Anda di halaman 1dari 15

Kemunculan Agama Kristen di eropa abad 1 - 5

masehi.

Awal kejatuhan Romawi kuno


Kristen awal dimulai di abad 1-4 M, antara penyaliban Yesus, 30 M dan perjanjian perjanjian
Nicaea tahun 352 M. Bangsa Romawi kuno adalah pemuja Dewa Dewi seperti halnya Bangsa
Yunani kuno. Munculnya agama Kristen turut mempengaruhi perpecahan dalam Kerajaan
Romawi. Para pengikut Kristen diburu, menyebabkan mereka harus secara sembunyi-sembunyi
melakukan ibadah.
Pada zaman ini muncul sarana peribadatan baru berupa Catacombi. Catacombi merupakan
goa / lorong / ruang bawah tanah yang berfungsi sebagai makam. Tempat ini difungsikan
sebagai tempat berjamaah umat Kristen dan melindungi diri dari tentara Romawi.

Lukisan fresco

Catacombi umumnya dihiasi oleh lukisan fresco (lukisan dinding dalam gua). Temanya tentang
Adam & Hawa, Yesus Kristus, dan cerita keagamaan lainnya.

Detail lukisan fresco


Mozaik
Mozaik merupakan dekorasi yang cukup favorit di era Kristen awal. Umumnya penggunaan
mozaik bukan pada catacombi, namun pada gereja-gereja kuno. Umumnya terdapat pada
baptistery, bukaan, pelengkung atap, dsb.

Mozaik

Mozaik yang menggambarkan Yesus Kristus sebagai Guru dan Juru Selamat, St Lorenzo
Capella, Milan Italia.

Yesus digambarkan sebagai Raja dengan baju zirah untuk mengusir setan, Ravenna, setelah
tahun 500 Masehi.

Perkembangan gereja setelah abad 4 Masehi


Perkembangan arsitektur yang mengalami kemajuan besar adalah arsitektur gereja. Dari
bentuk berupa catacombi, setelah Kristen dijadikan sebagai agama resmi oleh Kaisar
Constantin I, maka gereja mengalami perkembangan bentuk.
a. Basilica

Basilica St Peters
Interior Santa Sabina awal abad 5 Masehi

b. Apse
Apse merupakan ceruk berdenah lingkaran yang terletak di ujung denah bangunan utama
gereja. Umumnya apse digunakan sebagai mimbar tempat pendeta memimpin doa.

Apse pada basilica Santa Giulia, Italy


Apse digunakan sebagai altar / mimbar gereja

c. Nave
Nave merupakan ruang panjang yang digunakan untuk tempat duduk para jemaah gereja.

Nave pada katedral gereja Salisbury, Inggris. Salah satu contoh bangunan Gotik di Inggris.

d. Narthex
Narthex merupakan ruang masuk ( lobby ) utama pada gereja.
Narthex

Gambar 15. Narthex St. Pechersky

Perpindahan Kerajaan Romawi.

Kekaisaran Romawi Timur adalah istilah yang digunakan oleh sejarawan modern untuk


menyebut bagian Kekaisaran Romawi yang didominasi oleh penutur bahasa Yunani dan
berpusat di Konstantinopel pada masa Antikuitas Akhir dan Abad Pertengahan dari negaranya
yang lebih awal pada masa Klasik. Kekaisaran ini juga disebut Kekaisaran
Bizantium terutama dalam konteks Abad Pertengahan setelah Kekaisaran Romawi Barat
runtuh. Penduduk dan negara tetangga menyebut kekaisaran ini sebagai Kekaisaran
Romawi saja (bahasa Latin, Imperium Romanum) atau Romania
Kekaisaran Romawi Timur bisa didefinisikan sebagai kekaisaran multi-etnis yang muncul
sebagai kekaisaran Kristen, yang kemudian segera terdiri dari kekaisaran Timur yang sudah di-
Helenisasi dan mengakhiri sejarah ribuan tahunnya, pada 1453, sebagai Negara Ortodoks
Yunani: Sebuah kerajaan yang menjadi negara, hampir dengan arti modern kata tersebut
Peleburan resmi negara Romawi Timur pada abad ke-15 tidak secara langsung
menghancurkan masyarakat Romawi Timur. Pada masa pendudukan Turki, orang-orang
Yunani terus memanggil diri mereka sebagai bangsa Romawi dan bangsa Yunani, sebuah ciri-
ciri yang tetap ada hingga awal abad ke-21 dan masih ada di Yunani modern kini, meski
Romawi telah menjadi nama “rakyat” daripada sinonim bangsa seperti zaman dulu.

Keruntuhan Kerajaan Romawi Barat


Setelah Romawi runtuh, Byzantium adalah benteng pertahanan peradaban Eropa Barat
dari serangan musuh yang mencoba menerobos tembok Konstantinopel. Meskipun berusaha
diterobos Byzantium menunjukkan keperkasaannya. Selama kaum Bar-bar tak mampu
menyerang Konstantinopel, upaya penyelamatan peradaban Eropa masih tetap berlangsung.
Selanjutnya Byzantium berhasil memblokir jalan dari Asia ke Eropa guna menghalangi orang
Arap yang akan menyebarkan agama Islam ke Eropa timur dan tengah.

