Dosen Pengampu :
Ni Nyoman Hartati, S.Kep.,Ns.,M.Biomed
Oleh Kelompok 11 :
Penulis,
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.1.3 Mengetahui Apa yang dimaksud dengan Antropologi dalam praktik keperawatan
1.1.4 Mengetahui Bagaimana Perkembangan Antropologi dalam Keperawatan
4
BAB II
PEMBAHASAN
8
Klien bisa mengalami cultural shock jika berada pada suatu kondisi di mana perawat
tidak mampu beradaptasi dengan perbedaan nilai budaya dan kepercayaan klien. Hal ini dapat
menyebabkan munculnya rasa ketidaknyamanan, ketidakberdayaan, dan beberapa klien bahkan
bisa mengalami disorientasi. Kebutaan budaya oleh perawat dapat berakibat pada penurunan
kualitas pelayanan keperawatan yang diberikan. Pada akhirnya dapat mempengaruhi tingkat
kesembuhan atau kesehatan klien.
4. Practice Theory
Teori terakhir yakni practice theory menjadi teori yang paling spesifik dan jelas
cakupannya dibandingkan tiga teori sebelumnya. Practice theory mampu menentukan tindakan
atau intervensi keperawatan yang cocok untuk mencapai tujuan tertentu. Teori ini juga fokus
pada fenomena keperawatan spesifik dengan memberikan arahan langsung pada praktik
keperawatan. Practice theory merupakan hasil pengembangan middle range theory yang
menyediakan kerangka kerja intervensi keperawatan guna memprediksi efek dari praktik
keperawatan itu sendiri. Pengalaman praktik klinis perawat dapat menjadi sumber utama untuk
pengembangan practice theory keperawatan. Teori ini juga menggambarkan dan menjelaskan
kedalaman dan kompleksitas teori keperawatan melalui apresiasi mendalam terhadap fenomena
keperawatan dan hubungan antara aspek pada situasi keperawatan.
9
Memberikan suatu cara untuk memandang masyarakat secara keseluruhan termasuk individunya.
Dimana cara pandang yang tepat akan mampu untuk memberikan kontribusi yang tepat dalam
meningkatkan kesejahteraan suatu masyarakat dengan tetap bertumpu pada akar kepribadian
masyarakat yang membangun.Contoh pendekatan sistem. holistik, emik, relativisme yang
menjadi dasar pemikiran antropologi dapat digunakan untuk membantu menyelesaikan masalah
dan mengembangkan situasi masyarakat menjadi lebih baik.
Memberikan suatu model yang secara operasional berguna untuk menguraikan proses sosial
budaya bidang kesehatan.
Sumbangan terhadap metode penelitian dan hasil penelitian. Baik dalam merumuskan
suatu pendekatan yang tepat maupun membantu analisis dan interpretasi hasil tentang suatu
kondisi yang ada di masyarakat.
Ada beberapa ilmu yang memberikan sumbangan terhadap antropologi keperawatan, antara lain:
1. Antropologi fisik/ biologi ragawi, Contoh: nutrisi mempengaruhi pertumbuhan, bentuk
tubuh, variasi penyakit. Selain itu juga mempelajari evolusi penyakit sebagai akibat
faktor budaya, migrasi dan urbanisasi.
2. Etnomedisin, awalnya mempelajari tentangpengobatan pada masyarakat primitif atau
yang masih dianggap tradisional, meski dalam perkembangan lebih lanjut stereotipe ini
harus dihindari karena pengobatan tradisional tidak selamanya terbelakang atau salah.
3. Kepribadian dan budaya, adalah observasi terhadap tingkah laku manusia di berbagai
belahan dunia. Misalny perawatan schizophrenia di suatu daerah untuk mencari
penyembuhan yang tepat dapat digunakan untuk mengevaluasi pola perawatan penyakit
yang sama.
4. Kesehatan Masyarakat, dimana beberapa program kesehatan bekerjasama dengan
antropologi untuk menjelaskan hubungan antara kepercayaan dan praktek kesehatan.
10
1. Penyakit yang berhubungan dengan kepercayaan (misfortunes)
2. Di beberapa masyarakat misfortunes disebabkan oleh kekuatan supranatural maupun
supernatural atau penyihir
3. Kelompok healers ditemukan dengan bentuk yang berbeda di setiap kelompok
masyarakat
4. Healers mempunyai peranan sebagai penyembuh
5. Adapun perhatian terhadap suatu keberadaan sakit atau penyakit tidak secara individual,
terutama illness dan sicknesspada keluarga ataupun masyarakat.
6. Jika diumpamakan sebagai kewajiban, maka tugas utama ahli antropologi keperawatan
diantaranya: bagaimana individu di masyarakat mempunyai persepsi dan bereaksi
terhadap keadaan dan bagaimana tipe pelayanan kesehatan yang akan dipilih, untuk
mengetahui mengenai budaya dan keadaan sosial di lingkungantempat tinggalnya.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Prospek social budaya terhadap keperawatan adalah suatu proses pemberian asuhan
keperawatan yang difokuskan kepada individu dan kelompok untuk mempertahankan,
meningkatkan perilaku sehat sesuai dengan latar belakang budaya dan menerapkan pelayanan
keperawatan sesuai dengan latar belakang budaya tanpa merugikan kesehatan atau melanggar
prosedur asuhan keperawatan. Pengkajian asuhan keperawatan dalam konteks social budaya
sangat diperlukan untuk menjembatani perbedaan pengetahuan yang dimiliki oleh perawat
dengan klien. Diagnosa keperawatan transkultural yang ditegakkan dapat mengidentifikasi
tindakan yang dibutuhkan untuk mempertahankan budaya yang sesuai dengan kesehatan,
membentuk budaya baru yang sesuai dengan kesehatan atau bahkan mengganti budaya yang
tidak sesuai dengan kesehatan dengan budaya baru. Perencanaan dan pelaksanaan proses
keperawatan transkultural tidak dapat begitu saja dipaksakan kepada klien sebelum perawat
memahami latar belakang budaya klien sehingga tindakan yang dilakukan dapat sesuai dengan
budaya klien. Evaluasi asuhan keperawatan transkultural melekat erat dengan perencanaan dan
pelaksanaan proses asuhan keperawatan transkultural.
3.2 Saran
Demikianlah makalah ini kami susun, semoga makalah ini bermanfaat bagi para
pembaca. Kami menyadari banyak kesalahan dan kekurangan pada makalah ini dan jauh dari
kata sempurna. Saran kami adalah semoga makalah ini dapat menambah wawasan para pembaca
agar kita sama-sama memahami tentang “Antropologi Dalam Praktik keperawatan”.
12
DAFTAR PUSTAKA
Dewi Murdiyanti Prihatin Putri,M. Kep., Ns., Sp. Kep.M.B Nunung Rachmawati, S. Kep., Ns.,
M. Kep. 2018. Antropologi Kesehatan. Pustaka Baru Press.
https://www.academia.edu/41670972/MAKALAH_ANTROPOLOGI_KESEHATAN_KELOM
POK_4_Disusun_Oleh (diakses, 10 Februari 2022).
13