Anda di halaman 1dari 99

P-3

IVO ANDIKA HASUGIAN, ST, MT


Representasi Data
Data adalah sesuatu yang belum mempunyai arti bagi penerimanya dan masih
memerlukan adanya suatu pengolahan.

Data bisa berwujud suatu keadaan, gambar, suara, huruf, angka, matematika,
bahasa ataupun simbol-simbol lainnya yang bisa kita gunakan sebagai bahan untuk
melihat lingkungan, obyek, kejadian ataupun suatu konsep.

Representasi data adalah lambang untuk memberi tanda bilangan biner yang
telah diperjanjikan yakni 0 (nol) untuk bilangan positif atau plus dan 1 untuk bilangan
negatif atau minus.
Representasi Data
• Pada bilangan n-bit, jika susunannya dilengkapi dengan bit tanda maka
diperlukan register dengan panjang n+1 bit.
• Dalam hal ini, n bit digunakan untuk menyimpan bilangan biner itu sendiri
dan satu bit untuk tandanya.
• Pada representasi bilangan biner yang dilengkapi dengan tanda bilangan, bit
tanda ditempatkan pada posisi paling kiri.
Alur Pemrosesan Data
Alur Pemrosesan Data
• Input : data yang akan di proses atau
dibuat.
• Arithmatic Logic Unit
• I/O : Input / Output.
• Proses : Pengolahan data yang
dimasukkan.
• Memori : Tempat menyimpan data
sementara pada saat data diproses.
• Storage : Tempat menyimpan data
secara permanen seteah diproses.
• Output : Hasil dari proses yang
berupa tampilan, suara, cetakan.
Penjelasan

• Input : data yang akan di proses atau dibuat.


• I/O : Input / Output.
• Proses : Pengolahan data yang dimasukkan.
• Memori : Tempat menyimpan data sementara pada saat data diproses.
• Storage : Tempat menyimpan data secara permanen seteah diproses.
• Output : Hasil dari proses yang berupa tampilan, suara, cetakan.
Penjabaran
• ALU : melakukan semua perhitungan aritmatika atau matematika yang terjadi
sesuai dengan instruksi program.
• CU : salah satu bagian dari CPU yang bertugas untuk memberikan arahan/kendali/
kontrol terhadap operasi yang dilakukan di bagian ALU (Arithmetic Logical Unit) di
dalam CPU tersebut.
• ROM : menyimpan program yang sifatnya tetap atau permanen, tidak tergantung
pada keberadaan arus listrik (nonvolatile), dan program yang tersimpan dalam
ROM mempunyai sifat hanya bisa dibaca oleh para pengguna komputer.
Faktor Yang Mempengaruhi Kecepatan
Proses
1. Register
Menyimpan instruksi selama proses berjalan, ukuran sesuai dengan jumlah data
yang dapat diproses dalam satu waktu (Reg. Ukuran 32 bit berarti dapat memproses 4 byte
data dalam satuan waktu.
Ex : 1 Byte = 8 bit. Jadi, 32 bit = 4 byte.

2. RAM
Semakin besar RAM maka semakin banyak data yang disimpan sehingga akses ke
data lebih cepat (dibandingkan dengan mengakses ke Secondary Storage). Jika ukuran
aplikasi besar dan tidak cukup untuk diload sekalian ke dalam memori maka dilakukan
proses segmentasi dan swapping (pemindahan data dari memory ke storage)
Faktor Yang Mempengaruhi Kecepatan
Proses
3. CPU Clock
Semakin tinggi clock CPU maka semakin cepat/semakin banyak perintah yang dapat
dieksekusi.

4. Bus/Datapath
Menentukan besarnya data yang dapat ditransmisikan antara CPU dan device yang
lain. (Seperti Jalan Raya).

5. Cache Memory
Semakin cepat, dan besar cache maka proses akan menjadi lebih cepat.
Tipe Data
• TIPE DATA

Disetiap bahasa pemrograman, disediakan berbagai jenis tipe data.


