Anda di halaman 1dari 11

Lampiran : Keputusan Direktur RS PKU Muhammadiyah Sekapuk

Nomor : 271/KEP/IV.6.AU/A/2017
Tanggal : 10 Januari 2017
Tentang : Panduan Kredensial Dokter RS PKU Muhammadiyah Sekapuk

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dalam rangka memenuhi kebutuhan dokter, di RS PKU Muhammadiyah Sekapuk, diperlukan
tenaga kesehatan yang profesional, berkualitas, berdedikasi tinggi dan memiliki rasa pengabdian
yang tulus kepada persyarikatan Muhammadiyah. Berdasarkan Peraturan menteri kesehatan
Republik Indonesia Nomor 46/MENKES/PER/VII/2013 tentang registrasi tenaga kesehatan,
bahwa tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta
memiliki pengetahuan dan/atau ketrampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk
jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.
Tenaga kesehatan dituntut untuk bertanggung jawab dalam setiap tindakannya khususnya
selama melaksanakan tugas di RS PKU Muhammadiyah Sekapuk atau di masyarakat sesuai
dengan wewenang dan kompetensinya. Tenaga kesehatan memiliki peran dan fungsi yang sudah
disepakati, sesuai sumpah dan janjinya bahwa ia akan senantiasa melaksanakan tugas-tugasnya.
Kredensial tenaga dokter merupakan proses untuk menentukan dan mempertahankan
kompetensi praktik tenaga kesehatan. Proses kredensial terdiri dari beberapa kegiatan diantaranya
lisensi, registrasi, dan sertifikasi. Proses kredensial tenaga dokter di RS PKU Muhammadiyah
Sekapuk saat ini mengacu pada Panduan Rekrutmen Karyawan di RS PKU Muhammadiyah
Sekapuk. dokter terdiri atas: dokter umum, dokter gigi dan dokter spesialis.
Semakin banyaknya lulusan tenaga kesehatan diperlukan seleksi yang ketat sehingga
diharapkan nantinya didapatkan tenaga kesehatan yang berkualitas, profesional, berdedikasi tinggi
dan loyal terhadap amal usaha Muhammadiyah. Untuk itu diperlukan panduan kredensial tenaga
dokter yang nantinya dipakai sebagai panduan dalam krendesial maupun rekredensial tenaga
dokter di RS PKU Muhammadiyah Sekapuk.

B. TUJUAN
a. Tujuan Umum :
Untuk memahami bagaimana proses kredensial dalam tenaga dokter profesional agar
nantinya memenuhi standar tenaga kesehatan yang telah ditentukan.

b. Tujuan Khusus :
1) Menyebutkan tentang pengertian kredensial dokter.
2) Menyebutkan tujuan dan jenis-jenis kredensial dokter.
3) Menjelaskan proses-proses kredensial dalam memenuhi standar praktik dokter.
4) Mampu mengaplikasikan serta memenuhi standar praktik kedokteran untuk menjadi
dokter yang profesional setelah mempelajari proses kredensial ini.

1
BAB II
PENGERTIAN

A. DEFINISI KREDENSIAL
Credentialing berasal dari bahasa inggris yang artinya mandat. Sedangkan dalam bahasa
Indonesia credentialing bisa juga disebut dengan kredensial. Kredensial merupakan proses untuk
menentukan dan mempertahankan kompetensi profesi kesehatan. Proses kredensial merupakan
salah satu cara profesi kesehatan mempertahankan standar praktik dan akuntabilitas persiapan
pendidikan anggotanya (Priharjo, 1995)

Kredensial merupakan salah satu cara profesi kesehatan mempertahankan standar praktik dan
akuntabilitas persiapan pendidikan anggotanya (Kozier, Erb, 2004)

Sebagai gambaran, di lingkungan Oxford dan United Health Care, kredensial diberikan dengan
beberapa kriteria, antara lain : (http://www.ehow.com, 10 november 2010):
a. Secara umum mempunyai izin sah dari pemerintah
c. Lulus Pendidikan Kesehatan dan mempunyai sertifikat kesehatan
d. Mempunyai izin dari instansi rumah sakit
e. Mempunyai asuransi malpraktik
f. Mempunyai persetujuan kolaboratif dengan tenaga spesialis lainnya
g. Mempunyai protokoler praktik
h. Mempunyai pengalaman.

