41721010028
Desain Interior
1. Bersifat tradisional/statis
Dengan adanya kebudayaan agraris mengarah pada bentuk kesenian yang berpegang
pada suatu kaidah yang turun temurun
2. Bersifat Progresif
Dengan adanya kebudayaan maritim. Kesenian Indonesia sering dipengaruhi kebudayaan
luar yang kemudian di padukan dan dikembangkan sehingga menjadi milik bangsa
Indonesia sendiri
3. Bersifat Kebinekaan
Indonesia terdiri dari beberapa daerah dengan keadaan lingkungan dan alam yang
berbeda, sehingga melahirkan bentuk ungkapan seni yang beraneka ragam
4. Bersifat Seni Kerajinan
Dengan kekayaan alam Indonesia yang menghasilkan bermacam – macam bahan untuk
membuat kerajinan
5. Bersifat Non Realis
Dengan latar belakang agama asli yang primitif berpengaruh pada ungkapan seni yang
selalu bersifat perlambangan / simbolisme
1. Sebagai ritus agama / magi terhadap kekuatan gaib ( contoh lukisan gua kerap
diasosiasikan dengan magi perburuan, simbol lingga-yoni pada patung, totemisme;
ornamen wajah manusia-binatang pada lukisan dinding /ornamen ).
2. Sebagai pendukung nilai sosial ( contoh senjata khusus, baju kebesaran, mahkota, dsb
yang menunjukkan status sosial seorang Pemimpin ).
Melukis dianggap bisa memancarkan daya magis. Hal itu disalurkan dengan membuat lukisan
dinding di ceruk ataupun di gua-gua. Mulai muncul budaya TOTEMISME. Implementasinya
berupa bentuk gambar-gambar hewan serta makhluk gua sering dijadikan obyek lukisan. Tema
lukisan umumnya adalah tema Perburuan, Telapak tangan, dan makhluk-makhluk supranatural.
Lukisan tangan di Papua
Gambar 8
Kapak lonjong dari batu
Gambar 11
Menhir
Gambar 12
Batu purba Pugung Raharjo,berupa menhir dan susunan batu, Lampung
Dolmen ( meja batu, merupakan tempat sesajen, pemujaan terhadap roh nenek moyang. Ada
yang berfungsi sebagai kuburan ).
Dolmen
Sarkofagus
Kubur Batu
Gambar 16
Punden Berundak
( tempat pemujaan nenek moyang yang mempunyai bentuk berundak-undak ).
Nekara berfungsi sebagai genderang ( untuk upacara memanggil hujan, genderang perang,
dsb ). Pada sisinya terdapat kuping agar dapat digantung supaya bila dipukul bersuara
nyaring.
Gambar 18
Moko
Moko merupakan nekara yang lebih kecil. Moko masih ada hingga sekarang di NTT.
Berfungsi sebagai alat musik juga untuk menunjukkan status sosial seseorang. Selain itu
pada zaman perunggu ditemukan juga:
- Bejana perunggu
- Arca-arca perunggu ( dicetak dengan teknik a cire perdue )
- Perhiasan logam
- Mata kapak, panah, sabit, pisau, pedang dari besi.
A CIRE PERDUE merupakan Teknik mencetak dengan membuat model cetakannya terlebih
dahulu dari lilin yang ditutup tanah liat kemudian dipanaskan hingga lilinnya mencair. Setelah itu
logamnya baru dituangkan.
Gambar 19
Proses a cire perdue
Selain itu ada juga teknik bivalve. Teknik bivalve disebut juga teknik menuang berulang kali
karena menggunakan dua keping cetakan terbuat dari batu dan dapat dipakai berulang kali
sesuai dengan kebutuhan (bi berarti dua danvalve berarti kepingan). Teknik ini digunakan untuk
mencetak benda-benda yang sederhana baik bentuk maupun hiasannya.
Gambar 20
Kendi dari tanah liat
Gambar 21
Perhiasan
Gambar 22
Gelang dari batu chalcedony