Penentuan tipe data yang tepat (sesuai dengan karakterisitik data yang akan
diolah) akan menjadikan sebuah program dapat dieksekusi secara efektif.
Tipe Data

1. Data Numerik
Mempresentasikan Integer dan pecahan Fixed-point, real floating-point dan decimal berkode
biner.

2. Data Logikal
Digunakan oleh operasi logika dan untuk menentukan atau memeriksa kondisi seperti yang
dibutuhkan untuk instruksi bercabang kondisi.

3. Data Bit-Tunggal
Untuk Operasi SHIFT, CLEAR, dan TEST.

4. Data Alfanumerik
data yang tidak hanya dikodekan dengan bilangan tetapi juga dengan huruf dari alpabet dan
karakter khusus lainnya
Jenis-Jenis Tipe Data
1. Integer
Interger adalah data numerik yang tidak mengandung pecahan, dan
disajikan dalam memori komputer sebagai angka bulat. Mengacu pada obyek
data dengan range -32768 s/d 32767. Operasi yang dapat dilaksanakan :
• Penambahan ( + )
• Pengurangan ( - )
• Perkalian ( * )
• Pembagian Integer ( / )
• Pemangkatan ( ^ )
Jenis-Jenis Tipe Data (LNJT)
• Operasi sebelumnya disebut dengan operasi Binar atau arimatic operator yaitu
operasi yang bekerja terhadap 2 Integer ( operand ). Sedangkan operator yang
mempunyai satu operand disebut Unar ( Negasi = Not ). Selain itu ada juga operasi
tambahan yang disediakan oleh bahasa pemrograman tertentu, yaitu :
• MOD : sisa hasil pembagian bilangan
• DIV : hasil pembagi bilangan
• ABS : Mempositifkan bilangan negative
• SQR : menghitung nilai akar dari bilangan Penulisan di dalam bahasa pemrograman
Pascal : var a : integer
Jenis-Jenis Tipe Data (LNJT)
2. Real
• Data numerik yang mengandung pecahan digolongkan dalam jenis data Real
(floating point). Operasi yang berlaku pada bilangan integer juga berlaku pada
bilangan real. Selain itu ada operasi lainnya seperti :
• INT : membulatkan bilangan real , misal INT(34.67) = 35
Jenis-Jenis Tipe Data (LNJT)

3. Boolean
• Type ini dikenal pula sebagai “ Logical Data Types”, digunakan untuk melakukan
pengecekan suatu kondisi dalam suatu program. Elemen datanya hanya ada 2 yaitu True
dan False, biasanya dinyatakan pula sebagai 1 dan 0. Operatornya terdiri dari : AND, OR,
NOT. Dalam urutan operasi, Not mendapat prioritas pertama, kemudian baru AND dan
OR kecuali bila diberi tanda kurung. Sama halnya seperti table logika, Nilai true dan false
dapat juga dihasilkan oleh operator Relational.
• Operator tersebut : < , > , <= , >= , = , <> , =
• Ex. 6 < 12 : True ,
• A <>A : False.
Jenis-Jenis Tipe Data (LNJT)

4. Karakter dan String


• Type karater mempunyai elemen sebagai berikut :
• (0,1,2,3,…,9,A,B,C,…,X,Y,Z,?,*,/,…)
• Data type majemuk yang dibentuk dari karakter disebut STRING. Suatu string adalah
barisan hingga simbol yang diambil dari himpunan karakter yang digunakan untuk
membentuk string dinamakan Alfabet.
Jenis-Jenis Tipe Data (LNJT)
• Contoh : Himpunan string {A,B,1} dapat berisi antara lain :
• (AB1), (A1B), (1AB),…dst.
• Termasuk string Null ( empty / hampa / kosong ) = { }
• Secara umum suatu string S dinyatakan : S : a1, a2, a3,… an, Panjang dari string
dilambangkan S =N atau Length (S) = N dimana N adalah banyaknya karakter
pembentuk string. Untuk string Null = 0, untuk blank (spasi)=1.
Sistem Bilangan
• System bilangan (number system) adalah suatu cara untuk mewakili besaran dari
suatu item fisik.
• Sistem bilangan yang banyak dipergunakan oleh manusia adalah sistem bilangan
desimal, yaitu sisitem bilangan yang menggunakan 10 macam symbol untuk
mewakili suatu besaran.
• Sistem ini banyak digunakan karena manusia mempunyai sepuluh jari untuk
dapat membantu perhitungan.
• Lain halnya dengan komputer, logika di komputer diwakili oleh bentuk elemen
dua keadaan yaitu off (tidak ada arus) dan on (ada arus).
• Konsep inilah yang dipakai dalam sistem bilangan binary yang mempunyai dua
macam nilai untuk mewakili suatu besaran nilai.
• Selain sistem bilangan biner, komputer juga menggunakan sistem bilangan octal
dan hexadesimal.
Teori Bilangan
• Teori Bilangan adalah suatu cara untuk mewakili besaran dari suatu item phisik.
Sistem bilangan yang paling banyak dipergunakan oleh manusia adalah sistem
bilangan desimal , yaitu sistem bilangan yang banyak menggunakan 10 macam
simbol untuk mewakili suatu besaran. Basis yang digunakan masing-masing sistem
bilangan tergantung dari jumlah nilai bilangan yang dipergunakan.
• Di dalam dunia komputer, terdapat empat format bilangan, yaitu
bilangan biner, oktal, desimal dan heksadesimal. Bilangan biner atau binary
digit (bit) adalah bilangan yang terdiri dari 1 dan 0. Bilangan oktal terdiri dari
0,1,2,3,4,5,6 dan 7. Sedangkan bilangan desimal terdiri dari 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6,
7, 8 dan 9. Dan bilangan heksadesimal terdiri dari 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A,
B, C, D, E dan F.
Teori Bilangan

• Bilangan Desimal (0 .. 9)
• Bilangan Biner (0 & 1)
• Bilangan Oktal (0 .. 7)
• Bilangan Hexadesimal (0 .. 9 dan A .. F)
Bilangan Desimal
• Sistem ini menggunakan 10 macam symbol yaitu 0,1,2,3,4,5,6,7,8,dan 9.

• System ini menggunakan basis 10.

• Bentuk nilai ini dapat berupa integer desimal atau pecahan.


Bilangan Desimal (Lnjt)
Integer Desimal :
Nilai desimal yang bulat, misalnya 8598 dapat diartikan :
Bilangan Desimal (Lnjt)

• Absolute value merupakan nilai untuk masing-masing digit bilangan,


sedangkan,

• Position value adalah merupakan penimbang atau bobot dari masing-


masing digit tergantung dari letak posisinya, yaitu bernilai basis
dipangkatkan dengan urutan posisinya.
Bilangan Desimal (Lnjt)
• Pecahan desimal :
Adalah nilai desimal yang mengandung nilai pecahan dibelakang koma, misalnya
nilai 183,75 adalah pecahan desimal yang dapat diartikan :
• Example : ->
Bilangan Biner
• Sistem bilangan binary menggunakan 2 macam symbol bilangan berbasis 2 digit
angka, yaitu 0 dan 1.
• Contoh bilangan 1001 dapat diartikan :
• Example :
Bilangan Oktal
• Sistem bilangan Oktal menggunakan 8 macam symbol bilangan berbasis 8
digit angka, yaitu 0 ,1,2,3,4,5,6,7.
• Position value system bilangan octal adalah perpangkatan dari nilai 8.
• Example : ->
Bilangan Hexadesimal
• Sistem bilangan hexadesimal menggunakan 16 macam symbol bilangan berbasis
8 digit angka, yaitu 0 ,1,2,3,4,5,6,7,8,9,A,B,C,D,Edan F
• Dimana A = 10, B = 11, C= 12, D = 13 , E = 14 dan F = 15
• Position value system bilangan octal adalah perpangkatan dari nilai 16.
• Example : ->
Operasi Aritmatika pada Bilangan Biner
 Penjumlahan
Dasar penjumlahan biner adalah :
0+0=0
0+1=1
1+0=1
1+1=0 -> dengan carry of 1, yaitu 1 + 1 = 2,
karena digit terbesar Binari 1, maka harus dikurangi dengan 2 (basis), jadi 2 – 2 = 0
dengan carry of 1
Operasi Aritmatika pada Bilangan Biner
(Lnjt)
Operasi Aritmatika pada Bilangan Biner
(Lnjt)
 Pengurangan
Bilangan biner dikurangkan dengan cara yang sama dengan pengurangan
bilangan desimal. Dasar pengurangan untuk masing-masing digit bilangan biner
adalah :
Operasi Aritmatika pada Bilangan Biner
(Lnjt)
Operasi Aritmatika pada Bilangan Biner
(Lnjt)
 Perkalian
Dilakukan sama dengan cara perkalian pada bilangan desimal. Dasar perkalian
bilangan biner adalah :

