Anda di halaman 1dari 17

A.

Konsep Dasar Teori Kehamilan

1. Pengertian kehamilan
Kehamilan adalah suatu keadaan di dalam rahim seorang wanita terdapat hasil konsepsi
(pertemuan ovum dan spermatozoa).Kehamilan merupakan suatu proses yang alamiah dan fisiologis
(Yanti, 2017)
Kehamilan yaitu pertumbuhan dan perkembangan dari intrauterin mulai sejak konsepsi sampai
permulaan persalinan. Setiap bulan wanita melepaskan satu sampai dua sel telur dari induk telur (ovulasi)
yang ditangkap oleh umbai-umbai (fimbrae) dan masuk kedalam sel telur. Saat melakukan hubungan
seksual, cairan sperma masuk ke dalam vagina dan berjuta-juta sel sperma bergerak memasuki rongga
rahim lalu masuk ke dalam sel telur. Pembuahan sel telur oleh sperma biasa terjadi dibagian yang
mengembang dari tuba falopii. Pada sekeliling sel telur banyak berkumpul sperma kemudian pada tempat
yang paling mudah untuk dimasuki, masuklah satu sel sperma dan kemudian bersatu dengan sel telur.
Peristiwa ini disebut fertilisasi. Ovum yang telah dibuahi ini segera membelah diri sambil bergerak oleh
rambut getar tuba menuju ruang rahim kemudian melekat pada mukosa rahim untuk selanjutnya
bersarang diruang rahim, Peristiwa ini disebut nidasi (implantasi). Dari pembuahan sampai nidasi
diperlukan waktu kira-kira 6-7 hari (Restyana, 2012 dalam Sumarmi, 2015).
Proses kehamilan dimulai dengan terjadinya konsepsi. Konsepsi adalah bersatunya sel telur
(ovum) dan sperma. Proses kehamilan atau (gestasi) berlangsung selama 40 minggu atau 280 hari
dihitung dari hari pertama menstruasi terakhir. Usia kehamilan sendiri adalah 38 minggu, karena dihitung
mulai dari tanggal konsepsi (tanggal bersatunya sperma dengan telur) yang terjadi dua minggu
setelahnya. (Kamariyah dkk, 2014).

2. Tanda dan Gejala Kehamilan


a. Tanda persumtif kehamilan
1) Amenore
Gejala ini sangat penting karena umumnya wanita hamil tidak dapat haid lagi. Dengan
diketahuinya tanggal hari pertama haid terakhir supaya dapat ditaksir umur kehamilan dan taksiran
tanggal persalinan akan terjadi, dengan memakai rumus

Neagie: HT – 3 (bulan + 7) (Prawirohardjo, 2008).

2) Mual muntah
Keadaan ini biasa terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan hingga akhir triwulan pertama.
Sering terjadi pada pagi hari disebut “morning sickness” (Prawiroharjo. 2008).

3) Ngidam (menginginkan makanan tertentu)


Sering terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan, akan tetapi menghilang dengan makin tuanya
kehamilan (Prawiroharjo. 2008).

4) Pingsan atau sinkope


Bila berada tempat-tempat ramai yang sesak dan padat. Biasanya hilang sesudah kehamilan 16
minggu (Prawirohardjo, 2008).
5) Payudara tegang
Disebabkan pengaruh estrogen dan progesteron yang merangsang duktus dan alveoli payudara
(Kuswanti, 2014).
6) Anoreksia Nervousa
Pada bulan-bulan pertama terjadi anoreksia (tidak nafsu makan), tetapi setelah itu nafsu makan
muncul kembali (Marjadi dkk, 2010).
7) Sering kencing (miksi)
Keadaan ini terjadi karena kandung kencing pada bulan-bulan pertama kehamilan tertekan oleh
uterus yang mulai membesar. Pada triwulan kedua, umumnya keluhan ini hilang oleh karena uterus yang
membesar keluar dari rongga panggul. Pada akhir triwulan, gejala ini bisa timbul kembali karena janin
mulai masuk ke rongga panggul dan menekan kembali kandung kencing. (Nugroho dkk, 2014).
8) Konstipasi/Obstipasi
Ini terjadi karena tonus otot usus menurun yang disebabkan oleh pengaruh hormon steroid yang
dapat menyebabkan kesulitan buang air besar (Prawirohardjo, 2008).

b. Tanda kemungkinan hamil


1) Perut membesar
Terjadi pembesaran abdomen secara progresif dari kehamilan 7 bulan sampai 28 minggu. Pada
minggu 16-22, pertumbuhan terjadi secara cepat di mana uterus keluar panggul dan mengisi
rongga abdomen.
2) Uterus membesar
Terjadi perubahan dalam bentuk, besar dan konsistensi dalam rahim.
3) Tanda Hegar
Konsistensi rahim yang menjadi lunak, terutama daerah isthmus uteri sedemikian lunaknya,
hingga kalau kita letakkan 2 jari dalam forniks posterior dan tangan satunya pada dinding perut
atas symphysis maka isthmus ini tidak teraba seolah-olah corpus uteri sama sekali terpisah dari
serviks.
4) Tanda Chadwick
Vagina dan vulva tampak lebih merah, agak kebiru- biruan (livide) yang disebabkan oleh adanya
hipervaskularisasi. Warna porsio juga akan tampak livide. Hal ini disebabkan oleh adanya
pengaruh hormone estrogen.
5) Tanda Piscaseck
Uterus membesar ke salah satu jurusan hingga menonjol jelas ke jurusan pembesaran uterus.
6) Kontraksi-kontraksi kecil uterus bila dirangsang (Braxton hicks)
Bila uterus dirangsang mudah berkontraksi. Saat palpasi atau pemeriksaan dalam, uterus yang
awalnya lunak akan menjadi keras karena berkontraksi.
7) Teraba ballotement

Pada kehamilan 16-20 minggu, dengan pemeriksaan bimanual dapat terasa adanya benda yang
melenting dalam uterus (tubuh janin). (Kuswanti, 2014)

c. Tanda pasti kehamilan


1) Gerakan janin dalam Rahim
2) Terlihat/teraba gerakan janin dan teraba bagian- bagian janin.
3) Denyut jantung janin. Didengar dengan stetoskop Laenec, alat kardiotokografi, alat dopler.
Dilihat dengan ultrasonografi. Pemeriksaan dengan alat canggih, yaitu rontgen untuk melihat
kerangka janin, ultrasonografi.
(Manuaba, 2012).

3. Klasifikasi Kehamilan
Kehamilan dibagi menjadi dua yaitu kehamilan menurut lamanya dan kehamilan dari tuanya.
Kehamilan ditinjau dari lamanya, kehamilan dibagi menjadi 3 yaitu:
a. Kehamilan premature, yaitu kehamilan antara 28-36 minggu.
b. Kehamilan mature, yaitu kehamilan antara 37-42 minggu.
c. Kehamilan postmature, yaitu kehamilan lebih dari 43 minggu.

Sedangkan kehamilan ditinjau dari tuanya kehamilan dibagi menjadi 3 pula yaitu:
a. Kehamilan triwulan pertama (antara 0 sampai 12 minggu), di mana dalam triwulan
pertama alat-alat mulai terbentuk.
b. Kehamilan triwulan kedua (antara 12 sampai 28 minggu), di mana dalam triwulan kedua
alat-alat telah terbentuk tetapi belum sempurna dan viabilitas janin masih disangsikan.
c. Kehamilan triwulan terakhir (antara 28 sampai 40 minggu), di mana janin yang
dilahirkan dalam trimester ketiga telah viable (dapat hidup) (Kuswanti, 2014).

4. Perubahan Anatomi dan Fisiologi Kehamilan


a. Uterus
1) Ukuran
Pada kehamilan cukup bulan, ukuran uterus adalah 30 x 25 x 20 cm dengan kapasitas
lebih dari 4000 cc. hal ini memungkinkan bagi adekuatnya akomodasi pertumbuhan janin.
Pada saat ini rahim membesar akibat hioertropi dan hiperplasi otot rahim, serabut- serabut
kolagennya menjadi higroskopik dan endometrium menjadi desidua. Jika penambahan ukura
TFU per tiga jari, dapat dicermati dalam table berikut ini.
(Sulistyawati, 2011).

Tabel 2.1
Penambahan Ukuran TFU per tiga jari
Usia Kehamilan Tinggi Fundus Uteri (TFU)
(minggu)
12 3 jari di atas simfisis
16 Pertengahan pusat-simfisis
20 3 jari di bawah pusat
24 Setinggi pusat
28 3 jari di atas pusat
32 Pertengahan pusat-prosesus
xipoideus (px)
36 3 jari di bawah prosesus xipoideus
(px)
40 Pertengahan pusat-prosesus
xipoideus (px)
Sumber : (Sulistyawati, 2010)

Gambar 2.2
Pemeriksaan Fundus Uteri untuk Menentukan Umur
Kehamilan
Sumber : Wiknjosastro, 2009

2) Berat
Berat uterus naik secara luar biasa, dari 30 gram menjadi 1000 gram pada akhir bulan
(Sulistyawati, 2011).
3) Posisi rahim dalam kehamilan

a) Pada permulaan kehamilan, dalam posisi antefleksi atau retrofleksi


b) Pada 4 bulan kehamilan, Rahim tetap berada dalam rongga pelvis
c) Setelah itu, mulai memasuki rongga perut yang dalam pembesarannya
dapat mencapai batas hati
d) Pada ibu hamil, Rahim biasanya mobile, lebih mengisi rongga abdomen
kanan atau kiri (Sulistyawati, 2011).
b. Ovarium
Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan pematangan folikel baru juga ditunda.
Hanya satu korpus luteum yang dapat ditemuka di ovarium. Folikel ini akan berfungsi
maksimal selama 6-7 minggu awal kehamilan dan setelah itu akan berperan sebagai penghasil
progesteron dalam jumlah yang relative minimal.
Relaksin, suatu hormon protein yang mempunyai struktur mirip dengan insulin dan
insulin like growth.

c. Vagina dan Perineum


Selama kehamilan peningkatan vaskularisasi dan hiperemia terlihat jelas pada kulit dan
otot-otot di perineum dan vulva, sehingga vagina akan terlihat berwarna keunguan yang
dikenal dengan tanda chadwick. Perubahan ini meliputi penipisan mukosa dan hilangnya
sejumlah jaringan ikat dan hipertropi dari sel-sel otot polos. Dinding vagina mengalami
banyak perubahan yang merupakan persiapan untuk mengalami peregangan pada waktu
persalinan dengan meningkatnya ketebalan mukosa dan hilangnya sejumlah jaringan ikat dan
hipertrofi sel otot polos. Perubahan ini mengakibatkan bertambah panjangnyadindingvagina.
Papilla mukosa juga mengalami hipertrofi dengan gambaran seperti paku sepatu.
Peningkatan volume sekresi vagina juga terjadi, dimana sekresi akan berwarna keputihan,
menebal dan pH antara 3,5-6 yang merupakan hasil dari peningkatan produksi asam laktat
glikogen yang dihasilkan oleh epitel vagina sebagai aksi dari lactobacillus acidophilus
(Prawirohardjo, 2008).
d. Kulit
Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna menjadi kemerahan, kusan dan
kadang-kadang juga akan mengenai daerah payudara dan paha. Perubahan ini dikenal dengan
nama striae gravidarum. Pada multipara selain striae kemerahan itu seringkali ditemukan
garis berwarna perak berkilau yang merupakan sikatrik dan striae sebelumnya.
Pada banyak perempuan kulit garis pertengahan perutnya (linea alba) akan berubah
menjadi hitam kecoklatan yang disebut dengan linea nigra. Kadang- kadang akan muncul
dengan ukuran yang bervariasi pada wajah dan leher yang disebut dengan chloasma atau
melisma gravidarum selain itu, pada areola dan daerah genital juga akan terlihat pigmentasi
yang berlebihan. Pigmentasi yang berlebihan itu biasanya akan hilang atau sangat jauh
berkurang setelah persalinan.
Perubahan ini dihasilkan dari cadangan melanin pada daerah epidermal dan dermal yang
penyebab pastinya belum diketahui. Adanya peningkatan kadar serum melanocyte
stimulating hormone pada akhir bulan kedua masih sangat diragukan sebagai penyebabnya.
Estrogen dan progesteron diketahui mempunyai peran dalam melanogenesis dan diduga bisa
menjadi faktor pendorongnya
(Prawirohardjo, 2008).

e. Payudara/Mamae
Mamae akan membesar dan tegang akibat hormone somatomamotropin, estrogen, dan
progesterone, akan tetapi belum mengeluarkan ASI. Estrogen menimbulkan hipertropi system
saluran, sedangkan progesterone menambah sel-sel asinus pada mammae.
Somatomamotropin mempengaruhi pertumbuhan sel-sel asinus pula dan menimbulkan
perubahan dalam sel- sel sehingga terjadi pembuatan kasein, laktalbumun dan laktoglobulin.
Dengan demikian mammae dipersiapkan untuk laktasi. Disamping itu dibawah pengaruh
progesterone dan somatomamotropin terbentuk lemak sekitar alveolua-alveolus, sehingga
mammae menjadi lebih besar. Papilla mammae akan membesar, lebih tegang dan tambah
lebih hitam, seperti seluruh areola mammae karena hiperpigmentasi. Hipertropi kelenjar
sebasea (lemak) yang muncul di areola primer dan disebut tuberkelmontgomery. Glandula
montgomeri tampak lebih jelas menonjol dipermukaan areola mammae.
Rasa penuh, peningkatan sensitivitas, rasa geli, dan rasa berat di payudara mulai timbul
sejak minggu keenam gestasi. Perubahan payudara ini adalah tanda mungkin hamil.
Sensitivitas payudara bervariasi dari rasa geli ringan sampai nyeri tajam.
Peningkatan ini suplai darah membuat pembuluh darah dibawah kulit berdilatasi.
Pembuluh darah yang sebelumnya tidak terlihat, sekarang terlihat, seringkali tampak sebagai
jaringan biru dibawah permukaan kulit. Kongesti vena di payudara lebih jelas terlihat pada
primigravida. Striae dapat terlihat dibagian luar payudara.
f. Sirkulasi darah ibu
Peredarah darah ibu dipengaruhi beberapa faktor, antara lain:
1) Meningkatnya kebutuhan sirkulasi darah sehingga dapat memenuhi kebutuhan
perkembangan dan pertumbuhan janin dalam Rahim.
2) Terjadi hubungan langsung antara arteri dan vena pada sirkulasi retroplasenter
3) Pengaruh hormone esterogen dan progesterone makin meningkat
Akibat dari faktor tersebut dijumpai beberapa perubahan peredaran darah:
a) Volume darah
Volume darah semakin meningkat dan jumlah serum darah lebih besar dari pertumbuhan
sel darah, sehingga terjadi pengenceran darah (hemodelusi), dengan puncaknya pada usia
kehamilan 32 minggu. Serum darah (volume darah) bertambah sebesar 25- 30% sedangkan
sel darah bertambah sekitar 20%. Curah jantung akan bertambah sekitar 30%. Bertambahnya
hemodelusi darah mulai tampak sekitar usia kehamilan 16 minggu, sehingga penderita
penyakit jantung harus berhati-hati untuk hamil beberapa kali. Kehamilan selalu
memberatkan kerja jantung sehingga wanita hamil dengan sakit jantung dapat jatuh dalam
dekompensasi kordis. Pada postpartum, terjadi hemokonsentrasi dengan puncak hari ke-3
sampai ke-5.
(Manuaba, 2010).

b) Sel darah
Sel darah merah makin meningkat jumlahnya untuk dapat mengimbangi pertumbuhan
janin dalam rahim, tetapi pertambahan sel darah tidak seimbang dengan peningkatan volume
darah sehingga terjadi hemodelusi yang disertai anemia fisiologis. Jumlah sel darah putih
meningkat hingga mencapai 10.000/ml. dengan hemodelusi dan anemia fisiologis maka laju
endap darah semakin tinggi dan dapat mencapai 4 kali dari angka normal (Manuaba, 2010).
c) Sistem respirasi
Pada kehamilan, terjadi juga system respirasi untuk memenuhi kebutuhan O2. Disamping
itu, terjadi desakan diafragma karena dorongan Rahim yang membesar pada usia kehamilan
32 minggu. Sebagai kompensasi terjadinya desakan rahim dan kebutuhan O2 yang
meningkat, ibu hamil akan bernafas lebih dalam sekitar 20-25% dari pada biasnya (Manuaba,
2010).

B. Konsep Dasar Kehamilan Trimester III


1. Pengertian Kehamilan Trimester III
Trimester ketiga berlangsung selama 13 minggu, mulai dari minggu ke – 28 sampai
minggu ke- 40. Pada trimester ketiga, organ tubuh janin sudah terbentuk. Hingga pada
minggu ke – 40 pertumbuhan dan perkembangan utuh telah dicapai (Manuaba, 2010:79).
Kehamilan trimester III merupakan kehamilan dengan usia 28-40 minggu dimana
merupakan waktu mempersiapkan kelahiran dan kedudukan sebagai orang tua , seperti
terpusatnya perhatian pada kehadiran bayi, sehingga disebut juga sebagai periode penantian
(Vivian, 2011:118).

