Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH KARAKTERISTIK RELAY ARUS SEKETIKA

Disusun Oleh :

Raihan Elga Pandu Saputro


2019-71-025

FAKULTAS KETENAGALISTRIKAN DAN ENERGI TERBARUKAN


JURUSAN TEKNOLOGI LISTRIK
INSTITUT TEKNOLOGI – PLN
JAKARTA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materinya.
Saya Raihan selaku penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca serta ditujukan untuk memenuhi tugas ujian akhir
semester Mata Kuliah Proteksi Instalasi Tenaga Listrik. Saya berharap lebih jauh lagi agar
makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi kami sebagai
penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, 8 Januari 2022

RAIHAN ELGA
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ………………………………………………………………………………

Daftar Isi …………………………………………………………………………………….

BAB I. Pendahuluan ………………………………………………………………………...

1.1 Latar Belakang …………………………………………………………………..


1.2 Tujuan …………………………………………………………………………...

BAB II. Landasan Teori …………………………………………………………………….

2.1 Relay Dalam Sistem Proteksi …………………………………………………...

2.2 Relay Arus Lebih ……………………………………………………………….

BAB III. Pembahasan ………………………………………………………………………

3.1 Prinsip Kerja Relay Arus Lebih Seketika ………………………………………

3.2 Karakteristik Relay Arus Lebih Seketika ………………………………………

BAB IV. Penutup …………………………………………………………………………...

4.1 Kesimpulan ……………………………………………………………………..


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Suatu sistem tenaga listrik dibagi ke dalam seksi-seksi yang dibatasi oleh PMT. Tiap seksi
memiliki relai pengaman dan memiliki daerah pengamanan (Zone of Protektion). Bila terjadi
gangguan, maka relai akan bekerja mendeteksi gangguan dan PMT akan trip. Masing-masing
daerah memiliki satu atau beberapa komponen sistem daya disamping dua buah pemutus
rangkaian. Setiap pemutus dimasukkan ke dalam dua daerah proteksi berdekatan. Batas setiap
daerah menunjukkan bagian sistem yang bertanggung jawab untuk memisahkan gangguan yang
terjadi di daerah tersebut dengan sistem lainnya.

Aspek penting lain yang harus diperhatikan dalam pembagian daerah proteksi adalah bahwa
daerah yang saling berdekatan harus saling tumpang tindih (overlap), hal ini dimaksudkan agar
tidak ada sistem yang dibiarkan tanpa perlindungan. Pembagian daerah proteksi ini bertujuan agar
daerah yang tidak mengalami gangguan tetap dapat beroperasi dengan baik sehingga dapat
mengurangi daerah terjadinya pemadaman. Relay digunakan sebagai sistem proteksi utama yang
akan memproteksi peralatan atau sistem yang terjadi gangguan. Ketika terjadi gangguan, maka
relay akan secepat mungkin mendeteksi gangguan dan mengirim sinyal ke PMT untuk selanjutnya
PMT akan trip.

Relay harus dapat bekerja dengan kepekaan yang tinggi, artinya harus cukup sensitif terhadap
gangguan didaerahnya meskipun gangguan tersebut minimum, selanjutnya memberikan jawaban /
respon. Untuk relay arus-lebih hubung-singkat yang bertugas pula sebagai pengaman cadangan
jauh bagi seksi berikutnya, relay itu harus dapat mendeteksi arus gangguan hubung singkat dua
fasa yang terjadi diujung akhir seksi berikutnya dalam kondisi pembangkitan minimum.

1.2 Tujuan
1. Mampu memahami peranan relay arus lebih pada sistem proteksi
2. Mampu memahami prinsip kerja dari relay arus lebih seketika
3. Mampu menganalisa dan memahami karakteristik relay arus lebih seketika
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Relay Dalam Sistem Proteksi

Relay proteksi merupakan perangkat yang digunakan untuk mendeteksi atau mengukur Ketika
terjadi gangguan atau mengalami keadaan tidak normalnya pada perangkat atau bagian dari sistem
tenaga listrik dan untuk segera memerintahkan pemutus untuk membuka untuk memisahkan
peralatan atau bagian dari sistem yang tergantung dan memberi isyarat atau sinyal.

Rele proteksi juga dapat merasakan atau melihat adanya gangguan pada peralatan yang
diamankan dengan mengukur atau membandingkan besaran-besaran yang diterimanya,misalnya
arus, tegang, daya, sudut rase, frekuensi, impendasi dan sebagiannya, dengan besaran yang telah
ditentukan, kemudian mengambil keputusan untuk seketika atau dengan perlambatan waktu
membuka pemutus tenaga. Pemutus tenaga umumnya dipasang pada generator,transformator
daya, saluran transmisi, saluran distribusi dan sebagiannya supaya masing-masing bagian sistem
dapat dipisahkan sedemikian rupa sehingga sistem lainnya tetap dapat beroperasi secara normal.

Rele merupakan kunci kelangsungan kerja untuk mejaga kontinuitas penyaluran tenaga listrik,
maka untuk menjaga kandalan dari sistem tenaga listrik, rele harus memenuhi persyaratan-
persyaratan sebagai berikut :

1. Kepekaan (sensitivity) Pada prinsipnya rele harus cukup peka sehingga dapat mendetekasi
gangguan di kawasan pengamanannya meskipun gangguan yang ada relatif kecil.

2. Keandalan (reliability) Maksud dari keandalan adalah bahwa sebuah rele proteksi harus selalu
berada pada kondisi yang mampu melakukan pengamanan pada daerah yang diamankan.
Keandalan memiliki 3 aspek, antara lain :

1. Dependability, adalah kemampuan suatu sistem rele untuk beroperasi dengan baik dan benar.
Pada prinsipnya pengaman harus dapat diandalkan bekerjanya (dapat mendetaksi dan
melepaskan bagian yang terganggu), tidak boleh gagal bekerja. Dengan kata lain
dependability-nya harus tinggi.

2. Security, adalah tingkat kepastian suatu sistem relai untuk tidak salah dalam bekerja. Salah
kerja, misalnya lokasi gangguan berada di luar pengamanannya, tetapi salah kerja
mengakibatkan pemadaman yang seharusnya tidak perlu terjadi.
3. Availability, adalah perbandingan antara waktu di mana pengaman dalam keadaan siap kerja
(actually in service) dan waktu total operasinya.

3. Selektifitas (selectivity) Maksudnya pengaman harus dapat membedakan apakah gangguan


terletak di daerah proteksi utama dimana pengaman harus bekerja cepat atau terletak di luar
zona proteksinya dimana pengaman harus bekerja dengan waktu tunda atau tidak bekerja sama
sekali.

4. Kecepatan kerja (Speed Of Operation) Untuk memperkecil kerugian atau kerusakan akibat
gangguan, maka bagian yang terganggu harus dipisahkan secepat mungkin dari bagian sistem
lainnya. Selang waktu sejak dideteksinya gangguan sampai dilakukan pemisahan gangguan
merupakan penjumlahan dari waktu kerja relai dan waktu kerja pemutus daya.

2.2 Relay Arus Lebih

Over Current Relay atau yang lebih dikenal dengan Relai Arus Lebih adalah suatu rele dimana
bekerjanya berdasarkan adanya kenaikkan arus yang melewatinya. Agar peralatan tidak rusak biIa
dilewati arus yang melebihi kemampuannya, selain peralatan tersebut diamankan terhadap
kenaikan arusnya, maka peralatan pengamannya harus dapat bekerja pada jangka waktu yang telah
ditentukan.

Berdasarkan pada prinsip kerja dan konstruksinya, maka rele jenis ini termasuk rele yang
paIing sederhana, murah dan mudah dalam penyetelannya. Relay jenis ini digunakan untuk
mengarnankan peralatan terhadap gangguan hubung singkat antar fasa, hubung singkat satu fasa
ketanah dan beberapa hal dapat digunakan sebagai pengaman beban lebih. Digunakan sebagai
pengaman utama pada jaringan distribusi dan sub transmisi sistem radial, sebagai pengaman
cadangan untuk generator, transformator daya dan saluran transmisi.
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Prinsip Kerja Arus Lebih Seketika

Prinsip kerja relay OCR adalah bedasarkan adanya arus lebih yang dirasakan relay, baik
disebabkan adanya gangguan hubung singkat atau overload (beban lebih) untuk kemudian
memberikan perintah trip ke PMT sesuai dengan karakteristik waktunya.

Cara kerjanya dapat diuraikan sebagai berikut :

• Pada kondisi normal arus beban (Ib) mengalir pada SUTM / SKTM dan oleh trafo arus
besaran arus ini di transformasikan ke besaran sekunder (Ir). Arus (Ir) mengalir pada
kumparan relai tetapi karena arus ini masih lebih kecil dari pada suatu harga yang ditetapkan
(setting), maka relai tidak bekerja.
• Bila terjadi gangguan hubung singkat, arus (Ib) akan naik dan menyebabkan arus (Ir) naik
pula, apabila arus (Ir) naik melebihi suatu harga yang telah ditetapkan (diatas setting), maka
relai akan bekerja dan memberikan perintah trip pada tripping coil untuk bekerja dan
membuka PMT, sehingga SUTM / SKTM yang terganggu dipisahkan dari jaringan.
Relay arus lebih seketika ini akan memberikan perintah pada PMT pada saat terjadi gangguan
bila besar arus gangguannya melampaui penyetelannya (Im), dan jangka waktu kerja relai mulai
pick up samapai kerja relai sangat singkat tanpa penundaan waktu ( 20 – 60 mdet)

3.2 Karakterisik Relay Arus Lebih Seketika

Karakteristik dari Relay Arus Lebih Sesaat (Instantaneous Relays) adalah beroperasi tanpa
delay atau waktu jeda yang disengaja (intentional). Relay ini digunakan untuk gangguan yang
dekat ke sumber, Ketika arus gangguannya sangan tinggi. Waktu operasi kira – kira 10 ms.

Rele arus lebih dengan karakteristik waktu kerja seketika (moment) ialah jika jangka waktu
rele mulai saat rele arusnya pick up sampai selesainya kerja rele sangat singkat (20~100 ms), yaitu
tanpa penundaan waktu. Rele ini umumnya dikombinasikan dengan rele arus lebih dengan
karakteristik waktu tertentu (definite time) atau waktu terbalik (inverse time) dan hanya dalam
beberapa hal berderi sendiri secara khusus.

Karakeristik yang penting dari relay arus lebih sesaat adalah drop-out rasio.

𝑎𝑟𝑢𝑠 𝑑𝑟𝑜𝑝𝑜𝑢𝑡
𝑑𝑟𝑜𝑝𝑜𝑢𝑡 𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜 =
𝑎𝑟𝑢𝑠 𝑝𝑖𝑐𝑘𝑢𝑝

Dropout rasio biasanya dikurangi 1


BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Relay merupakan kunci kelangsungan kerja untuk mejaga kontinuitas penyaluran tenaga
listrik, maka untuk menjaga kandalan dari sistem tenaga listrik, relay harus memenuhi sebagaiman
persyaratan proteksi yaitu, Sensitif, Andal, Selektif, serta Cepat.

Prinsip kerja relay OCR adalah bedasarkan adanya arus lebih yang dirasakan relay, baik
disebabkan adanya gangguan hubung singkat atau overload (beban lebih) untuk kemudian
memberikan perintah trip ke PMT sesuai dengan karakteristik waktunya. Relay arus lebih seketika
ini akan memberikan perintah pada PMT pada saat terjadi gangguan bila besar arus gangguannya
melampaui penyetelannya (Im), dan jangka waktu kerja relai mulai pick up samapai kerja relai
sangat singkat tanpa penundaan waktu ( 20 – 60 mdet).

Karakteristik dari Relay Arus Lebih Sesaat (Instantaneous Relays) adalah beroperasi tanpa
delay atau waktu jeda yang disengaja (intentional). Relay ini digunakan untuk gangguan yang dekat
ke sumber, Ketika arus gangguannya sangan tinggi. Waktu operasi kira – kira 10 ms. Rele arus
lebih dengan karakteristik waktu kerja seketika (moment) ialah jika jangka waktu rele mulai saat
rele arusnya pick up sampai selesainya kerja rele sangat singkat (20~100 ms), yaitu tanpa
penundaan waktu. Rele ini umumnya dikombinasikan dengan rele arus lebih dengan karakteristik
waktu tertentu (definite time) atau waktu terbalik (inverse time) dan hanya dalam beberapa hal
berderi sendiri secara khusus.

Anda mungkin juga menyukai