Anda di halaman 1dari 28

PENERAPAN TEKNIK WAWANCARA TERHADAP

NEGOSIASI (Kenaikan Harga Komoditas Pangan


Setelah Idul Fitri) PADA BULAN RAMADHAN

Disusun oleh:
Nama : Ilone Shantia Gultom
Kelas : XII IPS
NIS : 192010012

SMA SANTA LUSIA VIRGINI BEKASI


JL. NEMAN JAYA KAV.18 RT 006/018, Pengasinan, Kec. Rawalumbu,
Kota Bekasi, Prov. Jawa Barat 

Tahun Ajaran 2021/22


LEMBAR PENGESAHAN
Hari ini tanggal 12 Februari 2021 telah diselesaikan tugas Portofolio atas
nama Ilone Shantia Gultom (192010012) dengan judul “PENERAPAN TEKNIK
WAWANCARA TERHADAP NEGOSIASI (Kenaikan Harga Komoditas
Pangan Setelah Idul Fitri) PADA BULAN RAMADHAN.”

Memperhatikan penampilan, maka saya dari kelas XII IPS sudah


menyelesaikan tugas akhir dalam pelajaran Bahasa Indonesia.

Bekasi, 12 Februari 2022

Disusun Oleh, Guru Mata Pelajaran,

Ilone Shantia Gultom Lilis Yeskatolika Silaen, S.Pd.

Mengetahui,

Kepala Sekolah SMA Santa Lusia Bekasi

Sr. Juniar Franchine Hutabarat, S. Ag., M. Pd., KSFL.

ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena
atas kuasa-Nya, penulis dapat mengerjakan dan menyelesaikan portofolio ini yang
merupakan bagian dari tugas akhir kelas XII pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia dengan baik. Juga atas kesehatan dan waktu yang telah diberikan,
karena tanpa karunia-Nya penulis tidak dapat menyelesaikan tugas akhir dengan
baik.

Portofolio ini disusun adalah salah satu syarat untuk memenuhi nilai akhir
dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Saya berharap semoga portofolio ini
dapat menjadi tambahan wawasan dan ilmu pengetahuan bagi para pembaca. Saya
yakin bahwa masih terdapat banyak kekurangan pada portofolio ini, dan masih
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari para pembaca, agar selanjutnya penulis dapat menyusun
lebih baik lagi di waktu yang akan datang. Sekali lagi saya ucapkan terimakasih.

Bekasi,

Penulis

iii
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan.......................................................................................ii

Kata Pengantar...............................................................................................iii

Daftar Isi........................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang..................................................................................1


1.2. Rumusan Masalah.............................................................................2
1.3. Batasan Masalah...............................................................................2
1.4. Tujuan Penelitian..............................................................................2

BAB II KAJIAN TEORI

2.1............................................................................................................. Wawa
ncara...................................................................................................4
2.2............................................................................................................. Negos
iasi......................................................................................................8
2.3............................................................................................................. Artike
l..........................................................................................................10

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1............................................................................................................. Tujua
n Penyusunan.....................................................................................15
3.2............................................................................................................. Pende
katan dan Jenis Penelitian..................................................................15
3.3............................................................................................................. Tempa
t dan Waktu Penelitian ......................................................................16

iv
3.4............................................................................................................. Metod
e Penyusunan.....................................................................................19
3.5............................................................................................................. Tekni
k Pengumpulan Data..........................................................................19
3.6............................................................................................................. Sampe
l..........................................................................................................20

BAB IV PENUTUP

4.1............................................................................................................. Kesim
pulan...................................................................................................
4.2............................................................................................................. Saran

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................

v
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada saat menjelang hari-hari raya, salah satunya seperti di bulan

Ramadhan, harga bahan-bahan pokok akan cenderung naik. Hal itulah yang

menjadi keluhan para ibu rumah tangga. Padahal di bulan puasa keperluan

akan bahan pokok meningkat. Intensitas memasak warga justru meningkat

saat puasa. Apalagi warung-warung dan rumah makan yang paling banyak

diminati pembeli saat waktu menjelang berbuka.