2. Perubahan Fisiologis Trimester III


Menurut Vivian (2011:124) Perubahan fisiologi pada masa kehamilan Trimester III
adalah :
a. Minggu ke-28/bulan ke-7
Fundus berada dipertengahan antara pusat dan xymphodeus (bagian bawah tulang dada).
Hemoroid mungkin terjadi. Pernapasan dada menggantikan pernapasan perut. Garis bentuk
janin dapat dipalpasi. Rasa panas perut mungkin terasa.

b. Minggu ke-32/ bulan ke-8


Fundus mencapai prosesus xymphodeus (bagian bawah tulang dada)., payudara penuh,
dan nyeri tekan. Sering BAK mungkin kembali terjadi. Selain itu, mungkin juga terjadi
dispnea.

c. Minggu ke-38/ bulan ke-9


Penurunan bayi ke dalam pelvis/panggul ibu (lightening). Plasenta setebal hampir 4 kali
waktu usia kehamilan 18 minggu dan beratnya 0,5- 0,6 kg. Sakit punggung dan sering BAK
meningkat. Braxton Hicks meningkat karena serviks dan segmen bawah rahim disiapkan
untuk persalinan.

3. Perubahan Psikologis Trimester III


Menurut Sulistyawati (2013:77) Perubahan psikologis pada masa kehamilan Trimester III yaitu:
a. Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh, dan tidak menarik.
b. Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu
c. Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat melahirkan, khawatir akan
keselamatannya.
d. Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal, bermimpi yang
mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya.
e. Merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya.
f. Merasa kehilangan perhatian
g. Perasaan mudah terluka (sensitif) & Libido menurun

4. Ketidaknyamanan Trimester III


Menurut Romauli (2011:149) Ketidaknyamanan ibu hamil pada Trimester III, adalah
sebagai berikut :
a. Peningkatan Frekuensi berkemih
Frekuensi kemih meningkat pada trimester ketiga sering dialami wanita
primigravida setelah lightening terjadi efek lightaning yaitu bagian presentasi akan
menurun masuk kedalam panggul dan menimbulkan tekanan langsung pada kandung
kemih.
Peningkatan frekuensi berkemih disebabkan oleh tekanan uterus karena turunnya
bagian bawah janin sehingga kandung kemih tertekan, kapasitas kandung kemih
berkurang dan mengakibatkan frekuensi berkemih meningkat (Manuaba, 2010).
Sering buang air kecil merupakan suatu perubahan fisiologis dimana terjadi peningkatam
sensitivitas kandung kemih dan pada tahap selanjutnya merupakan akibat kompresi pada
kandung kemih. Pada trimester III kandung kemih tertarik keatas dan keluar dari panggul
sejati ke arah abdomen. Uretra memanjang sampai 7,5 cm karena kandung kemih
bergeser kearah atas. Kongesti panggul pada masa hamil ditunjukan oleh hiperemia
kandung kemih dan uretra. Peningkatan vaskularisasi ini membuat mukosa kandung
kemih menjadi mudah luka dan berdarah. Tonus kandung kemih dapat menurun. Hal ini
memungkinkan distensi kandung kemih sampai sekitar 1500 ml. Pada saat yang sama
pembesaran uterus menekan kandung kemih, menimbulkan rasa ingin berkemih
meskipun kandung kemih hanya berisi sedikit urine.
Tanda-tanda bahaya yang dapat terjadi akibat terlalu sering buang air kecil yaitu
dysuri, Oliguria dan Asymtomatic bacteriuria (infeksi saluran kemih). Untuk
mengantisipasi terjadinya tanda – tanda bahaya tersebut yaitu dengan minum air putih
yang cukup (± 8-12 gelas/hari) dan menjaga kebersihan disekitar alat kelamin. Ibu hamil
perlu mempelajari cara membersihkan alat kelamin yaitu dengan gerakan dari depan
kebelakang setiap kali selesai berkemih dan harus menggunakan tissue atau handuk yang
bersih serta selalu mengganti celana dalam apabila terasa basah.
Penatalaksanaan yang dapat diberikan pada ibu hamil trimester III dengan
keluhan sering kencing yaitu KIE tentang penyebab sering kencing, kosongkan kadung
kemih ketika ada dorongan, perbanyak minum pada siang hari dan kurangi minum di
malam haru jika mengganggu tidur, hindari minum kopi atau teh sebagai diuresis,
berbaring miring kiri saat tidur untuk meningkatkan diuresis dan tidak perlu
menggunakan obat farmakologis (Hani, 2011 : 59) .

b. Sakit punggung Atas dan Bawah


Karena tekanan terhadap akar syaraf dan perubahan sikap badan pada kehamilan
lanjut karena titik berat badan berpindah kedepan disebabkan perut yang membesar. Ini
diimbangi dengan lordosis yang berlebihan dan sikap ini dapat menimbulkan spasmus.

c. Hiperventilasi dan sesak nafas


Peningkatan aktivitas metabolis selama kehamilan akan meningkatkan
karbondioksida. Hiperventilasi akan menurunkan karbon dioksida. Sesak nafas terjadi
pada trimester III karena pembesaran uterus yang menekan diafragma. Selain itu
diafragma mengalami elevasi kurang lebih 4 cm selama kehamilan.

d. Edema Dependen
Terjadi karena gangguan sirkulasi vena dan peningkatan tekanan vena pada
ekstrimitas bawah karena tekanan uterus membesar pada vena panggul pada saat duduk/
berdiri dan pada vena cava inferior saat tidur terlentang. Edema pada kaki yang
menggantung terlihat pada pergelangan kaki dan harus dibedakan dengan edema karena
preeklamsi.

e. Nyeri ulu hati


Ketidaknyamanan ini mulai timbul menjelang akhir trimester II dan bertahan
hingga trimester III.
Penyebab :
a) Relaksasi sfingter jantung pada lambung akibat pengaruh yang ditimbulkan
peningkatan jumlah progesteron.
b) Penurunan motilitas gastrointestinal yang terjadi akibat relaksasi otot halus
yang kemungkinan disebabkan peningkatan jumlah progesteron dan tekanan
uterus.
c) Tidak ada ruang fungsional untuk lambung akibat perubahan tempat dan
penekanan oleh uterus yang membesar.

