D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kelompok panjatkan kepada Tuhan yang maha Esa atas
kasih karuniaNya sehingga kelompok dapat menyusun laporan dengan judul “
Laporan Manajemen Keperawatan Ruangan Santa Maria / Marta Rumah
Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2021”. Dalam penyusunan ini laporan
kelompok mendapatkan bimbingan dan nasihat dari berbagi pihak, maka masa
kesempatan ini kelompok menyampaikan rasa terimakasih kepada :
1. Mestiana Br. Karo, M.Kep., DNSc., selaku Ketua STIkes Santa Elisabeth
Medan dan PJMA Manajemen Keperawatan Profesi, yang telah
memberikan kesempatan, dan fasilitasi, serta bimbingan selama
melakukan praktek manajemen asuhan keperawatan professional
2. Linda Tampubolon, S.Kep., Ns., MAN, selaku ketua program studi Ners
STIkes Santa Elisabeth Medan, yang telah memberikan kesempatan dan
fasilitasi untuk dapat melakukan Pratik manajemen asuhan keperawatan
professional.
3. Dr. Riahsyah Damanik Sp.B.Onk., selaku Direktur Rumah Sakit Santa
Elisabeth Medan yang telah mengizinkan kelompok melakukan Pratik
keperawatan manajemen asuhan keperawatan professional di Rumah Sakit
Santa Elisabeth Medan.
4. Kepala Ruangan (Ka Ru), Clinical instructure (CI). Para perawat serta
pegawai di ruangan Santa Maria / Marta atas kerja sama yang baik yang
telah memeberikan kesempatan kepada kami untuk melakukan manajemen
keperawatan diruangan Santa Maria / Marta, sehingga laporan pengkajian
manajemen keperawatan ini dapat di selesaikan dengan baik.
5. Lilis Novitarum, S. Kep. Ns., M. Kep., Indra H. P. Kep. Ns., M. Kep.,
Mardiati Barus, S.Kep., Ns., M.Kep., Maria Puji Astuti., S.Kep., Ns.,
M.Kep., Ernita Rupang, S.Kep., Ns., M.Kep selaku dosen pembimbing
dalam stage manajemen keperawatan ini.
3
Kepala Ruangan
St. Maria
PRECEPTORSHIP ADMINISTRASI
St. Marta
a. Keperawatan
1) Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No Nama Pendidikan
1. Derlina Ners
2. Mega Ners
3. Lespida Sinaga Ners
4. Renta AMK
5. Jelita AMK
6. Risa AMK
7. Lilia Amd.Keb
8. Kartini AMK
9. Margaretta AMK
10. Putri Ners
11. Romiduk Ners
12. Maria Dosta Amd.Keb
13. Parsaulian Amd.Keb
14. Eka Naomi AMK
15. Dorta Ners
16. Wilfrida Ners
17. Dora Ners
18. Adrianus Ners
19. Gelora AMK
20. Santa Ners
21. Eko AMK
22. Walden AMK
2) Berdasarkan Lama Kerja
No Nama Umur
1. Derlina 23 Tahun
2. Mega 8 Tahun
3. Lespida Sinaga 11 Tahun
4. Renta 8 Tahun
5. Jelita 9 Tahun
6. Risa 2 Tahun
7. Lilia 8 Tahun
8. Kartini 2 Tahun
9. Margaretta 2 Tahun
10. Putri 4 Tahun
11. Romiduk 3 Bulan
12. Maria Dosta Honor 2 Tahun
13. Parsaulian 12 Tahun
14. Eka Naomi 12 Tahun
15. Dorta 11 Tahun
16. Wilfrida 8 Tahun
17. Dora 5 Tahun
18. Adrianus 1 Tahun 8 Bulan
19. Gelora 3 Tahun
20. Santa 4 Bulan
21. Eko 10 Bulan
22. Walden 11 Tahun
3) Berdasarkan Pelatihan yang pernah Diikuti
b. Non keperawatan
1) Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No Nama Pendidikan
1. Lusi SMA
2. Merry S SMA
3. Renta SMA
4. Astrid B SMA
5. Kristina SMA
6. Putri SMA
Menentukan jumlah total jam keperawatan yang dibutuhkan per pasien per hari
adalah 86,25 ÷ 25 pasien = 3,4 jam. Dibulatkan menjadi 4 jam.
BOR pasien di ruang Santa Maria / Marta pada tanggal 31 Oktober 2021
No Shift VIP A Kelas 1 Kelas 2 BOR
1. Pagi 6 bed(1 kosong) 12bed(2 kosong) 16 bed( 6 kosong) 25/32 x 100% = 78,125 %
2. Sore 6 bed(1 kosong) 12bed(2 kosong) 16 bed( 6 kosong) 25/32 x 100% = 78,125 %
3. Malam 6 bed(1 kosong) 12bed(2 kosong) 16 bed( 6 kosong) 25/32 x 100% = 78,125 %
Pre dan Post Bedah, Pasien Komorbid yang terdiri dari ruang perawatan St. Maria
/ Marta VIP A terdiri dari 6 kamar / 6 bed, perawatan St. Maria / Marta Kelas 1
terdiri dari 7 kamar/ 14 bed, ruang perawatan St. Maria / Marta Kelas 2 terdiri dari
3 kamar/ 12 bed
mengatakan lokasi dan denah ruangan sudah baik. 6 orang (40%) mengatakan
jumlah alat yang tersedia sesuai dengan rasio pasien, 4 orang (40%) mengatakan
jumlah alat yang tersedia sesuai dengan rasio pasien. 10 (66,7%) orang
T
O
Kamar Kamar Kamar Kamar Kamar Kamar
Dispensing I Kamar 48 Kamar 46 Kantor
58 56 54 52 Pantry 44 42
Obat L 4 bed 2 bed Karu
1 Bed 1 Bed 1 Bed 1 Bed 2 Bed 2 Bed
E
T
Tabel 2.3. Fasilitas Alat Tenun Santa Maria Marta Tahun 2021
No Nama Barang Jumlah Kondisi Ideal
1. Laken 43 Baik 1/pasien
2. Steak laken 99 Baik 1/pasien
3. Perlak 33 Baik 1/pasien
4. Guling 20 Baik 1/pasien
5. Sarung Guling luar 10 Baik 1/pasien
6. Sarung Guling Dalam 10 Baik 1/pasien
7. Sarung Bantal luar 40 Baik 1/pasien
8. Sarung Bantal dalam 40 Baik 1/pasien
9. Selimut 15 Baik 1/pasien
10. OKHM 36 Baik 1/pasien
11. Lap tangan 50 Baik 1/pasien
12. Alas komuni 30 Baik 1/pasien
13. Washlap 24 Baik 1/pasien
Tabel 2.4. Fasilitas Troli Emergency Santa Maria Marta Tahun 2021
No Nama Obat Jumlah
1. Atropia Sulfilte 3
2. Antrain -
3. Dexamethasone -
4. Lasix -
5. Nacl 0,9% 500 ml 1
6. Phenythoin -
7. Ephinephrine 3
8. Sibital -
9. Varisanbe -
10. Stesolid sup -
11. Ambu bag face mask 1
12. Nasal Oksigen 1
13. Needle/nald -
14. Needle/nald 23 -
15. Needle/nald 26 -
16. Abocath 22 2
17. Abocath No. 24 2
18. Senter pupil 1
19. Spuit 3 cc 3
20. Spuit 5 cc 3
21. Spuit 10 cc 3
22. Set infus darah (teruffion) 1
23. Set infus ( teruffusion) 1
24. Plester merah 1
25. Endotracheal Tube No 2,5 -
26. Endotracheal Tube No 3 -
27. Endotracheal Tube No 3,5 1
28. Endotracheal Tube No 4 1
29. Endotracheal No 4,5 -
30. Guedel No 2 dan 3 1
31. Gunting 1
32. Tong spatel -
Fasilitas Ruangan Pasien Santa Maria Marta Tahun 2021
a. Buku Injeksi
digunakan terdiri dari nama, tanggal lahir, no rekam medik, tanggal masuk, dan
nama ruangan. Selain itu, terdiri juga daftar pemberian obat dimana terdiri dari
nama obat oral, obat injeksi, dan lain-lain serta dosis pemberian dan tanggal
b. Buku Observasi
melainkan menggunakan lembar catatan singkat yang terdiri dari tanda-tanda vital
observasi yang dibuat dalam lembaran kertas, langsung ditulis dan dipindahkan ke
c. Lembar Dokumentasi
terintegrasi (ditulis dalam bentuk SOAP) yang memuat hal penting seperti
Assesment, Diagnosis, Intervensi dan Money, ini memudahkan tim medis lain
untuk saling berkolaborasi dan mengetahui kondisi dan intervensi yang akan
diberikan pada klien, baik itu dari dokter, ahli gizi, perawat, fisioterapi, atau tim
pastoral care.
timbang terima memuat hal kritikal yang ditimbang terimakan oleh Perawat,
diagnosa medis, serta petugas yang menyerahkan dan menerima laporan timbang
terima. Setelah laporan timbang terima dilakukan, keduanya menandatangani
pelayanan medis maupun non medis di Rumah Sakit Santa Elisabeth. SOP
tersebut saat ini telah dijalankan oleh masing-masing perawat didukung oleh
f. SAK
keperawatan (SAK) yang dipakai oleh seluruh ruangan. Dalam standart asuhan
Maria – Martha di antaranya ca mammae, hidroneprosis, DM, Post.op Urs & Tur
g. Buku visite
Ruangan menggunakan buku visite dan dipakai pada saat dokter visite ke
ruangan Maria – Martha dan buku visite merupakan tempat untuk mencatat hasil
visite dokter yang meliputi tanggal, nama dokter, kamar pasien hasil pemeriksaan
Leaflet adalah salah satu media yang digunakan dalam pemberian promosi
meliputi leaflet Diabetes melitus, DHF, TBC, Hipertensi, Epilepsi, Teknik Ibu
Mneyusui, CA Mammae.
Ruangan santa Maria Marta menggunakan MAKP Metode TIM. Metode ini
menggunakan tim yang terdiri atas anggota yang berbeda-beda dalam memberikan
(100%) mengatakan model asuhan keperawatan yang digunakan perawat saat ini
dengan model asuhan keperawatan metode tim yang digunakan saat ini, sudah
cocok dengan ruangan dan sesuai dengan visi misi ruangan. Sebanyak 10 orang
(66,7%) mengatakan menjadikan semakin pendek lama rawat inap bagi pasien
lama rawat inap bagi pasien rata-rata perhari. 13 orang (86,7%) mengatakan
orang (73,3%) mengatakan model asuhan keperawatan dengan metode tim yang
digunakan saat ini tidak meyulitkan dan memberikan beban berat, 4 orang
digunakan saat ini meyulitkan dan memberikan beban berat. 12 orang (80%)
mengatakan model yang digunakan mendapat banyak kritikan dari pasien dan
tim yang digunakan tidak mendapat banyak kritikan dari pasien dan ruangan.
antara perawat dan tim kesehatan lain. 8 orang (53,3%) orang mengatakan
description selama ini sudah jelas, 3 orang (20%) mengatakan job description
selama ini belum jelas. 15 orang (100%) mengatakan mengenal atau mengetahui
Kepala Ruangan
Pasien Pasien
SITUATION
BACKGROUN
D
RIWAYAT
KEPERAWATAN
ASSESSMENT:
KU; TTV; GCS; SKALA NYERI; SKALA
RISIKO JATUH; DAN ROS (POIN YANG
PENTING)
Rekomendasi :
1. Tindakan yang Sudah
2. Dilanjutkan
3. Stop
4. Modifikasi
5. Strategi Baru
Skema 2.3. Alur Timbang Terima
kali dalam 1 hari yakni pada saat pergantian shift pagi, sore, dan malam. Mereka
juga mengatakan tau apa saja hal-hal yag disampaikan dalam timbang terima
yakni nilai-nilai klinis rencana keperawatan, vital sign, kondisi pasien, dan lain
kasus tertentu harus dilakukan oleh perawat primer dan/atau konselor, kepala
ruangan, dan perawat associate yang perlu juga melibatkan seluruh anggota tim
Penetapan pasien
Persiapan pasien:
Informed Consent
Hasil Pengkajian/
Apa diagnosis keperawatan ?
validasi data
Apa data yang mendukung ?
Bagaimana intervensi yang
sudah dilakukan ?
Tahap pelaksanaan Penyajian Apa hambatan yang ditemukan
Di Nurses Station ?
DOKTER
KOORDINASI
DENGAN PERAWAT
PASIEN/KELUARGA
FARMASI/APOTEK
1. SURAT PERSETUJUAN
PASIEN/KELUARGA
SENTRALISASI OBAT DARI
PERAWAT
PP/PERAWAT 2. LEMBAR SERAH TERIMA OBAT
YANG 3. BUKU SERAH TERIMA/MASUK
MENERIMA OBAT
PENGATURAN DAN
PENGELOLAAN OLEH PERAWAT
PASIEN DAN
KELUARGA
Sebelumnya alur sentralisasi obat sudah ada di farmasi dimana nama obat di entri
melalui computer sesuai dengan terapi yang dianjurkan kemudian diambil dan
sesuai dengan nama pasien dan nomor rekam medis sambil memperhatikan kartu
obat yang berisi jam dan rute pemberian obat, daftar buku obat injeksi dan obat
memahami tentang sentralisasi obat mulai dari kelengkapan sarana dan prasarana,
kepemilikan obat, etiket dan alamat pada obat, dan format persetujuan sentralisasi
obat.
hingga pasien pulang, yang bertujuan untuk meningkatkan status kesehatan pasien
sendiri.
digunakan adalah bahasa Indonesia, dan kadang juga menggunakan bahasa Ibu,
belum ada pembagian tugas tentang discharge planning dan 5 orang (33,3%)
discharge planning.
PP menyiapkan:
Lembar pasien masuk RS, Lembar format pengkajian pasien, Nursing KIT, Informed
consent sentralisasi obat, Lembar tata tertib dan pengunjung, Lembar tingkat kepuasan
pasien, Tempat tidur pasien baru
2.3.6 Supervisi
yang telah ditetapkan secara efisien dan efektif. Supervisi keperawatan adalah
Pasien/Klien Pasien/Klien
diruangan, yang melakukan supervisi adalah perawat, dan sudah memiliki format
tuntutan tanggung jawab dan tanggung gugat terhadap segala tindakan yang
diruangan Santa Maria Martha, 15 orang (100%) mengatakan sudah mengerti cara
pengisian format dokumentasi. Hal ini juga membantu perawat dalam melakukan
a. BPJS
Dari data yang didapatkan bahwa pasien ruangan St. Maria Marta
b. Kas ruangan
Iuran untuk keperluan disaat pegawai atau teman sejawat bersukacita, sakit
dan berdukacita.
c. UMUM
Dari hasil data yang didapatkan bahwa ada sebagian pasien diruangan St.
d. Asuransi Perusahaan
Dari hasil data yang didapatkan bahwa ada Sebagian pasien diruangan St.
tidak terlaksanakan oleh karena situasi pandemic covid- 19. Ruangan telah
memiliki beberapa rencana anggaran belanja tetapi karena jumlah pasien di situasi
listrik, air, telepon dan gaji pegawai dibiayai oleh rumah sakit.
2.5. M5-MUTU
Kejadian kesalahan pemberian obat yang meliputi tidak tepat obat, tidak
tepat cara pemberian, tidak tepat dosis, tidak tepat pasien, tidak tepat waktu
pemberian dan tidak waspada terhadap efek pemberian obat tidak terjadi selama
periode bulan Mei, pemberian obat dilakukan secara benar sesuai indikasi yang
x 100%
21
= 0%
x 100%
21
= 0%
Indikator kesalahan pemberian obat:
1. Salah pasien
2. Salah obat: obat yang diberikan tidak sesuai dengan resep dokter
3. Salah dosis: dosis yang diberikan menjadi berlebih atau kurang dari yang
diresepkan dokter
5. Salah waktu:
6. Salah dokumentasi
b. Flebitis
Flebitis merupakan inflamasi vena yang disebabkan baik oleh iritasi kimia
yang dapat terjadi karena adanya injury. Kejadian flebitis dari data yang
didapatkan selama bulan Mei tidak ada yang terjadi kejadian flebitis (0%).
c. Dekubitus
Luka tekan (Presure Ulcer) atau dekubitus merupakan masalah serius yang
sering terjadi pada pasien yang mengalami gangguan mobilitas, sepeti pasien
yang tidak ditangani dengan baik dapat mengakibatkan masa perawatan pasien
menjadi panjang dan peningkatan biaya rumah sakit. Oleh karena itu,
yang berisiko. Kejadian dekubitus dari data yang didapatkan selama Mei tidak
Dari data hasil didapatkan bahwa 100% pasien diruangan tidak mengalami
Dari data hasil didapatkan bahwa 100% pasien diruangan tidak mengalami
2.5.2. Kenyamanan
Berdasarkan hasil kuisioner tentang kenyamanan pasien selama perawatan
2.5.3. Kecemasan
Maria Marta.
2.5.5. Pengetahuan
1. Pengisian Item IFAS dan EFAS disesuaikan dengan komponen yang ada
dalam pengumpulan data (bisa merujuk pada data fokus dan contoh
dan Threatened.
2. Bobot
Beri bobot masing – masing faktor mulai 1,0 (paling penting) sampai
strategi.
3. Peringkat (Rating)
masing faktor.
No Analisa SWOT BOBOT RATING BOBOT x RATING
1. Sumber Daya Manusia (M1-Man)
Internal Faktor (IFAS)
Strength
1. Adanya pengembangan staf pegawai seperti: (Manajemen, Audit, CI 0,2 2 0,4
dan Kepala Ruangan)
2. Jenis ketenagakerjaan: 0,3 4 1,2
a. Ners : 10 orang
b. D3 Kep : 9 orang
c. D3 Keb : 3 orang
d. ADM : 2 orang
e. PRT : 6 orang
3. Masa Kerja : S-W
0,3 4 1,2
a. ≥ 10 tahun : 6 orang 3,4-2,1 = 1,3
b. 4-9 tahun : 16 orang
4. Struktur organisasi berjalan lancar 0,1 3 0,3
5. Kepala ruangan sudah optimal melaksanakan tugasnya (73,3%) 0,1 3 0,3
TOTAL 1 3,4
Weakness
1. Jumlah pendapatan yang diterima tidak sesuai dengan latar 0,5 3 1,5
pendidikan
2. Ketidakpuasan dengan kebijakan Rumah Sakit Mengenai pemberian 0,5 3 0,6
beasiswa atau pelatihan pendidikan dalm keperawatan
TOTAL 1 2,1
Opportunity 0-T =
1. Adanya program pelatihan pendidikan dan beasiswa dalam 2-1,8=0,2
melakukan perawatan sesuai dengan kebijakan rumah sakit 0,2 3 0,6
2. Adanya kesempatan melanjutakan pendidikan ke jenjang yang lebih
tinggi. 0,2 2 0,4
3. Adanya kerjasama yang baik antara mahasiswa keperawatan
4. Adanya kebijakan pemerintah tentang profesionalisasi perawat 0,2 3 0,6
5. Adanya program akreditas RS dari pemerintah 0,2 2 0,4
TOTAL 1 2
Treathened
1. Adanya tuntutan tinggi dari masyarakat untuk pelayanan yang lebih 0,2 2 0,4
profesional
2. Makin tingginya kesadaran masyarakat akan hukum 0,3 2 0,6
3. Makin tingginya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan 0,2 2 0,2
4. Persaingan antar RS yang semakin kuat 0,3 2 0,6
TOTAL 1 1,8
2. Sarana dan prasarana (M2) Internal faktor (IFAS)
Strengh
1. Mempunyai sarana dan prasana yang memadai dan nyaman untuk 0,2 3 0,6
pasien (bel digital, dekorasi, palang tempat tidur yang safety untuk
anak), tenaga kesehatan, dan keluarga pasien termasuk sarana
prasana universal precaution untuk perawat.
2. Terdapat administrasi penunjang seperti: buku injeksi, buku 0,2 3 0,6
observasi, lembar dokumentasi, buku timbang terima, SOP, SAK
(Standar Asuhan Keperawatan), lembar visite dokter. 0,1 3 0,3
3. Tersedianya 2 nurse station S-W=
0,1 3 0,3
4. Lokasi dan denah ruangan yang strategis (100%) 3-2,5=0,5
0,2 3 0,6
5. RS Swasta dengan akreditasi paripurna sekaligus RS pendidikan
6. Tersedianya jaminan kesehatan kepada staf seperti BPJS 0,2 3 0,6
Ketenagakerjaan.
TOTAL 1 3
Weakness
1. Leaflet yang tersedia di ruangan belum dimanfaatkan. 0,5 3 1,5
2. Kurangnya sentral oksigen di kamar pasien. 0,5 2 1
Total 1 2,5
Opportunity 0-T=
1. Adanya sosialisasi alat kesehatan oleh KaRu kepada anggota 1 3-2,6=0,4
berdasakan SOP 3 3
TOTAL 1 3
Treathened
1. Makin tinggi kesadaran masyarakat akan pentingnya protokol 0,6 3 1,8
kesehatan.
2. Adanya tuntuntan dari pasien untuk meningkatkan kebersihan sarana 0,4 2 0,8
dan prasarana
TOTAL 1 2,6
3. Method (M3)
I. MAKP
a. Internal Faktor (IFAS)
Strength
1. Model MAKP yang digunakan yaitu MAKP TIM (100%) 0,3 3 0,9
2. Model MAKP yang digunakan sesuai dengan visi dan misi ruangan 0,2 3 0,6
(100%)
3. Supervisi sudah dilakukan (100%) 0,2 2 0,4
4. RS memiliki visi, misi, dan motto sebagai acuan melaksanakan kegiatan
0,1 2 0,2
pelayanan. S-W=
5. Terlaksananya komunikasi yang adekuat antara perawat dan tim 2,8-2,6=0,2
kesehatan lain (100%) 0,1 3 0,3
6. Ada peningkatan kepercayaan pasien terhadap ruangan 0,2 2 0,4
TOTAL 1 2,8
Weakness
1. Pelaksanaan model MAKP Tim belum terlaksana dengan baik dan 0,6 3 1,8
mendapat kritik dari pasien. 0,4 2 0,8
2. PP sering mendapat teguran dari ketua tim
Total 1 2,6
Opportunity O-T=
3. Adanya mahasiswa Profesi Ners praktik manajemen keperawatan. 4-3,5=0,5
4. Adanya kebijakan rumah sakit tentang pelaksanaan MAKP 0,6 4 2,4
0,4 4 1,6
TOTAL 1 4
Treathened
1. Makin tinggi kesadaran masyarakat akan hukum. 0,5 4 2
2. Makin tinggi kesadaran masyarakat akan pentingnya 0,5 3 1,5
kesehatan.
Total 1 3,5
II. Sentralisasi Obat
Internal Faktor
Strength
1. Tersedianya ruangan khusus sentralisasi obat (100%) 0,4 3 1,2
2. Kelengkapan sarana dan prasarana sentralisasi obat (93,3%) 0,4 4 1,6
3. Tersedianya etiket dan alamat pada sentralisasi obat (100%) 0,2 2 0,4 S-W=
4. Terpisahnya kepemilikan obat antar pasien (100%) 0,2 2 0,4 3,6-3=0,6
TOTAL 1 3,6
Weakness
1. Pada pelaksanaan perawat masih belum maksimal menerapkan hand 1 3 3
hygiene saat memberikan obat.
TOTAL 1 3
Eksternal Faktor
Opportunity
1. Adanya kerja sama yang baik antara sesama perawat dan perawat ke 0,5 3 1,5
mahasiswa 0,5 3 1,5
2. Adanya mahasiswa keperawatan yang praktik keperawatan. O-T=
TOTAL 4 3 3-2,6=0,4
Threathned
1. Adanya tuntutan pasien untuk mendapatkan pelayanan yang profesional 0,6 3 1,8
2. Makin tinggi kesadaran masyarakat akan hukum. 0,4 2 0,8
TOTAL 1 2,6
III. SUPERVISI
Internal faktor
Strenght S-W=
1. Terlaksananya kegiatan supervisi di ruangan (100%) 0,5 3 1,5 3-2= 1
2. Perawat mengerti tentang supervisi (100%) 0,5 3 1,5
TOTAL 1 3
Weakness
1. Adanya teguran dari kepala ruangan bagi perawat yang tidak 0,5 2 1
melaksanakan tugas dengan baik.
2. Belum adanya format supervisi 0,5 2 1
TOTAL 1 2
Opportunity
1. Perawat mendapat pelatihan dan sosialisasi tentang supervisi (53,3%) 1 3 3
TOTAL 1 3 O-T=
Threathned 3-2 = 1
1. Tuntutan pasien sebagai konsumen untuk mendapatkan pelayanan 1 2 2
profesional.
TOTAL 1 2
IV. TIMBANG TERIMA
Internal Faktor
Strenght
1. Kepala ruangan / penanggungjawab shift memimpin timbang terima 0,4 4 1,6
setiap hari. (100%)
2. Timbang terima sudah merupakan kegiatan rutin yang telah 0,2 3 0,6
dilaksanakan tepat waktu (86,7%)
3. Timbang terima dilakukan 3 kali setiap pergantian shift dan dihadiri
0,2 3 0,6 S-W=
oleh semua perawat (100%)
4. Perawat tau apa yang disampaikan saat timbang terima (100%) 3,2-3=0,2
5. Timbang terima juga dilakukan di nurse station dan ruang pasien 0,1 2 0,2
(100%) 0,1 2 0,2
TOTAL 1 3,2
Weakness
1. Perawat kesulitan melakukan pendokumentasian laporan timbang 1 3 3
terima (60%)
TOTAL 1 3
Eksternal faktor 0,6 4 2,4
Opportunity
1. Adanya kerja sama yang baik antara mahasiswa S1 keperawatan yang 0,4 3 1,2
praktik dengan perawat ruangan.
2. Kebijakan RS (bidang keperawatan) tentang timbang terima.
TOTAL 1 3,6
Threatened
O-T=
1. Adanya tuntutan yang lebih tinggi dari masyarakat untuk mendapatkan 0,6 3 1,8
pelayanan. 3,6-3=0,6
2. Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang tanggung jawab dan 0,4 3 1,2
tanggung gugat perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan.
TOTAL 1 3
V. Discharge Planning
Internal Faktor
Strenght
1.Terlaksananya kegiatan discharge planning di ruangan (100%) 0,4 4 1,6
2.Pelaksanaan discharge planning saat pasien pulang dilakukan dengan 0,2 3 0,6
memberikan edukasi tentang obat yang dikonsumsi pasien, jadwal control
ulang serta pemberian edukasi terkait penyakit pasien menggunakan
leaflet.
S-W=
3.Perawat memberikan pendidikan kesehatan secara informal kepada
0,2 3 0,6 3,2-3=0,2
pasien/keluarga selama dirawat atau pulang.
0,1 2 0,2
4.Adanya leaflet saat melakukan discharge planning (60%)
5.Terlaksananya pendokumentasian setelah melakukan discharge planning 0,1 2 0,2
(100&)
TOTAL 1 3,2
Weakness 1 3 3
1. Pemanfaatan leaflet di ruangan masih kurang maksimal.
TOTAL 1 3
Opportunity
1. Adanya mahasiswa Profesi Ners yang melakukan praktik manajemen 0,4 3 1,2
keperawatan.
2. Adanya kerja sama yang baik antara mahasiswa dengan perawat. 0,6 3 1,8
TOTAL 1 3
Threatened
1. Adanya tuntutan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan 0,2 3 0,6
keperawatan yang profesional.
2. Makin tingginya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan. O-T=
0,3 3 0,9
3. Makin tingginya keinginan dari masyarakat untuk mengetahui jenis 3-2,5=0,5
0,5 2 1
penyakit yang diderita serta penanganan
TOTAL 1 2,5
VI. Ronde keperawatan
Internal Faktor
Strengt
1. Terlaksananya kegiatan ronde keperawatan di ruangan telah optimal 0,3 4 1,2
(53,3&)
2. Bidang perawatan dan ruangan mendukung adanya kegiatan ronde 0,2 2 0,4 S-W=
keperawatan (53,3%) 3,1-3=0,1
3. Perawat mengerti tentang ronde keperawatan (86,7%) 0,5 3 1,5
TOTAL 1 3,1
Weakness
1. Ronde keperawatan dilaksanakan dalam 1 bulan (53,3%) 1 3 3
TOTAL 1 3
Eksternal Faktor
Opportunity
1. Adanya pelatihan dan seminar tentang manajemen keperawatan. 0,6 4 2,4
2. Adanya kesempatan dari kepala ruangan untuk mengadakan ronde 0,4 3 1,2
keperawatan bersama perawat dan mahasiswa praktik O-T=
TOTAL 1 3,6 3,6-3=0,6
Threatened
1. Adanya tuntutan yang lebih tinggi dari masyarakat untuk mendapatkan 1 3 3
pelayanan yang profesional.
TOTAL 1 3
Dokumentasi Keperawatan
a. Internal Faktor (IFAS)
Strength
1. Terjsedianya sarana dan prasarana dokumentasi untuk tenaga kesehatan 0,2 3 0,6
(86,7%)
2. Format asuhan keperawatan sudah ada. 0,2 3 0,6
3. Perawat sudah melaksanakan pendokumentasian dengan tepat waktu 0,2 3 0,6 S-W=
(66,7%)
3-2=1
4. Perawat mengerti cara pengisian format dokumentasi (100%)
0,4 3 1,2
TOTAL 1 3
Weakness
1. Model dokumentasi keperawatan yang digunakan menambah beban 1 2 2
kerja perawat (73,3%)
TOTAL 1 2
Eksternal faktor
Opportunity
1. Adanya program pelatihan 0,6 3 1,8
2. Mahasiswa keperawatan praktik manajemen keperawatan untuk 0,4 3 1,2
mengembangkan sistem dokumentasi.
TOTAL 1 3 O-T=
Threatened 3-2,6=0,4
1. Tingkat kesadaran masyarakat (pasien dan keluarga) akan tanggung 0,6 3 1,8
jawab dan tanggung gugat.
2. Persaingan RS dalam memberikan pelayanan keperawatan. 0,4 2 0,8
TOTAL 1 2,6
4. Keuangan (M4)
Internal Faktor (IFAS) S-W=
Strenght 2,8-2=0,8
1. Pendapatan dari jasa medik, untuk pasien BPJS yang dapat diklaim setelah 0,2 2 0,4
perawatan.
2. Tiap perawat memperoleh pendapatan dari rumah sakit berupa lauk pauk. 0,3 3 0,9
3. Tiap perawat yang sudah lama bekerja mendapatkan tunjangan khusus. 0,5 3 1,5
TOTAL 1 2,8
Weakness
1. Jasa insentif untuk pelayanan dan jasa medik yang diberikan sama untuk 1 2 2
semua perawat
TOTAL 1 2
TOTAL 1 3
Opportunity
1. Meningkatnya nilai mutu RS dikalangan masyarakat 0,5 4 2
2. Tingkat komplen pasien menurun. 0,3 3 0,9
3. Adanya pelayanan jaminan asuransi kesehatan (BPJS, 0,2 2 0,4
PRUDENTIAL). O-T=
3,3-2,6=0,7
TOTAL 1 3,3
Threatened
1. Adanya peningkatan standar pasien yang harus dipenuhi. 0,4 2 0,8
2. Persaingan antar Rumah Sakit dalam memberikan pelayanan 0,6 3 1,8
keperawatan yang optimal.
Total 1 2,6
4.1. IdentifikasiMasalah
4.1.1. MI ( Ketenagaan)
a. Tenaga diruangan dinas tidak sesuai jam kerja
b. Beban kerja tidak sesuai dengan kebutuhan pasien
4.1.2. M2 (Sarana dan Prasarana)
a. Leaflet yang tersedia di ruangan belum optimal dimanfaatkan.
4.1.3. M3 (Metode)
a. Pelaksanaan Model MAKP tim belum terlaksana dengan baik dan
mendapat kritik dari pasien
b. PP sering mendapat teguran dari ketua tim
c. Pada pelaksanaan perawat masih belum maksimal menerapkan
hand hygiene saat memberikan obat.
d. Perawat kesulitan melakukan pendokumentasian laporan timbang
terima
e. Model dokumentasi keperawatan yang digunakan menambah beban
kerja perawat
4.1.4. M5 (Mutu)
a. 5 dari 9 pasien tidak menggunakan palang tempat tidur
b. Pasien dan keluarga masih sering menghiraukan tentang sosial
distancing antara sesama pasien dan keluarga pasien yang lain.