Sehubung dengan kenaikan harga bahan pokok di bulan Ramadhan,

negosiasi antar penjual dan pembeli sulit dihindari. Penjual secara tidak

langsung menuntut dirinya agar dapat memperoleh laba. Berbeda dengan

pembeli, yang berusaha melakukan negosiasi harga dengan cara menawar

barang di pasar mesti dilakukan untuk mengupayakan suatu tindakan

penghematan dengan meminimkan pengeluaran.

Dengan adanya kegiatan Negosiasi dapat mempermudah mencapai

kesepakatan bersama, antara si penjual dengan si pembeli. Tetapi yang sering

terjadi hanya salah satu pihak yang memperoleh keuntungan lebih banyak

daripada pihak lainnya. Dari terjadinya Negosiasi kenaikan bahan pokok pada

bulan Ramadhan, dampak kecil ataupun besar yang dialami penjual tidak

banyak diketahui oleh masyarakat selaku pembeli. Oleh karena itu, untuk
2

mengetahui bagaimana dampak yang dialami oleh penjual, maka dilakukan

wawancara dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada penjual terkait

dengan dampak yang dialami dari dilakukannya Negosiasi harga bahan pokok.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dituliskan di atas, maka


dapat diidentifikasi PENERAPAN TEKNIK WAWANCARA TERHADAP
NEGOSIASI (Kenaikan Harga Komoditas Pangan Setelah Idul Fitri) PADA
BULAN RAMADHAN, adalah sebagai berikut:

1. Adanya penimbunan barang yang dilakukan oleh oknum tertentu.


2. Kinerja pasokan bahan pokok terganggu.
3. Gaya hidup masyarakat yang lebih konsumtif selama bulan Ramadhan.

1.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan PENERAPAN


TEKNIK WAWANCARA TERHADAP NEGOSIASI (Kenaikan Harga
Komoditas Pangan Setelah Idul Fitri) PADA BULAN RAMADHAN, yaitu :

1. Apa pengertian dari Teknik Wawancara dan Negosiasi?


2. Bagaimana penerapan Teknik Wawancara saat melakukan Negosiasi?
3. Bagaimana upaya untuk mengatasi kenaikan harga bahan pokok?

1.4. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang, identifikasi, dan rumusan masalah yang sudah


dipaparkan diatas. Portofolio yang telah penulis buat ini tentunya diharapkan
memiliki tujuan, antara lain :

1. Untuk mengetahui pengertian tentang Teknik Wawancara dan Negosiasi.


3

2. Untuk mengetahui penerapan Teknik Wawancara saat melakukan


Negosiasi.
3. Untuk mengetahui upaya untuk mengatasi kenaikan harga bahan pokok
4

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1. Teknik Wawancara


2.1.1. Pengertian
Wawancara atau interview adalah sebuah teknik mengumpulkan
data-data berupa informasi dari seorang narasumber, dengan cara
mengajukan pertanyaan-pertanyaan. Wawancara dengan kata lain
adalah kegiatan tanya jawab antara pewawancara dengan narasumber
untuk mendapatkan informasi dan opini. Bentuk informasi yang
diperoleh dinyatakan dalam tulisan, atau direkam secara audio, visual,
atau audio visual. Wawancara merupakan kegiatan utama dalam kajian
pengamatan.

Wawancara ini merupakan tanya jawab antara dua pihak yaitu


pewawancara dan narasumber untuk memperoleh pendapat,
keterangan, dan data. Biasanya, wawancara digunakan untuk
mendapatkan informasi yang berhubungan dengan fakta, kepercayaan,
perasaan, dan keinginan yang diperlukan untuk memenuhi tujuan
penelitian. Pertukaran informasi dan ide melalui tanya-jawab
dimaksudkan untuk membentuk makna dalam suatu topik tertentu.
Wawancara digunakan dalam penelitian untuk mengatasi kelemahan
metode observasi dalam pengumpulan data. Informasi dari narasumber
dapat dikaji lebih mendalam dengan memberikan interpretasi terhadap
situasi tertentu.

2.1.2. Teknik Wawancara menurut Para Ahli


5

 Menurut Lexy, Wawancara merupakan percakapan dengan


tujuan tertentu. Yang mana percakapan tersebut dilakukan
oleh dua pihak atau lebih, yaitu pewawancara (yang
mengajukan pertanyaan) dan diwawancarai (yang
memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaannya).
 Ankur Garg, psikolog menyatakan bahwa “Wawancara
dapat menjadi alat bantu saat dilakukan oleh pihak yang
mempekerjakan seorang calon/kandidat untuk suatu posisi,
jurnalis, atau orang biasa yang sedang mencari tahu tentang
kepribadian seseorang ataupun mencari informasi.”
 Sutrisno Hadi (1989:192) “Wawancara adalah proses
pembekalan verbal, di mana dua orang atau lebih untuk
menangani secara fisik, orang bisa melihat mukayang orang
lain dan mendengarkan suara telinganya sendiri, ternyata
informasi langsung alat pemgumpulan pada beberapa jenis
data sosial, baik yang tersembunyi (laten) maupun
manifest.”
 Menurut Koentjaraningrat, Wawancara merupakan metode
yang digunakan untuk tugas tertentu, mencoba untuk
memperoleh informasi dan secara lisan pembentukan
responden, untuk berkomunikasi secara langsung.

2.1.3. Jenis-Jenis Wawancara


Wawancara sendiri dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu
berdasarkan cara pelaksanaan, jumlah narasumber, dan keterbukaan
informasi. Di mana beberapa jenis wawancara tersebut memiliki
cirinya masing-masing, sebagai berikut :
6

2.1.3.1. Jenis wawancara berdasarkan cara pelaksanaan; dibagi menjadi


dua, yaitu wawancara terstruktur dan wawancara bebas. Adapun
penjelasan dari masing-masing jenis wawancara adalah seperti berikut:
 Wawancara Terstruktur

Jenis wawancara satu ini berpedoman pada daftar


pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya. Wawancara
terstruktur dianggap lebih efektif karena pertanyaan akan
sesuai dengan urutan, sehingga wawancara lebih lancar dan
tidak ada informasi yang terlewatkan.

 Wawancara Bebas
Wawancara bebas atau sering disebut tidak terstruktur
adalah jenis wawancara yang tidak berpedoman pada daftar
pertanyaan. Biasanya, jenis wawancara ini cenderung lebih
santai atau tidak formal. Hal yang perlu diperhatikan bahwa
pertanyaan tersebut harus berhubungan dengan data-data
yang diinginkan dan hindari pertanyaan tidak terkendali.

2.1.4. Jenis Wawancara berdasarkan Jumlah Narasumber; jenis wawancara


dibagi menjadi tiga, yaitu :
 Wawancara individu yaitu wawancara yang dilakukan seseorang
pewawancara dengan responden tunggal.
 Wawancara kelompok adalah wawancara yang dilakukan terhadap
sekelompok orang dalam waktu bersamaan.
 Wawancara konferensi ialah wawancara antara seorang pewawancara
dengan sejumlah responden atau sebaliknya.

2.1.5. Jenis Wawancara berdasarkan Keterbukaan Informasi; Wawancara


berdasarkan keterbukaan dibagi menjadi dua, yaitu :
7

 Wawancara terbuka adalah wawancara yang dilakukan secara


terbuka, artinya orang lain dapat hadir dan menyaksikan proses
wawancara.
 Wawancara tertutup adalah wawancara yang orang lain tidak
boleh hadir untuk menyaksikan proses wawancara.