B. TUJUAN KREDENSIAL
1. Tujuan Umum
Untuk melindungi keselamatan pasien dengan memastikan bahwa staf media yang
akanmelakukan pelayanan medis di rumah sakit kredibel.
2. Tujuan Khusus
a. Mendapatkan dan memastikan staf medis yang profesional dan akuntabel bagi pelayanan
di rumah sakit
b. Tersusunnya jenis-jenis kewenangan klinis (clinical privilege) bagi setiap staf
medisyang melakukan pelayanan medis di rumah sakit sesuai dengan cabang
ilmukedokteran/kedokteran gigi yang ditetapkan oleh kolegium kedokteran dan
kedokteran gigi indonesia
c. Dasar bagi kepala/direktur rumah sakit untuk menerbitkan penugasan klinis
(clinicalappointment) bagi setiap staf medis untuk melakukan pelayanan medis di
rumahsakit
d. Terjaganya reputasi dan kredibilitas para staf medis dan institusi rumah sakitdihadapan
pasien, penyandang dana, dan pemangku kepentingan (stakeholders)rumah sakit lainnya.

C. KONSEP
1. Konsep Dasar Kredensial
Salah satu upaya rumah sakit dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya untuk
menjaga keselamatan pasiennya adalah dengan menjaga standar dan kompetensi parastaf
medis yang akan berhadapan langsung dengan para pasien di rumah sakit. Upayaini
dilakukan dengan cara mengatur agar setiap pelayanan medis yang dilakukan terhadap pasien
hanya dilakukan oleh staf medis yang benar-benar kompeten.
Kompetensi ini meliputi dua aspek, kompetensi profesi medis yang terdiri
daripengetahuan, keterampilan, dan perilaku profesional, serta kompetensi fisik dan
mental.Walaupun seorang staf medis telah mendapatkan brevet spesialisasi dari kolegium
ilmukedoktéran yang bersangkutan, namun rumah sakit wajib melakukan verifikasi
kembalikeabsahan bukti kompetensi seseorang dan menetapkan kewenangan klinis
untukmelakukan pelayanan medis dalam lingkup spesialisasi tersebut, hal ini dikenal
denganistilah credentialing.
Proses credentialing ini dilaknkan dengan dua alasan utama.Alasan pertama, banyak
faktor yang mempengaruhi kompetensi setelah seseorang mendapatkan
sertifikatkompetensidari kolegium.Perkembangan ilmu dibidang kedokteran untuk
suatupelayanan medis tertentu sangat pesat, sehingga kompetensi yang diperoleh
saatmenerima sertifikat kompetensi bisa kadaluarsa, bahkan dapat dianggap sebagaitindakan
2
yang tidak aman bagi pasien.Selain itu, lingkup suatu cabang ilmu kedokterantertentu
senantiasa berkembang dari wakm ke waktu sehingga suatu tindakan yangsemula tidak
diajarkan pada penerima brevet pada periods tertentu, dapat sajabelakangan diajarkan pada
periode selanjutnya, bahkan dianggapmerupakan suatu kemampuan yang standar.Hal ini
mengakibatkan bahwa sekelompokstaf medis yang menyandang sertifikat kompetensi
tefientu dapat saja memiliki lingkupkompetensi yang berbeda-beda.
Alasan kedua, keadaan kesehatan seseorang dapat saja menurun akibat penyakittertentu
atau bertambahnya usia sehingga mengurangi keamanan pelayanan medis yangdilakukannya.
Kompetensi fisik dan mental dinilai melalui uji kelaikan kesehatan baikfisik maupun
mental.Tindakan verifikasi kompetensi profesi medis tersebut oleh rumahsakit disebut
