Anda di halaman 1dari 2

Nama : Lia Hamidah

NIM : P3.73.20.1.21.067

Kelas/Absen : 1B/22

Jurusan/Prodi : D-III Keperawatan

Kelompok :5

Dosen Pembimbing : Dr.Eviana S Tambunan, S.Kp,M.Kes

REGULASI SISTEM PERNAFASAN

Respirasi merupakan suatu proses ritmik karena inspirasi dan ekspirasi terjadi bergantian
dengan irama yang teratur. Hal ini karena kontraksi otot pernafasan yang beralaksasi dan berkontraksi
secara bergantian.

Ada beberapa hal yang perlu diatur dalam sistem respirasi agar tidak terjadi kekacauan hal ini
meliputi:

Irama inspirasi dan ekspirasi

Pengaturan frekuensi dan kedalaman pernapasan

Faktor yang memodifikasi pernafasan untuk fungsi lain

Pengandalian hal diatas dilakukan oleh beberapa mekanisme, yaitu saraf, kemoreseptor dan mekanisme
non kemoreseptor

Pengendalian respirasi oleh saraf

Korteks serebri

Ini merupakan pengendalian voluntary, kita dapat mengatur kapan saatnya bicara, menelan makanan
dan bernapas tanpa terjaid kekacauan.

Medulla oblongata

Badan saraf dari neuron-neuron yang mengatur kerja otot pernapasan terdapat pada medulla
oblongata. Di medulla oblongata terdapat dua kelompok besar badan saraf, yaitu:

Kelompok repiratorik dorsal

Kelompok ini merupakan neuron inspiratorik, neuron desendennya bekerja pada otot-otot inspirasi.
Fungsinya adalah memulai proses inspirasi, saat neuron ini mencestukan impuls maka terjadilah
ekspirasi.

Kelompok repiratorik ventral


Merupakan kelompok dari neuron ekspiratori dan neuron inspiratorik. Neuron ini tidak aktif salam
keadaan respirais normal, neuron ini bekerja saat terjadi ekspirasi paksa dan saat adanya peningkatan
kebutuhan sehingga dibutuhkan peningkatan ventilasi

Pons

Pengaturan yang dilakukan oleh pons merupakan pengaturan halus. Badan saraf pada pons terbagi
menjadi dua, yakni:

Pneumotaksi, berfungsi untuk membatasi durasi inspirasi. Tanpa pengaturan saraf II kita akan menarik
nafas terlalu dalam dan ekspirasi dengan cepat dan mendadak.

Apnustik, berfungsi untuk mencetuskan impuls ekspirasi, membawa impuls inspirasi menuju ambang
potensial. Jika ada gangguan pada saraf ini akan terjadi suatu gangguan “lupa bernafas”.

Pengendalian Respirasi melalui Kemoreseptor

Banyak faktor yang mempengaruhi laju dan kedalaman pernapasan yang sudah diset oleh pusat
pernapasan, yaitu adanya perubahan kadar oksigen, karbon dioksida dan ion hidrogen dalam darah
arteri. Perubahan tersebut menimbulkan perubahan kimia dna menimbulkan respon dari sensor yang
disebut kemoreseptor. Ada 2 jenis kemoreseptor, yaitu kemoreseptor pusat yang berada di medulla dan
kemoreseptor perifer yang berada di badan aorta dan karotid pada sistem arteri.

Kemoreseptor pusat, dirangsang oleh peningkatan kadar karbon dioksida dalam darah arteri, cairan
serebrospinal peningkatan ion hidrogen dengan merespon peningkatan frekuensi dan kedalaman
pernapasan

Kemoreseptor perifer, reseptor kimia ini peka terhadap perubahan konsentrasi oksigen, karbon dioksida
dna ion hidrogen. Misalnya adanya penurunan oksigen, peningkatan karbon dioksida dan peningkatan
ion hidrogen maka pernapasan menjadi meningkat.

Anda mungkin juga menyukai