2.1.6. Penggunaan Teknik Wawancara


Untuk memperoleh hasil yang optimal, wawancara sebaiknya
dilakukan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
 Penentuan Informan
Sebelum melakukan wawancara, pastikan bahwa calon informan
anda adalah orang yang memiliki pengetahuan yang memadai
tentang informasi-informasi yang anda butuhkan. Dengan kata lain,
informasiinformasi mengenai bidang tertentu tentu saja harus
ditanyakan pada narasumber yang menguasai bidang tersebut.

 Pedoman Wawancara
Wawancara yang terencana sebaiknya dilengkapi dengan interview
guide (pedoman wawancara) dalam bentuk sejumlah daftar
pertanyaan yang telah disusun sebelumnya. Pedoman wawancara
sangat membantu pewawancara dalam menjaga arah atau topik
wawancara (terutama dalam wawancara yang mengandung
pertanyaan-pertanyaan berstruktur). Di samping itu pedoman
wawancara yang telah dipersiapkan sebelumnya lebih menjamin
kelengkapan informasi. Sebaliknya, wawancara yang dilakukan
tanpa menggunakan pedoman wawancara dapat menyebabkan
wawancara menjadi tidak terarah bahkan menyimpang dari tema
yang semestinya. Akibatnya, substansi informasi yang disajikan
8

menjadi kurang jelas dan lebih banyak menyajikan informasi yang


tidak relevan.

 Unsur 5W + 1H
Informasi yang baik setidak-tidaknya harus memenuhi unsur-
unsur 5W dan 1H, yaitu: 1. What (apa) 2. Who (siapa) 3. Where (di
mana) 4. Why (mengapa), 5. When (kapan), dan 6. How
(bagaimana) Informasi yang disajikan dalam bentuk tulisan
(melalui media cetak) atau tuturan (radio) menuntut penjabaran
masing-masing unsur di atas secara lebih rinci ke dalam sejumlah
variabel yang lebih spesifik (berbicara banyak tentang hal yang
kecil).

 Alat bantu
Untuk keperluan wawancara, pewawancara hendaknya melengkapi
dirinya dengan alat bantu berupa catatan wawancara dan atau alat
perekam suara (tape recorder). Selanjutnya bahan-bahan informasi
baik berupa catatan maupun rekaman diolah dan dikemas
sedemikian rupa dalam bentuk sajian informasi yang siap
dipublikasi.

2.2. Negosiasi
2.2.1. Pengertian
Negosiasi adalah metode yang digunakan untuk mengatasi
perbedaan antara orang yang satu dengan yang lainnya agar
mendapatkan kesepakatan bersama. Biasa juga disebut sebagai
kompromi atau kesepakatan. Teks negosiasi adalah bentuk percakapan
atau dialog yang melibatkan pelaku (dua orang atau lebih) untuk
menemukan solusi dari setiap perbedaan atau masalah yang mereka
9

alami, hingga dicapainya kesepakatan. Dalam kehidupan sehari-sehari,


proses negosiasi merupakan hal yang umum dilakukan. Bahkan, setiap
orang mungkin pernah melakukan kegiatan tawar menawar, terutama
dalam hal jual beli. Kedua pihak yang melakukan negosiasi
mempunyai hak terhadap hasil yang akan disepakati. Hasil akhir dari
negosiasi tersebut harus terdapat persetujuan dari semua pihak dengan
kesepakatan bersama.

