Anda di halaman 1dari 8

Kejayaan Peradaban dan

Hakekat Peradaban Melayu


Kelompok 3
1.Dhea malika saputri
Nim:2103010054
2.Helmalia Saputri
Nim:2103010081
3.Lola rizki madani
Nim:2103010094
Kejayaan Peradaban Maritim

Sejak abad ke-9 Masehi, bangsa Indonesia telah berlayar mengarungi lautan ke
barat Samudera Hindia hingga Madagaskar dan ke timur hingga Pulau
Paskah.Ini menjadi bukti bahwa masyarakat Indonesia memiliki peradaban
dan budaya maritim yang maju sejak dulu kala.Seiring semakin ramainya
aktivitas melalui laut, lahirlah kerajaan-kerajaan bercorak maritim dan
memiliki armada laut besar.Perkembangan budaya maritim pun
membentuk peradaban bangsa yang maju di zamannya.

Pada era Kerajaan Sriwijaya, Majapahit hingga Demak, nusantara tampil


sebagai kekuatan besar yang disegani negara di kawasan Asia dan dunia.
Sebagai kerajaan maritim yang kuat di Asia Tenggara, Sriwijaya (683-1030
M) telah mendasarkan politik kerajaannya pada penguasaan alur pelayaran
dan jalur perdagangan serta menguasai wilayah-wilayah strategis yang
digunakan sebagai pangkalan kekuatan laut.Angkatan laut Kerajaan
Sriwijaya ditempatkan di berbagai pangkalan strategis dan mendapat tugas
mengawasi, melindungi kapal-kapal dagang yang berlabuh, memungut
biaya cukai, serta mencegah terjadinya pelanggaran laut di wilayah
kedaulatan dan kekuasaannya.
Ketangguhan maritim juga ditunjukkan era Kerajaan Singosari di
bawah pemerintahan Kertanegara pada abad ke-13.Kekuatan
armada laut yang tidak ada tandingan, pada 1275 Kertanegara
mengirimkan ekspedisi bahari ke Kerajaan Melayu dan Campa
untuk menjalin persahabatan agar bersama-sama dapat
menghambat gerak maju Kerajaan Mongol ke Asia Tenggara.
Pada 1284, mereka menaklukkan Bali dalam ekspedisi laut ke
timur.
Puncak kejayaan maritim nusantara terjadi pada masa Kerajaan
Majapahit (1293-1478).Di bawah Raden Wijaya, Hayam Wuruk
dan Patih Gajah Mada, Majapahit berhasil menguasai dan
mempersatukan nusantara. Pengaruhnya bahkan sampai ke
negara-negara asing, seperti Siam, Ayuthia, Lagor, Campa
(Kamboja), Anam, India, Filipina, China.
Kejatuhan Majapahit diikuti munculnya Kerajaan Demak.
Kebesaran Kerajaan Demak jarang diberitakan, tetapi bukti
kekuatan maritim Kerajaan Demak mampu mengirim armada
laut yang dipimpin Pati Unus yang bergelar Pangeran Sabrang
Lor membawa 100 buah kapal dengan 10.000 prajurit
menyerang Portugis di Malaka.
Kilasan sejarah itu memberi gambaran, betapa kerajaan-kerajaan di nusantara dulu mampu menyatukan
wilayah nusantara dan disegani bangsa lain karena kehebatan armada niaga, keandalan manajemen
transportasi laut, dan armada militer yang mumpuni. Sejarah telah mencatat dengan tinta emas,
bahwaSriwijaya dan Majapahit pernah menjadi center of excellence di bidang maritim, kebudayaan, dan agama
di seluruh wilayah Asia Tenggara.
Bukti-bukti kebesaran budaya maritim Indonesia yaitu :
a.Arkeologi maritim menemukan banyak bangkai kapal di bawah laut negeri ini, dengan tahun pembuatan
mulai dari abad 7 SM, memiliki teknologi pembuatan yang belum ada duanya di dunia.
b.Catatan-catatan dari para penjelajah, geographer, atau sejarawan berbagai belahan dunia (Mesir, Yunani,
China), menggambarkan tentang penjelajahan pelaut-pelaut Nusantara, dengan kapal, hasil bumi, dan hasil
budaya tinggi, ke berbagai sudut dunia.
c.Penemuan artefak-artefak di berbagai belahan dunia, termasuk beberapa tempat di negeri ini (misalnya di
gua Pasemah, Sumatera Selatan, gua Made di Jombang, Jawa Timur, lembah Mada di Sulawesi Selatan,
Batujaya di Bekasi, atau banyak lokasi lain seperti Timor, Kutai, Maluku, Halmahera) mengindikasikan bukan
hanya terjadi perlintasan antar bangsa, tapi juga kebudayaan advance yang telah dicapai.
Penyebaran bahasa yang mencakup setengah dunia, dan mengikutsertakan lebih dari 400 juta penutur
membuktikan keberadaan bangsa-bangsa di Nusantara di atas bumi ini.
d.Persenjataan, alat musik, hingga ilmu perbintangan dari berbagai kawasan, sejak dari Afrika, Timur Tengah,
India, hingga Polynesia, memperlihatkan bagaimana pengaruh kultural sudah jauh lebih dulu sebelum bangsa
asing datang ke negeri ini.
Hakekat Peradaban Melayu

Walaupun ada banyak pusat peradaban Melayu dalam sejarahnya yang panjang, pada
hakikatnya ia adalah sebuah peradaban yang sama dalam sebuah kesinambungan, dan
dialami oleh manusia yang mengongsi himpunan memori yang sama. Peradaban Melayu itu
tumbuh dan maju dalam kestabilan politik yang lama dan berterusan, dan dibendung oleh
perundangan, dan budaya yang kompleks.
Peradaban Melayu itu mempunyai wilayah geografi yang luas, iaitu sebuah wilayah samudera,
iaitu sebuah peradaban maritim. Peradaban Melayu itu adalah satu-satunya peadaban
maritim dalam dunia.
Bukti bukti peradaban melayu yaitu:

a.Profesor Liang Liji


dari Universiti Beijing dapat menceritakan bahawa ada bukti arkeologi yang menunjukkan
bahawa pada zaman Maharaja Yin Shang, pada abad ke-17 hingga 11 sebelum Masihi,
mungkin sudah ada perhubungan antara Alam Melayu dengan China. Ahli arkeologi China
menemui catatan huruf purba China diukirkan pada cangkerang kura-kura besar, yang
dipercayai berasal daripada Alam Melayu kerana di China tidak pernah ada kura-kura sebesar
itu.
b.Buku sejarah kuno China, terdapat sebuah catatan geografi dalam Kepustakaan Dinasti Han, Hon Shu Oi
Li Zhi, menyatakan pada zaman Maharaja Han Wu Di, yang hidup pada tahun 140 hingga 87 S. M., sudah
dibuka perjalanan dari China ke India, melalui Semenanjung Tanah Melayu. Maksudnya, pada abad kedua
S. M. sudah wujud perhubungan China dengan Alam Melayu, iaitu sudah ada manusia yang dipanggil
Melayu

c.Bahagian selatan China pernah menjalin perhubungan dengan Tenggara Asia. Maharaja
Sun Quan, 222 hingga 252 M. pernah mengirim Zhu Ying dan Kang Tai bagi menjalin muhibah
dengan beberapa negeri di Alam Melayu. Malah Zhu Ying menulis sebuah buku yang berjudul
Fu Nan Yi Wu Zhi, iaitu Barang-Barang Aneh di Funan, dan Kang Tai pula menulis sebuah buku,
Wu Shi Wai Guo Zhuan iaitu Hikayat Negeri-Negeri Asing pada Masa Kerajaan Wu.

d.Kunjungan seorang sami Buddha I-Tsing, ke Sriwijaya pada tahun 671 M, iaitu pada zaman
Maharaja Tang, adalah termasyur. Apabila I-Tsing singgah di Sriwijaya dalam pelayaran ke
India, beliau mendapati pengajian dalam bidang agama, budaya dan bahasa sudah mencapai
tahap yang sangat manju. Oleh sebab itu beliau tinggal di Sriwijaya dan belajar sebagai
persiapan sebelum meneruskan pelayaran ke India. Oleh sebab kejayaan beliau itu, I-Tsing
menasihatkan para sami Buddha dari China supaya "singgah di Sriwijaya selama satu atau
dua tahun bagi mempelajari ilmu Buddha tersebut sebelum pergi ke India.
SEKIAN
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai