Anda di halaman 1dari 29

CORAK KEHIDUPAN

MANUSIA MASA PRA-


AKSARA

Hermin Mariane
TUJUAN PEMBELAJARAN

 Dapat menjelaskan corak kehidupan masyarakat pra-


aksara dengan tanggung jawab.
 Dapatmenganalisis perkembangan teknologi pada
masa pra-aksara dengan mandiri.
 Dapatmengidentifikasi hasil-hasil kebudayaan
masyarakat pra-aksara dengan mandiri.
 Dapat menyajikannya dalam bentuk bagan secara
kreatif.
Apa kaitan
cobek dengan
materi yang
akan kita
pelajari ?
KARAKTER KHAS POLA HUNIAN
MANUSIA PURBA
1. Dekat dengan sumber air
 Air merupakan sumber lehidupan
 Tempat berkumpulnya hewan
 Memberikan kesuburan pada tanaman
 Mobilitas dilakukan dgn mudah

2. Kehidupan di alam terbuka


1. MASA BERBURU DAN MERAMU
TINGKAT SEDERHANA [PALEOLITIKUM]
a. Corak Kehidupan
Hidup berpindah-pindah (nomaden)
Hidup berkelompok kecil
Bergantung pada alam
Alatnya masih sederhana/kasar
Mengenal pembagian kerja
b. Perkembangan Teknologi
 Berdasarkan tempat penemuannya, kebudayaan masa
berburu dan meramu tingkat sederhana dibagi menjadi
2:
1. Kebudayaan Pacitan
• Ditemukan di Punung (Pacitan)  dasar sungai
baksoka
• Penemu  Von Koenigswald
• Alat  kapak genggam, kapak perimbas, kapak
penetak, alat serpih (flakes)
• Manusia pendukung  pithecanthropus
Kapak Perimbas
Fungsi  untuk meribas kayu,
memecah tulang, dan
sebagai senjata.

Kapak Genggam
Fungsi  menggali
umbi, senjata,
menumbuk biji-bijian
2. Kebudayaan Ngandong
• Ditemukan di Ngandong, Blora
• Penemu  Von Koenigswald
• Alat  kapak genggam, kapak perimbas,
kapak penetak, alat serpih (flakes), alat
tulang, dan tanduk rusa
• Manusia pendukung  Homo Soloensis &
Wajakensis
Alat serpih, dari Pacitan
(Jawa Timur)
Fungsi  memotong
daging, umbi-umbian,
dan buah-buahan, juga
untuk menguliti hewan
buruan

Alat tulang dari


Ngandong, Kab. Blora,
Jawa Tengah
Fungsi  menusuk, alat
serut, dan menggali
tanah
CIRI PERALATAN BATU & TULANG
PADA MASA PALEOLITIKUM:

Bentuknya sederhana
Masih kasar
Belum diupam/asah
MASA BERBURU DAN MERAMU
TINGKAT LANJUT [MESOLITIKUM]
a. Corak kehidupan
 Hidup semi sedentaire (setengah menetap)
 Usaha mendomestikasi hewan dan tanaman
 Mengenal penguburan
 Mengenal seni lukis
b. Perkembangan teknologi
Kebudayaan masa berburu dan meramu tingkat
lanjut berdasarkan tempat penemuannya dibagi
menjadi 2 :
1. Kebudayaan Abris Sous Roche
 hasil kebudayaan ditemukan di goa-goa
 Pertama kali ditemukan oleh von stein Callenfels
(1928) di Gua Lawa (Sampung, Ponorogo)
 Alatyang ditemukan  alat serpih (flakes), mata
panah, batu penggiling, serta alat dari tulang
dan tanduk rusa.
2. Kebudayaan Kjokkenmoddinger
 Kulit
kerang & siput yg menumpuk tinggi dan
sudah membatu
 Dapat ditemui di sepanjang pantai timur
Sumatra [Langsa (Aceh) – Medan (Sumatra
Utara)]
 Peneliti
 von stein Callenfels (1925)  dalam
tumpukan kerang ia menemukan kapak
genggam (dinamakan pebble/kapak
sumatra) dan batu penggiling
Gua Lawa di
Sampung

Kjokenmoddinger
di Kawal Darat,
Kepulauan Riau
MASA BERCOCOK TANAM
[NEOLITIKUM]
a. Corak Kehidupan
 Hidup menetap
 Mengenal bercocok tanam
 Mengenal perdagangan (barter)
 Pembagian kerja
 Pengembangan unsur kepercayaan
 Muncul pemukiman
b. Kebudayaan Megalitik
Latar belakang pendirian bangunan Megalitik:
 Pemujaan nenek moyang
 Pengharapan kesejahteraan bagi yg masih hidup
 Kesempurnaan bagi si mati.

Konsepsi kepercayaan:
 Sikap terhapad alam kehidupan sesudah mati
 Upacara penguburan
 Kematian tidak membawa perubahan
kedudukan  mendirikan bangunan-bangunan
batu besar.
Fungsi bangunan Megalitik:
1) Menhir
Bagi si mati  medium
penghormatan, menampung
kedatangan roh, lambang dari
orang-orang yg diperingati.
Bagi yg masih hiudp  medium
pemujaan
Sarkofagus
Kubur batu yang terdiri atas
wadah & tutup yg bentuk
dan ukurannya sama
Fungsi  mengubur mayat

Waruga
Kubur batu berbentuk
kubus dengan tutup
berbentuk atap rumah
(di Minahasa, Sulawesi
Utara)
Punden Berundak
Fungsi : untuk melakukan
pemujaan terhadap roh
nenek moyang

Dolmen
Fungsi : pelinggih roh,
tempat sesaji pada
upacara
c. Perkembangan teknologi

 Mampu membuat kapak lonjong, kapak persegi,


mata panah, gerabah, dan perhiasan.
Kapak persegi
Fungsi: alat barter, fungsi
magis, bekal kubur, dan
bercocok tanam

Kapak Lonjong
Fungsi : untuk
memotong makanan
Gerabah
Fungsi : untuk
menyimpan/wadah (pada
masa ini pembuatan
gerabah masih sangat
sederhana (dgn tangan))

Mata Panah
Fungsi: untuk menangkap
ikan atau berburu
MASA PERUNDAGIAN [PALEOMETALIK]
a. Corak Kehidupan
 Jumlah penduduk semakin banyak  Perkampungan
sudah lebih besar  Hidup didaerah pegunungan,
dataran rendah & tepi pantai.
 Penyempurnaan bidang pertanian, peternakan,
perdagangan, dan pembuatan alat.
 Muncul pembagian kerja (golongan undagi)  golongan
pembuat rumah kayu, gerabah, benda logam
 Kepercayaan kepada pengaruh arwah nenek moyang
pada perjalanan hidup manusia.
b. Perkembangan teknologi
 Di eropa mengenal  zaman tembaga, perunggu, dan
besi.
 Indonesia  hanya mengalami zaman perunggu dan besi.
 Benda dan kebudayaan: kapak perunggu, nekara, moko,
barang perhiasan, bejana perunggu, patung perunggu,
gerabah, gelang dan cincin perunggu.
Fungsi:
Aspek sosial  status sosial,
simbol kekuasaan, mas kawin.
Nekara tipe Aspek religi  upacara
Heger dari
(minta hujan, kematian),
Sumbawa ,
NTB
objek pemujaan, bekal kubur,
dan wadah kubur
Aspek ekonomi  komoditi
perdagangan & alat tukar
Moko

Nekara tipe
pejeng
Kapak perunggu
Fungsi : sebagai
benda pusaka dan
alat untuk bekerja

Bejana Perunggu
Fungsi: untuk tempat ikan yang
diikatkan di pinggang
TEKNIK MEMBUAT BENDA DARI LOGAM:
a. A Cire Perdue (teknik cetak tuang)
1. Bentuk model benda yang diinginkan menggunakan bahan
dasar lilin dahulu.
2. Model lilin dilapisi dgn tanah liat, setelah itu dipanaskan dgn
api  sehingga lilin mencair melalui lubang yg disediakan di
bagian bawah model.
3. Dari lubang bagian atas yg sudah disiapkan, masukkan logam
cair  biarkan sampai dingin
4. Setelah dingin model dr tanah liat dipecahkan  benda logam
jadi
Keuntungan & kelemahan a cire perdue:
 Keuntungan  benda memiliki detail
sempurna

 Kelemahan  cetakan hanya dapat


digunakan satu kali
b. Teknik dua setangkup (bivalve)
1. Buat cetakan model dari benda yg dikehendaki dgn
bentuk yg dapat saling ditangkupkan
2. Kemudian tuangkan logam cair ke dalam cetakan
3. Kedua cetakan kemudian saling ditangkupkan
4. Biarkan sampai logam dingin dan cetakan dapat
dibuka  benda logam jadi
Keuntungan & kelemahan bivalve:
 Keuntungan  cetakan dapat digunakan berulang
kali

 Kelemahan  terdapat rongga dlm benda logam yg


sudah jadi sehingga kurang kuat

Anda mungkin juga menyukai