Konstantinopel
Kota ini didirikan oleh kaisar Kostantin (337). Gedung-gedung megah dibangun di
bagian timur semenanjung. Disinilah dibangun pasar raya terbuka yang disebut Forum
Augustaeum. Di pasar itulah berdiri Tonggak emas (Golden Milestone). Selain pasar raya
dibangun pula kolam Zeuxippus, rumah senat,

tempat para uskup, serta istana Konstantinopel.

Dalam sejarah seni Byzantium menduduki posisi tertinggi. Konstantinpel penuh dengan
bangunan megah tempat ibadah umat kristen, bangunan itulah yang merupakan puncak
prestasi arsitektur Byzantium. Setelah Kristen resmi pada 312, bangunan yang bernama
Basilica bertebaran di daerah Romawi Timur. Bangunan itu beratap berbentuk kubah raksasa
yang disusun dengan cermat terbuat dari batu.

Ciri khas bangunan Byzantium adalah keserba-agungan yang memberikan efek impresif diatas
segalanya seperti yang ditulis Charles Diehl dalam The Cambridge Medieval History.
Figur yang digambarkan hampir semuanya berkaitan dengan agama. Seni Byzantium pada
dasarnya adalah seni cangkokan. Unsur-unsur diambil propinsi tentangga, namun yang paling
dominan adalah dari Yunani. Dari Syria mereka mengambil ide tentang kubah. Dari Persia
mereka mengadopsi desain binatang dan tumbuhan.

Tambahan :

Kaisar mendorong pendirian bangunan-bangunan pribadi dengan cara menjanjikan kepada


para pemilik bangunan hadiah lahan dari tanah negara di Asiana dan Pontica, dan pada 18 Mei 332
dia mengumumkan bahwa, sebagaimana halnya di Roma, bahan pangan akan disalurkan secara
cuma-cuma kepada warga kota. Konon saat itu jumlahnya mencapai 80.000 ransum sehari,
disalurkan dari 117 titik distribusi di seluruh kota.[9]

Konstantinus membuka alun-alun baru di pusat kota tua Bizantium,


menamakannya Augustaeum. Dewan senat (atau Curia) yang baru ditempatkan di sebuah basilika
di sebelah timur alun-alun. Di sebelah selatannya berdiri istana agung kaisar dengan gerbangnya
yang megah, Chalke, dan aula upacaranya yang dikenal sebagai Istana Daphne. Tak jauh dari situ
terdapat Hippodromos, tempat pacuan kuda yang mampu menampung 80.000 penonton,
dan pemandian Zeuxippus yang terkenal. Di sisi barat Augustaeum berdiri Milion, sebuah monumen
berlengkung, titik awal untuk mengukur jarak ke seluruh Kekaisaran Romawi Timur.

Dari Augustaeum terbentang sebuah jalan raya, Mese (bahasa Yunani: Μέση [Οδός], secara
harfiah berarti "[Jalan] Tengah"), dipagari jajaran pilar. Karena membentang turun dari bukit pertama
dan naik ke bukit kedua, jalan ini melintasi sisi kiri Praetorium atau Gedung Kehakiman. Kemudian
melintasi Forum Konstantinus yang berbentuk oval tempat dewan senat kedua dan sebuah pilar
tinggi yang dipuncaknya tegak sebuah arca Konstantinus dalam rupa Helios, bermahkota sebuah
lingkaran suci dengan tujuh berkas sinar dan menghadap ke arah matahari terbit. Dari sana Mese
melintasi Forum Taurus, kemudian Forum Bous, dan akhirnya naik ke bukit ketujuh (atau
Xerolophus) melewati Gapura Kencana di Tembok Konstantinus. Setelah pendirian Tembok
Theodosius pada abad ke-5, Mese diperpanjang sampai ke Gapura Kencana yang baru. Panjang
keseluruhannya mencapai tujuh Mil Romawi.[10]
Agustaeum

Hipodrom Konstantinopel saat ini, dengan Obelisk Berdinding di latar depan

dan Obelisk Thutmose III di sisi kanan.

Bagian yang telah direstorasi dari benteng pertahanan yang melindungi Konstantinopel selama Abad
Pertengahan
Arsitektur era Byzantium
- Arsitektur era Byzantine awal merupakan kelanjutan dari arsitektur Romawi. Dari ornamen
dan teknologinya mendapat pengaruh dari Timur Tengah dan Yunani kuno.
- Arsitektur Byzantine bertolak belakang dengan zaman-zaman sebelumnya, meskipun tidak
semuanya, namun banyak gereja mempunyai denah lingkaran / poligonal.
- Ciri yang paling menonjol dari arsitektur Byzantine adalah adanya atap berbentuk kubah
( bentuknya bervariasi ) bernama pendentive.
- Elemen arsitektur Yunani, seperti kolom, unsur lengkung, hanya dipakai sebagai dekorasi.
- Dekorasi umumnya dibuat pada kepala kolom ( capital ) lebih variatif, dikembangkan dari
seni setempat, tidak hanya berbentuk Doric, Ionic, maupun Korintia.
- Adanya PENDENTIVE, yaitu bagian sudut peralihan antara kubah dan penumpunya yang
berdenah bujur sangkar menjadi unsur baru dalam bangunan, tidak ada pada zaman
sebelumnya. Bagian ini kadang dihias dengan relief / lukisan seperti pada bagian ceruk
kubah.
Plafon pada kubah dengan pencahayaan alami

Konstruksi dinding yang mendukung beban ( bearing wall ) seperti halnya kubah menjadi
bagian struktur utama dari arsitektur Byzantine. Umumnya dinding menjadi sangat tebal, denah
berbentuk L atau U untuk menahan gaya melintang dan membujur.

Tambahan :
Arsitektur Bizantium adalah arsitektur Kekaisaran Bizantium (atau Kekaisaran Romawi
Timur). Terminologi ini digunakan oleh para sejarawan modern untuk mengklasifikasikan
Kekaisaran Romawi abad pertengahan sedemikian karena perkembangannya sebagai suatu
entitas budaya dan seni yang berpusat di ibu kota baru Konstantinopel, berbeda dengan
kota Roma dan sekitarnya. Kekaisaran Bizantium bertahan lebih dari satu milenium, secara
dramatis mempengaruhi arsitektur abad pertengahan di seluruh Eropa dan Timur Dekat, serta
menjadi asal mula tradisi arsitektur Utsmaniyah dan Renaisans setelah keruntuhan kekaisaran
tersebut.
Arsitektur Bizantium awal dibangun sebagai suatu cara untuk mengenang arsitektur
Romawi. Perubahan teritorial dan politik, kemajuan teknologi, serta perubahan
gaya menandakan adanya suatu gaya berbeda yang secara bertahap menghasilkan denah lantai
berupa salib Yunani dalam arsitektur gereja.

Seni Rupa Bizantium


Seni Bizantium adalah istilah yang umum digunakan untuk menggambarkan produk artistic
Kekaisaran Romawi Timur dari sekitar abad ke-5 sampai jatuhnya Konstantinopel pada tahun 1453.
Istilah ini juga digunakan untuk seni pada negara-negara yang memiliki hubungan dengan
kekaisaran Bizantium serta berbagai kebudayaan umum di beberapa negara Seni Bizantium tumbuh
dari seni Yunani kuno serta beberapa warisan klasiknya. Yang paling mendalam adalah ketika etika
humanis dari seni Yunani kuno digantikan oleh etika Kristen.
Jika tujuan seni Klasik adalah pemujaan kepada manusia, tujuan seni Bizantium adalah
pemujaan kepada Tuhan dan putra-Nya, Yesus Kristus Hal ini memiliki konsekuensi. Tradisi klasik
yang menggambarkan sosok telanjang telah dihilangkan. Menggantikan keindahan gambaran tubuh
manusia, baik lelaki maupun perempuan dengan sosok Yesus Kristus, Bunda Maria, dan orang suci
serta martir dari tradisi Kristen. Bentuk paling prnting dalam seni Bizantium secara dominan adalah
gambar orang suci. Hal ini menciptakan penghormatan dalam pemujaan dan berfungsi sebagai
penghubung eksistensial antara umat manusia dengan Tuhan. Gambaran ideal Kristus, orang-orang
suci dan martir digunakan dan ini menjadi normal pada seni Bizantium. Hal ini kadang-kadang
ditafsirkan di Barat sebagai kemunduran dalam keterampilan dan standar artistik. Baberapa keahlian
teknis dari dunia klasik khususnya pada pahatan patung naturalis telah hilang dalam dunia
Bizantium.

Seni rupa yang dihasilkan oleh penganut Kristen Ortodoks Timur yang tinggal di Kekaisaran
Utsmaniyah sering disebut pasca-Bizantium. Tradisi artistik tertentu yang berasal dari Kekaisaran
Bizantium, yang sebagian besar terkait lukisan ikon dan arsitektur gereja, merupakan hal umum
di Yunani, Serbia, Bulgaria, Rusia dan negara-negara Ortodoks Timur lainnya sampai masa
sekarang.

.
Lukisan masa Bizantium
Lukisan di plafon

Mozaik

Gelang masa Bizantium


Leontin masa Bizantium

Meja masa Bizantium

Relief masa Bizantium


Tambahan :

Seni rupa yang dihasilkan oleh penganut Kristen Ortodoks Timur yang tinggal di Kekaisaran
Utsmaniyah sering disebut "pasca-Bizantium". Tradisi artistik tertentu yang berasal dari Kekaisaran
Bizantium, yang sebagian besar terkait lukisan ikon dan arsitektur gereja, merupakan hal umum
di Yunani, Serbia, Bulgaria, Rusia dan negara-negara Ortodoks Timur lainnya sampai masa
sekarang.

Mozaik Bizantium paling terkenal yang masih ada dari Hagia Sophia di Konstantinopel –


gambar dari Kristus Pantokrator di tembok hulu galeri selatan. Mozaiknya dibuat pada abad ke-
12.

Anda mungkin juga menyukai