2.2.2. Negosiasi menurut Para Ahli


 Menurut Hartman, “Negosiasi adalah proses komunikasi antara dua
pihak dan masing-masing mempunyai sudut pandang sendiri serta
berusaha mencapai kesepakatan yang memuaskan kedua belah pihak
mengenai masalah yang ada.”
 Menurut Runtung Sitepu, Negosiasi merupakan salah satu bentuk
Penyelesaian Sengketa Alternatif dimana para pihak yang bersengketa
melakukan perundingan secara langsung (adakalanya di dampingi
pengacara masing-masing) untuk mencari penyelesaian sengketa yang
sedang mereka hadapi ke arah kesepakatan atas dasar win-win
solution. Negosiasi adalah proses dimana paling sedikit ada dua pihak
dengan persepsi, kebutuhan, dan motivasi yang berbeda mencoba
untuk bersepakat tentang suatu hal demi kepentingan bersama.
 Menurut Casse, Negosiasi adalah proses dimana paling sedikit ada
dua pihak dengan persepsi, kebutuhan, dan motivasi yang berbeda
mencoba untuk bersepakat tentang suatu hal demi kepentingan
bersama.
 Menurut laman Wikipedia, Negosiasi merupakan suatu proses saat
dua pihak mencapai perjanjian yang dapat memenuhi kepuasan semua
pihak yang berkepentingan dengan elemen-elemen kerjasama dan
kompetisi.
10

2.2.3. Macam-macam Negosiasi


 Negosiasi formal adalah kegiatan negosiasi yang dilakukan untuk
mendapatkan kesepakatan dengan menempuh jalur hukum.
 Negosiasi informal adalah negosiasi yang bisa dilakukan dimana saja
tanpa memerlukan jalur hukum.
 Negosiasi dengan pihak penengah adalah negosiasi yang dilakukan oleh
dua atau lebih pihak negosiator sehingga setiap keputusan dan proses
negosiasi akan memerlukan pihak penengah yang sifatnya netral.
 Negosiasi tanpa pihak penengah adalah negosiasi yang dilakukan tanpa
membutuhkan bantuan pihak penengah dan umumnya hanya terjalin antar
dua pihak saja.
 Negosiasi kolaborasi adalah jenis negosiasi dimana seluruh pihak yang
terlibat menyuarakan pendapat dan keinginannya, sehingga terjalin
kolaborasi kepentingan dan keinginan untuk bisa mendapatkan solusi
terbaik.
 Negosiasi dominasi adalah jenis negosiasi yang akan menguntungkan
salah satu pihak saja dan pihak lainnya tidak banyak mendapatkan
keuntungan.
 Negosiasi akomodasi adalah negosiasi dimana setiap pihak yang
melakukan negosiasi hanya akan mendapatkan keuntungan yang sedikit,
bahkan bisa saja pihak lawan mendapatkan keuntungan yang banyak.
 Negosiasi lose-lose adalah negosiasi yang dilakukan untuk tidak
melanjutkan konflik atau konflik baru. Jadi, setiap pihak akan memilih
untuk menyelesaikan masalah dengan kepala dingin
11

2.3. Artikel
2.3.1. Pengertian
Artikel adalah karangan berisi fakta dan opini yang dibuat untuk
dipublikasikan di media cetak maupun media sosial. Artikel bertujuan
untuk menyampaikan gagasan dilengkapi data dan fakta yang disajikan
dalam bentuk tulisan. Sebuah artikel dapat meyakinkan, mendidik, dan
menghibur pembaca.
Artikel dapat dikatakan sebagai rangkaian teks berisi fakta dan
opini dengan panjang tertentu yang dibuat untuk dipublikasikan di media,
baik media cetak, media sosial, maupun media online. Dalam penulisan
artikel, topik atau tema yang disajikan dapat berupa opini terhadap suatu
permasalahan dilengkapi dengan solusi atas permasalahan tersebut. Semua
opini dan solusi yang disampaikan harus sesuai fakta dan data pendukung
yang akurat.

2.3.2. Artikel menurut Para Ahli


Bisa jadi para ahli memberikan penafsiran yang berbeda mengenai arti
artikel, untuk itu mari kita simak penjelasan para ahli berikut ini.
 Ensiklopedia Pers Indonesia mendefinisikan “Artikel sebagai sebuah
karangan prosa yang dimuat dalam media massa dengan pembahasan pokok
secara lugas.”
 Menurut Sumandiria “Artikel adalah sebuah tulisan lepas yang berisi opini
atau pendapat seseorang mengenai masalah yang sedang dibahas. Artikel biasanya
bersifat faktual dan kontrversial yang memiliki tujuan memberi tahu, mendidik,
mempengaruhi pembacanya.
 Menurut Al-‘Aqli “Artikel adalah suatu tulisan yang ditulis dengan
masing-masing disiplin ilmu. Setiap pembahasan di dalamnya dikaji serta
diselesaikan secara tuntas, lugas dan jelas.”
12

 The America Heritage Desk Dictionary mengatakan bahwa “Artikel


merupakan sebuah tulisan non fiksi dengan bentuk bebas, bagian dari penerbitan
seperti halnya esai.”

2.3.3. Jenis-Jenis
Berikut ini jenis-jenis artikel yang perlu diketahui:
 Narasi
Artikel narasi merupakan jenis artikel yang isinya menceritakan tentang
rangkaian peristiwa secara sistematis, mulai awal, tengah hingga akhir. Di
dalam narasi terdapat tokoh, konflik, dan penyelesaian. Contoh artikel
narasi adalah autobiografi, biografi, dan kisah pengalaman.
 Deskripsi
Sesuai namanya, artikel deskripsi adalah jenis artikel berupa karangan
yang menggambarkan suatu hal kepada pembaca. Dengan begitu pembaca
seolah-olah bisa merasakan, melihat, dan mendengar isi dari deskripsi
tersebut.
 Eksposisi
Artikel eksposisi merupakan jenis artikel yang isinya menjelaskan atau
memberikan informasi tentang suatu topik yang tujuannya untuk
menambah wawasan pembacanya. Artikel eksposisi umumnya dilengkapi
gambar, grafik, dan informasi pendukung lainnya.
 Argumentasi

Artikel argumentasi merupakan suatu karangan yang dibuat untuk


membuktikan kebenaran mengenai suatu pendapat dengan menyajikan
fakta atau data sebagai alasan. Di dalam artikel ini umumnya terdapat
unsur opini dan data, serta fakta yang menjadi pendukung opini.
13

 Persuasi

Artikel persuasi merupakan artikel yang isinya bertujuan untuk


memengaruhi pembaca sehingga bersedia melakukan sesuatu yang
disarankan oleh penulis dalam karangannya. Artikel ini biasanya
digunakan dalam kampanye-kampanye.

2.3.4. Struktur
Secara umum, struktur artikel terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian
Pernyataan pendapat atau tesis, bagian argumentasi, dan bagian pernyataan
ulang atau reiterasi.
1) Pernyataan pendapat atau tesis
Bagian ini berisi uraian aktual yang penting untuk dijadikan pijakan
pembahasan di dalam artikel.
2) Argumentasi
Kemudian, bagian argumentasi yang berisi permasalahan yang coba
dibahas dan akan dikupas secara faktual dan informatif.
3) Pernyataan ulang atau Reiterasi
Bagian terakhir yakni berisi kalimat kunci yang merangkum pembahasan
ke dalam bentuk simpulan.

2.3.5. Tujuan
Tujuan dari artikel bisa di lihat dari 2 sudut pandang, yakni tujuan bagi
penulis artikel, dan tujuan bagi pembacanya.
2.3.5.1. Tujuan teks artikel bagi penulis antara lain :
 Sarana untuk menyampaikan gagasan,
 Sarana untuk berpikir secara sistematis,
 Sarana publikasi hasil pemikiran secara ilmiah,
 Sarana untuk menguraikan atau membahas pokok masalah yang
telah ditentukan oleh peneliti,
14

 Sarana untuk menjelaskan atau membahas suatu masalah sesuai


bidang ilmu tertentu.

