg N : 88x/menit
- S : 37,0°c RR: 22x/menit
- Terpasang RL 20 tpm
- Pendarahan ±100-150 cc
- Konjungtiva tidak anemis
- Hemoglobin dalam batas normal 11,0 g/dL
A : masalah resiko pendarahan teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
1. Monitor tanda dan gejala perdarahan
2. Monitor tanda-tanda vital ortostatik
3. Pertahankan bet rest selama perdarahan
4. Anjurkan meningkatkan asupan makanan
4. Kamis S : pasien mengatakan sudah mampu beraktivitas duduk
13/01/2022 ditempat tidur dan pergi ke kamar mandi untuk
Pukul kencing
O : pasien tampak segar dan sudah tidak lemas
- Pasien tampak sudah beraktivitas secara bertahap
paska persalinan
- Pendarahan minim 20-30 cc
- Tidak ada tanda dan gejala syok hipovolemik
- k/u baik kec compasmentis
- TTV
- TD : 130/70 mmHg N : 88x/menit
- S : 37,0°c RR: 22x/menit
- Terpasang RL+ 1 ampul oxitoksyn 26 tpm

A : masalah intoleransi aktivitas teratasi sebagian


P : lanjutkan intervensi
1. Menganjurkan pasien melakukan aktivitas secara
bertahap
2. Menganjurkan ibu untuk melakukan aktivitas
sesuai dengan kemampuan
3. Melakukan Kolaborasi dengan ahli gizi tentang
asupan makan yang dapat menambah energy.

Anda mungkin juga menyukai