Anda di halaman 1dari 3

Nama : Riskawati

Nim : 202002025

Tugas mandiri 1
Arti kebebasan

Kebebasan secara umum dapat diartikan sebagai kondisi di mana individu memiliki kemampuan untuk
bertindak sesuai dengan keinginannya.

1. Kebebasan sosial politik


Kebebasan Sosial-politik, yaitu suatu arti kebebasan yang berhubungan dengan bangsa atau
rakyat. Kebebasan ini tidak terjadi secara sendirinya. Dalam masalah ini, arti kebebasan yang
sebenarnya yaitu lepas dari penjajah atau kolonial. Kebebasan dalam bentuk ini biasa kita
sebut “kemerdekaan”.

2. Kebebasan Individual
Kebebasan individual, yaitu kebebasan yang ada di setiap individu. Dalam kosep ini, sering
kita lihat arti kebebasan yang berbeda-beda dari setiap individunya.
 Kesewang-kewaangan
Terkadang kebebasan dimengerti sebagai kesewenang-wenangan (arbitrariness)yaitu
orang dapat berbuat atau tidak berbuat sesuka hatinya.“kebebasan”. Sebab “bebas”
sesungguhnya tidak berarti “lepas dari segala keterikatan”. Maka sekarang dapat kita
simpulkan bahwa kebebasan tidak bertentangan dengan keterikatan. Sebaliknya
kebebasan yang sejati mengandaikan keterikatan oleh norma-norma. Demikian juga
dalam tingkah laku kita sehari-hari, kebebasan tidak bertentangandengan adanya norma-
norma, melainkan justru dimungkinkan karena norma-norma itu.
 Kebebasan fisik
Kebebasan fisik adalah siapapun yang mempunyai fisik yang berbeda beda tetapi semuanya i
tu dapat dj rangkul dan dapat di ambila secara seksama
 Kebebasan Yuridis
Kebebasan ini berkaitan erat dengan hukum dan harus dijamin oleh hukum. Dalam
Deklarasi Universal tentang Hak-hak Asasi Manusia dalam dokumen hak-hak manusia
berulang kali dibicarakan tentang “hak-hak dan kebebasan-kebebasan”. Setiap hak
mengandung kemungkinan untuk melakukan perbuatan-perbuatan tertentu dengan bebas
dan tak terganggu. Kebebasan dalam arti ini adalah syarat-syarat fisis dan sosial yang
perlu dipenuhi agar kita dapat menjalankan kebebasan kita secara konkret
 Kebebasan Psikologi
Kebebasan psikologis adalah “kehendak bebas”. Memilih merupakan aspek penting dalam
kebebasan psikologis. . contohnya sebagai pemuda tentunya bebas untuk menentukan
dan memilih jalannya sendiri untuk menjadi apa nantinya.Dari sudut psikologis perbuatan
itu bebas , namun dari segi moral tidak berarti demikian
 Kebebasan Moral
Kebebasan moral berkaitan erat dengan kebebasan psikologis, namun tidak boleh
disamakan dengannya. Kebebasan moral mengandaikan kebebasan psikologis, sehingga
tanpa kebebasan psikologis tidak mungkin terdapat kebebasan moral. Tapi kalau terdapat
kebebasan psikologis belum tentu terdapat kebebasan moral juga, walaupun dalam
keadaan normal kebebasan psikologis akan disertai kebebasan moral.
 Kebebasan eksistensial
Kebebasan eksistensial berarti bahwa bagaimanapun kita harus mengambil sikap , dan
kitalah yang bertanggung jawab atas sikap dan tindakan kita dan bukan masyarakat. Semakin
berkembang kebebasan eksistensial manusia , semakin kuat pula pribadinya untuk bersedia
bertanggung jawab.

3. Batas-batas Kebebasan
Kebebasan merupakan nasib kita yang tidak bisa dihindarkan. Mau tidak mau, kita hidup
sebagai manusia bebas. Kebebasan merupakan suatu komponen kehidupan setiap manusia,
justru karena kita manusia. Dalam optimismenya tentang kebebasan, Sartre berpendapat juga
bahwa tidak ada batas lain untuk kebebasan daripada batas-batas yang ditentukan oleh
manusia sendiri.
 Tanggung jawab
“Tanggung jawab” ada kaitannya dengan “jawab”. Bertanggung jawab berarti dapat
menjawab,bila ditanyai tentang perbuatan – perbuatan yang dilakukan. Orang yang
bertanggung jawabharus dapat memberikan jawaban penjelasan kepada dirinya sendiri,
masyarakat luas dan Tuhan.
“Tanggung jawab” terkandung pengertian “penyebab”. Orang bertanggung jawab atas
sesuatu yang disebabkan olehnya. Orang yang tidak menjadi penyebab dari suatu akibat
tidak bertanggung jawab juga. Kebebasan adalah syarat mutlak bertanggung jawab.
Manusia sebagai makhluk rasional bisa bertanggung jawab dan ia hanya bertanggung
jawab sejauh ia bebas.
 Tingkat-tingkat tanggungjawab
Menentukan bertanggung jawab atau tidaknya seseorang dan menentukan tingkatan
tanggung jawabnya terhadap orang yang bersangkutan. Pada kasus nomor 2 karena
budi adalah seorang kleptoman maka ia mengalami paksaan batin untuk mencuri, ia
bertanggung jawab juga biarpun barangkali bobot tanggung jawabnya kurang
dibanding orang yang normal. Pada kasus nomor 3, perbuatannya dilakukan secara
bebas dan karena itu ia bertanggung jawab penuh atas perbuatannya. Tapi dipandang
dari sudur etika, ia tidak bersalah. Pada kasus nomor 4, Darso tidak bebas (kebebasan
moral) dan ia tidak bertanggung jawab atas perbuatannya.
 Tanggung jawab dan bebebasan
Terdapat hubungan timbal balik antara pengertian “kebebasan” dan “tanggung jawab”,
sehingga orang yang mengatakan “manusia itu bebas” maka dengan sendirinya menerima
“manusia itu bertanggungjawab”. Tidak mungkin kebebasan (dalam arti sesungguhnya)
tanpa tanggung jawab dan tidak mungkin tanggung jawab tanpa kebebasan. Cukup sering
kita mendengar orang berbicara tentang “kebebasan yang bertanggung jawab”, namun
sebenarnya ungkapan tersebut adalah tautologi, dimana pengertian yang satu sudah
terkandung dalam pengertian yang lainnya.

Anda mungkin juga menyukai