2.3.5.2. Tujuan dan manfaat yang diterima pembaca artikel adalah sebagai
berikut:
 Sarana mendapatkan pengetahuan dan informasi
 Sarana untuk mengedukasi
 Sarana hiburan bagi pembaca
15

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

2.2. Tujuan Penelitian


Tujuan penyusunan dalam portofolio ini adalah untuk mengetahui
penerapan Teknik Wawancara terhadap Negosiasi (Kenaikan Harga
Komoditas Pangan Setelah Idul Fitri) pada bulan Ramadhan. Portofolio ini
juga untuk menambah wawasan untuk semua pihak pembaca. Dan sebagai
salah satu syarat kelulusan untuk kelas XII dalam mata pelajaran Bahasa
Indonesia.

2.3. Tempat dan Waktu Penelitian dan Penyusunan


2.3.1. Penelitian
 Tempat : Pasar Tanah Merah
Alamat : Pasar Tanah Merah Narogong, Pasar Tanah Merah
Narogong, RT.006/RW.023, Pengasinan, Kec. Rawalumbu, Kota Bks,
Jawa Barat 17115
2.3.2. Penyusunan
 Tempat : Penelitian ini dilakukan di rumah penyusun.
Alamat : Jalan Narogong Cantik Blok F/79 No. 11, RT.006,
RW.023, Taman Narogong Indah, Kec. Rawalumbu, Kel. Pengasinan,
Kota Bekasi, Jawa Barat.
 Waktu : Waktu penelitian dilaksanakan dari Desember 2021-
Januari 2022. Dimana waktu tersebut dimanfaatkan sekali guna untuk
menyelesaikan portofolio Bahasa Indonesia.
16

2.4. Artikel Sumber Internet


2.4.1. Artikel Sumber Internet

CIPS: Kenaikan Harga Komoditas Pangan Setelah Idul Fitri

Oleh Rahmad Fauzan - Bisnis.com

24 Juni 2021  |  00:30 WIB

Kenaikan harga sejumlah komoditas pangan setelah Idul Fitri dinilai patut
diwaspadai. Pasalnya, lonjakan kasus positif Covid-19 di beberapa
wilayah Indonesia dikhawatirkan dapat memengaruhi fluktuasi harga
komoditas pangan. Data Indeks Bulanan Rumah Tangga (Indeks BU RT)
dari Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) menunjukkan harga tujuh
dari sembilan komoditas pokok mengalami kenaikan yang pesat, salah
satunya harga daging yang mengalami kenaikan paling ekstrim. Peneliti
CIPS Indra Setiawan mengatakan harga daging naik sekitar 7 persen pada
periode April ke Mei 2021. Adapun, harga daging sapi meningkat dari
Rp154.750 menjadi Rp165.900. Sementara itu, Harga ayam juga
merangkak naik dari Rp36.900 menjadi Rp40.722.

Kenaikan disebabkan beberapa faktor, seperti adanya peningkatan


permintaan yang terjadi semenjak awal bulan Ramadan. Peningkatan ini
jauh lebih pesat dibandingkan Ramadan tahun lalu dan berbarengan
dengan permintaan menjelang Idul Adha.
17

Selain itu, para pedagang tidak memiliki stok daging yang mencukupi
sehingga terpaksa menyembelih sapi betina yang seharusnya mampu
bereproduksi, untuk menjaga ketersediaan sapi jantan saat Idul Adha.
Kebijakan impor juga ditengarai menjadi penyebab kenaikan harga daging.
Sebab, sapi di Australia sekarang sedang anjlok ketersediaannya.
Sementara itu, kenaikan harga ayam juga dipengaruhi sengketa Indonesia
dengan World Trade Organization (WTO) perihal impor ayam dari Brazil.
Impor ayam dari sana pun terus menurun, serta didorong mahalnya harga
pakan dan jagung yang ada di atas rerata dengan nilai Rp3.000 dan
Rp5.000 untuk masing-masing.

Kenaikan harga ayam juga diikuti kenaikan harga telur sebesar 7 persen
dari Rp26.619 ke Rp28.170. Kenaikan harga ini terjadi setelah sebelumnya
18

harga telur jatuh cukup dalam. "Kenaikan harga ini disebabkan oleh
naiknya konsumsi telur jelang Idul Fitri. Kenaikan ini cukup pesat, hingga
bisa menyaingi penurunan harga di periode sebelumnya," ujarnya dalam
keterangan resmi, Rabu (23/6/2021).

Namun, kenaikan tidak diikuti oleh gula yang tidak mengalami banyak pergerakan
dari segi harga. Harga gula di Indonesia pun justru cenderung menurun akibat
masuknya gula impor. Data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) juga
menunjukkan bahwa harga gula naik dari Rp16.400 dari Rp18.000 pada Mei
2021. “Beberapa faktor, seperti serangan hama juga dapat menjatuhkan harga gula
ke depannya. Kami menyimpulkan bahwa perbedaan ini disebabkan oleh impor
yang lebih berefek ke harga gula di daerah,” jelas Indra. Selain itu, tren
pergerakan harga beras juga tidak jauh berbeda dengan pergerakan harga gula.
19

Harga beras hanya sedikit meningkat dari Rp12.508 ke Rp12.589. “Dapat


disimpulkan bahwa bulan Mei dipenuhi dengan inflasi komoditas. Namun,
inflasi yang ada belum tentu menggambarkan peningkatan dari permintaan
konsumen. Permintaan yang meningkat hanya dapat dilihat dari perubahan
harga daging," sambungnya. Di sisi lain, sejumlah komoditas masih cenderung
dipengaruhi oleh kebijakan impor dan guncangan eksternal. Pemerintah pun
perlu menganalisis masalah rantai pasokan dan ketersediaan di lapangan guna
mencegah pergerakan harga yang ekstrim dan mengendalikan inflasi.

Pemerintah juga harus mengamati kemampuan konsumsi konsumen dalam


membeli barang penting tersebut. Membaca pasar menjadi penting untuk
menebak perilaku pembelian dalam mendekati hari raya yang akan datang.
Pada akhirnya, kebijakan yang diambil pun dapat menyesuaikan dengan
pergerakan harga.

2.5. Metode Penelitian

Pada penelitian ini menggunakan data sekunder dari hasil survei, membaca
dari berbagai sumber laman resmi seputar materi yang berkaitan dengan
tujuan penelitian, untuk memperkuat isi yang telah dicantumkan.

2.6. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan penerapan teknik wawancara untuk


mengumpulkan data/sampel langsung dari lapangan (responden).
20

2.7. Sampel (Wawancara terhadap Kenaikan Harga Komoditas Pangan


pada bulan Ramadhan)

Sampel I:

1) Siapa objek yang diwawancara?

2) Kapan wawancara ini dilaksanakan?

3) Dimana wawancara ini dilakukan?

4) Apa yang dijual pada toko/warung ini?

5) Mengapa wawancara ini dilakukan?

6) Bagaimana kenaikan harga sembako bisa terjadi pada bulan Ramadhan?

Tanda tangan
21

Sampel II:

1) Siapa objek yang diwawancara?

2) Kapan wawancara ini dilaksanakan?

3) Dimana wawancara ini dilakukan?

4) Apa yang dijual pada toko/warung ini?

5) Mengapa wawancara ini dilakukan?

6) Bagaimana kenaikan harga sembako bisa terjadi pada bulan Ramadhan?

Tanda tangan
22

Sampel III:

1) Siapa objek yang diwawancara?

2) Kapan wawancara ini dilaksanakan?

3) Dimana wawancara ini dilakukan?

4) Apa yang dijual pada toko/warung ini?

5) Mengapa wawancara ini dilakukan?

6) Bagaimana kenaikan harga sembako bisa terjadi pada bulan Ramadhan?

Tanda tangan
23

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari keseluruhan yang sudah saya uraikan pada bab-bab sebelumnya, kita
dapat menarik kesimpulan, sebagai berikut.

B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan yang telah dipaparkan diatas, maka dapat
dipaparkan saran kepada berbagai pihak masyarakat, sebagai berikut.

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai