net/publication/329798116
CITATION READS
1 728
3 authors, including:
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Wiwid Andriyani Lestariningsih on 20 December 2018.
Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro
Jl. Prof. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, Jawa Tengah, 50275
Email: wiwid_andriyani_l@student.undip.ac.id
Abstrak
Ekosistem mangrove merupakan salah satu ekosistem yang berperan dalam mengurangi karbon di
udara, dan menyimpan karbon dari udara dalam bentuk biomassa pada bagian tubuh tumbuhan mangrove.
Penelitian tentang estimasi cadangan karbon ini sangat diperlukan untuk menunjang perbaikan iklim dunia.
Karena saat ini dunia sedang mengalami krisis global yang disebut climate change. Tujuan penelitian ini
adalah mengestimasi cadangan karbon yang tersimpan pada tegakan dan substrat mangrove di kawasan
mangrove Desa Timbulsloko. Metode yang digunakan yaitu purposive sampling method dan eksploratif,
dilakukan di tiga stasiun dengan kondisi ekosistem mangrove yang bervariasi. Setiap stasiun penelitian
dibagi menjadi tiga plot penelitian untuk menghitung nilai biomassa tegakan digunakan rumus allometrik
untuk mengestimasi cadangan karbon pada tegakan mangrove. Data karbon substrat didapat dari kandungan
bahan organik substrat yang dianalisis di Laboratorium. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa
cadangan karbon pada tegakan mangrove sebesar 12.370,8 ton/ha, sedangkan estimasi cadangan karbon pada
substrat mangrove sebesar 1.307,77 ton/ha. Hasil tersebut menunjukkan bahwa estimasi cadangan karbon
pada tegakan mangrove lebih besar dibandingkan dengan estimasi cadangan karbon pada substrat mangrove.
Hasil estimasi cadangan karbon pada tegakan mangrove meningkat seiring dengan meningkatnya besarnya
biomassa tumbuhan dan kerapatan mangrove. Sedangkan estimasi cadangan karbon pada substrat diduga
lebih dipengaruhi oleh bahan organik dan lokasi penelitian.
Abstract
Estimates of Carbon Stok in the Mangrove Area in Timbulsloko Village,Demak, Central Java
Mangrove ecosystem is one of the ecosystem that play a role in reducing carbon in the air. One of the
functions of mangrove is to store carbon from the air form of biomass in the body parts of mangrove plants.
This research on the estimation of carbon stocks is needed to support the improvement of world climate.
Today the world is experiencing a global crisis called climate change. The purpose of this research are
estimate of carbon stock on stands and substrate in mangrove area of Timbulsloko Village. This research
used purposive sampling and explorative method, conducted in three stations with varying mangrove
ecosystem conditions. The research was divided into three research plots per station to calculate the stand
biomass value using allometric formula in estimating carbon stocks of mangrove area. Substrate carbon
data obtained from the content of substrate organic materials analyzed at Laboratorium. Based on the result
of research, it is found that carbon stock in mangrove stands is 12.370,8 ton/ha, while estimation of carbon
stock on mangrove substrate is 1.307 ton/ha. These results show that estimates of carbon stocks in mangrove
stands are greater than estimates of carbon stocks on mangrove substrates. The estimation of carbon stocks
on mangrove stands increases with increasing of plant biomass and mangrove density, while estimates of
carbon stocks on the substrate are suspected to be more influenced by organic materials and research sites.
Gambar 1. Lokasi Lokasi Stasiun Penelitian Estimasi Cadangan Karbon Tegakan dan Substrat pada
Kawasan Mangrove Desa Timbulsloko, Demak, Jawa Tengah.
122 Estimasi Cadangan Karbon pada Kawasan Mangrove (Wiwid Andriyani Lestariningsih et al.)
Buletin Oseanografi Marina Oktober 2018 Vol 7 No 2:121–130
Metode Pengambilan Data Diameter bantuan foto serta memperhatikan sudut pandang
Pengambilan data estimasi cadangan karbon 180 derajat pada titik pengambilan foto (Pramudji
yang dilakukan adalah karbon tegakan mangrove, & Dharmawan, 2014). Pengamatan dilakukan
karena menurut Hariah & Rahayu (2007) karbon dengan menggunakan bantuan kamera (Pelc-
dapat disimpan pada tubuh tumbuhan salah Mieczkowska, 2014).
satunya pada tegakan. Hal pertama dilakukan Pramudji & Dharmawan (2014) langkah
adalah mengidentifikasi jenis pohon yang ada yang dilakukan adalah setiap plot 10 m x10 m
pada lokasi (Rusila et al., 1999). Menurut Lugina dibagi menjadi 4 plot yang lebih kecil berukuran 5
et al. (2011) pengambilan data karbon tegakan m x 5 m. Titik pengambilan foto pada pusat plot
dilakukan dengan mengukur diameter batang kecil yang berada pada antara satu pohon dengan
pohon pada setinggi dada peneliti (1,3 m). pohon lainya serta hindari pemotretan tepat pada
Pengukuran diameter pohon yang diukur samping atau dekat satu pohon. Posisi atau letak
pada setiap plot yaitu hanya pohon (diameter ≥ 5 kamera disejajarkan pada tinggi dada peneliti serta
cm) (Komiyama et al., 2005). Hilmi (2003) diposisikan tegak lurus dengan langit. Setiap satu
menyatakan estimasi karbon yang diserap oleh kali foto dicatat dengan menggunakan nomor
anakan (sapling) dan semai (seedling) belum sehingga mempermudah penelitian dalam
optimal. melakukan analisis data.
Pengukuran diameter pohon didasarkan pada
metode Cintron dan Novelli (1984) (Gambar 2):
(1) Pohon bercabang dibawah 1,3 m diukur
sebagai dua pohon terpisah, (2) Pohon bercabang
diatas 1,3 m diukur pada setinggi dada (1,3 m), (3)
Pohon dengan akar udara diukur 30 cm diatas
tonjolan akar tertinggi
(4) Pohon dengan batang mempunyai
ketidaknormalan (cabang bengkok) diukur 30 cm
diatas/dibawah batas tinggi dada (1,3 m)
Estimasi Cadangan Karbon pada Kawasan Mangrove (Wiwid Andriyani Lestariningsih et al.) 123
Buletin Oseanografi Marina Oktober 2018 Vol 7 No 2:121–130
124 Estimasi Cadangan Karbon pada Kawasan Mangrove (Wiwid Andriyani Lestariningsih et al.)
Buletin Oseanografi Marina Oktober 2018 Vol 7 No 2:121–130
yang terletak di Bogorame II, Bogorame I, dan spesies yaitu R. mucronata, A.marina, dan A.
Wonorejo. Setelah dilakukan penelitian lapangan, alba. Spesies yang mendominasi dari semua
diperoleh bahwa lokasi tersebut rata-rata memiliki stasiun adalah spesies A. marina. Untuk melihat
substrat lumpur. Stasiun 1 dan 2 memiliki substrat jenis mangrove yang ditemukan di setiap stasiun
lumpur di semua plot penelitian, namun di Stasiun dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 menampilkan
3 yaitu plot 1 dan 2 memiliki substrat lumpur spesies mangrove di setiap stasiun pada kategori
berpasir dan pecahan kerang, sedangkan pada pohon, famili Avicenniaceae mendominasi pada
plot 3 memiliki substrat lumpur. semua stasiun penelitian. Selengkapnya untuk
Parameter lingkungan yang diukur meliputi Nilai Kerapatan (K), Basal Area (BA), Kerapatan
suhu perairan, salinitas, dan pH. Semua stasiun Relatif (KR), Dominasi Relatif (DR), dan Indeks
mempunyai pH dan salinitas yang sama yaitu 6 Nilai Penting (INP) untuk setiap spesies pada
untuk pH dan salinitas berkisar 21-35 ppt, kategori pohon dapat dilihat pada Tabel 4.
sedangkan suhu berkisar 27-28ºC. Nilai keanekaragaman dan keseragaman
pada semua stasiun penelitian dapat dilihat pada
Struktur Komposisi dan Tutupan Kanopi Pohon Tabel 5. Semua stasiun memiliki kategori
Mangrove keanekaragaman dan keseragaman rendah, kecuali
Tabel 2 menunjukkan komposisi ekosistem Stasiun 2 tidak memiliki nilai, karena hanya
mangrove yang ada di tiga stasiun penelitian. ditemukan satu spesies. Hal ini dapat disebabkan
Semua stasiun penelitian hanya ditemukan 3 oleh faktor lingkungan yang berbeda.
Tabel 3. Jenis Mangrove Kategori Pohon pada Kawasan Mangrove Desa Timbulsloko
Keterangan
Kategori Famili Jenis
St1 St2 St3
Pohon Avicenniaceae A. alba + - +
Avicenniaceae A. marina + + +
Rhizophoraceae R. mucronata - - +
Keterangan: (+) = ditemukan ; (-) = tidak ditemukan ; St = Stasiun
Tabel 4. Nilai Kerapatan (K), Basal Area (BA), Kerapatan Relatif (KR), Dominasi Relatif (DR), dan Indeks
Nilai Penting (INP) untuk Setiap Spesies pada Kategori Pohon Kawasan Mangrove di Desa
Timbulsloko
Estimasi Cadangan Karbon pada Kawasan Mangrove (Wiwid Andriyani Lestariningsih et al.) 125
Buletin Oseanografi Marina Oktober 2018 Vol 7 No 2:121–130
Persentase tutupan kanopi per plot setiap dan keterkaitan dengan beberapa nilai seperti
stasiun dapat dilihat pada Gambar 5. Stasiun 3 biomassa, kerapatan, dan persen tutupan kanopi
merupakan stasiun yang memiliki persentase dapat dilihat pada Gambar 8 dan Gambar 9.
tertinggi yakni 76,56 %. Hasil biomassa dan Keterkaitan nilai cadangan karbon pada tegkan
cadangan karbon pada tegakan di 3 stasiun dapat dengan biomassa, kerapatan, dan persen tutupan
dilihat pada Gambar 6. Gambar 6 menunjukkan kanopi diduga dipengaruhi oleh nilai DBH
Stasiun 3 memiliki nilai tertinggi dibandingkan (Diameter at Breat Hight) dan banyaknya
dengan stasiun lainnya. individu pohon. Perhitungan untuk mendapatkan
Hasil estimasi cadangan karbon pada biomassa adalah dengan mengetahui DBH pohon.
substrat per stasiun dapat dilihat di Gambar 7. Hasil penelitian dibandingkan dengan Mulyadi
Hasil dari ketiga stasiun yaitu Stasiun 1 hingga (2017) menunjukkan meningkatnya cadangan
Stasiun 3 mengalami perubahan. Berdasarkan karbon tegakan diduga dipengaruhi oleh tingginya
Gambar 7, Stasiun 2 yang terletak di Bogorame I kerapatan suatu kawasan mangrove. Hal ini juga
memiliki cadangan karbon tertinggi yaitu 23,009 sesuai dengan Oktaviona et al. (2017) menyatakan
ton/ha. Stasiun 3 yang terletak di Wonorejo adalah kerapatan, biomassa dan cadangan karbon
stasiun yang memiliki cadangan karbon terendah memiliki hubungan yang kuat.
dengan total 8, 507 ton/ha.
Mengetahui dugaan perbedaan nilai tersebut
maka dilakukan analisis yaitu untuk mengetahui
hubungan estimasi cadangan karbon pada tegakan
dan pada substrat dengan biomassa, persen
tutupan kanopi, dan kerapatan ekosisistem
mangrove dapat dilihat di Gambar 8 dan Gambar
9. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan,
nilai cadangan karbon tegakan mempunyai nilai
yang berbeda dibandingkan cadangan karbon pada
Gambar 5. Persentase Tutupan Kanopi di Desa
substrat. Karbon tidak hanya terdapat pada
Timbulsloko, Demak Jawa Tengah.
tegakan, tetapi juga di substrat (Mulyadi, 2017)
Cadangan karbon pada tegakan diduga
dipengaruhi oleh diameter, biomassa, kerapatan,
dan tutupan kanopi. Sedangkan cadangan karbon
pada substrat diduga lebih dipengaruhi oleh bahan
organik, jenis substrat, dan letak staiun penelitian.
Hal ini sesuai Widyastuti et al. (2018) bahwa nilai
cadangan karbon tegakan dipengaruhi oleh
kerapatan mangrove. Li et al. (2015) menyatakan
cadangan karbon akan meningkat seiring dengan
meningkatnya tutupan kanopi dan kerapatan Gambar 6. Biomassa dan Cadangan Karbon pada
mangrove. Hariah dan Rahayu (2007) ; Tegakan Mangrove di Tiga Stasiun Desa
Adinugroho dan Sidiasa (2006) menyatakan Timbulsloko, Demak, Jawa Tengah.
ukuran diameter batang berbanding lurus dengan Ket. = biomassa (ton/ha); = Estimasi
nilai biomassa, semakin tinggi DBH (Diameter at Cadangan Karbon Tegakan (ton/ha)
Breast Height) maka mengindikasikan semakin
tua pohon tersebut dan mempunyai cadangan
karbon yang lebih banyak.
Hasil penelitian cadangan karbon pada
tegakan menunjukkan nilai tertingi pada Stasiun 3
yaitu 237,11 ton/ha. Dari semua stasiun hanya
Stasiun 3 yang memiliki jenis Rhizophora sp. Hal
ini sesuai penelitian Purwiyanto dan Agustriani
(2017) ; Suryono et al. (2018) bahwa biomassa
dan cadangan karbon dari Rhizophora sp. lebih
tinggi dibandingkan dengan jenis lainya. Gambar 7. Estimasi Cadangan Karbon pada Substrat
Hasil penelitian cadangan karbon pada tegakan Mangrove di Semua Stasiun Desa
dan substrat dikuatkan dengan adanya hubungan Timbulsloko, Demak, Jawa Tengah.
126 Estimasi Cadangan Karbon pada Kawasan Mangrove (Wiwid Andriyani Lestariningsih et al.)
Buletin Oseanografi Marina Oktober 2018 Vol 7 No 2:121–130
Tabel 5. Indeks Keanekaragaman (H’) dan Indeks Keseragaman (J’) pada Kategori ohon di Kawasan
Mangrove Desa Timbulsloko
Keanekaragaman Keseragaman
Stasiun
H’ Kategori* J’ Kategori**
1 0,20 Rendah 0,05 Rendah
2 - - - -
3 0,44 Rendah 0,02 Rendah
Keterangan: (*) Shannon-Wienner; (**) Krebs ; (-) Tidak memiliki nilai
(a) (b)
(c) (d)
Gambar 8. Hubungan Cadangan Karbon Tegakan dengan Beberapa Nilai Pembanding (a) Hubungan Karbon
Tegakan dengan Karbon Substrat ; (b) Hubungan Karbon Tegakan dengan Biomassa ; (c) Hubungan
Karbon Tegakan dengan Tutupan Kanopi ; (d) Hubungan Karbon Tegakan dengan Kerapatan.
Keterkaitan cadangan karbon pada substrat dekat dengan garis pantai dan mempunyai nilai
diduga dipengaruhi oleh bahan organik, jenis terkecil dibandingkan dengan stasiun lainnya.
substrat dan letak stasiun penelitian. Stasiun yang Diduga bahan organik yang ada pada stasiun
Estimasi Cadangan Karbon pada Kawasan Mangrove (Wiwid Andriyani Lestariningsih et al.) 127
Buletin Oseanografi Marina Oktober 2018 Vol 7 No 2:121–130
tersebut terbawa oleh arus laut lepas. Hal ini didukung oleh Nybakken (1992) partikel gerakan
(a) (b)
(c)
Gambar 9. Hubungan Cadangan Karbon Tegakan dengan Beberapa Nilai Pembanding (a) Hubungan
Karbon Substrat dengan Biomassa ; (b) Hubungan Karbon Substrat dengan Tutupan Kanopi ;
(c) Hubungan Karbon Substrat dengan Kerapatan.
air yang kecil mempengaruhi terendapnya bahan tegakan di ekosistem mangrove Desa Timbulsloko
organik pada dasar perairan. sebesar 12.370,8 ton/ha. Estimasi cadangan
Selain itu diduga jenis substrat pasir karbon pada substrat di ekosistem mangrove Desa
cenderung memiliki bahan organik lebih kecil Timbulsloko sebesar 1.307,77 ton/ha. Estimasi
dibandingkan substrat lumpur sehingga nilai cadangan karbon di ekosistem dilokasi penelitian
cadangan karbon substrat jauh dari garis pantai termasuk tinggi
memiliki nilai lebih besar. Hal ini didukung oleh
English et al. (1994) sedimen dengan struktur DAFTAR PUSTAKA
lumpur memiliki kandungan karbon organik lebih Adinugroho, W.C. & Sidiasa, K. 2006. Model
banyak dibandingkan dengan substrat pasir. Pendugaan Biomassa Pohon Mahoni
(Swietenia Macrophylla King) di atas
KESIMPULAN Permukaan Tanah. J. Penelitian Hutan dan
Berdasarkan hasil penelitian, dapat ditarik Konservasi Alam. 3(1):103-117.
kesimpulan bahwa estimasi cadangan karbon pada
128 Estimasi Cadangan Karbon pada Kawasan Mangrove (Wiwid Andriyani Lestariningsih et al.)
Buletin Oseanografi Marina Oktober 2018 Vol 7 No 2:121–130
Agus, F., Hariah, K. & Mulyani, A. 2011. Penggunaan Lahan. World Agroforestry
Measuring Carbon Stock in Peat Soil: Centre ICRAF. Bogor, 21 hlm.