f. Kram tungkai
Terjadi karena asupan kalsium tidak adekuat, atau ketidakseimbangan rasio dan
fosfor. Selain itu uterus yang membesar memberi tekanan pembuluh darah panggul
sehingga mengganggu sirkulasi atau pada saraf yang melewati foramen doturator dalam
perjalanan menuju ekstrimitas bawah.

g. Konstipasi
Pada kehamilan trimester III kadar progesteron tinggi. Rahim yang semakin
membesar akan menekan rectum dan usus bagian bawah sehingga terjadi konstipasi.
Konstipasi semakin berat karena gerakan otot dalam usus diperlambat oleh tingginya
kadar progesterone (Romauli, 2011).
Konstipasi ibu hamil terjadi akibat peningkatan produksi progesteron yang
menyebabkan tonus otot polos menurun, termasuk pada sistem pencernaan, sehingga
sistem pencernaan menjadi lambat. Motilitas otot yang polos menurun dapat
menyebabkan absorpsi air di usus besar meningkat sehingga feses menjadi keras
(Pantiawati, 2010).
Konstipasi bila berlangsung lama lebih dari 2 minggu dapat menyebabkan
sumbatan/impaksi dari massa feses yang keras (skibala). Skibala akan menyumbat lubang
bawah anus dan menybabkan perubahan besar sudut anorektal. Kemampuan sensor
menumpul, tidak dapat membedakan antara flatus, cairan atau feses. Akibatnya feses
yang cair akan merembes keluar . skibala juga mengiritasi mukosa rectum, kemudian
terjadi produksi cairan dan mukus yang keluar melalui sela- sela dari feses yang impaksi
(Romauli, 2011).
Perencanaan yang dapat diberikan pada ibu hamil dengan keluhan konstipasi
adalah tingkatkan intake cairan minimum 8 gelas air putih setiap hari dan serat dalam diet
misalnya buah, sayuran dan minum air hangat, istirahat yang cukup, melakukan olahraga
ringan ataupun senam hamil, buang air besar secara teratus dan segera setelah ada
dorongan (Hani, 2011 : 55).

h. Kesemutan dan baal pada jari


Perubahan pusat gravitasi menyebabkan wanita mengambil postur dengan posisi
bahu terlalu jauh kebelakang sehingga menyebabkan penekanan pada saraf median dan
aliran lengan yang akan menyebabkan kesemutan dan baal pada jari-jari.

i. Insomnia
Disebabkan karena adanya ketidaknyamanan akibat uterus yang membesar,
pergerakan janin dan karena adanya kekhawatiran dan kecemasan.

C. KEBUTUHAN DASAR IBU HAMIL TRIMESTER III

Menurut Romauli (2011:134-160) Semakin tuanya usia kehamilan, kebutuhan fisik maupun
psikologis ibu juga mulai beragam dan harus terpenuhi. Kebutuhan fisik maupun psikologis ibu hamil
dijabarkan sebagai berikut:
a. Kebutuhan Fisik Ibu Hamil
kebutuhan fisik pada ibu hamil perlu dipenuhi supaya ibu dapat menjadi sehat
sampai proses persalinan. kebutuhan fisik pada ibu hamil antara lain kebutuhan oksigen
ASI, personal hygiene, nutrisi, eliminasi, seksual, mobilisasi atau body mekanik, istirahat
atau tidur. kebutuhan fisik pada ibu hamil akan berpengaruh terhadap kesehatan baik
untuk ibu atau janin selama masa kehamilan. apabila kebutuhan dasar ibu hamil tidak
terpenuhi dengan baik maka dapat berdampak pada kesehatan ibu dan bayi selama
kehamilan dan bisa berdampak secara langsung terhadap proses persalinan. (Ersila &
Zuhana, 2019)
1) kebutuhan oksigen
pada saat kehamilan, kebutuhan oksigen meningkat sehingga produksi eritropoitin
di ginjal juga meningkat akibatnya sel darah merah atau eritrosit meningkat sebanyak 20
sampai 30%. (Erwin et al., 2018)

2) Nutrisi
Gizi pada waktu hamil harus ditingkatkan hingga 300 kalori perhari seperti 1 butir telur,
satu gelas ukuran sedang susu, dan 5 – 6 buah kacang almond per hari, ibu hamil
seharusnya mengkonsumsi makanan yang mengandung protein, zat besi, dan minum
cukup cairan (menu seimbang).
(a) Kalori
Sumber kalori utama adalah hidrat arang dan lemak. Bahan makanan yang
banyak banyak mengandung hidrat arang adalah golongan padi-padian (misalnya
beras dan jagung), golongan umbi- umbian (misalnya ubi dan singkong), dan
sagu. Misalnya nasi 300 gram atau 4 gelas ukuran sedang
(b) Protein
Protein adalah zat utama untuk membangun jaringan bagian tubuh.
Kekurangan protein dalam makanan ibu hamil mengakibatkan bayi akan lahir
lebih kecil dari normal. Sumber zat protein yang berkualitas tinggi adalah susu.
Sumber lain meliputi sumber protein hewani (misalnya daging, ikan, unggas,
telur dan kacang) dan sumber protein nabati (misalnya kacang-kacangan seperti
kedelai, kacang tanah, kacang tolo, dan tahu tempe).
(c) Mineral
Semua mineral dapat terpenuhi dengan makan-makanan sehari-hari yaitu
buah-buahan, sayur-sayuran dan susu. Hanya zat besi yang tidak bisa terpenuhi
dengan makanan sehari-hari. Untuk memenuhi kebutuhan ini dibutuhkan
suplemen besi 30 mg sebagai ferosus, forofumarat atau feroglukonat perhari dan
pada kehamilan kembar atau pada wanita yang sedikit anemia dibutuhkan 60-100
mg/hari. Kebutuhan kalsium umumnya terpenuhi dengan minum susu. Satu liter
susu sapi mengandung kira-kira 0,9 gram kalsium.

(d) Vitamin
Vitamin sebenarnya telah terpenuhi dengan makanan sayur dan buah-buahan,
tetapi dapat pula diberikan ekstra vitamin. Pemberian asam folat terbukti
mencegah kecacatan pada bayi.
3) Kebutuhan Personal Higiene
Kebersihan harus dijaga pada masa hamil. Mandi dianjurkan sedikitnya dua kali
sehari karena ibu hamil cenderung untuk mengeluarkan banyak keringat, menjaga
kebersihan diri terutama lipatan kulit (ketiak, bawah buah dada, daerah genetalia).
Kebersihan gigi dan mulut, perlu mendapat perhatian karena seringkali mudah terjadi gigi
berlubang, terutama pada ibu kekurangan kalsium.

4) Kebutuhan Eliminasi
Keluhan yang sering muncul pada ibu hamil berkaitan dengan eliminasi adalah
konstipasi dan sering buang air kecil. Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan adalah
dengan mengkonsumsi makanan tinggi serat dan banyak minum air putih, terutama ketika
lambung dalam keadaan kosong. Meminum air putih hangat ketika dalam keadaan
kosong dapat merangsang gerak peristaltik usus. Jika ibu sudah mengalami dorongan,
maka segeralah untuk buang air besar agar tidak terjadi konstipasi. Sering buang air kecil
merupakan keluhan utama yang dirasakan oleh ibu hamil, terutama trimester I dan III, hal
tersebut adalah kondisi yang fisiologis.

5) Kebutuhan Seksual
Selama kehamilan berjalan normal, koitus diperbolehkan sampai akhir kehamilan,
meskipun beberapa ahli berpendapat sebaiknya tidak lagi berhubungan seks selama 14 hri
menjelang kelahiran. Koitus tidak diperkenankan bila terdapat perdararahan
pervaginan,riwayat abortus berulang, abortus/ partus prematurus imminens, ketuban
pecah sebelumnya waktunya.

6) Kebutuhan Mobilisasi
Ibu hamil boleh melakukan kegiatan atau aktivitas fisik biasa selama tidak terlalu
melelahkan. Ibu hamil dapat dianjurkan untuk melakukan pekerjaan rumah dengan dan
secara berirama dengan menghindari gerakan menyentak, sehinggga mengurangi
ketegangan padatubuh dan menghindari kelelahan.

7) Istirahat
Wanita hamil dianjurkan untuk merencanakan istirahat yang teratur karena dapat
meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani untuk kepentingan perkembanagan dan
pertumbuhan janin. Tidur pada malam hari selma kurang lebih 8 jam dan istirahat dalam
keadaan rilaks pada siang hari selama 1 jam.

8) Persiapan persalinan
(a) Membuat rencana persalinan
(b) Membuat rencana untuk pengambilan keputusan jika terjadi
kegawatdaruratan pada saat pengambilan keputusan utama tidak ada
(c) Mempersiapkan sistem transportasi jika terjadi kegawatdaruratan
(d) Membuat rencana atau pola menabung
(e) Mempersiapkan peralatan yang diperlukan untuk persalinan

9) Memantau kesejahteraan janin


Pemantauan gerakan janin minimal dilakukan selama 12 jam, dan pergerakan
janin selama 12 jam adalah minimal 10 kali gerakan janin yang dirasakan oleh ibu hamil.

b. Kebutuhan Psikologis Ibu Hamil


1) Support Keluarga
Tugas keluarga yang saling melengkapi dan dapat menghindari konflik adalah
dengan cara pasangan merencanakan untuk kedatangan anaknya, mencari informasi
bagaimana menjadi ibu dan ayah, suami mempersiapkan peran sebagai kepala rumah
tangga. Disini motivasi suami dan keluarga untuk membantu meringankan
ketidaknyamanan dan terhindar dari stress psikologi.

2) Support dari Tenaga Kesehatan


Peran bidan dalam perubahan dan adaptasi psikolgis adalah dengan memberi support
atau dukungan moral bagi klien, meyakinkan klien dapat menghadapi kehamilannya dan
perubahan yang dirasakannya adalah sesuatu yang normal.

3) Rasa aman dan nyaman selama kehamilan


Kebutuhan pertama ialah ia merasa dicintai dan dihargai, kebutuhan kedua ialah ia
merasa yakin akan penerimaan pasangannya terhadap sang anak
4) Persiapan menjadi orang tua
Salah satu persiapan orang tua dapat dilaksanakan dengan kelas pendidikan
kelahiran/ kelas antenatal.

5) Sibling
Dilakukan kepada ibu yang sudah memiliki anak untuk menghindari penolakan dari
anak sebelumnya. Biasanya terjadi pada anak usia 2-3 tahun. Pencegah terjadinya sibling
ada beberapa langkah yang dapat dilakukan, di antaranya sebagai berikut:
a) Jelaskan pada anak tentang posisinya (meskipun ada adiknya, ia tetap disayangi
oleh ayah ibu)
b) Libatkan anak dalam mempersiapkan kelahiran adiknya
c) Ajak anak untuk berkomunikasi denagn bayi sejak masih dalam kandungannya
d) Ajak anak untuk melihat benda-benda yang berhubungan dengan kelahiran bayi.

D. TANDA BAHAYA KEHAMILAN TRIMESTER III


Menurut Romauli (2011:202) tanda bahaya yang dapat terjadi pada ibu hamil trimester
III, yaitu:
a. Perdarahan pervaginam
Perdarahan pada kehamilan setelah 22 minggu sampai sebelum bayi dilahirkan
disebut sebagai perdarahan pada kehamilan lanjut atau perdarahan antepartum.

b. Solusio Plasenta
Solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta yang letaknya normal pada korpus uteri
sebelum janin lahir. Biasanya terjadi pada trimester ketiga, walaupun dapat pula terjadi
setiap saat dalam kehamilan. Bila plasenta yang terlepas seluruhnya disebut solusio
plasenta totalis. Bila hanya sebagian disebut solusio plasenta parsialis atau bisa juga
hanya sebagian kecil pinggir plasenta yang lepas disebut rupture sinus marginalis.

c. Plasenta Previa
Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen bawah
rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruhnya pembukaanjalan lahir. Pada keadaan
normal plasenta terletak pada bagian atas uterus.

d. Keluar cairan pervaginam


Pengeluaran cairan pervaginam pada kehamilan lanjut merupakan kemungkinan
mulainya persalinan lebih awal. Bila pengeluaran berupa mucus bercampur darah dan
mungkin disertai mules, kemungkinan persalinan akan dimulai lebih awal. Bila
pengeluaran berupa cairan, perlu diwaspadai terjadinya ketuban pecah dini (KPD).
Menegakkan diagnosis KPD perlu diperiksa apakah cairan yang keluar tersebut adalah
cairan ketuban. Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan speculum untuk melihat
darimana asal cairan, kemudian pemeriksaan reaksi Ph basa.

e. Gerakan janin tidak terasa


Apabila ibu hamil tidak merasakan gerakan janin sesudah usia kehamilan 22 minggu
atau selama persalinan, maka waspada terhadap kemungkinan gawat janin atau bahkan
kematian janin dalam uterus.Gerakan janin berkurang atau bahkan hilang dapat terjadi
pada solusio plasenta dan ruptur uteri.

f. Nyeri perut yang hebat


Nyeri perut kemungkinan tanda persalinan preterm, ruptur uteri, solusio plasenta.
Nyeri perut hebat dapat terjadi pada ruptur uteri disertai shock, perdarahan intra abdomen
dan atau pervaginam, kontur uterus yang abnormal, serta gawat janin atau DJJ tidak ada.

E. ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN TRIMESTER III

1. Pengertian
Asuhan kebidanan pada kehamilan adalah pelayanan yang diberikan kepada ibu hamil
selama periode antepartum dengan memperhatikan standar asuhan pada kehamilan.
Dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil, yang perlu dipahami adalah
konsep antenatal care. Antenatal Care adalah pengawasan sebelum persalinan terutama
ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim (Manuaba, 2010:110).

2. Tujuan
Menurut Manuaba (2010:110) tujuan ANC diantaranya:
1) Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit yang terdapat saat kehamilan, saat
persalinan, dan kala nifas.
2) Mengenal dan menangani penyakit yang menyertaI kehamilan,
persalinan, dan kala nifas.
3) Memberikan nasihat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, kala
nifas, laktasi, dan aspek keluarga berencana.
4) Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal

3. Kebijakan Pemerintah
Menurut Depkes RI (2010) Dalam memberikan asuhan kehamilan standar minimal yang
harus dilaksanakan adalah 14T yaitu:
1) Timbang berat badan.
2) Ukur Tekanan darah
3) Ukur Tinggi fundus uteri
4) Pemberian tablet Fe
5) Pemberian imunisasi TT
Tabel 2.1 Pemberian Imunisasi TT
Antigen Interval (selang waktu Lama % Perlindungan

minimal) Perlindungan

TT1 Pada kunjungan - -

antenatal pertama

TT2 4 minggu setelah TT1 3 tahun 80

TT3 6 bulan setelah TT2 5 tahun 95

TT4 1 tahun setelah TT3 10 tahun 99

TT5 1 tahun setelah TT4 25 tahun/seumur 99

hidup

Sumber: Ummi Hani, dkk. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Fisiologis,

6) Pemeriksaan Hb
7) Pemeriksaan triple eliminasi (pemeriksaan HIV,shipilis,hepatitis)
8) Perawatan payudara,senam payudara dan pijat tekan payudara
9) Pemeliharaan tingkat kebugaran atau senam ibu hamil
10) Temu wicara atau konseling termasuk perencanaan persalinan
11) Pemeriksaan protein urine
12) Pemeriksaan reduksi urine
13) Pemberian terapi kapsul yodium untuk daerah endemis gondok
14) Pemberian terapi anti malaria untuk daerah endemis malaria.

4. Standar Minimal Kunjungan


Sesuai dengan PERMENKES RI No. 21 tahun 2021 pasal 13 tentang standar kuantitas
adalah kunjungan 6 kali selama periode kehamilan (k4) dengan ketentuan
1. Satu kali pada trimester pertama (dokter , usg)
2. Dua kali pada trimester kedua
3. Tiga kali pada trimester ketiga (dokter, usg)
Standar kualitas yaitu pelayanan antenatal yang memenuhi 10 T, meliputi :
1. Pengukuran berat badan
2. Pengukuran tekanan darah
3. Pengukuran LILA
4. Pengukuran tinggi puncak Rahim
5. Penuntun presentasi janin dan denyut jantung janin
6. Pemberian imunisasi sesuai dengan status imuninsasi
7. Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet
8. Tes laboratorium
9. Tata laksana atau penanganan kasus
10. Temucara (konseling) dan penilaian kesehatan jiwa

5. Skor Poedji Rochjati


Penapisan Ibu Hamil Trimester III menurut Poedji Rochjati (Buku KIA,2015) dibagi
dalam 3 kelompok yaitu:
a. Kehamilan Resiko Rendah (KRR) skor 2 hijau
Kehamilan normal tanpa masalah/faktor resiko. Kemungkinan besar: persalinan
normal, tetap waspada komplikasi persalinan Ibu dan Bayi baru lahir Hidup Sehat.

b. Kehamilan Resiko Tinggi (KRT) skor 6 – 10 kuning


Kehamilan dengan faktor resiko, baik dari ibu dan atau janin dapar menyebabkan
komplikasi persalinan. Dampak kematian / kesakitan / kecacatan pada ibu dan atau bayi
baru lahir.

c. Kehamilan Resiko Sangat Tinggi (KRST) skor ≥12 merah


Kehamilan dengan faktor resiko ganda 2 lebih baik dari ibu dan atau janinnya yang
dapat menyebabkan :
1) Lebih besar resiko/ bahaya komplikasi persalinan
2) Lebih besar dampak kematian ibu dan atau bayi.

F. BAHAYA ASAP ROKOK BAGI IBU HAMIL


Ibu hamil yang merokok maupun hanya terpapar asap rokok dapat memberikan dampak bagi diri dan
janin seperti BBLR, kecacatan, keguguran dan bahkan meninggal saat melahirkan. Tinjauan bukti yang
dilakukan di Amerika Serikat oleh kantor Surgeon General menyimpulkan bahwa rata-rata berat lahir
bayi yang dilahirkan oleh wanita yang menjadi perokok pasif saat hamil 40-50 gram lebih ringan dari
bayi yang dilahirkan wanita yang tidak terpajan asap rokok saat hamil. (Mahdalena, 2014) Kandungan
nikotin dan karbondioksida yang menimbulkan kontraksi pada pembuluh darah, akibatnya aliran darah
dari janin melalui tali pusar akan berkurang. Hal ini mengurangi distribusi zat makanan yang dibutuhkan
oleh janin dan kemampuan mengikat hemoglobin dalam darah menjadi berkurang sehingga suplai
oksigen ke seluruh tubuh menjadi berkurang (Ahsan, 2006).
Asap rokok mengandung nikotin, karbonmonoksida, radikal bebas dan tar. Nikotin akan
menyebabkan vasokonstriksipada pembuluh darah, sehingga aliran darah ke tali pusat janin akan
berkurang, suplai oksigen dan nutrisi yang diperlukan janin pun akan berkurang. Karbon monoksida
memiliki daya ikat Terhadap Hb yang lebih kuat diabandingkan okesigen, sehingga juga akan
menyebabkan distribusi zat makanan dan oksigen terganggu, menyebabkan risiko melahirkan BBLR.
(Mahdalena, 2014. Kandungan dalam rokok yang dapat mempengaruhi ibu hamil di antaranya adalah
radikal bebas yang terkandung dalam asap rokok dapat menyebabkan kerusakan endotel, peningkatan
vasokonstriktor, dan penurunan vasodilator.
Nikotin sendiri yang juga terkandung dalam asap rokok dapat menyebabkan vasokonstriksi pembuluh
darah.Semua hal tersebut dapat menyebabkan terjadinya hipertensi. Hipertensi dapat menyebabkan
penurunan suplai makanan dan oksigen fetus. Radikal bebas juga dapat menyebabkan kerusakan jaringan
paru sehingga dapat terjadi PPOK (penyakit paru obstruksi kronis). PPOK akan menyebabkan penurunan
oksigenasi fetus. Selain itu, radikal bebas juga dapat mengganggu metabolisme asam folat. Dengan
adanya gangguan metabolisme asam folat berarti nutrisi pertumbuhan fetus akan terganggu dan juga akan
mempengaruhi ekspresi gen fetus. Akibatnya secara tidak langsung, hipertensi, PPOK, dan defisiensi
asam folat akan menimbulkan gangguan pertumbuhan fetus yang pada akhirnya akan dapat menyebabkan
BBLR. Wanita hamil yang perokok atau perokok pasif, akan menyalurkan zat-zat beracun dari asap rokok
kepada janin yang dikandungnya melalui peredaran darah (Mahdalena, 2014).
Pengaruh asap rokok terhadap kehamilan juga sangat berbahaya. Asap rokok dapat mengurangi aliran
darah ke ari-ari (plasenta) sehingga berisiko menimbulkan gangguan pertumbuhan janin. Asap rokok juga
meningkatkan risiko keguguran, berat badan bayi rendah dan gangguan saluran nafas pada bayi. Studi
yang dilakukan oleh Mostafa (2011), tentang polusi yang disebabkan karena asap rokok, dikatakan bahwa
asap rokok yang berada di dalam ruangan dapat bertahan lama hingga berminggu-minggu bahkan
beberapa bulan. Toksin dari asap rokok dapat melekat pada pakaian, dan peralatan yang ada di dalam
ruangan. Pada saat ruangan terbuka dan mendapat hembusan udara maka toksin akan kembali ke udara
sekitarnya. Hal ini menyebabkan wanita yang tinggal serumah dengan anggota keluarga yang merokok,
akan terpapar oleh asap rokok dan secara tidak langsung akan menjadi perokok pasif.
Asap rokok sangat berbahaya bagi perokok pasif dimana asap rokok dari perokok aktif yang terhirup
5 kali lebih banyak mengandung gas karbon monoksida dan 4 kali lebih banyak mengandung tar serta
nikotin. Hasil analisis multivariat penelitian oleh Noriani menunjukkan bahwa ibu yang merupakan
perokok pasif memiliki risiko 3,6 kali untuk mengalami kelahiran bayi prematur. Wanita yang terpapar
asap rokok cenderung lebih sering mengalami gangguan pada kehamilannya karena kandungan zat kimia
padaperokok pasif lebih tinggi dibandingkan perokok aktif.
(Noriani, 2015) Kandungan tar dalam asap rokok merupakan radikal bebas yang dapat merusak
komponen dari sel di dalam tubuh dan dapat mengganggu elastisitas membran, termasuk selaput ketuban
sehingga rentan mengalami ruptur (Noriani, dkk, 2015). Sejalan dengan penelitian Amalia (2011), bahwa
ibu terpapar asap rokok berisiko 5,516 kali melahirkan bayi BBLR dibandingkan dengan ibu yang tidak
terpapar asap rokok. Kandungan seperti nikotin dalam asap rokok dapat memacu pengeluaran zat-zat
seperti adrenalin, yang merangsang peningkatan denyut jantung dan tekanan darah. Asap rokok juga
mengandung karbon mono- oksida (CO) yang memiliki kemampuan
jauh lebih kuat daripada sel darah merah (hemoglobin) untuk mengikat oksigen. CO menurunkan
kapasitas sel darah merah membawa oksigen ke jaringan-jaringan termasuk jantung.

Anda mungkin juga menyukai