sebagai mekanisme credentialing, dan hal ini dilakukan demi keselamatanpasien. Tindakan
verifikasi kompetensi ini juga dilakukan pada profesi lain untukkeamanan kliennya.
Misalnya kompetensi profesi penerbang (pilot) yang senantiasadiperiksa secara teratur dalam
periode tertentu oleh perusahaan penerbangan.
Setelah seorang staf medis dinyatakan kompeten melalui suatu proses kredensial,rumah
sakit menerbitkan suatu izin bagi yang bersangkutan untuk melakukanserangkaian pelayanan
medis tertentu dirumah sakit tersebut, hal ini dikenal sebagaikewenangan klinis (clinical
privilege). Tampa adanya kewenangan klinis (clinical privilege) terseb'ut seorang sfaf medis
tidak diperkenankan untuk melakukan pelayananmedis di rumah sakit tersebut. Luasnya
lingkup kewenangan klinis (clinical pnivilege)seseorang dokter spesialis, dokter gigi spesi-
alis dapat saja berbeda dengan koleganyadalam spesialisasi yang sama, tergantung pada
ketetapan komite medik tentangkompetensi untuk melakukan tiap pelayanan media oleh
yang bersangkutanberdasarkan basil proses kredensial. Dalam hal pelayanan medis seorang
staf medismembahayakan pasien maka kewenangan klinis (clinical privilege) seorang staf
medisdapat saja dicabut sehingga tidak diperkenankan untuk melakukan pelayanan
medistertentu di lingkungan rumah sakit tersebut. Pencabutan kewenangan klinis
(clinicalprivilege) tersebut dilakukan melalui prosedur tertentu yang melibatkan komite
medik.Kewajiban rumah sakit untuk menetapkan kewenangan klinis (clinical
privilege)tersebut telah diatur dengan tegas dalam peraturan perundanguundangan tentang
perumahsakitan bahwa setiap rumah sakit wajib menyusun dan melaksanakan
hospitalbylaws, yang dalam penjelasan peraturan perundang-undangan tersebut
ditetapkanbahwa setiap rumah sakit wajib melaksanakan tata kelola klinis yang baik
(goodclinical governance). Hal ini harus dirumuskan oleh setiap rumah sakit dalam
peraturanstaf medis rumah sakit (medical staff bylaw) antara lain diatur kewenangan
klinis(clinical privilege).
Kelemahan rumah sakit dalam menjalankan fungsi kredensial akan menimbulkan
tanggungjawab hukum bagi rumah sakit dalam hal terjadi kecelakaan pelayanan medis.Setiap
rumah sakit wajib melindungi pasiennya dari segala pelayanan medis yangdilakukan oleh
setiap staf medis di rumah sakit tersebut, hal ini dikenal sebagai thedutyof due care.
Tanggungjawab rumah sakit tersebut berlaku tidak hanya terhadaptindakan yang dilakukan
oleh staf medis pegawai rumah sakit saja, tetapi juga setiapstaf media yang bukan berstatus
pegawai (staf medis tamu).Rumah sakit wajibmengetahui dan menjaga keamanan setiap
pelayanan medis yang dilakukan dalamlingkungannya demi keselamatan semua pasien yang
dilayaninya sebagai bagian daritheduty ofdue care.
Untuk memenuhi kebutuhan staf medis di rumah sakit dalam rangka
meningkatkanpelayanan rumah sakit memerlukan penambahan staf medis.Kepala/direktur
rumah sakit menentukankebutuhan dan penambahan staf medis.Komite medik dapat diminta
oleh kepala/direkturrumah sakit untuk melakukan kajian kompetensi calon staf medis.

2. Mekanisme Kredensial
Mekanisme kredensial dan rekredensial di rumah sakit adalah tanggungjawab
komitemedik yang dilaksanakan oleh subkomite kredensial. Proses
kredensialtersebutdilaksanakansetiap3 tahun dengan semangat keterbukaan, adil; obyektif,
sesuai dengan prosedur, danterdokumentasi.
Dalam proses kredensial, subkomite kredensial melakukan serangkaian kegiatantermasuk
menyusun tim mitra bestari, dan melakukan penilaian kompetensi seorangstaf medis yang
meminta kewenangan klinis tertentu. Selain itu subkomite kredensial juga menyiapkan
berbagai instrumen kredensial yang disahkan kepala/direktur rumahsakit. Instrumen tersebut
paling sedikjt meliputi kebijakan rumah sakit tentangkredensial dan kewenangan klinis,
3
pedoman penilaian kompetensi klinis, formulir yangdiperlukan.Pada akhir proses kredensial,
komite medik menerbitkan rekomendasi kepadakepala/direktur rumah sakit tentang lingkup
kewenangan klinis seorang staf medis.

4
BAB III
RUANG LINGKUP

Panduan kredensiai ini berlaku untuk semua tenaga dokter di RS PKU Muhammadiyah
Sekapuk. Kredensial tenaga dokter dilakukan oleh subkomite kredensial komite medis RS PKu
Muhammadiyah Sekapuk. Setiap tenaga dokter yang akan bekerja / telah bekerja di RS PKU
Muhammadiyah Sekapuk harus dilakukan kredensial. Tenaga dokter terdiri atas:
1. Dokter umum
2. Dokter gigi
3. Dokter spesialis

5
BAB IV
TATA LAKSANA

A. PELAKSANAAN
Direktur rumah sakit menetapkan berbagai kebijakan dan prosedur bagi staf medis untuk
memperoleh kewenangan klinis dengan berpedoman pada peraturan internal staf medis (medical
staff bylaws).Selain itu direktur rumah sakit bertanggung jawab atas tersedianya berbagai
sumber daya yang dibutuhkan agar kegiatan ini dapat terselenggara.
Untuk melaksanakan kredensial dibutuhkan beberapa instrumen, antara lain daftar
rinciankewenangan klinis untuk tiap spesialisasi medis, daftar mitra bestari yang
memrepresentasikan tiap spesialisasi medis, dan buku putih (white paper) untuk setiap pelayanan
media. Setiap rumah sakit mengembangkan instrumen tersebut sesuai dengan kebutuhannya.
Secara garis besar tahapan pemberian kewenangan klinis yang harus diatur lebih lanjut oleh
rumah sakit adalah sebagai berikut:
1. Staf medis mengajukan permohonan kewenangan klinis kepada direktur rumah sakit dengan
mengisi formulir dafiar rincian kewenangan klinis yang telah disediakan rumah sakit.
2. Dokter baru / dokter pro rekredensial datang ke sekretaris Komite Medis dengan membawa
Kelengkapan yang dibutuhkan, yakni :
 Surat lamaran dengan CV
 Ijasah
 Sertifikat kompetensi dari kolegium
 Surat Tanda register
 Sertifikat pelatihan yang dimiliki
3. Berkas permohonan staf medis yang telah lengkap disampaikan ke direktur rumah sakit.
4. Berkas Permohonan Staf medis ysng telah lengkap disampaikan Direktur kepada komite
medis.
5. Komite Medis menugaskan sub komite kridensial.
6. Sub komite kredensial melakukan kajian terhadap formulir daftar rincian kewenangan klinis
yang telah diisi oleh pemohon.
7. Kajian terhadap formulir daftar rincian kewenangan klinjs yang telah diisi oleh pemohon.
8. Subkomite kredensial dapat membentuk panel atau panitia ad-hoc
9. Subkomite kredensial melakukan wawancara melalui :
 Penilaian motivasi
 Penilaian kompetensi berdasarkan daftar standar pelayanan medis sesuai bidangnya
 Pengkajian tindakan medis diajukan oleh dokter yang bersangkutan
10. Sub komite kredesial membuat daftar kewenangan klinis
11. Pengkajian oleh subkomite kredensial meliputi elemen :
a. Kompetensi
1) Berbagai area kompetensi sesuai standar kompetensi yang disahkan oleh lembaga
pemerintah yang berwenang untuk itu
2) Kognitif
3) Afektif
4) Psikomotor
b. Kompetensi fisik
c. Kompetensi mental/perilaku
d. Perilaku etis (ethical standing).
11. Kewenangan klinis yang diberikan mencakup derajat kompetensi dan cakupan praktik.
12. Daftar rincian kewenangan klinis (delineation of clinical priviiege) diperoleh dengan cara:
a. Menyusun daftar kewenangan klinis dilakukan dengan meminta masukan dari
setiapKelompok Staf Medis.
b. Mengkaji kewenangan klinis bagi pemohon dengan menggunakan daftar
rinciankewenangan klinis (delineation of clinical privilege).
c. Mengkaji ulang daftar rincian kewenangan klinis bagi staf medis dilakukan
secaraperiodik.
13. Rekomendasi pemberian kewenangan klinis dilakukan oleh komite medik. Berdasarkan
masukan dari subkomite kredensial.

6
14. Subkomite kredensial melakukan rekredensial bagi setiap staf medis yang
mengajukanpermohonan pada saat berakhimya masa berlaku surat penugasan klinis (clinical
appointment), dengan rekomendasi berupa :
a. Kewenangan klinis yang bersangkutan dilanjutkan
b. Kewenangan klinis yang bersangkutan ditambah
c. Kewenangan klinis yang bersangkutan dikurangi
d. Kewenangan klinis yang bersangkutan dibekukan untuk waktu tertentu
e. Kewenangan klinis yang bersangkutan diubah/dimodifikasi
f. Kewenangan klinis yang bersangkutan diakhiri
15. Bagi staf medis yang ingin memulihkan kewenangan klinis yang dikurangi ataumenambah
kewenangan klinis yang dimiliki dapat mengajukan permohonan kepada komite medik
melalui direktur rumah sakit. Selanjutnya, komite medic menyelenggarakan pembinaan
profesi antara lain melalui mekanisme pendampingan(proctoring).
16. Kriteria yang hams dipertimbangkan dalam memberikan rekomendasi kewenangan klinis:
a. Pendidikan
1) Lulus dari sekolah kedokteran yang terakreditasi, atau dari sekolah kedokteran luar
negeri dan sudah diregistrasi
2) Menyelesaikan program pendidikan konsultan.
b. Perizinan (lisensi)
1) Memiliki surat tanda registrasi yang sesuai dengan bidang profesi;
2) Memiliki izin. Praktek dari dinas kesehatan setempat yang masih berlaku.
c. Kegiatan penjagaan mutu profesi
1) Menjadi anggota organisasi yang melakukan penilaian kompetensi bagi
2) Anggotanya
3) Berpartisipasi aktif dalam proses evaluasi mutu klinis
d. Kualifikasi personal
1) Riwayat disiplin dan etik profesi
2) Keanggotaan dalam perhimpunan profesi yang diakui
3) Keadaan sehat jasmani dan mental, termasuk tidak terlibat penggunaan obat terlarang
dan alkohol, yang dapat mempengaruhi kualitas pelayanan terhadap pasien
4) Riwayat keterlibatan dalam tindakan kekerasan
5) Memiliki asuransi proteksi profesi (professional indemnity Insurance)
e. Pengalaman di bidang keprofesian
1) Riwayat tempat pelaksanaan praktik profesi
2) Riayat tuntutan medis atau klaim oleh pasien selama menjalankan profesi.
17. Berakhimya kewenangan klinis
Kewenangan klinis akan berakhir bila surat penugasan klinis (clinical appointment) habis
masa berlakunya atau dicabut oleh direktur mmah sakit.Surat penugasan klinis untuk setiap
staf medis memiliki masa berlaku untuk periodetertentu, misalnya dua tahun. Padaakhir masa
berlakunya surat penugasan tersebutrumah sakit harus melakukan rekredensial terhadap staf
medis yang bersangkutan.Proses rekredensial ini lebih sederhana dibandingkan dengan
proses kredensial awal sebagaimana diuraikan diatas karena rumah sakit telah memiliki
infomasi setiap stafmedis yang melakukan pelayanan medis di rumah sakit tersebut.
18. Pencabutan, perubahan/modifikasi, dan pemberian kembali kewenangan klinis
Pertimbangan pencabutan kewenangan klinis teflentu' oleh direktur rumah sakit didasarkan
pada kinerja profesi dilapangan, misalnya staf medis yangbersangkutan terganggu
kesehatannya, baik fisik maupun mental. Selain itu,pencabutan kewenangan klinis juga dapat
dilakukan bila telah terjadi kecelakaan medis yangdiduga karena inkompetensi atau karena
tindakan disiplin dari komite medik. Namun demikian, kewenangan klinis yang dicabut
tersebut dapat diberikan kembali bila staf medis tersebut dianggap telah pulih
kompetensinya. Dalam hal kewenangan klinistertentu seorang staf medis diakhiri, komite
medik akan meminta subkomite mutuprofesi untuk melakukan berbagai upaya pembinaan
agar kompetensi yangbersangkutan pulih kembali. Komite medik dapat merekomendasikan
kepada direktur rumah sakit pemberian kembali kewenangan klinis tertentu setelah melalui
proses pembinaan.
Pada dasamya kredensial tetap ditujukan untuk menjaga keselamatan pasien,sambil tetap
membina kompetensi seluruh staf medis di rumah sakit tersebut. Dengandemikian jelaslah
bahwa komite medik dan peraturan internal staf medis memegang peranan penting dalam
proses kredensial dan pemberian kewenangan klinis untuksetiap staf medis.
7
BAB V
DOKUMENTASI

Hasil pelaksanaan kredensial dan rekredensial tenaga dokter disimpan dalam berkas calon atau
tenaga kesehatan yang tersentral di bagian SDI RS PKU Muhammadiyah Sekapuk.

8
BAB VI
PENUTUP

Proses kredensial adalah proses pengakuan profesi yang diberikan kepada individu atau
organisasi dengan mempunyai otoritas atau dianggap kompeten dalam melakukan suatu tindakan
asuhan kesehatan. Dengan adanya proses kredensial dan rekredensial tenaga dokter di RS PKU
Muhammadiyah Sekapuk diharapkan mampu menjalankan standar praktik pelayanan kesehatan
dalam memberikan asuhan kesehatan, serta dapat mempertahankan standar praktik tenaga dokter
dengan melaksanakan proses kredensial dan rekredensial yang ada di RS PKU Muhammadiyah
Sekapuk. Adanya sistem kredensial dan rekredensial di RS PKU Muhammadiyah Sekapuk
diharapkan masyarakat dapat merasakan pelayanan kesehatan dengan baik dan sesuai dengan
standar tenaga kesehatan.

Gresik, 10 Januari 2017


Direktur,

dr. Umi Julaikah, M. Kes


NBM: 945. 314

9
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, Panduan Tim Kredensial
Dokter RS PKU Muhammadiyah Sekapuk dapat disusun dengan baik. Panduan ini disusun
secara sederhana, mengingat keterbatasan yang ada. Kepada semua fihak yang telah menbantu
menyusun panduan ini kami sampaikan banyak terima kasih.
Kami menyadari bahwa panduan ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu
hendaknya panduan ini dijadikan dasar dan kegiatan minimal yang akan dilaksanakan untuk
meningkatkan mutu tenaga dokter RS PKU Muhammadiyah Sekapuk.
Lebih dari itu yang terpenting adalah bagaimana melaksanakan Panduan ini secara
nyata dilapangan, tidak hanya sekedar panduan yang tiada ujung pangkalnya. Atas dasar itu maka
peran serta seluruh tenaga medis RS PKU Muhammadiyah Sekapuk sangat diharapkan.
Insyaallah apa yang menjadi harapan dapat terwujud bila kita secara sungguh dan niat yang
ikhlas melaksanakannya.

Gresik, 10 Januari 2017


Penyusun

10
Lampiran 1 :
FORMAT PENILAIAN STAF BARU
CALON KARYAWAN RS PKU MUHAMMADIYAH SEKAPUK

NAMA :………………………….
RUANG :………………………….
NO ASPEK YANG DI NILAI NILAI
1 Komunikasi :
- Kejelasan memberikan instruksi ke pasien
- Kejelasan komunikasi / operan dengan petugas lain
- Intonasi yang jelas, kesan ramah.
- Kemampuan bahasa jawa (kromo inggil)/ bahasa Indonesia
- Supel, pandai bergaul, luwes.
- Dll
2 Perilaku :
- Sopan santun terhadap pasien, keluarga, petugas lain.
- Menghargai yang lebih tua/senior.
- Tingkat emosional
- Kepedulian terhadap rekan / lingkungan sekitar
- Ketanggapan terhadap keluhan pasien / perintah.
- Dll
3 Ketrampilan :
- Ketrampilan melakukan tindakan / perasat
- Ketrampilan administrasi
- Kemampuan mengatasi masalah
- Kecepatan beradaptasi dengan lingkungan sekitar dan
pekerjaanya
- Penerapan antara teori dan praktek,inovasi
- Dll
4 Performance :
- Postur tubuh ( TB dan BB seimbang)
- Menarik
- Cara berpakaian, make up, rambut, kuku.
- Dll
5 Pengetahuan :
- penguasaan teori tentang profesi,administrasi.
- Penerapan antara teori dengan praktek di lapangan
- Pengetahuan umum
- Dll
Total
Rata-rata

Ket. Nilai :
1. Kurang : 55 – 65
2. Cukup : 66 – 75
3. Baik : 76 – 85

Catatan :
1. Kelebihan :
…………………………………………………………………………………………
……………………………...
2. Kekurangan :
…………………………………………………………………………………………
Penilai,

(……………………………….)

11

Anda mungkin juga menyukai