Practical Guidelines. World Agroforesty Hidayanto, W., Heru, A. & Yosita. 2004. Analisa
Centre (ICRAF) and Indonesian Soil Tanah Tambak sebagai Indikator Tingkat
Research Institue. Bogor, 154 hlm. Kesuburan Tambak. Jurnal Pengkajian dan
Allen, J.R.L. 1973. Physical Processes of Pengembangan Teknologi Pertanian. Jurnal
Sedimentation. Earth Science Series 1. Pengkajian. 7(2):180-186.
George Allen and Unwin Ltd. London, pp248 IPCC [Intergovernmental Panel on Climate
Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Change]. 2006. IPCC Guidelines for National
Pendekatan Praktek (Edisi Revisi). PT Greenhouse Gas Inventories. IPCC National
Pemuda Cipta. Jakarta, 172 hlm. Greenhouse Gas Inventories Programme.
Badan Standadisasi Nasional. 2011. Pengukuran IGES. Jepang, 1 (4).
dan Perhitungan Cadangan Karbon- Komiyama, A., J. E. Ong dan S. Poungpam. 2008.
Pengukuran Lapangan untuk Penaksiran Allometry, Biomass, and Productivity of
Cadangan Karbon Hutan (Ground Based Mangrove Forest: a Review. Aquatic Botany
Forest Carbon Accounting) SNI 7724: 2011. 89(2): 128-137.
Balino, B. M., Michael, J.R., Fasham, & Komiyama, A., Poungpam, S. & Karto, S. 2005.
Margaret, C.B. 2000. Biogeokimia Laut dan Common Allometric Equations for
Perubahan Global. International Gheosphere Estimating The Tree Weight of Mangroves.
dan Biosphere Programm. Swedia Journal of Tropical Ecology. 21(4).
(Diterjemahkan oleh Agus Setiawan), 32 Korhonen, L., Korhonen, K.T., Rautiainen, M. &
hlm. Stenberg, P. 2006. Estimation of Forest
Chmura, G.L., Anisfield, S.C., Cahoon, D.R. & Canopy Cover: a Comparison of Field
Lynch, J.C. 2003. Global Carbon Measurement Techniques. Silva Fennica
Sequestration in Tidal, Saline Wetland Soils. 40(4): 577–588.
Global Biogeochemical Cycles. 17(4):1111 Lahagu, H.Z.F. Kajian Perubahan Luasan Hutan
Cintron, G., & Novelli, Y.C. 1984. Methods for Mangrove di Desa Timbulsloko Kecamatan
Studying Mangrove Structure in Snedakar, S. Sayung Kabupaten Demak. [SKRIPSI].
C and Snedaker, C. G. The Mangrove Universitas Diponegoro. Semarang.
Ecosystem Research Method. UNESCO. Li, N., Chen, P & Qin, C. 2015. Density Stronge
United Kingdom, pp 92–113. and Distribution of Carbon in Mangrove
Dharmawan, I.W.E. & Siregar, C.A. 2008. Ecosystem in Guangdong’s Coastal Areas
Karbon Tanah dan Pendugaan Karbon Asian Agricultural Research. 7 (2):62-65.
Tegakan Avicennia marina. (Forsk) Vierth. Lugina, M., Kirsfianti, L.G., Ari, W., Afiefah, B.
Ciasem Purwakarta. Jurnal Penelitian Hutan & Tian, P. 2011. Prosedur Operasi Standar
dan Konservasi Alam. 5(4):317-328. (SOP) untuk Pengukuran Stok Karbon di
Duarte, C. M., J. J. Middelburg dan N. Caracao. Kawasan Konservasi. International Tropical
2005. Major Role of Marine Vegetation on Timber Organization (ITTO). Bogor.
The Oceanic Carbon Cycle. Biogeosciencea, Mueller-Dumbois, D. & Ellenberg, H. 1974. Aims
2:1-8. and Methods of Vegetation Ecology. John
Encyclopedia of Life. 2009. Eol. Orh / pages / Willey. London, 547 hlm.
5389369 / overview (31 Desember 2017). Mulyadi., Astiani, D. & Manurung, T.F. 2017.
English, S., Wilkinson, C. & Baker, V. 1994. Potensi Karbon pada Tegakan Hutan
Survey Manual for Tropical Marine Mangrove di Desa Sebatuan Kabupaten
Resources. Australian Institute of Marine Sambas. Jurnal Hutan Lestari. 5(3):592-598.
Science, 390 hlm. Murdiyarso, D., Daniel, D., Boone, J.K., Sofyan,
Fromard, F., Puig, H., Peltier, A., Betoulle, J.L., K., Melanie, S. & Markku, K. 2010. Carbon
Mougin, E. & Marty, G. 1996. Structural Strong in Mangrove and Peatland
properties and above-ground biomass of the Ecosystems. CIFOR, Bogor Indonesia.
French Guiana Mangrove Forest. Bol. Mus. Nontji, A. 2007. Laut Nusantara. Djambatan.
Paranense. Emilio Goeldi, Ser. Cienc. Terra. Jakarta.
8:5-29. Nybakken, J.W. 1992. Biologi Laut; Suatu
Hariah, K., & Rahayu, S. 2007. Pengukuran Pendekatan Ekologis. PT Garemdia Jakarta.
Karbon Tersimpan di Berbagai Macam 459 hlm.
Estimasi Cadangan Karbon pada Kawasan Mangrove (Wiwid Andriyani Lestariningsih et al.) 129
Buletin Oseanografi Marina Oktober 2018 Vol 7 No 2:121–130
Oktaivona, S., Bintal, A. & Musrifin G. 2017. Round, F.C. 1971. Benthic Marine Diatoms.
Estimasi Stock Tersimpan pada Ekosistem Department of Botany. The University of
Hutan Mangrove di Jorong Ujuang Labuang Bristol. England.
Kabupaten Agam Provinsi Sumatera Barat. Rusila N.Y., M.Khazali dan I.N.N Suryadiputra.
Universitas Riau. Riau. 1999. Panduan Pengenalan Mangrove di
Overbeek, W. 2014. Blue Carbon and Blue Redd Indonesia. Wetlands International. Ditjen.
Transforming Coastal Ecosystem, Into PKA. Bogor
Merchandise. Misereor (Jerman) dan Suryana. 2010. Metode Penelitian Model Praktis
Swedish Society for Nature Conservation Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif.
(SSNC). Bandung : UPI.
Pelc-Mieczkowska, R. 2014. Primary Results of Suryono., Soenardjo, N., Wibowo, E., Ario, R., &
Using Hemispherical Photography for Rozy, E.F. 2018. Estimasi Kandungan
Advanced GPS Mission Planning. The 9th Biomassa dan Karbon di Hutan Mangrove
International Conference “Environmental Perancak Kabupaten Jembaran Provinsi Bali.
Engineering” elected apers niversity of Bul. Oseano. Mar. 7(1):1-8.
Warmia and Mazury in Olsztyn, Department Wacano, D., Achmad, A.R., Eni, Y., Ratna, W.D.
of Land Surveying and Geomatics. & Marfai, M.A. 2013. Adaptasi Masyarakat
Pramudji., & Dharmawan, I.W.E. 2014. Panduan Pesisir Kabupaten Demak dalam Menghadapi
Monitoring Status Ekosistem Mangrove. Perubahan Iklim dan Bencana Wilayah
COREMAP-CTI, Lembaga Ilmu Kepesisiran. Percetakan Kanisius Yogyakarta
Pengetahuan Indonesia. September 2013.
Purwiyanto, A.I.S & Agustriani., F. 2017. Widyastuti, A., Yani, E., Nasution, E.K. &
Estimation of Mangrove Carbon Stock Rochmatino. 2018. Diversity of Mangrove
(Aboveground) in Tanjung Api-Api South Vegetation and Carbon Sink Estimation of
Sumatera. J. Ilmu Teknol. Kel. Trop. Segara Anakan Mangrove Forest Cilacap
9(2):761-770. Central Java Indonesia. J. Biodiver.
Robinson, S. 2013. Sink and Source Awesome 19(1):246-252.
Mangroves. WWF.
130 Estimasi Cadangan Karbon pada Kawasan Mangrove (Wiwid Andriyani Lestariningsih et al.)