Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN TENTANG RUANGAN BEDAH

PADA PRAKTEK PRA-KLINIK KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

DI RSUD AROSUKA KABUPATEN SOLOK

DISUSUN OLEH:

1. ANNISA MAIHELNI 1915301001


2. ANNISA 1915301002
3. DELVI MAHARANI 1915301003
4. RAHMI SAFITRI 1915301024
5. REDMY LASMANA 1915301025
6. RESMA ANJELISA 1915301026
7. SARTIKA RAHAYU 1915301027

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS FORT DE KOCK

TA 2021/2022
LAPORAN PENDAHULUAN TENTANG RUANGAN BEDAH

PRAKTEK KLINIK KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

DI RSUD AROSUKA KABUPATEN SOLOK 2021

Telah Memenuhi Persyaratan dan Disetujui

Tanggal ......, ......., .......

Menyetujui,

Pembimbing Lahan Pembimbing Akademik

(...................................) (.....................................)
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ruangan bedah adalah ruang tempat dimana dilakukan tindakan yang berhubungan dengan
pembedahan.merupakan unit khusus dirumah sakit yang melakukan keperawatan tindakan baik operasi
elektif maupun emergensi yang membutuhkan keadaan dan peralatan yang steril. ruangan ini merupakan
ruangan terbatas/ketat . diruang ini pasien mendapatkan perawatan baik pra operasi maupun post
operasi.Tindakan pembedahan merupakan tindakan yang kompleks, punyulit dari tindakan pembedahan
dapat disebabkan oleh aspek SDM,fasilitas/alat dan juga lingkungan yang tidak memenuhi persyaratan.
Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan kedokteran telah menjadikan pembedahan yang dahulu
sebagai usaha terakhir, tetapi sekarang menjadi sesuatu yang dapat diterima secara umum.

Pelayanan keperawatan dikamar operasi juga ikut berkembang dari hari kehari, dimana kegiatan
keperawatan mulai dari identifikasi kebutuhan fisiologis, psikologis, sosial pasien dan implementasi dari
asuhan keperawatan yang bersifat individualistic, mengkoordinasikan semua kegiatan keperawatan
berdasarkan ilmu keperawatan,ilmu biomedis, ilmu perilaku dan ilmu alam dasar dalam rangka
memulihkan dan mempertahankan Kesehatan,kesejahteraan pasien sebelum,selama dan sesudah Tindakan
pembedahan.

Teknik kamar bedah merupakan suatu aturan tentang bagaimana cara pemberian pelayanan dikamar
bedah dengan baik dan benar, dengan tujuan agar tidak terjadi penyulit akibat Tindakan pembedahan.
Pelayanan bedah dan anestesi di unit kamar bedah adalah proses yang umum dan merupakan prosedur
yang kompleks di rumah sakit, oleh karena itu dibutuhkan assesmen pasien yang lengkap dan
komprehensif, perencanaan asuhan yang terintegrasi, monitoring pasien yang berkesinambungan dan
kriteria tranfer untuk pelayanan berkelanjutan, rehabilitas dan akhirnya transfer maupun pemulangan
pasien.

Perawatan bedah merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan di seluruh dunia dengan
perkiraan sebesar 234 juta operasi setiap tahunnya. Pembedahan dilakukan di setiap komunitas
masyarakat yang kaya maupun yang miskin, masyarakat perkotaan maupun pedesaan. Kejadian yang
membahayakan yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan diantaranya adalah prosedur
pembedahan. Resiko komplikasi setelah pembedahan dikarakteristikkan diberbagai belahan dunia dan
sebuah penelitian menunjukkan bahwa negara industri memiliki angka kematian 0,4 – 0,8 % yang
diakibatkan karena pembedahan dan komplikasi setelah pembedahan sebesar 3 – 17,5 % dan angka
ini jauh lebih tinggi pada negara berkembang termasuk Indonesia (Haynes et al, 2009). Penelitian
lainnya menunjukkan bahwa 1 dari setiap 150 pasien yang dirawat di rumah sakit meninggal
akibat peristiwa yang merugikan pasien dan hampir dua pertiga dari kejadian tersebut terkait dengan
pembedahan (Vries et al, 2010).

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arosuka Solok adalah salah satu Rumah Sakit milik pemerintah
daerah Kabupaten Solok yang berdiri sejak tanggal 2 Mei 2007 dan ditetapkan melalui Peraturan Bupati
Solok Nomor 4 tahun 2007 sebagai ujung tombak untuk meningkatkan kesehatan seluruh masyarakat
Solok. RSUD Arosuka Solok dibangun diatas tanah seluas 22.857.50 m2, dengan luas bangunan 1,4
hektar, yang terletak di jalan lalu lintas Sumatera Arosuka Solok, Kabupaten Solok.

RSUD Arosuka Solok resmi beroperasional pada tanggal 1 April 2008, dan pada tahun 2009 dengan
SK Kemenkes Nomor 21, RSUD Arosuka Kabupaten Solok resmi beralih dari Rumah Sakit Tipe D
menjadi Rumah Sakit Tipe C. Pada awalnya RSUD Arosuka bernama RSUD Kabupaten Solok dan
merupakan pengembangan dari Puskesmas Sukarami. Pada tahun 2010 RSUD Kabupaten Solok berganti
nama menjadi RSUD Arosuka Solok. Rumah sakit ini memiliki fasilitas ruangan yang terdiri dari Ruang
interne, Ruang Bedah, Ruang Kebidanan, Ruang PONEK, dan Ruang Anak serta Perinatologi.

Dengan banyaknya pelayanan Rumah Sakit yang ada sekarang ini dan berkembangnya pelayanan
kesehatan serta semakin banyaknya pelayanan kesehatan yang tersedia bagi masyarakat. Diperlukan suatu
peningkatan pelayanan kesehatan agar dapat bersaing dalam memberikan pelayanan yang bermutu

Keperawatan medikal bedah merupakan pelayanan profesional yang didasarkan Ilmu dan
teknik Keperawatan Medikal Bedah berbentuk pelayanan bio – psiko – sosio - spiritual yg
komprehensif ditujukan pada orang dewasa dgn atau yg cenderung mengalami gangguan
fisiologi dgn atau tanpa gangguan struktur akibat trauma.

Keperawatan medical bedah merupakan bagian dari keperawatan, dimana keperawatan itu
sendiri adalah : Bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan, berbentuk pelayanan bio – psiko – sosio - spiritual yang komprihensif ditujukan pada
individu, keluarga dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses
kehidupan manusia.

Pelayanan keperawatan berupa bantuan yang diberikan dengan alasan : kelemahan fisik,
mental, masalah psikososial, keterbatasan pengetahuan, dan ketidakmampuan dalam melakukan
kegiatan sehari - hari secara mandiri akibat gangguan patofisiologis,

Dalam rangka menyelenggarakan pelayanan kesehatan tersebut diatas, maka disusunlah Laporan
Pendahuluan Ruangan bedah ini. Laporan ini adalah pedoman minimal dan dapat dikembangkan
kapanpun seiring dengan kemajuan teknologi di bidang kesehatan.

1.1 Rumusan masalah


1. Bagaimana konsep dasar kamar bedah?
2. Bagaimana alur kamar bedah?
3. Bagaimana zona kamar bedah?

1.4 Tujuan
1. Mengetahui konsep dasar kamar bedah
2. Mengetahui alur kamar bedah
3. Mengetahui zona kamar bedah

1.1 Manfaat
1. Menambahkan pengetahuan tentang laporan pendahuluan konsep dasar kamar operasi.
2. Keterampilan dalam menerapkan asuhan keperawatan pada pasien dikamar bedah.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Defenisi

Ruangan bedah adalah ruang tempat dimana dilakukan tindakan yang berhubungan dengan
pembedahan.merupakan unit khusus dirumah sakit yang melakukan keperawatan tindakan baik operasi
elektif maupun emergensi yang membutuhkan keadaan dan peralatan yang steril. ruangan ini merupakan
ruangan terbatas/ketat . diruang ini pasien mendapatkan perawatan baik pra operasi maupun post operasi.
Perioperatif adalah suatu istilah gabungan yang mencakup tiga fase proses pembedahan ,yaitu praoperatif,
intraoperatif, dan pascaoperatif.

Keparawatan kamar bedah merupakan pelayanan khusus yang diberikan pada pasien dengan berbagai
masalah kesehatan yang membutuhkan tindakan bedah standar pelayanan keperawatan kamar bedah
diharapkan dadpat mencegah komplikasi dan kematian pada pasien

2.2 Fase preoperatif


1. Fase praoperatif
Fase ini dimulai saat intervensi bedah dibuat dan berakhir Ketika pasien dikirim ke meja
operasi. Lingkup aktifitas keperawatan :
a. Penetapan pengkajian dasar pasien
b. Wawancara/ anamnesa praoperatif
c. Menyiapkan pasien untuk anestesi pada pembedahan
2. Fase intraoperatif
Fase ini dimulai Ketika pasien masuk ke bagian bedah dan berakhir saat pasien
dipindahkan ke ruang pemulihan. Lingkup aktifitas keperawatan:
a. Memasang infus
b. Memberikan medikasi intravena
c. Melakukan pemantaun fisiologis menyeluruh sepanjang prosedur pembedahan dan
menjaga keselamatan pasien.
3. Fase pascaoperatif
Fase ini dimulai pada saat pasien masuk ke ruang pemulihan dan berakhir dengan
evaluasi tindak lanjut. Lingup aktifitas keperawatan:
a. Mengkaji efek anestesi
b. Membantu fungsi vitas tubuh
c. Mencegah komplikasi
d. Peningkatan penyembuhan pasien dan penyuluhan
e. Perawatan tindak lanjut

2.1 Peran perawat peri-operatif


1. Fase preoperative
Keperawatan preoperative merupakan tahapan awal dari keperawatan perioperative.
Kesuksesan Tindakan pembedahan secara keseluruhan sangat tergantung pada fase ini. Hal
ini disebabkan fase ini merupakan fase awal yang menjadi landasan untuk kesuksesan
tahapan berikutnya. Kesalahan yang dilakukan pada tahap ini akan berakibat fatal pada tahap
berikutnya.

Tugas perawat yaitu:


a. Persiapan fisik pasien meliputi: status Kesehatan fisik secara umum, status nutrisi,
keseimbangan cairan dan elektrolit, pengosongan kandung kemih, Latihan pra-
operasi.
b. Persiapan penunjang meliputi: EKG, pemeriksaan radiologi dan laboratorium
c. Informed consent, dan persiapan mental dan psikis pasien.
2. Fase intraoperative
Mengatur posisi pasien saat akan dioperasi untuk keselamatan pasien itu sendiri.
Melakukan pemantaun fisiologis, mempertimbangkan efek dari hilangnya atau masuknya
cairan secara berlebihan pada pasien, membedakan data kardiopumonal yang normal dengan
abnormal, melaporkan perubahan-perubahan pada nadi, pernafasan, suhu tubuh dan tekanan
darah pasien. Memberikan dukungan emosional pada pasien dan mengkaji status emosional
pasien.
3. Fase pascaoperatif
Mengkaji efek dari anestesi, memantau TTV pasien, mencegah adanya komplikasi dari
operasi. Memberikan penyuluhan agar mempercepat proses penyumbuhan pasien, perawatan
tindak lanjut setelah operasi (rehabilitasi), pemulangan.

2.4 Persyaratan fisik kamar bedah


1. Bangunan kamar bedah harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Mudah dicapai pasien
b. Penerimaan pasien dilakukan dekat dengan perbatasan daerah steril dan non-steril
c. Kareta dorong pasien harus mudah bergerak
d. Lalu lintas kamar bedah harus teratur dan tidak simpang siur
e. Terdapat batas yang tegas untuk memisahkan daerah steril dan non-steril , untuk
pengaturan penggunaan baju khusus
2. Rancang bangun kamar bedah harus mencangkup:
a. Kamar yang tenang untuk tempat pasien menunggu operasi dan perawatan post
operasi (recovery room)
b. Ruang yang cukup untuk menyimpan peralatan, linen, obat farmasi
c. Ruang/tempat pengumpulan/ pembuangan peralatan dan linen bekas pakai
d. Ruang Wanita dan pria terpisah
e. Ruang istirahat untuk staf yang jaga
f. Alur terdiri dari pintu masuk dan keluar, pintu masuk ke kamar pasien, dan alur
perawatan
g. Harus disediakan safety box untuk injeksi habis pakai
h. Tidak disarankan menggunakan pembatas/sampiran didalam kamar pasien guna
menghindari penularan penyakit.
2.5 Gambaran SDM (petugas yang ada diruangan tersebut)
Struktur organisasi ruang bedah:
a. Kepala ruangan : Ns.LUSI YULIANTI,S.kep

b. Perawat pelaksana : YUNI HERMANITA, Amd.Kep


LIDIA SUSANTI, Amd.Kep
YELPI NOVIA, Amd.Kep
MULYADI, Amd.Kep
ADEK Amd.Kep
Ns.SANDRA PERTIWI, S.Kep
DENO HIDAYAT Amd.Kep
REFLI HASYENI Amd.Kep
Ns. HESTI DASRIANA S.Kep
Ns. NIVIA DWIRAMILLA S.Kep
Ns. ANDRE JUNAIDI S.Kep
DINA YURNALIS .AMK
Ns. DESI AFRIANTI S.Kep
Ns. HERMADESI, S.Kep

c. Dokter : Dr.RAHMENS SYAMUN,Sp.B


Dr. YOPI TRIPUTRA, SpB(K) Onk
Dr. AFIYARNI IBRAHIM, Sp.M
Dr. DISKA HERRIADI, Sp.M
Dr. DENI AMRI, Sp.T.H.T.K.L
2.6 Alur sirkulasi kegiatan ruang bedah

PASIEN

INTERNE IGD ICU

POLI BEDAH

POLI RAWAT
POLI THT BEDAH OK
KLINIK

POLI MATA

ISOLASI PULANG MENINGGAL

KM.
JENAZAH
2.7 Gambaran 10 kasus terbanyak di ruang bedah
a. Soft tissue tumor
b. Tumor mamae
c. Hernia
d. Ulkus pedis
e. Appendicts
f. abses
g. kanker mamae
h. kista ganglion
i. Papiloma terinfeksi
j. Kolik abdomen
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai