1. Pengertian kehamilan
Kehamilan adalah suatu keadaan di dalam rahim seorang wanita terdapat hasil konsepsi
(pertemuan ovum dan spermatozoa).Kehamilan merupakan suatu proses yang alamiah dan fisiologis
(Yanti, 2017)
Kehamilan yaitu pertumbuhan dan perkembangan dari intrauterin mulai sejak konsepsi sampai
permulaan persalinan. Setiap bulan wanita melepaskan satu sampai dua sel telur dari induk telur (ovulasi)
yang ditangkap oleh umbai-umbai (fimbrae) dan masuk kedalam sel telur. Saat melakukan hubungan
seksual, cairan sperma masuk ke dalam vagina dan berjuta-juta sel sperma bergerak memasuki rongga
rahim lalu masuk ke dalam sel telur. Pembuahan sel telur oleh sperma biasa terjadi dibagian yang
mengembang dari tuba falopii. Pada sekeliling sel telur banyak berkumpul sperma kemudian pada tempat
yang paling mudah untuk dimasuki, masuklah satu sel sperma dan kemudian bersatu dengan sel telur.
Peristiwa ini disebut fertilisasi. Ovum yang telah dibuahi ini segera membelah diri sambil bergerak oleh
rambut getar tuba menuju ruang rahim kemudian melekat pada mukosa rahim untuk selanjutnya
bersarang diruang rahim, Peristiwa ini disebut nidasi (implantasi). Dari pembuahan sampai nidasi
diperlukan waktu kira-kira 6-7 hari (Restyana, 2012 dalam Sumarmi, 2015).
Proses kehamilan dimulai dengan terjadinya konsepsi. Konsepsi adalah bersatunya sel telur
(ovum) dan sperma. Proses kehamilan atau (gestasi) berlangsung selama 40 minggu atau 280 hari
dihitung dari hari pertama menstruasi terakhir. Usia kehamilan sendiri adalah 38 minggu, karena dihitung
mulai dari tanggal konsepsi (tanggal bersatunya sperma dengan telur) yang terjadi dua minggu
setelahnya. (Kamariyah dkk, 2014).
2) Mual muntah
Keadaan ini biasa terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan hingga akhir triwulan pertama.
Sering terjadi pada pagi hari disebut “morning sickness” (Prawiroharjo. 2008).
Pada kehamilan 16-20 minggu, dengan pemeriksaan bimanual dapat terasa adanya benda yang
melenting dalam uterus (tubuh janin). (Kuswanti, 2014)
3. Klasifikasi Kehamilan
Kehamilan dibagi menjadi dua yaitu kehamilan menurut lamanya dan kehamilan dari tuanya.
Kehamilan ditinjau dari lamanya, kehamilan dibagi menjadi 3 yaitu:
a. Kehamilan premature, yaitu kehamilan antara 28-36 minggu.
b. Kehamilan mature, yaitu kehamilan antara 37-42 minggu.
c. Kehamilan postmature, yaitu kehamilan lebih dari 43 minggu.
Sedangkan kehamilan ditinjau dari tuanya kehamilan dibagi menjadi 3 pula yaitu:
a. Kehamilan triwulan pertama (antara 0 sampai 12 minggu), di mana dalam triwulan
pertama alat-alat mulai terbentuk.
b. Kehamilan triwulan kedua (antara 12 sampai 28 minggu), di mana dalam triwulan kedua
alat-alat telah terbentuk tetapi belum sempurna dan viabilitas janin masih disangsikan.
c. Kehamilan triwulan terakhir (antara 28 sampai 40 minggu), di mana janin yang
dilahirkan dalam trimester ketiga telah viable (dapat hidup) (Kuswanti, 2014).
Tabel 2.1
Penambahan Ukuran TFU per tiga jari
Usia Kehamilan Tinggi Fundus Uteri (TFU)
(minggu)
12 3 jari di atas simfisis
16 Pertengahan pusat-simfisis
20 3 jari di bawah pusat
24 Setinggi pusat
28 3 jari di atas pusat
32 Pertengahan pusat-prosesus
xipoideus (px)
36 3 jari di bawah prosesus xipoideus
(px)
40 Pertengahan pusat-prosesus
xipoideus (px)
Sumber : (Sulistyawati, 2010)
Gambar 2.2
Pemeriksaan Fundus Uteri untuk Menentukan Umur
Kehamilan
Sumber : Wiknjosastro, 2009
2) Berat
Berat uterus naik secara luar biasa, dari 30 gram menjadi 1000 gram pada akhir bulan
(Sulistyawati, 2011).
3) Posisi rahim dalam kehamilan
e. Payudara/Mamae
Mamae akan membesar dan tegang akibat hormone somatomamotropin, estrogen, dan
progesterone, akan tetapi belum mengeluarkan ASI. Estrogen menimbulkan hipertropi system
saluran, sedangkan progesterone menambah sel-sel asinus pada mammae.
Somatomamotropin mempengaruhi pertumbuhan sel-sel asinus pula dan menimbulkan
perubahan dalam sel- sel sehingga terjadi pembuatan kasein, laktalbumun dan laktoglobulin.
Dengan demikian mammae dipersiapkan untuk laktasi. Disamping itu dibawah pengaruh
progesterone dan somatomamotropin terbentuk lemak sekitar alveolua-alveolus, sehingga
mammae menjadi lebih besar. Papilla mammae akan membesar, lebih tegang dan tambah
lebih hitam, seperti seluruh areola mammae karena hiperpigmentasi. Hipertropi kelenjar
sebasea (lemak) yang muncul di areola primer dan disebut tuberkelmontgomery. Glandula
montgomeri tampak lebih jelas menonjol dipermukaan areola mammae.
Rasa penuh, peningkatan sensitivitas, rasa geli, dan rasa berat di payudara mulai timbul
sejak minggu keenam gestasi. Perubahan payudara ini adalah tanda mungkin hamil.
Sensitivitas payudara bervariasi dari rasa geli ringan sampai nyeri tajam.
Peningkatan ini suplai darah membuat pembuluh darah dibawah kulit berdilatasi.
Pembuluh darah yang sebelumnya tidak terlihat, sekarang terlihat, seringkali tampak sebagai
jaringan biru dibawah permukaan kulit. Kongesti vena di payudara lebih jelas terlihat pada
primigravida. Striae dapat terlihat dibagian luar payudara.
f. Sirkulasi darah ibu
Peredarah darah ibu dipengaruhi beberapa faktor, antara lain:
1) Meningkatnya kebutuhan sirkulasi darah sehingga dapat memenuhi kebutuhan
perkembangan dan pertumbuhan janin dalam Rahim.
2) Terjadi hubungan langsung antara arteri dan vena pada sirkulasi retroplasenter
3) Pengaruh hormone esterogen dan progesterone makin meningkat
Akibat dari faktor tersebut dijumpai beberapa perubahan peredaran darah:
a) Volume darah
Volume darah semakin meningkat dan jumlah serum darah lebih besar dari pertumbuhan
sel darah, sehingga terjadi pengenceran darah (hemodelusi), dengan puncaknya pada usia
kehamilan 32 minggu. Serum darah (volume darah) bertambah sebesar 25- 30% sedangkan
sel darah bertambah sekitar 20%. Curah jantung akan bertambah sekitar 30%. Bertambahnya
hemodelusi darah mulai tampak sekitar usia kehamilan 16 minggu, sehingga penderita
penyakit jantung harus berhati-hati untuk hamil beberapa kali. Kehamilan selalu
memberatkan kerja jantung sehingga wanita hamil dengan sakit jantung dapat jatuh dalam
dekompensasi kordis. Pada postpartum, terjadi hemokonsentrasi dengan puncak hari ke-3
sampai ke-5.
(Manuaba, 2010).
b) Sel darah
Sel darah merah makin meningkat jumlahnya untuk dapat mengimbangi pertumbuhan
janin dalam rahim, tetapi pertambahan sel darah tidak seimbang dengan peningkatan volume
darah sehingga terjadi hemodelusi yang disertai anemia fisiologis. Jumlah sel darah putih
meningkat hingga mencapai 10.000/ml. dengan hemodelusi dan anemia fisiologis maka laju
endap darah semakin tinggi dan dapat mencapai 4 kali dari angka normal (Manuaba, 2010).
c) Sistem respirasi
Pada kehamilan, terjadi juga system respirasi untuk memenuhi kebutuhan O2. Disamping
itu, terjadi desakan diafragma karena dorongan Rahim yang membesar pada usia kehamilan
32 minggu. Sebagai kompensasi terjadinya desakan rahim dan kebutuhan O2 yang
meningkat, ibu hamil akan bernafas lebih dalam sekitar 20-25% dari pada biasnya (Manuaba,
2010).
d. Edema Dependen
Terjadi karena gangguan sirkulasi vena dan peningkatan tekanan vena pada
ekstrimitas bawah karena tekanan uterus membesar pada vena panggul pada saat duduk/
berdiri dan pada vena cava inferior saat tidur terlentang. Edema pada kaki yang
menggantung terlihat pada pergelangan kaki dan harus dibedakan dengan edema karena
preeklamsi.
f. Kram tungkai
Terjadi karena asupan kalsium tidak adekuat, atau ketidakseimbangan rasio dan
fosfor. Selain itu uterus yang membesar memberi tekanan pembuluh darah panggul
sehingga mengganggu sirkulasi atau pada saraf yang melewati foramen doturator dalam
perjalanan menuju ekstrimitas bawah.
g. Konstipasi
Pada kehamilan trimester III kadar progesteron tinggi. Rahim yang semakin
membesar akan menekan rectum dan usus bagian bawah sehingga terjadi konstipasi.
Konstipasi semakin berat karena gerakan otot dalam usus diperlambat oleh tingginya
kadar progesterone (Romauli, 2011).
Konstipasi ibu hamil terjadi akibat peningkatan produksi progesteron yang
menyebabkan tonus otot polos menurun, termasuk pada sistem pencernaan, sehingga
sistem pencernaan menjadi lambat. Motilitas otot yang polos menurun dapat
menyebabkan absorpsi air di usus besar meningkat sehingga feses menjadi keras
(Pantiawati, 2010).
Konstipasi bila berlangsung lama lebih dari 2 minggu dapat menyebabkan
sumbatan/impaksi dari massa feses yang keras (skibala). Skibala akan menyumbat lubang
bawah anus dan menybabkan perubahan besar sudut anorektal. Kemampuan sensor
menumpul, tidak dapat membedakan antara flatus, cairan atau feses. Akibatnya feses
yang cair akan merembes keluar . skibala juga mengiritasi mukosa rectum, kemudian
terjadi produksi cairan dan mukus yang keluar melalui sela- sela dari feses yang impaksi
(Romauli, 2011).
Perencanaan yang dapat diberikan pada ibu hamil dengan keluhan konstipasi
adalah tingkatkan intake cairan minimum 8 gelas air putih setiap hari dan serat dalam diet
misalnya buah, sayuran dan minum air hangat, istirahat yang cukup, melakukan olahraga
ringan ataupun senam hamil, buang air besar secara teratus dan segera setelah ada
dorongan (Hani, 2011 : 55).
i. Insomnia
Disebabkan karena adanya ketidaknyamanan akibat uterus yang membesar,
pergerakan janin dan karena adanya kekhawatiran dan kecemasan.
Menurut Romauli (2011:134-160) Semakin tuanya usia kehamilan, kebutuhan fisik maupun
psikologis ibu juga mulai beragam dan harus terpenuhi. Kebutuhan fisik maupun psikologis ibu hamil
dijabarkan sebagai berikut:
a. Kebutuhan Fisik Ibu Hamil
kebutuhan fisik pada ibu hamil perlu dipenuhi supaya ibu dapat menjadi sehat
sampai proses persalinan. kebutuhan fisik pada ibu hamil antara lain kebutuhan oksigen
ASI, personal hygiene, nutrisi, eliminasi, seksual, mobilisasi atau body mekanik, istirahat
atau tidur. kebutuhan fisik pada ibu hamil akan berpengaruh terhadap kesehatan baik
untuk ibu atau janin selama masa kehamilan. apabila kebutuhan dasar ibu hamil tidak
terpenuhi dengan baik maka dapat berdampak pada kesehatan ibu dan bayi selama
kehamilan dan bisa berdampak secara langsung terhadap proses persalinan. (Ersila &
Zuhana, 2019)
1) kebutuhan oksigen
pada saat kehamilan, kebutuhan oksigen meningkat sehingga produksi eritropoitin
di ginjal juga meningkat akibatnya sel darah merah atau eritrosit meningkat sebanyak 20
sampai 30%. (Erwin et al., 2018)
2) Nutrisi
Gizi pada waktu hamil harus ditingkatkan hingga 300 kalori perhari seperti 1 butir telur,
satu gelas ukuran sedang susu, dan 5 – 6 buah kacang almond per hari, ibu hamil
seharusnya mengkonsumsi makanan yang mengandung protein, zat besi, dan minum
cukup cairan (menu seimbang).
(a) Kalori
Sumber kalori utama adalah hidrat arang dan lemak. Bahan makanan yang
banyak banyak mengandung hidrat arang adalah golongan padi-padian (misalnya
beras dan jagung), golongan umbi- umbian (misalnya ubi dan singkong), dan
sagu. Misalnya nasi 300 gram atau 4 gelas ukuran sedang
(b) Protein
Protein adalah zat utama untuk membangun jaringan bagian tubuh.
Kekurangan protein dalam makanan ibu hamil mengakibatkan bayi akan lahir
lebih kecil dari normal. Sumber zat protein yang berkualitas tinggi adalah susu.
Sumber lain meliputi sumber protein hewani (misalnya daging, ikan, unggas,
telur dan kacang) dan sumber protein nabati (misalnya kacang-kacangan seperti
kedelai, kacang tanah, kacang tolo, dan tahu tempe).
(c) Mineral
Semua mineral dapat terpenuhi dengan makan-makanan sehari-hari yaitu
buah-buahan, sayur-sayuran dan susu. Hanya zat besi yang tidak bisa terpenuhi
dengan makanan sehari-hari. Untuk memenuhi kebutuhan ini dibutuhkan
suplemen besi 30 mg sebagai ferosus, forofumarat atau feroglukonat perhari dan
pada kehamilan kembar atau pada wanita yang sedikit anemia dibutuhkan 60-100
mg/hari. Kebutuhan kalsium umumnya terpenuhi dengan minum susu. Satu liter
susu sapi mengandung kira-kira 0,9 gram kalsium.
(d) Vitamin
Vitamin sebenarnya telah terpenuhi dengan makanan sayur dan buah-buahan,
tetapi dapat pula diberikan ekstra vitamin. Pemberian asam folat terbukti
mencegah kecacatan pada bayi.
3) Kebutuhan Personal Higiene
Kebersihan harus dijaga pada masa hamil. Mandi dianjurkan sedikitnya dua kali
sehari karena ibu hamil cenderung untuk mengeluarkan banyak keringat, menjaga
kebersihan diri terutama lipatan kulit (ketiak, bawah buah dada, daerah genetalia).
Kebersihan gigi dan mulut, perlu mendapat perhatian karena seringkali mudah terjadi gigi
berlubang, terutama pada ibu kekurangan kalsium.
4) Kebutuhan Eliminasi
Keluhan yang sering muncul pada ibu hamil berkaitan dengan eliminasi adalah
konstipasi dan sering buang air kecil. Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan adalah
dengan mengkonsumsi makanan tinggi serat dan banyak minum air putih, terutama ketika
lambung dalam keadaan kosong. Meminum air putih hangat ketika dalam keadaan
kosong dapat merangsang gerak peristaltik usus. Jika ibu sudah mengalami dorongan,
maka segeralah untuk buang air besar agar tidak terjadi konstipasi. Sering buang air kecil
merupakan keluhan utama yang dirasakan oleh ibu hamil, terutama trimester I dan III, hal
tersebut adalah kondisi yang fisiologis.
5) Kebutuhan Seksual
Selama kehamilan berjalan normal, koitus diperbolehkan sampai akhir kehamilan,
meskipun beberapa ahli berpendapat sebaiknya tidak lagi berhubungan seks selama 14 hri
menjelang kelahiran. Koitus tidak diperkenankan bila terdapat perdararahan
pervaginan,riwayat abortus berulang, abortus/ partus prematurus imminens, ketuban
pecah sebelumnya waktunya.
6) Kebutuhan Mobilisasi
Ibu hamil boleh melakukan kegiatan atau aktivitas fisik biasa selama tidak terlalu
melelahkan. Ibu hamil dapat dianjurkan untuk melakukan pekerjaan rumah dengan dan
secara berirama dengan menghindari gerakan menyentak, sehinggga mengurangi
ketegangan padatubuh dan menghindari kelelahan.
7) Istirahat
Wanita hamil dianjurkan untuk merencanakan istirahat yang teratur karena dapat
meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani untuk kepentingan perkembanagan dan
pertumbuhan janin. Tidur pada malam hari selma kurang lebih 8 jam dan istirahat dalam
keadaan rilaks pada siang hari selama 1 jam.
8) Persiapan persalinan
(a) Membuat rencana persalinan
(b) Membuat rencana untuk pengambilan keputusan jika terjadi
kegawatdaruratan pada saat pengambilan keputusan utama tidak ada
(c) Mempersiapkan sistem transportasi jika terjadi kegawatdaruratan
(d) Membuat rencana atau pola menabung
(e) Mempersiapkan peralatan yang diperlukan untuk persalinan
5) Sibling
Dilakukan kepada ibu yang sudah memiliki anak untuk menghindari penolakan dari
anak sebelumnya. Biasanya terjadi pada anak usia 2-3 tahun. Pencegah terjadinya sibling
ada beberapa langkah yang dapat dilakukan, di antaranya sebagai berikut:
a) Jelaskan pada anak tentang posisinya (meskipun ada adiknya, ia tetap disayangi
oleh ayah ibu)
b) Libatkan anak dalam mempersiapkan kelahiran adiknya
c) Ajak anak untuk berkomunikasi denagn bayi sejak masih dalam kandungannya
d) Ajak anak untuk melihat benda-benda yang berhubungan dengan kelahiran bayi.
b. Solusio Plasenta
Solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta yang letaknya normal pada korpus uteri
sebelum janin lahir. Biasanya terjadi pada trimester ketiga, walaupun dapat pula terjadi
setiap saat dalam kehamilan. Bila plasenta yang terlepas seluruhnya disebut solusio
plasenta totalis. Bila hanya sebagian disebut solusio plasenta parsialis atau bisa juga
hanya sebagian kecil pinggir plasenta yang lepas disebut rupture sinus marginalis.
c. Plasenta Previa
Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen bawah
rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruhnya pembukaanjalan lahir. Pada keadaan
normal plasenta terletak pada bagian atas uterus.
1. Pengertian
Asuhan kebidanan pada kehamilan adalah pelayanan yang diberikan kepada ibu hamil
selama periode antepartum dengan memperhatikan standar asuhan pada kehamilan.
Dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil, yang perlu dipahami adalah
konsep antenatal care. Antenatal Care adalah pengawasan sebelum persalinan terutama
ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim (Manuaba, 2010:110).
2. Tujuan
Menurut Manuaba (2010:110) tujuan ANC diantaranya:
1) Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit yang terdapat saat kehamilan, saat
persalinan, dan kala nifas.
2) Mengenal dan menangani penyakit yang menyertaI kehamilan,
persalinan, dan kala nifas.
3) Memberikan nasihat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, kala
nifas, laktasi, dan aspek keluarga berencana.
4) Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal
3. Kebijakan Pemerintah
Menurut Depkes RI (2010) Dalam memberikan asuhan kehamilan standar minimal yang
harus dilaksanakan adalah 14T yaitu:
1) Timbang berat badan.
2) Ukur Tekanan darah
3) Ukur Tinggi fundus uteri
4) Pemberian tablet Fe
5) Pemberian imunisasi TT
Tabel 2.1 Pemberian Imunisasi TT
Antigen Interval (selang waktu Lama % Perlindungan
minimal) Perlindungan
antenatal pertama
hidup
Sumber: Ummi Hani, dkk. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Fisiologis,
6) Pemeriksaan Hb
7) Pemeriksaan triple eliminasi (pemeriksaan HIV,shipilis,hepatitis)
8) Perawatan payudara,senam payudara dan pijat tekan payudara
9) Pemeliharaan tingkat kebugaran atau senam ibu hamil
10) Temu wicara atau konseling termasuk perencanaan persalinan
11) Pemeriksaan protein urine
12) Pemeriksaan reduksi urine
13) Pemberian terapi kapsul yodium untuk daerah endemis gondok
14) Pemberian terapi anti malaria untuk daerah endemis malaria.