“Posyandu”
Kelompok 3 :
1
KATA PENGANTAR
Pertama-tama, Puji syukur kehadirat Illahi Robbi, Tuhan Yang Maha Esa , karena
atas segala bimbingan dan petunjuk-Nya, serta berkat rahmat, nikmat, dan karunia-Nya
sehingga kami diberi kesempatan untuk menyelesaikan laporan tutorial yang berjudul
”Posyandu”. Laporan tutorial yang kami buat ini sebagai salah satu sarana untuk lebih
1. drg. Dessy N.S yang telah memberi kami kesempatan dan bimbingan untuk lebih
2. Teman-teman kelompok tutorial 3 yang telah berperan aktif dalam pembuatan laporan
tutorial ini.
dari segi isi maupun sistematika. Oleh karena itu, kami mohon maaf jika ada kesalahan
karena kami masih dalam proses pembelajaran. Kami juga berharap laporan tutorial yang
telah kami buat ini dapat bermanfaat bagi kami dan teman-teman yang lain.
Kelompok 3
2
DAFTAR ISI
Judul
................................................................................................................................................
Kata Pengantar
................................................................................................................................................
Daftar Isi
................................................................................................................................................
Bab I Pendahuluan
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
Bab II Pembahasan
3
2.1 Definisi Posyandu
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................16
4
BAB I
PENDAHULUAN
Perluasan infeksi odontogenik atau infeksi yang mengenai struktur gigi (pulpa dan
lapisan kortikal vestibular dan periosteum dari tulang rahang. Fenomena ini biasanya
terjadi di sekitar gigi penyebab infeksi, tetapi infeksi primer dapat meluas ke regio yang
lebih jauh, karena adanya perlekatan otot atau jaringan lunak pada tulang rahang. Dalam
hal ini, infeksi odontogenik dapat menyebar ke bagian bukal, fasail, dan subkutaneus
Istilah selulitis merupakan suatu penyebaran oedematus dari inflamasi akut pada
permukaan jaringan lunak dan bersifat difus. Selulitis dapat terjadi pada semua tempat
dimana terdapat jaringan lunak dan jaringan ikat longgar, terutama pada muka dan leher,
karena biasanya pertahanan terhadap infeksi pada daerah tersebut kurang sempurna.
Selulitis mengenai jaringan subkutan bersifat difus, konsistensinya bisa sangat lunak
maupun keras seperti papan, ukurannya besar, spongius dan tanpa disertai adanya pus,
serta didahului adanya infeksi bakteri. Penyebaran infeksi selulitis progressif mengenai
daerah sekitar, bisa melewati median line, kadang-kadang turun mengenai leher (Neville,
Selulitis difus yang paling sering dijumpai adalah Phlegmone / Lahan Gambut .
Lahan Gambut merupakan suatu selulitis difus yang mengenai spasia sublingual,
pharyngeal. Angina Ludwig atau dikenal juga dengan nama Angina Ludovici, pertama
5
kali dijelaskan oleh Wilheim Frederick von Ludwig pada tahun 1836, merupakan salah
satu bentuk abses leher dalam. Abses leher dalam terbentuk di dalam ruang potensial di
antara fasia leher sebagai akibat perjalanan infeksi dari berbagai sumber seperti gigi,
mulut, tenggorok, sinus paranasal, telinga tengah dan leher. Tergantung ruang mana yang
terlibat, gejala dan tanda klinik setempat berupa nyeri dan pembengkakan akan
mendapatkan perawatan rumah sakit, antibiotik intravenous dosis tinggi, biasanya untuk
cairan melalui infus, drainase through and through, serta penanganan saluran nafas, seperti
6
2. Menjelaskan definisi Lahan Gambut
Metode Literatur
Metode Teknologi
Penyusun mengambil sebagian bahan dari internet dengan sumber yang valid.
7
BAB II
PEMBAHASAN
Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama
pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi
Sedangkan manfaat dari Posyandu adalah (Depkes RI, 2006; Vitruah, 2010) :
pelayanan kesehatan dasar, terutama berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB,
8
Sasaran dari Posyandu terdiri dari ibu hamil, ibu menyusui dan ibu nifas, pasangan
usia subur (PUS), bayi berusia kurang dari 1 tahun, dan anak balita usia 1-5 tahun
(Rosita, 2011)
tempat ditentukan oleh masyarakat sendiri dan apabila tidak memungkinkan dapat
Posyandu dilaksanakan oleh kader yang telah dilatih di bidang kesehatan dan KB
dan keanggotaannya berasal dari PKK, tokoh masyarakat, dan pemuda atau pemudi.
Pengelola Posyandu sendiri adalah pengurus yang dibentuk oleh ketua RW yang
berasal dari kader PKK, tokoh masyarakat formal dan informal serta kader kesehatan
yang ada di wilayah tersebut (Aidha, 2010). Berikut adalah struktur organisasi
Disahkan oleh
Pengorganisasian Kepala desa /
Lurah
Kriteria Kader /
Musyawarah desa
pengelola
1. Berusia dewasa
9
2. Dapat membaca dan menulis
adalah :
masyarakat.
Meja 1 : Pendaftaran
Meja 2 : Penimbangan
10
2.6. Program Posyandu
kembang balita, pelayanaan kesehatan ibu dan anak seperti imunisasi untuk mencegah
konseling bila diperlukan. Menurut Kementrian Kesehatan RI tahun 2012 konsep dari
program posyandu adalah GOBI-3F, yaitu growth monitoring, oral rehidration, breast
Konsep ini kemudian dituangkan dalam 5 program pokok posyandu (Gamawan, 2011).
• Suntikan KB
• Konsultasi KB
3. Pelayanan Gizi
• Pemantauan pertumbuhan
Apabila 5 kegiatan utama telah di lakukan dengan baik (cakupannya di atas 50% )
serta didukung oleh sumberdaya yang mendukung, posyandu dapat melalukan program
11
tambahan. Penetapan kegiatan baru Posyandu ini harus mendapat dukungan dari
Sumber dana kegiatan posyandu dapat berasal dari masyarakat, pihak swasta, hasil
usaha dari posyandu itu sendiri, maupun dari pemerintah daerah kabupaten/kota,
dilakukan dgn menggunakan format baku sesuai dgn Sistem Informasi Posyandu (SIP)
a. Format 1 : catatan kelahiran bayi, kematian bayi, ibu hamil, dan kematian ibu
c. Format 3 : register wanita usia subur (WUS) dan pasangan usia subur (PUS) di
Pada dasarnya kader posyandu tdk wajib melaporkan kegiatan kepada puskesmas
ataupun sektor terkait lainnnya. Apabila puskesmas atau sektor terkai lainnya
membutuhkan data tertulis yg terkait dgn kegiatan posyandu, maka puskesmas atau
12
sektor terkait tsb harus mengambilnya langsung ke posyandu. Puskesmas harus
yang menyebabkan tidak optimalnya program. Kendala yang dihadapi sebagian besar
• sebagian besar Posyandu tidak atau belum menjalankan fungsi posyandu sesuai
• peran dan tanggung jawab setiap jenjang administratif secara lintas program
OTDA No. 411.3/1116/SJ tanggal 13 Juni 2001 tentang pedoman umum revitalisasi
kader di Posyandu
13
b. Memperluas sistem Posyandu dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas
e. Menyediakan sistem pilihan jenis dalam pelayanan (paket minimal dan tambahan)
Posyandu yang secara umum dibedakan atas 4 tingkat sebagai berikut (DepKes RI,
2006) :
a. Posyandu Pratama
Posyandu Pratama adalah Posyandu yang belum mantap, yang ditandai oleh
kegiatan bulanan Posyandu belum terlaksana secara rutin serta jumlah kader sangat
terbatas yakni kurang dari 5 orang. Penyebab tidak terlaksananya kegiatan rutin
bulanan Posyandu, di samping karena jumlah kader yang terbatas, dapat pula karena
belum siapnya masyarakat. Intervensi yang dapat dilakukan untuk perbaikan peringkat
b. Posyandu Madya
Posyandu Madya adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih
dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak lima orang atau lebih,
14
tetapi cakupan kelima kegiatan utamanya masih rendah, yaitu kurang dari 50%.
c. Posyandu Purnama
lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak 5 orang atau lebih,
program tambahan, serta telah memperoleh sumber pembiayaan dari dana sehat yang
dikelola oleh masyarakat yang pesertanya masih terbatas yakni kurang dari 50% KK
d. Posyandu Mandiri
Posyandu Mandiri adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih
dari 8 kali pertahun, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak lima orang atau lebih,
program tambahan, serta telah memperoleh sumber pembiayaan dari dana sehat yang
dikelola oleh masyarakat yang pesertanya lebih dari 50% KK yang bertempat tinggal
15
5 Cakupan kumulatif <50% <50% >50% >50%
KIA
6 Cakupan kumulatif <50% <50% >50% >50%
imunisasi
7 Program tambahan - - + +
16
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Lahan gambut merupakan lahan yang memiliki lapisan tanah kaya bahan organic,
karena lapukan tanaman yang belum sempurna dan miskin hara. Lahan gambut memiliki
ciri diantaranya tinggi bahan organik, pH yang rendah, dan berwarna merah-kecokelatan.
Rasa asam pada air gambut disebabkan oleh pH yang rendah yaitu 2-4, hal tersebut
demineralisasi gigi dan akhirnya meningkatkan risiko karies gigi. Selain pH yang rendah,
kandungan mineral baik seperti fluor dan kalsium yang rendah pada air gambut juga
dapat dilakukan untuk mengolah air gambut agar layak dikonsumsi, diantaranya adalah
Saran
Diharapkan mahasiswa dapat menerima dan mempelajari makalah ini, bukan hanya
dipelajari tetapi juga sebagai penuntun dalam mempermudah belajar, dan mahasiswa
17
DAFTAR PUSTAKA
Aidha, 2010. Kinerja petugas posyandu dan kepuasan ibu pengguna posyandu di desa sei
semayang kab deli serdang. Skripsi. USU: Medan
Bintanah S. Gambaran Kegiatan Posyandu dalam Rangka Deteksi dini Gizi Buruk Di
Wilayah Kerja Puskesmas Halmahera Semarang. Jurnal UNIMUS. 2010
Depkes RI. Kurikulum dan modul pelatihan fasilitator dan pemberdayaan kader
posyandu. Jakarta, 2012.
Gamawan FV. 2011. Buku panduan: Kader Posyandu menuju keluarga sadar gizi.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta: EDG. 3-6, 7, 8.
Sari, DG. Hubungan Peran Serta Kader dengan Pelaksanaan POSYANDU Balita. Jurnal
Kebidanan 2012;4(1)
Sembiring N. Posyandu Sebagai Saran Peran Serta Masyarakat Dalam Usaha Peningkatan
Kesehatan Masyarakat. Bagian Kependudukan dan Biostatistik Fakultas Kesehatan
USU. Medan. 2004.
Vitriah 2010. Determinan Kinerja Kader Posyandu Dalam Menuju Revitalisasi Posyandu
Di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009. Skripsi. USU:
Medan
18