• 0x0=0
• 1x0=0
• 0x1=0
• 1x1=1
Operasi Aritmatika pada Bilangan Biner
(Lnjt)
Operasi Aritmatika pada Bilangan Biner
(Lnjt)
Pembagian
Pembagian biner dilakukan juga dengan cara yang sama dengan bilangan
desimal. Pembagian biner 0 tidak mempunyai arti, sehingga dasar pemagian
biner adalah :

0:1=0
1:1=1
Operasi Aritmatika pada Bilangan Biner
(Lnjt)
Operasi Aritmatika pada Bilangan Oktal

 Penjumlahan

• Langkah-langkah penjumlahan octal :


• tambahkan masing-masing kolom secara desimal
• rubah dari hasil desimal ke octal
• tuliskan hasil dari digit paling kanan dari hasil octal
• kalau hasil penjumlahan tiap-tiap kolom terdiri dari dua digit, maka digit paling
kiri merupakan carry of untuk penjumlahan kolom selanjutnya.
Operasi Aritmatika pada Bilangan Oktal (Lnjt)
Operasi Aritmatika pada Bilangan Oktal (Lnjt)

 Pengurangan
Pengurangan Oktal dapat dilaukan secara sama dengan pengurangan bilangan
desimal.
Operasi Aritmatika pada Bilangan Oktal (Lnjt)

 Perkalian

• Langkah – langkah :
• kalikan masing-masing kolom secara desimal
• rubah dari hasil desimal ke octal
• tuliskan hasil dari digit paling kanan dari hasil octal
• kalau hasil perkalian tiap kolom terdiri dari 2 digit, maka digit paling kiri
merupakan carry of untuk ditambahkan pada hasil perkalian kolom selanjutnya.
Operasi Aritmatika pada Bilangan Oktal (Lnjt)
Operasi Aritmatika pada Bilangan Oktal (Lnjt)
Operasi Aritmatika pada Bilangan Oktal (Lnjt)
Operasi Aritmatika pada Bilangan Oktal (Lnjt)

 Pembagian
Contoh : 250(8) / 14(8) ?
Tahapan Langkah-Langkah Pengerjaan :
1. Konversi ke dalam bilangan desimal
Operasi Aritmatika pada Bilangan Oktal (Lnjt)
 Pembagian

Contoh : 250(8) / 14(8) ? 16(8)


Tahapan Langkah-Langkah Pengerjaan :
2. Kemudian hasil konversi masing-masing bilangan yang sudah diubah ke desimal tadi , lalu dibagi.

168 (10) / 12 (10) = 14 (10)

3. Hasil Pembagian dari bilangan desimal, diubah kedalam bilangan Octal.

14 (10)

8 Sisa 6 , Jadi hasilnya 16(8)


1
Operasi Aritmetika pada Bilangan Hexadesimal
 Penjumlahan
Penjumlahan bilangan hexadesimal dapat dilakukan secara sama dengan
penjumlahan bilangan octal, dengan langkah-langkah sebagai berikut :
Langkah-langkah penjumlahan hexadesimal :
• tambahkan masing-masing kolom secara desimal
• rubah dari hasil desimal ke hexadesimal
• tuliskan hasil dari digit paling kanan dari hasil hexadesimal
• kalau hasil penjumlahan tiap-tiap kolom terdiri dari dua digit, maka digit paling
kiri merupakan carry of untuk penjumlahan kolom selanjutnya.
Operasi Aritmetika pada Bilangan Hexadesimal (Lnjt)
Operasi Aritmetika pada Bilangan Hexadesimal (Lnjt)

 Pengurangan
Pengurangan bilangan hexadesimal dapat dilakukan secara sama dengan pengurangan
bilangan desimal.
Operasi Aritmetika pada Bilangan Hexadesimal (Lnjt)

 Perkalian

Langkah – langkah :
• kalikan masing-masing kolom secara desimal
• rubah dari hasil desimal ke hexadesimal
• tuliskan hasil dari digit paling kanan dari hasil hexadesimal
• kalau hasil perkalian tiap kolom terdiri dari 2 digit, maka digit paling kiri
merupakan carry of untuk ditambahkan pada hasil perkalian kolom
selanjutnya.
Operasi Aritmetika pada Bilangan Hexadesimal (Lnjt)
Operasi Aritmetika pada Bilangan Hexadesimal (Lnjt)
Operasi Aritmetika pada Bilangan Hexadesimal (Lnjt)
Operasi Aritmetika pada Bilangan Hexadesimal (Lnjt)

 Pembagian

Contoh : 52B(16) / 9(16) ?


Tahapan Langkah-Langkah Pengerjaan :
1. Konversi ke dalam bilangan desimal
Operasi Aritmetika pada Bilangan Hexadesimal (Lnjt)

Pembagian

Contoh : 52B(16) / 9(16) ? 93(16)


Tahapan Langkah-Langkah Pengerjaan :
2. Kemudian hasil konversi masing-masing bilangan yang sudah diubah ke desimal tadi , lalu dibagi.
1323 (10) / 9(10) = 147 (10)
3. Hasil Pembagian dari bilangan desimal, diubah kedalam bilangan Hexadesimal.
147(10)
16 Sisa 3 , Jadi hasilnya 93(16)
9
Latihan
Kerjakan soal berikut dengan benar !
1. Sebutkan dan jelaskan empat macam system bilangan !
2. Konversikan bilangan berikut : 4. BC1 X 2A
a. 10101111(2) = ………….(10) 5. 245 (8) : 24 (8) =……..(8)
b. 11111110(2) = ………….(8)
c. 10101110101(2) = …………(16)

3. Konversi dari :
a. ACD (16) = ………(8)
b. 174 (8) = ……..(2)
Konversi Bilangan
Konversi bilangan adalah suatu proses dimana satu sistem bilangan
dengan basis tertentu akan dijadikan bilangan dengan basis yang lain.

 Konversi dari bilangan Desimal


1. Konversi dari bilangan Desimal ke biner
Konversi Bilangan
Konversi bilangan adalah suatu proses dimana satu sistem bilangan
dengan basis tertentu akan dijadikan bilangan dengan basis yang lain.
Konversi Bilangan (Lnjt)
2. Konversi bilangan Desimal ke Oktal
Konversi Bilangan (Lnjt)
3. Konversi bilangan Desimal ke Hexadesimal
Konversi Bilangan (Lnjt)
 Konversi dari sistem bilangan Biner
1. Konversi ke desimal
Konversi Bilangan (Lnjt)
 Konversi dari sistem bilangan Biner
2. Konversi ke Oktal
Konversi Bilangan (Lnjt)
 Konversi dari sistem bilangan Biner
3. Konversi ke Hexadesimal
Konversi Bilangan (Lnjt)
 Konversi dari sistem bilangan Oktal
1. Konversi ke Desimal
Yaitu dengan cara mengalikan masing-masing bit dalam bilangan
dengan position valuenya.
Konversi Bilangan (Lnjt)
 Konversi dari sistem bilangan Oktal
2. Konversi ke Biner
Dilakukan dengan mengkonversikan masing-masing digit octal ke tiga digit biner.
Konversi Bilangan (Lnjt)
 Konversi dari sistem bilangan Oktal
3. Konversi ke Hexadesimal
Dilakukan dengan cara merubah dari bilangan octal menjadi bilangan biner kemudian
dikonversikan ke hexadesimal.
Konversi Bilangan (Lnjt)
 Konversi dari sistem bilangan Oktal
3. Konversi ke Hexadesimal
Dilakukan dengan cara merubah dari bilangan octal menjadi bilangan biner kemudian
dikonversikan ke hexadesimal.
Konversi Bilangan (Lnjt)
 Konversi dari sistem bilangan Hexadesimal
1. Konversi ke Desimal
Yaitu dengan cara mengalikan masing-masing bit dalam bilangan
dengan position valuenya.
Konversi Bilangan (Lnjt)
 Konversi dari sistem bilangan Hexadesimal
2. Konversi ke Binari
Konversi dari bilangan hexadesimal ke Binari dapat dilakukan dengan
mengkonversi masing-masing digit hexadesimal ke 4 digit binari.
Konversi Bilangan (Lnjt)
 Konversi dari sistem bilangan Hexadesimal
3. Konversi ke Oktal
Dilakukan dengan cara merubah dari bilangan hexadesimal menjadi biner terlebih
dahulu kemudian dikonversikan ke octal.
Konversi Bilangan (Lnjt)
 Konversi dari sistem bilangan Hexadesimal
3. Konversi ke Oktal
Dilakukan dengan cara merubah dari bilangan hexadesimal menjadi biner terlebih
dahulu kemudian dikonversikan ke octal.
Latihan
Konversi Bilangan Biner Ke Desimal
Konversi Bilangan Octal Ke Desimal
Konversi Bilangan Hexadesimal Ke
Desimal
Konversi Bilangan Desimal Ke Biner
Konversi Bilangan Desimal Ke Octal
Konversi Bilangan Desimal Ke Hexadesimal
Komplemen
• Komplemen digunakan pada komputer digital untuk mempermudah
operasi pengurangan dan manipulasi logika.

• Ada dua tipe komplemen untuk setiap basis-r sistem :

• Akar komplemen dan Akar komplemen yang dikurangi.


Komplemen
• Komplemen yang pertama dilambangkan dengan komplemen R dan yang
kedua dengan Komplemen (R-1).
• Untuk angka biner, keduanya disebut komplemen 2 dan komplemen 1.
• Sedangkan untuk desimal disebut komplemen 10 dan komplemen 9.
Contoh Singkat

• Akar komplemen yang dikurangi (diminished radix


complement) atau komplemen (r-1) didapat dari rumus (r^n –
1) – N.

• Untuk angka decimal, r = 10 dan r-1 = 9. Contoh jika dipunyai


10^4 = 10.000 dan 10^4 – 1 = 9999.
• Example :
• Komplemen 9 dari 71345 adalah 99999 – 71345 = 28654
• Komplemen 1 dari 111010 adalah 000101
Contoh Konversi Bilangan
• Ubahlah bilangan decimal 0,8125 menjadi bilangan biner.
0, [8125] x 2
1, [6250] x 2
1, [2500] x 2
0, [5000] x 2
1, [0000]
Jadi, 0812510 = 0, 11012
Komplemen R

• Untuk semua bilangan positif N dalam radix R dengan bagian bulatnya terdiri
dari n angka, komplemen R pada N didefinisikan sebagai :
• Rn – N untuk N = 0
•0 untuk N = 0
• Contoh : Komplemen 10 untuk 43210 10 adalah !
• N = 43210
• N=5
• Komplemen N = 10n – N = 105 – 43210 = 56790 10
Contoh Konversi Bilangan

• Contoh : Komplemen 10 untuk 765,4310 adalah :


• N = 765,43
• N=3
• Komplemen N = 10n – N
= 103 – 765,43
= 234,57 10
Contoh Konversi Bilangan

• Contoh : Komplemen 2 untuk 11001102 adalah :


• N = 11001102
• N=7
• Komplemen N = 2n – N
= (23 ) 10 – 1100110
= 10000000 - 110110
= 0011010 2 = 11010 2
Contoh Konversi Bilangan

• Contoh : Komplemen 2 untuk 0,10102 adalah :


• N = 0,10102
• N=0
• Komplemen N = 2n – N
= (20 ) 10 – 0,1010
= - 0,1010
= 0,0110 2
Komplemen R-1

• Untuk suatu bilangan positif N dalam radix R dengan bagian bulat terdiri n angka
dan bagian pecahan terdiri dari m angka, komplemen (R-1) untuk N didefinisikan
sebagai :
• Rn – R-m - N
• Contoh : Komplemen 9 untuk 43210 10 adalah !
• N = 43210
• n=5;m=0
• Komplemen N = 10n – 10-m - N = 105 – 10-0 - 43210 = 56789 10
Contoh Konversi Bilangan

• Contoh : Komplemen 9 untuk 23,456 10 adalah !


• N = 23,45610
• n=2;m=3
• Komplemen N = 10n – 10-m - N
= 102 – 10-3 - 23,45610
= 76,543 10
Contoh Konversi Bilangan

• Contoh : Komplemen 1 untuk 101100 2 adalah !


• N = 1011002
• n=6;m=0
• Komplemen N = 2n – 2-m - N
= 26 – 2-0 – 1011002
= 111111 2 - 101100 2
= 010011 2
Contoh Konversi Bilangan

• Contoh : Komplemen 1 untuk 0,0110 2 adalah !


• N = 0,01102
• n=0;m=3
• Komplemen N = 2n – 2-m - N
= 26 – 2-0 – 0,01102
= 0,1001 2
Pengurangan dengan Komplemen R

• Pengurangan dua bilangan positif ( M – N), dimana kedua-duanya mempunyai


radix R yang sama, dapat dilakukan sebagai berikut:
1.Tambahkan bilangan yang dikurang, M, ke komplemen R untuk pengurang N
2.Periksa hasil yang diperoleh pada langkah 1 itu untuk simpanan akhirnya :
1.Jika ada simpanan akhir, abaikan saja.
2.Bila tidak ada simpanan akhir, ambil komplemen R untuk bilangan yang
diperoleh pada langkah 1 itu dan berikan tanda – (minus) di depannya.
Contoh

• Dengan Komplemen 10 hitunglah 72532 – 3250


• M = 7253210 N = 0325010
• Komplemen 10 untuk N = 105 – 03250 = 96750
• 72532 -> M
96750 -> - N
------------- +
1 69282
Simpanan Akhir Ada,
• Jadi hasilnya adalah 69282
abaikan
Contoh

• Dengan Komplemen 10 hitunglah 03250 - 72532


• N = 7253210 M = 0325010
• Komplemen 10 untuk N = 105 – 72532 = 27468
• 03250 -> M
27468 -> - N
------------- +
0 30718
• Komplemen
Simpanan Akhir 10 untuk 30718 adalah = 10 5 – 30718 = 69282

• Jadi
Tidak adahasilnya adalah - 69282
Pengurangan dengan komplemen R-1

• Prosedur pengurangan dengan komplemen R-1 tepat sama dengan


komplemen R kecuali suatu variasi yang disebut dengan simpanan keliling
akhir.

• Pengurangan (M-N) dimana kedua bilangan itu positif dan mempunyai radix
yang sama, R dapat dihitung dengan cara sebagai berikut :
Pengurangan dengan komplemen R-1

1. Tambahkan bilangan M yang dikurang itu komplemen (R-1) untuk pengurang


N.
2. Periksa hasil yang diperoleh pada langkah 1 untuk suatu simpanan akhir :
1. Jika ada simpanan akhir, tambahkan 1 ke angka pada kedudukan terendah
(simpanan keliling akhir).
2. Jika tidak ada simpanan akhir, ambil komplemen *R-1) pada bilangan yang
diperoleh pada langkah 1 dan letakkan tanda ( - ) minus di depan bilangan
itu.
Contoh

• Dengan Komplemen 10 hitunglah 72532 – 3250


• M = 7253210 N = 0325010
• Komplemen 9 untuk N = 105 - 100 – 03250 = 96749
• 72532 -> M
96749 -> - N
------------- +
1 69281
1
Simpanan Akhir Ada, ------------- + -> 69282
abaikan Jadi hasilnya
adalah 69282
Contoh

• Dengan Komplemen 9 hitunglah 03250 - 72532


• N = 7253210 M = 0325010
• Komplemen 9 untuk N = 105 – 100 – 72532 = 27467
• 03250 -> M
27467 -> - N
------------- +
0 30717
• Komplemen
Simpanan Akhir 10 untuk 30717 adalah = 10 5 – 30718 = 69282

• Jadi
Tidak adahasilnya adalah - 69282
Tugas
End Of File
• Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai